Tersenyumlah..............................Bersyukurlah................Alhamdulillah.......
Hari
ini tanggal 22 Maret 2012, saya dan teman saya berniat ingin ke
perpustakaan di salah satu PTS di Jogja. Sesampainya di lokasi, saya dan
teman saya bertanya kepada seorang bapak, kemudian bapak memberi saran
dan menjelaskan kepada kami, bahwa di PTS tersebut tidak mempunyai
perpustakaan khusus, namun perpustakaan tersebut dapat diakses melalui
Http// ........via online. Baik, setelah mendapat informasi tersebut,
kami berpamitan dan mengucapkan terimakasih. Kemudian kami berdiskusi
kemana baiknya, dan akhirnya tujuan kita ke Toko Gramedia. Di Gramedia
sedang diadakan Pesta Buku, kebetulan sekali kami, saya dan teman saya
sedang berniat ingin menambah referensi.
Sesampainya di Toko Gramedia kami mulai mencari-cari buku, dari buku
yang A-Z di sini ada, bahkan ada donor darah juga lo,, rame banget hi
hi hi hi. Nah, kita mulai mencari-cari buku, siapa tahu ada yang pas dan
cocok. Sebenarnya pengen borong tapi gag ada duit >,< aduh
tidakkkk .. tapi tenang saja, harga masih terjangkau kok :). Oyahhh
setelah mencari-cari saya menemukan buku yang isinya sesuatu banget
hhehe,, dan sangat istimewa menurut saya :*. Kemudian tak berselang
beberapa menit, temen saya menemukan buku dan buku itu bisa dipakai buat
referensi. Nah, saya obrak abrik, siapa tahu saya juga menemukan buku
tersebut. Sebelum menemukan buku tersebut, saya sudah mendapatkan 3
buku, bukunya tak kalah istimewanya.
Hampir saya menyerah mencari buku penting tersebut,, namun saya
mencoba bersabar. Sempat dalam hati saya mengatakan, ikhlas ikhlas
ketika saya belum menemukan, berarti belum rezeki saya, dan mungkin lain
waktu bisa mampir ke sini lagi, dan bisa menemukan yang lebih istimewa.
Saya jujur terus mengucap ikhlas, ikhlas dalam hati saya, Ya Allah..
ikhlas, kemudian saya membaca Surat Al-Fatihah sekali saja,, Ya Allah..
Luar biasa apa yang terjadi ketika itu???? tak selang beberapa menit,
bahkan hanya detik, saya menoleh ke kanan saya, buku tersebut ada di
bagian paling atas :) Subhanallah, Alhamdulillah. Dalam hati saya Ya
Allah terimakasih... Matur nuwun :)..... Dahsyat benar Surat Al-Fatihah
ini entah kebetulan atau apa, yang jelas tadi benar-benar begini adanya,
saya membaca Al-Fatihah kemudian menoleh, buku ada di bagian teratas.
Padahal saya sudah mencari di tempat yang sama lebih dari lima kali.
Subhannallah.. oyahh ini ada referensi mengenai Surat Al-Fatihah...
simakk yaa :)........
dari: http://siskaastaridewi.blogspot.com/2012/03/kisah-nyata-dahsyatnya-al-fatihah.html
Isi Surah dan terjemahan bebas
Pertama, mari kita lihat surah Al-Fatihah. Jangan-jangan ada juga yang
belum tahu bahwa kalimat “Bismillaahi rrahmaanir rahiim” adalah
merupakan ayat ke-1 surah ini. Juga bahwa kalimat “amiin” yang kita seru
rame-rame saat shalat jamaah, itu bukanlah bagian dari surah Al-Fatihah
1. Bismillahirrahmaanirrahiim
2. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin
3. Ar Rahmaani rrahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
6. Ihdinas shiraatal mustaqiim
7. Siraathal ladzii na’an ‘amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’alaihim, walad dhaalliin
Artinya (ini sekedar terjemahan bebas saya) :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta
3. Yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
4. Raja/Penguasa di hari “ad-diin’ (pembalasan/kiamat)
5. Hanya padamu kami menyembah, dan hanya padamu kami memohon pertolongan
6. Tunjukkan kami “Shiraatal Mustaqiim” (Jalan Lurus)
7. Jalan yang penuh nikmat kepada mereka, bukan yang Engkau murkai pada mereka, bukan juga yang sesat
Itulah dia surah Al-Fatihah. Apanya yang luar biasa? Banyak !
