by: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/09/18/cara-benar-mengatasi-sakit-hati-dan-emosi-negatif-593654.html
Emosi
dan perasaan merupakan bagian tidak terisahkan dari kehidupan manusia
yang tidak akan pernah bisa kita lepaskan dari kehidupan kita. Bahkan
dalam keseharian kita bisa mengalami lonjakan-lonjakan emosional yang
beragam dan berubah-ubah.
Kita
bahkan bisa mengalami kondisi emosional yang sangat intens dalam waktu
yang sangat lama. Misalkan saja anda tersakiti karena kehilangan orang
yang anda cintai, dihianati oleh orang yang anda cintai atau merasakan
amarah berkepanjangan yang mengantarkan pada dendam kesumat yang
berlangsung sangat lama.
Meski
pun emosi dan berbagai macam perasaan (termasuk emosi negative dan
perasaan tidak nyaman seperti sakit hati dan kecewa) merupakan bagian
alami serta wajar manusia, namun seberapa lama kita mengalami kondisi
tersebutlah yang akan menentukan apakah hal itu akan masih wajar atau
tidak. Hal lain yang juga menentukan apakah emosi dan perasaan tersebut
masih wajar atau tidak adalah, bagaimana kita mengekspresikanya.
Jika
kita merasa tersakiti dan merasa kecewa, itu wajar selama kita masih
menjalani kehidupan sebagai manusia normal dan masih menjalani
keseharian kita yang manusiawi serta penuh dinamika. Namun jika kita
merasakan sakit hati dan kecewa berkepanjangan yang sampai
berlarut-larut, bahkan sampai menahun, hal tersebut tentu tidak bisa
dikatakan normal lagi, karena hal itu bisa mengakibatkan berbagai macam
gangguan mental yang parah seperti depresi, frustasi dan bahkan
traumatisme.
Wajar
pula kija kita mengalami berbagai emosi negative dan berbagai luapan
kemarahan, ketakutan atau kesedihan. Tiap manusia pasti dan berhak
mengalaminya. Namun emosi tersebut kemudian akan memiliki makna “baik”
dan “buruk” untuk kita dan untuk orang-orang di sekitar kita berdasarkan
bagaimana kita mengekspresikan emosi dan perasaan tersebut. Setiap
orang berhak dan bisa marah, namun tidak semua orang yang marah kemudian
ngamuk-ngamuk di hadapan public, kan?
Antara
perasaan dan bagaimana perasaan tersebut diekspresikan merupakan dua
hal yang berbeda. Bagaimana cara kita mengekspresikan perasaan kita
cenderung merupakan kebiasaan yang kita bentuk dalam jangka waktu
tertentu, dan oleh karenanya bisa kita biasakan ulang lagi. Kita bisa
melatih cara kita dalam mengekspresikan emosi dan mengungkapkan apa yang
sedang kita rasakan,
Hal
ini berkaitan pula dengan bagaimana cara kita mengelola emosi dan
perasaan kita, terutama bagaimana kita mengolah emosi negative dan
perasaan tidak nyaman agar jangan sampai menjadi “penyakit”
berkepanjangan yang pada akhirnya memunculkan berbagai emosi dan
perasaan negative lain yang akan menyebabkan penumpukan emosi dan
perasaan negative, yang tentu saja malah akan melipat gandakan dampak
buruknya bagi kehidupan kita (dan orang lain).
Emosi
negatif dan perasaan tidak nyaman merupakan dua bagian dalam diri kita
yang umumnya dibenci dan dijauhi. Begitu kita merasakan rasa sakit hati,
kecewa, sedih dan semacamnya kita ingin sesegera mungkin melepaskan
perasaan-perasaan tersebut. Namun sayangnya, cara kita dalam
mengupayakan keterlepasan dari “siksaan” tersebut sering malah
memperparah suasana.
