Pokok
dari ajaran tentang akhlaq yang baik adalah berperilaku yang sesuai
dengan perilaku Nabi Muhammad SAW, bahkan Allah SWT memuji kemuliaan
akhlaq Nabi Muhammad SAW .
Akhlaq
merupakan suatu sistem nilai yang dikembangkan berdasarkan kebaikan,
dengan demikian akhlaq berusaha mencegah keburukan yang bisa
mengakibatkan mala petaka dan bencana bagi seluruh umat manusia.
Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa akhlaq yang tercela, yakni :
1.
Israf yakni berlebih-lebihan 2.Tabzir, yakni boros 3.Ghibah, yakni
bergunjing 4.Fitnah, yakni menuduh orang lain berbuat keburukan untuk
menjantuhkan kehormatannya.
Israf
adalah berlebih-lebihan. Contoh Israf yang tampak nyata dalam kehidupan
sehari-hari adalah budaya konsumerisme atau pemakaian barang-barang
hasil industri yang melanda masyarakat Indonesia dewasa ini. Orang
membeli suatu barang hanya untuk bergaya, bermegah-megah dan untuk
dipamerkan kepada orang lain. Pada hal harta benda yang dibelanjakan
seperti itu tidak akan membawa berkah bahkan akan mendatangkan bahaya
dan malapetaka.
Allah
telah memberikan pelajaran kepada manusia akibat dari sikap hidup yang
bermegah-megah dengan harta benda. Contoh itu terdapat dalam kisah Qarun
yang hidup pada zaman Nabi Musa AS. Kisah tersebut Allah ceritakan
kembali dalam QS. Al-Qashash ayat 79 :
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan
kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
Qarun
adalah orang yang kaya raya. Ia memiliki kekayaan yang banyak sekali,
sehingga kunci-kunci tempat perbendaharaan hartanya hanya bisa diangkut
oleh orang-orang kuat. Akan tetapi Qarun terlalu membangga-banggakan
hartanya. Ia menjadi Takabur dan menyombongkan diri. Karena kesombongan
dirinya itulah Allah menurunkan siksaan kepada Qarun. Ia terkubur dengan
hartanya hidup-hidup bersama seluruh harta bendanya. Sedangkan sifat
takabur dan menyombongkan diri dilarang oleh agama Islam sebagaimana
firman Allah dalam QS. An-Nisa : 36 yang berbunyi:
“Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
Dalam QS. Lukman : 18
Allah juga berfirman :
“Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Tabzir
berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti berlebihan atau boros.
Menurut Terminologi berarti Mubazir yang mengandung maksud, yaitu sikap
menghamburkan harta pada hal yang tidak berguna bagi diri dan orang lain
dan tidak diridhai oleh Allah serta bahkan bisa merusak diri dan orang
lain. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Isra’ : 26-27 :
“Dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
Berdasarkan ayat di atas, Allah melarang orang Islam bersikap boros dalam penggunaan
nikmat Allah, berfoya-foya dan mengeluarkan harta benda kepada sesuatu yang tidak
bermanfaat bahkan kepada yang dapat merusak diri dan orang lain bahkan membelanjakan
kepada yang diharamkan. Pada akhir ayat dilanjutkan bahwa perbuatan itu termasuk
perbuatan syaithan, maka jauhi kalau tidak mau termasuk saudara-saudara syaithan.
Berlebih-lebihan
dan boros bukan karakter Muslim, karena orang Muslim itu selalu
sederhana dalam makanan dan berpakaian serta tempat tinggal. Islam
melarang boros dalam hal makan dan minum serta tempat tinggal, karena
sebab boros akan menyeret orang kepada kebinasaan dan kehinaan. Allah
berfirman :
(QS. Al-‘Araf:31)
“Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(QS. Al-Furqan : 67)
“Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang demikian.”
(QS. Al-Mukmin : 43)
“Sudah
pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak
dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan
sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang
melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.”
(QS. Yunus : 83)
“Maka
tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari
kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir`aun dan pemuka-pemuka
kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir`aun itu berbuat
sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang melampaui batas.”
Adapun kiat-kiat untuk menjauhi perilaku yang berlebihan atau boros diantaranya sebagai berikut :
1.Apabila ada kelebihan uang terlebih dahulu ditabungkan sisanya baru untuk keperluan sehari-hari.