sungguh beruntung saya ketika dipermudah mendapatkan pengetahuan atas hal ini.
Susunan surahCoba lihat susunan surah ini. Allah mengajarkan kita bagaimana cara “berdoa” (baca : memohon) dengan benar.
Dari
total 7 ayat, 5 ayat pertama seluruhnya berisi pujian kepada Allah (5/7
x 100 = 70%). Seolah Allah mengajarkan/memberitahukan, bila seseorang
ingin memohon, seyogyanya 70% itu diawali dengan memuji. Itulah
patron-nya. Pantaslah jika selesai shalat mestinya tidak langsung angkat
tangan dan berdoa. Setidaknya baca dulu puji-pujian, baca 33x
Subhanallah, 33x Alhamdulillah, 33x Allahu Akbar. Baru setelah merasa
cukup (70% minimal), silahkan mengangkat tangan dan memohon.
Adapun tahapan secara rinci juga diperlihatkan jelas didalam surah ini.
Pertama sekali adalah : fokus (niat, kejelasan). Dalam hal ini direpresentasikan dalam kalimat basmalah
Kedua : Memuji, bersyukur (alhamdulillah)
Ketiga : Tegaskan pujian anda (ini akan dibahas mengapa ayat ke-3 ini sama dengan ayat ke-1)
Keempat : Akui kelebihan-Nya, kehebatan-Nya
Kelima : Akui kelemahan diri, tunjukkan tingginya tingkat kebutuhan hingga perlu memohon (reasoning)
Barulah kemudian memohon pada-Nya
Ayat ke-1 dan ke-3 Surah Al-FatihahPertama
bahwa kalimat basmallah yaitu “Bismillaahi rrahmaani rrahiim” itu
adalah termasuk ayat ke-1 dalam surah Al-Fatihah. Sementara ayat
keduanya adalah “Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin”. Baru dilanjutkan ayat
ke-3 : “Arrahmaani rrahiim”.
Pada surah-surah yang lain, kalimat “bismillahirrahmaani rrahiim” adalah merupakan kalimat pembuka (bukan bagian dari surah).
Sekarang
perhatikan artinya. “Bismillaahi rrahmaani rrahiim”. Arti sederhana-nya
“Dengan menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Atau
saya kadang memberi terjemahan bebas : Dengan menyebut Nama Allah yang
begitu welas asih.
Intinya adalah bahwa Allah itu pemurah. Berbelas kasih, begitu baik, penyayang, welas asih.
Sekarang
perhatikan ayat ke-3 (ayat kedua tidak dibahas disini) : Arrahmaani
rrahiim. Artinya sama persis : Maha Pengasih dan Maha penyayang. Welas
asih.
Kenapa diulang? Pasti bukan untuk memperbanyak jumlah ayat.
Pasti bukan karena tidak ada bahasan lain. Pasti ada sesuatu (yang
menarik dan luar biasa).
Mari kita berpaling sejenak ke cerita
penciptaan manusia. Ketika itu Allah berfirman pada malaikat bahwa akan
diciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dan kemudian, ketika
tercipta Adam AS, Allah berfirman agar semua bersujud (bukan dalam
konteks menyembah) kepada Adam. Kecuali Iblis. Kenapa ? Karena ia merasa
lebih baik dari adam (iblis dari api, adam dari tanah).
Merasa lebih dari yang lain disebut sombong atau angkuh. Itulah dosa
pertama di jagad raya dan murka Allah yang pertama diketahui.