Jika
emosi dan perasaan tidak nyaman (yang tidak anda inginkan) anda tekan
terus menerus, anda abaikan atau anda berpura-pura tidak mengalaminya,
anda hanya seperti sedang memelihara bom waktu yang bisa meledak kapan
saja dengan daya ledak yang sangat dahsyat. Anda tentu mengenal seorang
yang kelihatanya sangat sabar, namun sekali dia marah kemudian dia bisa
sangat-sangat menyeramkan, bukan?
Anda
tidak bisa melepaskan emosi negative dan perasaan tidak nyaman dengan
hanya berpura-pura anda baik-baik saja, atau dengan menekan dan
mengabaikan perasaan tersebut.
Namun,
jika anda terlalu melepaskan perasaan dan emosi anda, membiarkanya
terlampiaskan begitu saja tanpa anda kendalikan, anda justrus seperti
sedang menyiramkan minyak ke dalam api. Jika anda membiarkan diri anda
mengamuk karena anda marah, malah amukan anda tersebutlah yang akan
membuat kemarahan anda menjadi-jadi.
Seperti
mengendalikan aliran sungai, anda tidak boleh membendungnya terus
menerus, namun anda juga tidak boleh membiarkan aliranya tidak
terkendali.
Saat kita sedang berada dalam state yang
diwarnai dengan berbagai emosi negative dan perasaan tidak nyaman (apa
lagi yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama) kita akan cenderung
memiliki “sensitifitas” yang lebih tinggi atau memiliki “daya magnet”
yang membuat berbagai emosi negative dan perasaan tidak nyaman lain bisa
muncul dengan sangat mudahnya. Kita menjadi mudah marah, mudah sedih,
mudah tersinggung, mudah kecewa dan kemudahan-kemudahan lain dalam
mengalami kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya.
Semakin
lama, lingkaran setan ini akan berlanjut terus sehingga kondisi mental
dan emosional anda akan terus memburuk sementara daya pikir dan
kemampuan fisik anda pun akan terpengaruh dengan terus berkurang
kinerjanya.
Jika
anda sudah berada dalam gejolak emosional yang semakin sulit
dikendalikan, semakin memburuk seiring waktu dan semakin sulit anda
pahami, saya kira anda sudah harus mulai memperhatikan kondisi sub conscious mind anda dengan melepaskan beban-beban emosional yang memberatinya dan emmberatkan keseharian anda.
Mungkin
anda sudah terlalu lama tidak memberi perhatian pada kondisi emosional
anda, pada perasaan anda sendiri, sehingga kemudian berbagai perasaan
tidak nyaman dan emosi negative menumpuk dan membuat anda (sering)
berada dalam kondisi emosional yang buruk.
Atau
jika tidak, mungkin anda sudah terlalu lama membiasakan diri mengatur
emosi dan perasaan anda dengan cara-cara yang malah “memperparah”.
Berkaitan
dengan luka batin, trauma masa lalu, kekecewaan mendalam, rasa sakit
hati yang tinggi, kemarahan dan dendam serta berbagai emosi negative
lain, jika anda terus menyimpannya, anda seperti membiarkan luka yang
terus menganga, membusuk dan menjadi makin parah. Salah satu metode
psikoterapi yang sangat sederhana pelaksanaanya namun tidak sederhana
dampaknya dalam mengelola semua “penyakit” ini adalah Forgiveness Therapy, yang akan membuat anda bisa “melepaskan” bukan menahan atau melampiaskan secara keterlaluan.
Saya
menyusun sebuah tulisan dan panduan sederhana dalam mengelola emosi
negative dan melepaskan beban serta kedukaan yang telah bertahun-tahun
membuat anda tidak nyaman. Tulisan berupa Buku manual dan workbook tersebut merupakan pelengkap dari Audio Therapy Emotional Healing (dengan metode Forgiveness Therapy) yang bisa anda DOWNLOAD GRATIS DI SINI, semoga bisa membantu mendatangkan kebaikan dalam kehidupan anda.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com