by: http://akhwat.web.id/
Oleh: Asy-Syaikh Hasyim bin Hamid ‘Ajil Ar-Rifa’iy
Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam
faham yang menamakan dirinya “faham modern”, yang menyerukan ‘Emansipasi
Wanita’ itu. (Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa Islam
menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.
Apakah karena Islam tidak menjadikan
wanita sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap pandangan mata
dan pemuas nafsu mereka yang bejat itu?
Inikah kebebasan yang mereka kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut?
Sesungguhnya Islam menempatkan wanita di tempat yang sesuai pada tiga bidang:
1. Bidang Kemanusiaan
Islam mengakui haknya sebagai manusia dengan sempurna sama dengan pria. Umat-umat yang lampau mengingkari permasalahan ini.
2. Bidang Sosial
Telah terbuka lebar bagi mereka (terpisah
dari kaum pria, pent) di segala jenjang pendidikan, di antara mereka
menempati jabatan-jabatan penting dan terhormat dalam masyarakat sesuai
dengan tingkatan usianya, masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Bahkan
semakin bertambah usianya, semakin bertambah pula hak-hak mereka, usia
kanak-kanak; kemudian sebagai seorang isteri, sampai menjadi seorang ibu
yang menginjak lansia, yang lebih membutuhkan cinta, kasih dan
penghormatan.
3. Bidang Hukum
Islam memberikan pada wanita hak memiliki
harta dengan sempurna dalam mempergunakannya tatkala sudah mencapai
usia dewasa dan tidak ada seorang pun yang berkuasa atasnya baik ayah,
suami, atau kepala keluarga.
Hak-hak ini semua tidak terdapat dalam
faham yang menamakan dirinya “faham modern”, yang menyerukan ‘Emansipasi
Wanita’ itu. (Bahkan sebaliknya) mereka mengatakan bahwa Islam
menghilangkan hak-hak wanita dan memenjarakannya di dalam rumah.
Apakah karena Islam tidak menjadikan
wanita sebagai dagangan murah yang bisa dinikmati setiap pandangan mata
dan pemuas nafsu mereka yang bejat itu?
Inikah kebebasan yang mereka
kumandangkan? Dan inikah hak yang mereka tuntut? Apakah mereka
menginginkan kita mengeluarkan puteri-puteri dan isteri-isteri kita ke
jalan raya dengan pakaian telanjang, bercampur baur dengan kaum pria?
Lalu di mana rasa cemburu terhadap kehormatan dan harga diri kita?
Benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka dan pendukung mereka, sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Imam Bukhari, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu:
” إن ما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى , إذا لم تستح فاصنع ما شئت “
“Sesungguhnya termasuk yang didapati
manusia dari salah satu ucapan kenabian yang terdahulu adalah : jika
kamu tidak mempunyai perasaan malu, maka berbuatlah semaumu.”
Demi Allah! Yang demikian itu berarti terjerumus ke dalam rayuan dan ajakan Salibis yang dengki dan Zionis yang jahat.
Tidaklah mereka itu, melainkan
corong-corong yang berbunyi menurut perintah bos-nya dari Barat dan
Timur, untuk menghancurkan kita dalam beragama Islam.
Dan saya mengatakan dengan tegas, sesungguhnya mereka itu tidak menyerukan kebebasan dan hak-hak wanita, karena Allah Azza wa Jalla
telah memberikan hak-hak mereka dengan sempurna, tetapi mereka – demi
Allah – menyerukan kebebasan tubuh-tubuh wanita agar melanggar
batas-batas akhlak yang utama dan adat istiadat yang baik, sehingga
tersebarlah kerusakan dan kebejatan moral di muka bumi.
Alangkah jauhnya angan-angan mereka,
sementara di sana telah siap putera-putera yang telah bersumpah untuk
menjadi tentara Allah yang jujur di jalan agama, untuk mengorbankan
segala apa yang ada pada diri mereka.
GUNAKAN HIJABMU WAHAI SAUDARIKU…..
Di bawah ini keterangan bagaimana hijab yang syar’i, yang telah diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla padamu. jangan biarkan hijab anda seperti apa yang mereka kehendaki, dengan alasan cinta dan kasih sayang.
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
menghendaki jilbab itu sebagai penutup tubuhmu dari pandangan matamata
serigala, penjaga rasa malu, dan memelihara kehormatanmu. Karena itu,
jangan anda campakkan rasa malu itu dengan menjauhi perintah-Nya,
sebaliknya pegang teguhlah perintah itu, karena perasaan malu selalu
membawa kepada kebaikan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari – Muslim dari “Imran bin Hushain Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah rasa malu itu ada, kecuali selalu mendatangkan kebaikan.”
Demikian juga Imam Hakim dan yang lainnya mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiallahu anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perasaan malu dan iman itu selalu berdampingan, bila salah satunya hilang, hilanglah yang lainnya.”
Maka peganglah dengan teguh perkara yang dapat membawa kebaikan dan mendekatkan diri anda kepada Allah Azza wa Jalla.
Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini adalah sementara, sedang
kehidupan akhirat adalah kekal/selama-lamanya.jangan anda jual
kenikmatan yang abadi itu dengan harta dunia yang sirna ini.
Allah Subhanahu wa ta’ala, berfirman:
وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون
“Dan tiadalah kehidupan dunia
ini, selain dari main-main dan sendau gurau belaka. Dan sungguh kampung
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahami-nya?” (QS Al An’am: 32)
Berikut ini sifat hijab yang syar’i, saya mohon kepada Allah Azza wa Jalla
agar memberikan pertolongan kepada anda untuk memegang teguh padanya,
dan menjadikan anda termasuk orang-orang yang mendengarkan nasehat dan
mengikuti jalan yang baik.
- 1. Hijab itu hendaknya menutupi seluruh badan, dari atas kepala, sampai di bawah mata kaki, kecuali bagian-bagian yang dikecualikan oleh syariat.
- Hendaknya jilbab itu luas dan longgar, sehingga tidak nampak bentuk tubuh dan anggota-anggota badan.
- Kain jilbab itu harus tebal, sehingga tidak menampakkan warna kulit atau yang lainnya.
- Tidak bersifat menghias tubuh yang menarik pandangan pria, karena tujuan jilbab itu sendiri adalah untuk menutupi keindahan tubuh.
- Tidak menyerupai pakaian pria.
- Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
- Tidak menyolok dan menarik pandangan orang.
- Tidak memakai pewangi atau minyak wangi yang tercium baunya.
Demikianlah syarat-syarat jilbab yang
Syar’i, yang masing-masing ada dalilnya baik dari Al Qur’an maupun
Sunnah, dan sengaja tidak saya cantumkan supaya tidak terlalu panjang
pembahasannya.
Untuk lebih jelasnya, saya sarankan anda membaca dengan teliti kitab “Hijabul Mar’atul Muslimah
menurut Al Qur’an dan As Sunnah” yang ditulis oleh Syaikh Muhammad
Nashiruddin Al Albani, semoga Allah memanjangkan umur beliau, karena
banyak manfaatnya bagi kaum muslimin. (Beliau rahimahullah sudah wafat, semoga ruhnya ditempatkan bersama para syuhada dan shalihin, amin, pent).
Referensi: Buku “Membina Keharmonisan Berumah Tangga Menurut Al Qur’an dan Sunnah dan Bahaya Emansipasi Wanita” Hal. 23-28 Penerbit Cahaya Tauhid Press, Malang)
(Sumber: http://www.darussalaf.org/index.php?name=News&file=article&sid=344)
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com