Perhatikan
bahwa dosa terbesar adalah menyekutukan Allah. Iblis tidak menyekutukan
Allah. Iblis “sekedar” sombong. Ia hanya merasa lebih baik karena
diciptakan dari api dibandingkan Adam AS yang diciptakan dari tanah.
Sama halnya kita merasa lebih baik karena memiliki jabatan daripada yang
jabatannya dibawah kita. Sombong yang sama ketika kita merasa lebih
baik karena lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih kaya, dll
sementara yang lain kurang pintar, kurang ganteng, dll.
Saat Iblis
menolak perintah Allah, maka Allah langsung mengharamkan surga baginya
dan melaknat masuk ke neraka. Itulah murka Allah.
Tidak berpuasa
tanpa alasan padahal sudah jelas diperintah, maka secara logika
sederhana itu sudah cukup bagi Allah untuk mengharamkan surga dan
melaknat dengan neraka. Sedekah, shalat dan semua perintah lain akan
seperti itu juga konsekuensinya.
Tapi satu hal harus digaris bawahi,
bahwa kasih sayang Allah melampaui murka-Nya. Itulah maka perlu diyakini
bahwa Allah itu Ar Rahmaan Ar Rahiim.
Allah begitu Maha kasih,
sehingga boleh kita berharap kasih dan mesranya. Begitu Maha Penyayang
sehingga boleh kita berharap disayang oleh-Nya.
Maka hemat saya,
perhatikan betul ketika kita membaca ayat ke-1 dan ke-3 surah
Al-Fatihah. Pemahaman dihati saat membaca ayat ke-1 akan dimantapkan
oleh pemahaman atas ayat ke-3.
Maaliki yaumiddiinAyat ke-4 adalah : Maaliki yaumid diin yang berarti Penguasa hari pembalasan.
Sekarang
perhatikan kata yaum ad-diin (hari – agama). Mengapa harus memakai
ad-diin (agama)? Mengapa bukan yaumul hisab, atau yaumul qiyamah ? Ini
yang jelas telah disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Yang menjadi
inti adalah bahwa yaum ad-diin lebih menegaskan bahwa hari kiamat
merupakan hari dimana esensi agama menjadi begitu jelas sehingga tidak
ada pertanyaan dan keraguan atas agama.
Jadi pastikan, ketika membaca
ayat ini, kita tidak hanya berurusan dengan hari kiamat saja, tapi
“Yaum Ad-Diin” yang bersifat menyeluruh atas ‘kemarin’, ‘sedang’, dan
‘akan’. Dan DIA adalah pemiliknya, penguasanya…
Shirath Al-MustaqiimShirath
Al-Mustaqim senantiasa diartikan sebagai : Jalan yang lurus. Tafsir
Al-Misbah menyatakan bahwa jalan yang dimaksud adalah bagaikan jalan
tol.
Perlu diperhatikan bahwa Al-Fatihah adalah ummul kitab atau
induk kitab atau ummul quran. Artinya adalah semua ayat Al-Fatihah
merupakan intisari / ringkasan / resume Al-Quran secara keseluruhan.
Maka, dalam kaitan dengan ini, Sirath Al-Mustaqim tidak lain dan tidak
bukan ternyata adalah merupakan target point.
Bila hidup, bayi,
remaja, tua, mati kesemuanya merupakan checkpoint, maka shirath
al-Mustaqim itulah target point. Destination (final point) adalah Surga
dan keridhaan Allah.
Sebagai target utama kehidupan, shirath mustaqim
(jalan lurus) ini layak diperjuangkan. Apapun cara untuk bisa
melewatinya dengan sempurna. Tapi seperti apa ciri dan kriteria shirath
al-mustaqim ini ? Dijawab oleh ayat-ayat terakhir dengan sempurna yaitu :
1. Jalan yang penuh nikmat didalamnya
2. Jalan yang tidak dimurkai Allah SWT
3. Jalan yang tidak sesat
Seluruh kriteria terpenuhi, maka itulah sirath al-mustaqim.
