GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Kisah Penuh Hikmah: Kisah Sahabat Yang Hilang ( Kisah Menarik Bercampur Sedih )

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 16 Desember 2013 | 20.49

by: http://ikhsanhargokusumo.blogspot.com/2012/09/sahabat-yang-hilang.html
Untuk mengawali pengalaman ini saya sangat merasa bersalah sekali. Tapi biar bagaimanapun ini merupakan salah satu keahlian saya yaitu bercerita, dan rasanya sangat sayang dan berharga sekali pengalaman saya ini saya abaikan. Untuk itu perkenankanlah saya menceritakan pengalaman terindah yang pernah ada dalam hidup saya ini.
Pada waktu saya kecil, saya mungkin sedikit berbeda dengan anak pada umumnya, yang mereka mampu mengaktualisasikan bahasa mereka dengan lepas tanpa ada rasanya tekanan. Saya adalah sosok yang banyak berdiam diri dibandingkan teman-teman saya disekeliling saya. Saya pun lebih dekat kepada ibu saya, karena memang bagaimanapun sosok ibu adalah sosok seorang yang paling dekat dengan anaknya, karena beliaulah yang mengandung kita dalam rahim tubuhnya selama sembilan bulan. Kedekatan ini sudah merupakan kodrat alami yang apabila kita sadari setiap makhluk yang Alloh ciptakan sempurna.
http://storage.jhandersen.com/20090613_MG_5634.jpg
Seperti judul pengalaman diatas yang berjudul “Sahabat Yang Hilang”. Inilah pengalaman saya yang baru saja saya dapat memaknainya ketika penyesalan itu selalu datang di akhir bukan di awal. Saya merasa tidak pantas sebenarnya menceritakan pengalaman ini, karena di sinilah saya sebagai pemeran antagonisnya. Sungguh saya tidak tega. Tapi maafkanlah saya sahabatku, saya sangat berterimakasih terhadapmu karena telah memberikan segala kebaikan yang pernah kau berikan dalam hidup saya. Anggaplah ini sebuah apresiasiku yang mungkin tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan segala pengorbananmu temanku yang baik hati.
Sesendiri-sendiriya kita hidup didunia ini, mustahil kita tidak memiliki teman. Teman pasti secara tidak langsung kita dapat ketika kita tinggal di bumi, ketika kita hidup di kampung, di kota, di sekolah, di organisasi, bahkan mungkin yang jarang terfikir adalah di dalam keluarga kita juga memiliki teman, entah itu adik kita, kakak kita, atau saudara dan orang tua kita. Jadi tidak mungkin kita tidak memiliki teman.
Setiap pertemanan pasti melahirkan sebuah cerita, perasaan, pembelajaran, dan kenangan yang berharga di dalamnya, karena manusia memiliki perasaan maka ia akan mengenang semua apa yang ia alami dalam kehidupan ini. 

Pernah kita ingat berapa jumlah teman yang kita miliki?, mungkin jika di jejaring sosial dunia maya kita bisa tau jumlahnya, tapi sadar atau tidak jumlah teman yang kita miliki didunia ini sangatlah banyak. Tapi adakah teman spesial atau bahasa umumnya teman akrab, pasti kita memilikinya.
Saya memiliki kenangan mengenai beberapa teman akrab saya waktu kecil. Diantaranya sebut saja namanya dengan Kholib. Kholib adalah teman akrab saya ketika SD, waktu itu saya duduk dikelas 1 dan 2 SD N Merabu, Sanggau Ledo Kalimantan Barat. Kholib adalah teman akrab saya karena kita sering pulang sekolah bersama, makan di rumahnya, bahkan memetik semangka bersama di kebun orang (jangan ditiru) waktu itu saya juga belum mengerti betul dengan dosa, sehingga kami pun senang melakukannya. Namun sayang pertemanan kita harus berakhir di dunia ini, ketika terjadi perang suku di Kalimantan tempat saya tinggal ketika itu, rumah Kholib hangus dibakar, dan aku tidak tau lagi kabarnya. Terakhir kabar mengatakan mereka telah tiada terbunuh pada waktu perang, Kholib adalah orang madura, dan ketika itu perang terjadi antara suku madura dan dayak tahun 1997. Tidak hanya teman akrab saya, sekolah saya pun hancur di bakar oleh perang, saya pun tidak tahu bagaimana kabar dari teman-teman yang lain dan guru-guru kami. Semua musnah begitu saja. Yang tertinggal hanyalah kenangan pilu. 

