Artikel Galau: Rasa Kehilangan Lebih Menyakitkan daripada Kegagalan

by: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/02/26/rasa-kehilangan-lebih-menyakitkan-daripada-kegagalan-343031.html
Daniel Kahneman, peraih Nobel atas karyanya berjudul Prospect Theory, seperti dikutip Nadia Felicia di Kompas Female, menjelaskan bahwa secara umum manusia akan lebih merasa sakit jika kehilangan sesuatu daripada gagal ketika berusaha memperoleh sesuatu itu. Secara psikologis, kehilangan dirasa lebih berat daripada gagal mendapatkan sesuatu yang baru. Seseorang akan jauh merasa sedih kehilangan uang daripada gagal memperolehnya meskipun dalam jumlah yang sama.

Dalam hal pacaran misalnya, seperti yang diceritakan Nadia, seseorang akan jauh merasa sakit jika ditinggal pujaan hatinya. Sebaliknya seseorang tetap bisa tegar bahkan pantang menyerah meskipun beberapa kali ditolak cintanya. Inilah fakta psikologis yang menunjukkan bahwa otak kita memandang kehilangan itu lebih berat ketimbang usaha mendapatkan sesuatu yang baru.

Soeharto dan Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama tiga dasawarsa berusaha keras untuk mempertahankan kekuasaannya agar tidak hilang dari genggamannya. Usaha keras mereka akhirnya harus berhadap-hadapan dengan usaha keras rakyatnya yang ingin sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Dalam posisi begini,  jelas rakyat memiliki  modal psikologis  lebih tangguh karena tak punya beban takut kehilangan. Hari-hari ini Muammar Khadafy boleh jadi sedang merasa takut kehilangan yang amat sangat. Mengingat bahwa dia telah menikmati kekuasaannya hingga empat dasawarsa, jauh melebih rekor Soeharto dan Hosni Mubarak. Maka dapat dimengerti kalau Khadafy tampak lebih keras dalam mempertahankan kekuasaannya dibanding Soeharto dan Mubarak.

Kembali kepada apa yang dikemukakan Daniel Kahneman. Ini sungguh kabar gembira bagi para pejuang sejati. Bahwa ternyata resiko kegagalan dalam meraih sesuatu jauh lebih ringan rasa sakitnya ketimbang kehilangan sesuatu itu. Ini bukan berarti kita harus menghindari rasa kehilangan. Bagaimana mungkin ini bisa kita hindari selama hidup? Maka jika rasa kehilangan itu terjadi, harus segera diberi ‘obat penawar rasa sakit’-nya dengan cara  pandang bahwa apapun yang kita miliki hanyalah titipan dari Sang Pemilik Yang Sejati. Dengan demikian, fakta psikologis tentang betapa menyakitkannya rasa kehilangan, seperti kata Daniel Kahneman, memperoleh solusinya dari apa yang kita yakini sebagai ajaran dari Tuhan. Sedangkan resiko kecil dari beribu kegagalan paralel dengan pepatah Arab ‘Man Jadda Wajada’ ( Barangsiapa yang bertekad kuat pasti dapat ).

Kalau rasa kehilangan lebih menyakitkan daripada kegagalan, maka jangan pernah merasa memiliki segala sesuatu secara berlebihan. Kalau kegagalan lebih ringan sakitnya daripada rasa kehilangan, maka tetaplah bersemangat untuk selalu mencoba demi sesuatu yang lebih baik.