Kata
“Jalan” disini menurut hemat saya dapat berarti cara Dalam bahasa
inggris disebut “way” (bukan “road”). “The way of life” atau “where’s
the will there’s the way” (dimana ada kemauan, disitu ada jalan) dalah
pendekatan atas kata “jalan” yang bisa difahami sebagai cara.
Maka
ini maksudnya dengan cara apa kita menempuh kehidupan ini, jalan mana
yang kita gunakan dalam mengarungi hidup ini. It’s all about the way,
it’s all about the heart.
Apa tujuan manusia hidup di dunia? Menjadi
kaya? Menjadi sukses? Menjadi bahagia? Semua jawaban berujung di satu
pintu yang bernama sirath al-mustaqim. Semua manusia menginginkan hidup
yang penuh kenikmatan. Semua manusia tidak mau dimurkai Allah dan tentu
tidak ingin tersesat. Maka bagi mereka yang sudah menikmati hidup
(karena kaya, berpangkat, dll) perlu sadar bahwa 2 kriteria belum
tercapai. Dan itu berbahaya.
Bila jalan itu nikmat, maka itulah
shirat al-mustaqim. Minuman keras juga nikmat, tapi itu dimurkai Allah,
maka bukan shirath al-mustaqim. Bisa juga sudah nikmat dan juga sudah
tidak dimurkai Allah, tapi ternyata sesat. Maka itu jelas juga bukan
sirath al-mustaqim.
Sumber: http://suarahati.wordpress.com/2006/12/05/al-fatihah-yang-luar-biasa/
dari: http://siskaastaridewi.blogspot.com/2012/03/kisah-nyata-dahsyatnya-al-fatihah.html
Isi Surah dan terjemahan bebas
Pertama, mari kita lihat surah Al-Fatihah. Jangan-jangan ada juga yang
belum tahu bahwa kalimat “Bismillaahi rrahmaanir rahiim” adalah
merupakan ayat ke-1 surah ini. Juga bahwa kalimat “amiin” yang kita seru
rame-rame saat shalat jamaah, itu bukanlah bagian dari surah Al-Fatihah
1. Bismillahirrahmaanirrahiim
2. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin
3. Ar Rahmaani rrahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
6. Ihdinas shiraatal mustaqiim
7. Siraathal ladzii na’an ‘amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’alaihim, walad dhaalliin
2. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin
3. Ar Rahmaani rrahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
6. Ihdinas shiraatal mustaqiim
7. Siraathal ladzii na’an ‘amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’alaihim, walad dhaalliin
Artinya (ini sekedar terjemahan bebas saya) :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta
3. Yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
4. Raja/Penguasa di hari “ad-diin’ (pembalasan/kiamat)
5. Hanya padamu kami menyembah, dan hanya padamu kami memohon pertolongan
6. Tunjukkan kami “Shiraatal Mustaqiim” (Jalan Lurus)
7. Jalan yang penuh nikmat kepada mereka, bukan yang Engkau murkai pada mereka, bukan juga yang sesat
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta
3. Yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
4. Raja/Penguasa di hari “ad-diin’ (pembalasan/kiamat)
5. Hanya padamu kami menyembah, dan hanya padamu kami memohon pertolongan
6. Tunjukkan kami “Shiraatal Mustaqiim” (Jalan Lurus)
7. Jalan yang penuh nikmat kepada mereka, bukan yang Engkau murkai pada mereka, bukan juga yang sesat
Itulah dia surah Al-Fatihah. Apanya yang luar biasa? Banyak !
sungguh beruntung saya ketika dipermudah mendapatkan pengetahuan atas hal ini.
Susunan surahCoba lihat susunan surah ini. Allah mengajarkan kita bagaimana cara “berdoa” (baca : memohon) dengan benar.
