GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Kisah Gempa Haiti, Dari Jolie Sampai Pasukan PBB `Sebar` Kolera

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 15 November 2013 | 17.21

Kisah Gempa Haiti, Dari Jolie Sampai Pasukan PBB `Sebar` Kolera
Liputan6.com, Port-au-Prince : Angelina Jolie tiba di Republik Dominika. Ia datang untuk mengunjungi korban gempa Haiti yang terjadi pada 12 Januari 2010 itu dan dirawat di negara tetangga tersebut.
Di Dario Contreras Hospital, Jolie yang ditemani putra penulis Mario Vargas Llosa, Gonzalo Vargas Llosa, memasuki ruang perawatan anak-anak.
Di sana, "Ia berbincang dengan beberapa anak dan seorang perempuan, yang meminta bantuannya," kata kepala staf hubungan masyarakat di rumah sakit tersebut.
[Lihat juga: Jolie Kunjungi RS Darurat di Haiti]
Dampak gempa berkekuatan 7,0 skala Richter itu sungguh dahsyat. Korban tewas mencapai 217 ribu orang. Gempa terjadi pada pukul 16.45 waktu setempat dan berpusat di sekitar 10 mil barat ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
Para saksi mata melaporkan, kerusakan benar-benar luar biasa di negara Amerika Tengah itu. Bangunan-bangunan ambruk. Orang-orang di dalamnya terjebak, bahkan tertimbun.
3 hari setelah gempa, penduduk Port-au-Prince mulai dihinggapi frustrasi akibat kekurangan pangan dan air bersih. Sementara, aroma busuk meruap santer dari jenazah-jenazah yang belum tertangani. Para penjarah yang membawa senapan menebar teror.


Beberapa jam setelah Haiti diguncang, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan pemberian bantuan US$ 100 juta.
"Amerika Serikat menawarkan bantuan dalam segala bentuk dengan kemampuan yang kami miliki, yakni di bidang diplomasi, bantuan pembangunan dan mengerahkan militer. Dan yang paling terpenting adalah rasa simpati negara kami," katanya seperti dikutip Deutsche Welle.
Bantuan itu tak mencukupi. Pihak-pihak lain juga diminta membantu. PBB menyampaikan permintaan bantuan US$ 562 juta untuk menolong tiga juta rakyat selama 6 bulan
Gayung bersambut. Negara-negara anggota Uni Eropa menawarkan paket bantuan darurat dan jangka panjang lebih dari 400 juta euro (US$ 575,6 juta) kepada Haiti.
Komisaris Pembangunan dan Bantuan Uni Eropa, Karel de Gucht mengatakan, mereka sepakat memberi bantuan, dengan rincian 137 juta euro untuk jangka pendek dan sedikitnya 200 juta euro untuk jangka menengah dan panjang.
Tudingan Wabah Kolera
Ada cerita lain dari pengerahan bantuan ini. PBB mengerahkan pasukan perdamaian untuk membantu Haiti. Salah satu negara yang mengirim tentara adalah Nepal. Di sini, pangkal persoalan.
Beberapa bulan setelah gempa, merebak wabah kolera. Beberapa pihak menuduh serdadu Nepal sebagai penyebar wabah yang menewaskan 8.000 rakyat Haiti tersebut.
Institut untuk Keadilan dan Demokrasi Haiti (IJDH) akhirnya mengajukan gugatan terhadap PBB pada November 2011. Kelompok pengacara yang berbasis di Boston, Amerika Serikat, itu menuntut badan dunia untuk memberikan kompensasi terhadap 5.000 korban wabah kolera.
PBB menolak. “Berdasarkan Pasal 29 Konvensi Keistimewaan dan Imunitas PBB, gugatan tersebut tidak dapat kami terima,” kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Martin Nesirky, kepada wartawan di New York seperti dikutip Xin Hua.


Di balik tragedi ini, sejumlah keajaiban terjadi. Seorang pria, Evans Monsigrace (28), ditemukan masih hidup di balik reruntuhan pada 10 Februari 2010. Ia dikeluarkan setelah bertahan hidup reruntuhan selama 27 hari. Lelaki yang terlihat sangat kurus ini sangat beruntung karena tak mengalami luka serius.
Evans terperangkap di balik di reruntuhan pasar loak yang dulunya menjual makanan dan minuman. Di pasar itu, Evans menjual beras.
Dua warga negara Indonesia yang berada di Haiti saat gempa, Endang Dwi Satriyani dan Yogi Anggoro, kembali dengan selamat. Mereka di sana sebagai relawan misi PBB untuk stabilisasi Haiti.
[Lihat Video: Tiga WNI Ditemukan Selamat di Haiti]
Keduanya mengaku bersyukur bisa selamat dari gempa yang menewaskan ratusan ribu orang di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan kembali ke Tanah Air untuk berbagi pengalamannya.
"Gempa mengguncang saat jam pulang kantor sehingga banyak orang saat itu sedang di tepi jalan. Entah apa yang terjadi kalau gempa datang saat jam kerja, mungkin akan lebih banyak lagi orang yang meninggal," ujar Yogi, kepada media setiba di Jakarta.
Sementara, Endang saat itu masih berada di kantornya. "Biasanya pukul 16.45 saya sudah akan pulang karena harus menunggu bus, tapi ketika itu karena ada teman menawarkan mengantar dengan mobilnya, saya masih menunggu sekitar 5 menit. Dalam waktu lima menit itulah gempa terjadi," kata Endang. Tuhan masih melindunginya.

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...