Hidup saya pun nomaden, pindah dari sekolah satu ke sekolah lain. Sampai saya pernah pindah di sekolahan tempat orang tua kami mengajar. Ketika itu saya pindah di tempat mama saya mengajar. Mama saya pun menjadi orang tua sekaligus guru saya, seolah berusaha membuat ceria kembali anak-anak, semua guru mengajarkan pelajaran yang menghibur perasaan kami. Kami diajarkan bernyanyi, bahkan lagu itu masih sedikit tersimpan di memori saya, judulnya Ade Irma Suryani. Didalam lagu ini menceritakan seorang anak yang rela berkorban demi orang tuanya. Ade Irma Suryani adalah putri dari jendral Nasution  pahlawan Nasional kita. Di kisahkan dalam lagu tersebut Ade Irma Suryani mengorbankan dirinya sebagai tameng ayahnya ketika PKI menembak sang ayah, akhirnya Ade Irma Suryani pun tiada, dan tinggal duduk di pangkuan ayahnya, sekaligus terjaga dalam pangkuan kasih Tuhan, seperti sedikit bait dalam lirik lagu tersebut, selain itu setiap hari sabtu kami diwajibkan membawa telur setengah matang untuk dimakan bersama di sekolah dengan di iringi bernyanyi “Mana Dimana Anak Kambing Saya”.
Akhirnya saya pindah ke Jogjakarta tempat nenek saya tinggal, saya di titipkan bersama nenek dan mama saya pun kembali ke Kalimantan, saya bersekolah di kota pendidikan ini. Sampai pada saya MTS N Ngemplak saya kembali memiliki beberapa teman akrab sebut saja namanya Alwi Rohman dan Oktavian Galang Awaludin Sidiq. Segala masalah remaja ketika itu kita ceritakan. Seperti di awal cerita yang saya jelaskan bahwa saya memang orangnya cenderung lebih banyak diam jadi tidak banyak teman yang akrab terhadap saya waktu MTS juga demikian. Pertemanan kita masih akrab hingga saat ini, dan sampai kapan pun.
Sebenarnya sejarah sekolah saya juga cukup panjang, saya pindah sekolah sampai delapan kali. Riciannya SD tiga kali, SMP dua kali, dan SMA tiga kali dengan berbagai alasan dan mungkin juga merupakan sudah jalan cerita hidup saya.

Di SMA saya memiliki teman akrab dari SMA N 1 Bengkayang Kalimantan Barat namanya Franra Sae Pudaba, kita sering mengerjakan tugas sekolah bersama, bahkan ia lah yang membantu saya ketika saya kekurangan uang untuk pulang ke Jogja, waktu itu saya menjual sepeda dan di beli oleh ayahnya untuk mencukupi biaya perjalanan saya ke jogja waktu itu. Kita juga sering membicarakan masalah hidup. 
Kemudian di SMA N 1 Ngaglik Sleman Yogyakarta, saya berteman akrab dengan Muhammad Ilyas, Yogi Kristiawan, Wisnu, Crhistanto Widi P. Kita menjadi teman yang akrab di saat menjadi anggota pleton inti di paskibra sekolah, ketika mengerjakan tugas biologi kita melakukan observasi, penelitian di desa tempat aku tinggal, yaitu di Tonggalan, kita meneliti tentang proses pembuatan tempe. Sedang khusus untuk Muhammad Ilyas kita sudah merupakan teman akrab, karena saya selalu nebeng naik motornya untuk pulang pergi ke sekolah. Bahkan saya sering main kerumahnya dan sudah dianggap oleh orang tuanya sebagai anak mereka, kami makan dan menginap di rumahnya, bahkan saya ikut les privat gratis di rumahnya. Kemudian kita berpisah di karenakan saya harus pindah ke Kalimantan mengikuti ayah saya. Dan pada akhirnya kita semua sekarang sudah memiliki kesibukan masing-masing.
Kemudian saya pindah kembali ke jogja ketika itu jogja baru saja mengalami gempa. Saya pindah di MAN Maguwoharjo, masuk pertamakali saya langsung mendapat kelas di tenda. Hal ini disebabkan ruang kelas yang seharusnya digunakan tidak bisa dipakai karena terkena bencana gempa 26 Mei 2006. Secara kebetulan saya bertemu kembali dengan ibunya Muhamad Ilyas kawan saya SMA, ia mengajar di MAN Maguwoharjo ini sebagai guru biologi, selalu ada kebetulan di dunia ini. Di sekolah ini saya memperoleh pelajaran berharga, saya memiliki banyak teman, disini kami hidup berdampingan antara anak tuna netra, dan tuna daksa, mereka sangat wellcome, dan memberikan semangat dan energi positif bagi yang lain.
Dan sampailah kepada kesalahan yang fatal yang pernah saya lakukan dalam hidup saya ini. Akhirnya saya berkuliah di UNY, saya masuk pada jurusan yang memang saya cita-citakan. Saya masuk di jurusan pendidikan seni rupa. Saya berangkat kuliah dengan menggunakan sepeda sampai semester tiga. Saya berusaha berteman baik kepada siapapun, disinilah kemudian saya menjadi lebih terbuka, lebih sedikit ingin bergaul dan membuka diri terhadap siapapun. 