Dari total 7 ayat, 5 ayat pertama seluruhnya berisi pujian kepada Allah (5/7 x 100 = 70%). Seolah Allah mengajarkan/memberitahukan, bila seseorang ingin memohon, seyogyanya 70% itu diawali dengan memuji. Itulah patron-nya. Pantaslah jika selesai shalat mestinya tidak langsung angkat tangan dan berdoa. Setidaknya baca dulu puji-pujian, baca 33x Subhanallah, 33x Alhamdulillah, 33x Allahu Akbar. Baru setelah merasa cukup (70% minimal), silahkan mengangkat tangan dan memohon.
Dari total 7 ayat, 5 ayat pertama seluruhnya berisi pujian kepada Allah (5/7 x 100 = 70%). Seolah Allah mengajarkan/memberitahukan, bila seseorang ingin memohon, seyogyanya 70% itu diawali dengan memuji. Itulah patron-nya. Pantaslah jika selesai shalat mestinya tidak langsung angkat tangan dan berdoa. Setidaknya baca dulu puji-pujian, baca 33x Subhanallah, 33x Alhamdulillah, 33x Allahu Akbar. Baru setelah merasa cukup (70% minimal), silahkan mengangkat tangan dan memohon.
Adapun tahapan secara rinci juga diperlihatkan jelas didalam surah ini.
Pertama sekali adalah : fokus (niat, kejelasan). Dalam hal ini direpresentasikan dalam kalimat basmalah
Kedua : Memuji, bersyukur (alhamdulillah)
Ketiga : Tegaskan pujian anda (ini akan dibahas mengapa ayat ke-3 ini sama dengan ayat ke-1)
Keempat : Akui kelebihan-Nya, kehebatan-Nya
Kelima : Akui kelemahan diri, tunjukkan tingginya tingkat kebutuhan hingga perlu memohon (reasoning)
Pertama sekali adalah : fokus (niat, kejelasan). Dalam hal ini direpresentasikan dalam kalimat basmalah
Kedua : Memuji, bersyukur (alhamdulillah)
Ketiga : Tegaskan pujian anda (ini akan dibahas mengapa ayat ke-3 ini sama dengan ayat ke-1)
Keempat : Akui kelebihan-Nya, kehebatan-Nya
Kelima : Akui kelemahan diri, tunjukkan tingginya tingkat kebutuhan hingga perlu memohon (reasoning)
Barulah kemudian memohon pada-Nya
Ayat ke-1 dan ke-3 Surah Al-FatihahPertama
bahwa kalimat basmallah yaitu “Bismillaahi rrahmaani rrahiim” itu
adalah termasuk ayat ke-1 dalam surah Al-Fatihah. Sementara ayat
keduanya adalah “Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin”. Baru dilanjutkan ayat
ke-3 : “Arrahmaani rrahiim”.
Pada surah-surah yang lain, kalimat “bismillahirrahmaani rrahiim” adalah merupakan kalimat pembuka (bukan bagian dari surah).
Sekarang perhatikan artinya. “Bismillaahi rrahmaani rrahiim”. Arti sederhana-nya “Dengan menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Atau saya kadang memberi terjemahan bebas : Dengan menyebut Nama Allah yang begitu welas asih.
Intinya adalah bahwa Allah itu pemurah. Berbelas kasih, begitu baik, penyayang, welas asih.
Sekarang perhatikan ayat ke-3 (ayat kedua tidak dibahas disini) : Arrahmaani rrahiim. Artinya sama persis : Maha Pengasih dan Maha penyayang. Welas asih.
Kenapa diulang? Pasti bukan untuk memperbanyak jumlah ayat. Pasti bukan karena tidak ada bahasan lain. Pasti ada sesuatu (yang menarik dan luar biasa).
Mari kita berpaling sejenak ke cerita penciptaan manusia. Ketika itu Allah berfirman pada malaikat bahwa akan diciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dan kemudian, ketika tercipta Adam AS, Allah berfirman agar semua bersujud (bukan dalam konteks menyembah) kepada Adam. Kecuali Iblis. Kenapa ? Karena ia merasa lebih baik dari adam (iblis dari api, adam dari tanah).
