Belajar Bisnis Halal Di Dunia Internet

Bisnis halal di Internet yuk –  Segala sesuatu yang halal memang lebih afdhol dan bermakna, termasuk dalam mencari penghasilan melalui Internet. Hal ini akan sangat terasa jika sebelumnya kita telah merasakan pahitnya berbisnis yang “tidak halal” di Internet. Sebelum berbicara lebih jauh, perlu ditekankan bahwa “halal” di sini dalam pengertian teknologi.

Bisnis halal di Internet yang dimaksud di sini adalah bisnis yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh komunitas “pasar” di Internet. Komunitas “pasar” ini dapat berupa komunitas yang dibentuk oleh mesin pencari seperti Google, Yahoo atau Bing, atau komunitas yang dibentuk oleh pengusaha offline yang menjangkau konsumen melalui media online.


Selama hampir dua tahun terakhir, saya tidak mempraktekkan bisnis halal di Internet. Jujur saja, saya menjalankan praktek bisnis yang, setelah semakin mendalami bisnis tersebut (yang banyak macamnya), ternyata di-“haram”-kan oleh komunitas pasar di Internet. Misalnya, berjualan link dan paid to review. Tentang jual beli link, silakan lihat Google Webmaster Tool.


Paid To Review (PTR) tentu bukan bisnis halal di Internet karena pada dasarnya orang atau blogger yang mereview tersebut menjual link di blog atau situsnya kepada advertiser. Sebelum update Panda pada Oktober 2011, itulah bisnis saya. Penghasilannya memang lumayan. Karena blog saya bagus, satu review singkat pernah dihargai hingga USD 100.

Sebelum update Panda itu juga, saya tidak menyadari bahwa ada bisnis halal di Internet yang benar-benar halal. Mungkin karena saya ikut forum-forum seperti Adsense-id, Warrior, Digital Point dan Blackhat Forum yang penuh dengan bisnis-bisnis yang memang menguntungkan tapi ternyata dalam jangka panjang sangat merugikan semua pihak.

Sekarang, setelah menyadari bahwa memang ada bisnis halal di Internet, saya juga menyadari betapa besar “dosa” saya kepada Internet. Banyak sekali tulisan asal-asalan, tidak jelas, asal bunyi, tidak informatif, tidak berguna, yang saya posting di blog-blog saya dulu yang merugikan pembaca yang “tersesat” dan membuka blog-blog saya hingga menaikkan traffic blog-blog saya itu.

Ketika mulai aktif lagi di Internet sejak Mei 2012 lalu (sudah setengah tahun!), saya memutuskan untuk hanya mempraktekkan bisnis halal di Internet. Jujur, saya sempat tergoda untuk membuat blog baru lagi untuk memulai bisnis PTR lagi, tapi karena Google sudah semakin galak dengan update Penguin, saya mengurungkan niat saya.

Selanjutnya, saya terpaksa mengkombinasikan ranah offline dan online. Saya sempat berjualan buku yang dipromosikan melalui media sosial. Ini benar-benar bisnis halal di Internet. Namun, karena kekurangan modal, saya tutup lapak walaupun sudah mulai ramai. Pada saat yang sama, saya kembali menekuni bisnis terjemahan di ranah offline – sampai sekarang.

Selain itu, saya juga mulai mencari peluang bisnis halal di Internet yang lain. Saya kembali aktif di Peope Per Hour walaupun belum pernah mendapat job lagi sampai sekarang. Saya juga ikut forum-forum penerjemah online serta bergabung dengan sebuah agensi penerjemahan. Hasilnya: sampai sekarang saya masih morat-marit dan masih sering kesulitan membeli rokok.

Saya pernah tergoda untuk mencoba sebuah bisnis halal di Internet, yaitu berjualan obat kuat. Saya bisa menjualnya melalui media sosial atau melalui blog yang dikelola dengan teknik whitehat. Tapi, di sini saya memperluas konsep “halal”: obat kuat semacam itu tidak legal karena obat kuat yang legal hanya bisa dibeli di apotek resmi atau dengan resep dokter.

Tapi saya sudah memutuskan bahwa saya tidak akan pernah mempraktekkan blackhat lagi. Saya hanya akan mempraktekkan bisnis halal di Internet. Meski begitu, karena desakan kebutuhan, saya masih melayani job penulisan artikel SEO. Dulu, artikel SEO hanya mementingkan kata kunci, jadi bisa spining artikel dengan mudah. Sekarang, employer meminta artikel unik.

Tidak masalah. Toh ini bisnis halal di Internet dan saya hanya tinggal sedikit mengubah kebiasaan dalam menulis artikel SEO. Toh fluffy words tidak diprotes oleh employer. Maka, kalau sedang mood, sehari saya bisa menulis hingga 30 artikel @500 kata. Satu artikel dihargai Rp 10.000,- Rp 12.500,-. Jadi sehari – kalau sedang mood – saya bisa memperoleh Rp 375.000,-.

Masalahnya, saya jarang sekali bisa memperoleh mood yang bagus untuk menulis artikel SEO. Karena, saya sudah sudah mengerti tentang bisnis halal di Internet, jadi tahu bahwa artikel-artikel SEO itu bermutu rendah karena asal memenuhi target jumlah kata dan keunikan artikel tapi isinya sama saja, hanya diputar-putar, diulang-ulang.

Berdosakah saya? Entahlah. Yang pasti, saya merasa bahwa ini tetap bisnis halal di Internet karena saya profesional: apa yang dipesan employer, saya berikan. Masalah penggunaan produk, itu bukan urusan saya. Tapi nanti, kalau bisnis saya yang lain sudah mulai mapan dan menghasilkan, saya akan berhenti sama sekali menulis artikel-artikel SEO.

Saat ini, saya masih menekuni penerjemahan di ranah offline dan penulisan teks untuk situs dan blog – catatan: teks untuk employer semacam ini saya buat sepenuh hati, dengan didahului riset, editing, proofreading dan kontrol kualitas yang ketat sehingga honornya lebih tinggi. Walaupun jarang mendapat job seperti ini, tapi ini benar-benar bisnis halal di Internet.

Bagaimana dengan Anda, pembaca? Apa bisnis halal di Internet yang Anda tekuni? “Halal” dari segi teknologi dan “halal” dari segi etika lho.
by: http://www.belajarsepanjangjalan.com/2012/10/bisnis-halal-di-internet-yuk.html