2.Apabila mau belanja lebih baik dicatat terlebih dahulu dan apa yang dicatat itulah yang dibeli
3.Fikirkan terlebih dahulu kegunaan dan manfaat benda yang dibeli apakah betul-betul diperlukan dan tahu cara penggunaannya.
4.Benda
yang sudah dibeli apabila sudah siap digunakan, bersihkan dan simpan
dengan baik dan apabila diperlukan dapat dipergunakan lagi.
5.Ingatlah selalu bahwa perbuatan boros dan mubazir itu merupakan perbuatan yang diharamkan di dalam agama Islam
6.Ingat juga bahwa perbuatan boros dan mubazir itu suatu dosa dan termasuk saudara syaithan.
7.Kalau
memang ingin berbelanja juga dan penggunaannya sebentar saja, baiknya
diinfakan atau diwakafkan kepada orang yang memerlukan benda itu.
Ghibah
berarti mengunjing, maksudnya membuka aib/cela/cacat/keburukan orang
lain agar orang tersebut terhina dan terkucil serta teraniaya dari
lingkungan sekitarnya. Hal ini disebut juga dengan gosip, yaitu
menceritakan sesuatu yang belum tentu benar sehingga menimbulkan
kemarahan dan sakit hati dari orang yang digosipkan. Perbuatan ini
sangat dilarang dalam Islam, karena bisa mengakibatkan sakit hati dan
dendam bahkan akan timbul tindakan kejahatan dan kezaliman, dan ini
suatu dosa. Allah berfirman dalam QS Al-Hujarat : 12 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu
menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda yang berbunyi :
“Barang
siapa yang mendengarkan atau menyelidikan rahasia pembicaraan suatu
golongan padahal tidak suka rahasia itu didengar orang , maka orang yang
menyelidiki pembicaraan itu nanti pada hari kiamat telinganya akan
dituangkan cairan timah” (HR Bukhari)
Sebenarnya
orang yang telah terlanjur mengerjakan suatu kesalahan itu masih ada
waktu untuk memperbaiki dirinya, yaitu dengan jalan taubat kepada Allah,
mohon ampun dan mohon bimbingan kepada Allah agar tidak mengerjakan
kesalahan lagi. Maka sangat tercela kalau ada orang yang mencari
kesalahan orang lain dan menyebar luaskan rahasia orang sehingga orang
yang bersangkutan merasa tidak enak hati bahkan bisa sakit hati dan bisa
terjadi permusuhan, dendam dan penganiayaan serta pertumpahan darah.
Kita
umat Islam dilarang mematai-matai orang atau menyelidiki kesalahan
orang, tetapi jika kita menemui orang yang sedang mengejakan kesalahan
hendaknya kita segera mengingatkannya agar perbuatan itu tidak
diteruskan dan segera dihentikan. Jangan sampai terbalik, ada orang
berbuat kesalahan kita tidak ingatkan justru kita sebar luaskan agar
didengar orang banyak. Na’uudzubillaahi minzaliq.
Fitnah
adalah menuduh seseorang melakukan perbuatan dosa dan keburukan yang
tidak ia lakukan dengan tujuan untuk mencelakan atau menjatuhkan
kehormatan seseorang.
Menyebar
luaskan kejelekan orang dengan tujuan agar orang itu dibenci dan dihina
di tengah masyarakat adalah termasuk dosa besar dan perbuatan itu
termasuk menfitnah atau mengadu domba antar sesama manusia. Perbuatan
menfitnah ini sangat tercela dan terkutuk dalam pendangan agama Islam.
Sebab sifat seorang Muslim itu punya akhlaq mulia, memiliki kepribadian
yang luhur, baik tutur katanya, baik tingkah lakunya, baik antara sesama
Muslim atau terhadap orang yang bukan Muslim. Allah berfirman dalam QS
Al-Baqarah : 191 :
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan,
dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika
mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di
tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.
Dalam QS Al-Baqarah : 193
“Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)
ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap
orang-orang yang zalim.”
Dalam QS Al-Qalam : 10-11
“Dan
janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang
banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah,”
Dan untuk mengantisipasi jangan sampai menimbulkan fitnah dalam QS Al-hujurat : 6
“Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com