Pada surah-surah yang lain, kalimat “bismillahirrahmaani rrahiim” adalah merupakan kalimat pembuka (bukan bagian dari surah).
Sekarang perhatikan artinya. “Bismillaahi rrahmaani rrahiim”. Arti sederhana-nya “Dengan menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Atau saya kadang memberi terjemahan bebas : Dengan menyebut Nama Allah yang begitu welas asih.
Intinya adalah bahwa Allah itu pemurah. Berbelas kasih, begitu baik, penyayang, welas asih.
Sekarang perhatikan ayat ke-3 (ayat kedua tidak dibahas disini) : Arrahmaani rrahiim. Artinya sama persis : Maha Pengasih dan Maha penyayang. Welas asih.
Kenapa diulang? Pasti bukan untuk memperbanyak jumlah ayat. Pasti bukan karena tidak ada bahasan lain. Pasti ada sesuatu (yang menarik dan luar biasa).
Mari kita berpaling sejenak ke cerita penciptaan manusia. Ketika itu Allah berfirman pada malaikat bahwa akan diciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dan kemudian, ketika tercipta Adam AS, Allah berfirman agar semua bersujud (bukan dalam konteks menyembah) kepada Adam. Kecuali Iblis. Kenapa ? Karena ia merasa lebih baik dari adam (iblis dari api, adam dari tanah).
Merasa lebih dari yang lain disebut sombong atau angkuh. Itulah dosa
pertama di jagad raya dan murka Allah yang pertama diketahui.
Perhatikan bahwa dosa terbesar adalah menyekutukan Allah. Iblis tidak menyekutukan Allah. Iblis “sekedar” sombong. Ia hanya merasa lebih baik karena diciptakan dari api dibandingkan Adam AS yang diciptakan dari tanah. Sama halnya kita merasa lebih baik karena memiliki jabatan daripada yang jabatannya dibawah kita. Sombong yang sama ketika kita merasa lebih baik karena lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih kaya, dll sementara yang lain kurang pintar, kurang ganteng, dll.
Saat Iblis menolak perintah Allah, maka Allah langsung mengharamkan surga baginya dan melaknat masuk ke neraka. Itulah murka Allah.
Tidak berpuasa tanpa alasan padahal sudah jelas diperintah, maka secara logika sederhana itu sudah cukup bagi Allah untuk mengharamkan surga dan melaknat dengan neraka. Sedekah, shalat dan semua perintah lain akan seperti itu juga konsekuensinya.
Tapi satu hal harus digaris bawahi, bahwa kasih sayang Allah melampaui murka-Nya. Itulah maka perlu diyakini bahwa Allah itu Ar Rahmaan Ar Rahiim.
Allah begitu Maha kasih, sehingga boleh kita berharap kasih dan mesranya. Begitu Maha Penyayang sehingga boleh kita berharap disayang oleh-Nya.
Maka hemat saya, perhatikan betul ketika kita membaca ayat ke-1 dan ke-3 surah Al-Fatihah. Pemahaman dihati saat membaca ayat ke-1 akan dimantapkan oleh pemahaman atas ayat ke-3.
Perhatikan bahwa dosa terbesar adalah menyekutukan Allah. Iblis tidak menyekutukan Allah. Iblis “sekedar” sombong. Ia hanya merasa lebih baik karena diciptakan dari api dibandingkan Adam AS yang diciptakan dari tanah. Sama halnya kita merasa lebih baik karena memiliki jabatan daripada yang jabatannya dibawah kita. Sombong yang sama ketika kita merasa lebih baik karena lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih kaya, dll sementara yang lain kurang pintar, kurang ganteng, dll.
Saat Iblis menolak perintah Allah, maka Allah langsung mengharamkan surga baginya dan melaknat masuk ke neraka. Itulah murka Allah.