Sampai pada suatu ketika saya menemukan sahabat yang berharga apabila kita menyia-nyiakan. Awal kita berteman adalah ketika saya berhutang kepadanya, waktu itu saya benar-benar dalam keadaan risau, ban motor saya bocor, sedang saya tidak pernah membawa uang saku. Dari situlah ia menawarkan untuk maen ke kosnya, dan akhirnya kita benar-benar akrab. Dia adalah teman sekaligus sahabat yang care, baik dan tidak pandang bulu. Dalam keadaannya yang mepet ia selalu berbagi, ia sering mentraktir saya, membantu tugas-tugas saya, bahkan kita sering bercerita tentang kehidupan kita masing-masing, tentang calon hidupnya, tentang masalah keluarga, ia tidak pernah sedikit pun pamrih. Kita selalu menyemangati, dan memberikan dukungan moral satu sama lain. Sebegitu akrabnya kita sampai orang sering meledek kami, tapi yang terpenting kami tidak pernah membuat orang lain terganggu. Kami KKN PPL bersama, bahkan kita pernah membuat suatu istilah bahwa kita adalah keluarga, kita adalah saudara. 
Banyak jatuh bangun yang kami alami karena mungkin ketidak cocokan, namun kita kembali akur dan baik lagi. Begitu banyak kenangan manis yang kita pernah alami bersama dalam menjalani hidup sebagai mahasiswa, dan sebagai saudara sekaligus teman dari Indramayu Jawa Barat.

Semua rahasia yang pernah aku alami, semua masalah bahkan apapun sudah pernah saya ceritakan terhadapnya. Dia adalah sosok sahabat yang luar biasa, diatas segala kekurangan yang kita miliki, dia adalah sahabat yang konsisten, sahabat yang peduli, setia kawan, yang sangat baik sekali, sampai saya menulis cerita ini perasaan saya ingin menangis, dan tidak tega terhadapnya. Mengapa saya melakukan ini terhadapnya, semua terjadi karena emosi saya pribadi, karena kelabilan saya, saya memang orang yang tidak tau berterimakasih. Saya sering SMS terhadapnya yang memojokkan kondisinya, namun ia selalu tidak bosan memaafkan segala kesalahan saya ini, maafkan saya ya sobat T-T. Hanya karena nasib kita yang berbeda seolah saya merasa tidak pantas menjadi sahabatnya, dan selalu saya lagi-lagi memojokkan ia untuk memutus silahturahmi. Inilah yang saya maksudkan dengan kesalahan fatal. Di sinilah letak keegoisan saya, dan antagonisnya saya dalam cerita ini. 
Sekuat-kuatnya seorang sahabat, pasti ia juga akan jenuh, karena sahabat juga manusia, dan akhirnya persahabatan kita benar-benar sudah berbeda, dan itu bermula dari kesalahan saya pribadi.
Namun biar bagaimanamun, saya tetap akan menganggap engkau sahabatku, teman baikku, seumur hidupku. Maafkan saya yang mungkin telah menghancurkan makna persahabatan kita. Tapi di hatiku engkaulah sahabat yang tidak akan pernah aku lupakan dan tetap menjadi sahabatku sampai kapan pun. Bahkan seperti cerita-cerita kita bersama dulu, sampai kita sukses kelak, sampai mungkin kita berkeluarga aku akan tetap menjadikanmu sebagai sahabat, dan akan aku ceritakan kepada anak-anakku kelak bahwa dalam hidup saya pernah mempunyai sahabat yang luar biasa seperti engkau.
ALLOH memang Maha Baik telah memberikan sahabat seperti engkau. Dan hanya do’a yang terbaik yang aku haturkan untukmu, semoga cita-citamu berjalan dengan baik dan sukses, kelak kau mendapatkan pendamping hidup yang solehah, menjadi keluarga yang bahagia, dimudahkan segala urusan, dan dilancarkan segala usahamu ya sohib. Amiiin.

Pembelajaran dari kisah ini adalah, ingatlah lidah tak bertulang, kata-kata tak berpeluru, namun dari kata-kata terkadang kita bisa membuat orang lain sakit hati dan mungkin membuat hal yang sangat tidak di harapkan terjadi, untuk itu jagalah lisan kita, ini nasehat untuk diri saya juga. Jangan memaksakan orang lain menjadi diri kita, apalagi ia sahabat sejati kita, karena justru perbedaanlah yang membuat kita saling melengkapi. Jangan biarkan nasi menjadi bubur, sebab bubur tidak akan kembali menjadi beras. Meski nasi telah menjadi bubur dalam cerita pengalaman ini, namun biarlah bubur itu menjadi bubur yang bisa untuk sarapan. Semoga. Amiiin... saya yang telah berbuat, maka saya harus menerima hasil perbuatan saya.
Kemudian dari kisah ini saya memetik hikmah bahwa penyesalan itu tidak pernah datang di awal, untuk itu sebelum menyesal, pikirkan semua tindakan kita yang bakalan terjadi dikemudian hari. Sahabat adalah harta yang tak ternilai yang kita miliki dalam hidup kita, jangan pernah menyia-nyiakan arti persahabatan.
Dan akhirnya kuucapkan banyak terimakasih untuk sahabatku Gunawan Jatipermana, tidak ada yang salah pada dirimu teman percayalah. Maafkan saya ya, saya tau engkau adalah sahabat terbaik yang selalu memaafkan. Terimakasih ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...