Tidak berpuasa tanpa alasan padahal sudah jelas diperintah, maka secara logika sederhana itu sudah cukup bagi Allah untuk mengharamkan surga dan melaknat dengan neraka. Sedekah, shalat dan semua perintah lain akan seperti itu juga konsekuensinya.
Tapi satu hal harus digaris bawahi, bahwa kasih sayang Allah melampaui murka-Nya. Itulah maka perlu diyakini bahwa Allah itu Ar Rahmaan Ar Rahiim.
Allah begitu Maha kasih, sehingga boleh kita berharap kasih dan mesranya. Begitu Maha Penyayang sehingga boleh kita berharap disayang oleh-Nya.
Maka hemat saya, perhatikan betul ketika kita membaca ayat ke-1 dan ke-3 surah Al-Fatihah. Pemahaman dihati saat membaca ayat ke-1 akan dimantapkan oleh pemahaman atas ayat ke-3.
Maaliki yaumiddiinAyat ke-4 adalah : Maaliki yaumid diin yang berarti Penguasa hari pembalasan.
Sekarang perhatikan kata yaum ad-diin (hari – agama). Mengapa harus memakai ad-diin (agama)? Mengapa bukan yaumul hisab, atau yaumul qiyamah ? Ini yang jelas telah disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Yang menjadi inti adalah bahwa yaum ad-diin lebih menegaskan bahwa hari kiamat merupakan hari dimana esensi agama menjadi begitu jelas sehingga tidak ada pertanyaan dan keraguan atas agama.
Jadi pastikan, ketika membaca ayat ini, kita tidak hanya berurusan dengan hari kiamat saja, tapi “Yaum Ad-Diin” yang bersifat menyeluruh atas ‘kemarin’, ‘sedang’, dan ‘akan’. Dan DIA adalah pemiliknya, penguasanya…
Sekarang perhatikan kata yaum ad-diin (hari – agama). Mengapa harus memakai ad-diin (agama)? Mengapa bukan yaumul hisab, atau yaumul qiyamah ? Ini yang jelas telah disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Yang menjadi inti adalah bahwa yaum ad-diin lebih menegaskan bahwa hari kiamat merupakan hari dimana esensi agama menjadi begitu jelas sehingga tidak ada pertanyaan dan keraguan atas agama.
Jadi pastikan, ketika membaca ayat ini, kita tidak hanya berurusan dengan hari kiamat saja, tapi “Yaum Ad-Diin” yang bersifat menyeluruh atas ‘kemarin’, ‘sedang’, dan ‘akan’. Dan DIA adalah pemiliknya, penguasanya…
Shirath Al-MustaqiimShirath
Al-Mustaqim senantiasa diartikan sebagai : Jalan yang lurus. Tafsir
Al-Misbah menyatakan bahwa jalan yang dimaksud adalah bagaikan jalan
tol.
Perlu diperhatikan bahwa Al-Fatihah adalah ummul kitab atau induk kitab atau ummul quran. Artinya adalah semua ayat Al-Fatihah merupakan intisari / ringkasan / resume Al-Quran secara keseluruhan. Maka, dalam kaitan dengan ini, Sirath Al-Mustaqim tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah merupakan target point.
Bila hidup, bayi, remaja, tua, mati kesemuanya merupakan checkpoint, maka shirath al-Mustaqim itulah target point. Destination (final point) adalah Surga dan keridhaan Allah.
Sebagai target utama kehidupan, shirath mustaqim (jalan lurus) ini layak diperjuangkan. Apapun cara untuk bisa melewatinya dengan sempurna. Tapi seperti apa ciri dan kriteria shirath al-mustaqim ini ? Dijawab oleh ayat-ayat terakhir dengan sempurna yaitu :
1. Jalan yang penuh nikmat didalamnya
2. Jalan yang tidak dimurkai Allah SWT
3. Jalan yang tidak sesat
Perlu diperhatikan bahwa Al-Fatihah adalah ummul kitab atau induk kitab atau ummul quran. Artinya adalah semua ayat Al-Fatihah merupakan intisari / ringkasan / resume Al-Quran secara keseluruhan. Maka, dalam kaitan dengan ini, Sirath Al-Mustaqim tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah merupakan target point.
Bila hidup, bayi, remaja, tua, mati kesemuanya merupakan checkpoint, maka shirath al-Mustaqim itulah target point. Destination (final point) adalah Surga dan keridhaan Allah.
Sebagai target utama kehidupan, shirath mustaqim (jalan lurus) ini layak diperjuangkan. Apapun cara untuk bisa melewatinya dengan sempurna. Tapi seperti apa ciri dan kriteria shirath al-mustaqim ini ? Dijawab oleh ayat-ayat terakhir dengan sempurna yaitu :
1. Jalan yang penuh nikmat didalamnya
2. Jalan yang tidak dimurkai Allah SWT
3. Jalan yang tidak sesat
Seluruh kriteria terpenuhi, maka itulah sirath al-mustaqim.
Kata “Jalan” disini menurut hemat saya dapat berarti cara Dalam bahasa inggris disebut “way” (bukan “road”). “The way of life” atau “where’s the will there’s the way” (dimana ada kemauan, disitu ada jalan) dalah pendekatan atas kata “jalan” yang bisa difahami sebagai cara.
Maka ini maksudnya dengan cara apa kita menempuh kehidupan ini, jalan mana yang kita gunakan dalam mengarungi hidup ini. It’s all about the way, it’s all about the heart.
Apa tujuan manusia hidup di dunia? Menjadi kaya? Menjadi sukses? Menjadi bahagia? Semua jawaban berujung di satu pintu yang bernama sirath al-mustaqim. Semua manusia menginginkan hidup yang penuh kenikmatan. Semua manusia tidak mau dimurkai Allah dan tentu tidak ingin tersesat. Maka bagi mereka yang sudah menikmati hidup (karena kaya, berpangkat, dll) perlu sadar bahwa 2 kriteria belum tercapai. Dan itu berbahaya.
Bila jalan itu nikmat, maka itulah shirat al-mustaqim. Minuman keras juga nikmat, tapi itu dimurkai Allah, maka bukan shirath al-mustaqim. Bisa juga sudah nikmat dan juga sudah tidak dimurkai Allah, tapi ternyata sesat. Maka itu jelas juga bukan sirath al-mustaqim.
Sumber: http://suarahati.wordpress.com/2006/12/05/al-fatihah-yang-luar-biasa/Kata “Jalan” disini menurut hemat saya dapat berarti cara Dalam bahasa inggris disebut “way” (bukan “road”). “The way of life” atau “where’s the will there’s the way” (dimana ada kemauan, disitu ada jalan) dalah pendekatan atas kata “jalan” yang bisa difahami sebagai cara.
Maka ini maksudnya dengan cara apa kita menempuh kehidupan ini, jalan mana yang kita gunakan dalam mengarungi hidup ini. It’s all about the way, it’s all about the heart.
Apa tujuan manusia hidup di dunia? Menjadi kaya? Menjadi sukses? Menjadi bahagia? Semua jawaban berujung di satu pintu yang bernama sirath al-mustaqim. Semua manusia menginginkan hidup yang penuh kenikmatan. Semua manusia tidak mau dimurkai Allah dan tentu tidak ingin tersesat. Maka bagi mereka yang sudah menikmati hidup (karena kaya, berpangkat, dll) perlu sadar bahwa 2 kriteria belum tercapai. Dan itu berbahaya.
Bila jalan itu nikmat, maka itulah shirat al-mustaqim. Minuman keras juga nikmat, tapi itu dimurkai Allah, maka bukan shirath al-mustaqim. Bisa juga sudah nikmat dan juga sudah tidak dimurkai Allah, tapi ternyata sesat. Maka itu jelas juga bukan sirath al-mustaqim.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com