Pascainsiden bom 9/11 yang menghantam gedung WTC di New York, buku Islam di tokonya tiba-tiba ludes terjual. Fenomena itu pun menghantarkan Paige untuk memperoleh hidayah Islam.
“Semua buku tentang Islam, Timur Tengah, bahkan Alquran habis terjual sehari setelah insiden, yakni 12 September,” ungkap Paige.
”Tentu saja saya berpikir ini sangat menarik. Namun, saya tak tahu-menahu tentang Islam,” ujar Paige dalam sebuah acara mualaf di Algarian TV, dan dapat disaksikan di YouTube.
Larisnya buku Islam dan kitabullah membuat Paige amat penasaran. Ia pun kemudian melihat sebuah buku bertajuk Islam for Dummies. Ia kemudian membeli dan membacanya. Dari buku tersebut, Paige merasakan takjub yang amat sangat.
Menurutnya, Islam sangat dapat diterima akalnya. “Ada banyak hal yang benar-benar indah di dalam Islam. Aku pun kemudian mendapati diri sangat tertarik karena rasionalitas agama Islam,” ungkapnya polos.
Ia melanjutkan, ”Ini agama yang sangat rasional, semuanya masuk akal,” ujarnya sembari mengangkat bahunya, tak habis pikir, tak habis kagum pada Islam.
Sejak kecil, Paige hidup sebagai atheis. Ayah angkatnya merupakan seorang anti-Tuhan. Alhasil, ia dan kakaknya pun tumbuh dalam didikan tak percaya sedikit pun tentang Tuhan.
Paige sempat mencoba beberapa agama untuk mengetes ketertarikan hatinya. Namun, semua agama yang pernah dikenal, tak mampu menembus rasionalitas akalnya. Tak ada agama yang membuatnya jatuh hati sebelum akhirnya ia amat terkagum-kagum dengan Islam.
Paige pun tumbuh menjadi seorang pemudi yang kritis. Ia sangat tertarik pada ilmu filsafat. Sebagai seorang athesis, ia pun gemar mengkaji teologi dan sejarah agama.
Setelah mempelajari dan mengenal Islam secara mendalam, ia pun menyimpulkan sesuatu yang mengejutkan mengenai tiga agama ibrahimiyyah.
“Menemukan hal menarik, Islam berasal dari Kristen dan Kristen tentu saja berasal dari Yahudi. Ada pesan yang sama dari sini. Saya berpikir Tuhan sepertinya terus memberikan pesan, namun manusia selalu tak paham,” katanya.
Hidayah yang dicarinya sendiri itu pun tiba. Paige mulai mantap untuk berislam. Ia pun mendatangi masjid yang selama ini menjadi tempat yang menakutkan baginya.
Selama ini, kata Paige mengungkapkan dengan polos, televisi menayangkan hal-hal yang menakutkan tentang Islam dan masjid.
Kendati demikian, kemantapan hati pada hidayah tak akan sirna. Paige menepis segala ketakutannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk kali pertama.
“Aku takut pergi ke masjid. Tapi, aku merasa ingin mencari agama dan untuk itu aku harus bertemu dengan orang-orang yang pergi ke masjid,” kata Paige.
Itulah kali pertama Paige bertemu seorang Muslim. Ia pun kemudian memperoleh kebulatan tekad untuk bersyahaadat. Namun, ia menyembunyikan keislamannya. Apalagi, saat itu ia merupakan seorang ibu rumah tangga.
Disambut keluarga
Paige yang diam-diam mempelajari dan memeluk Islam tak pernah diketahui keluarganya, terutama sang suami, Tim Botello. Namun, siapa sangka, Tim ternyata telah mempelajari Islam, bahkan tertarik untuk memeluk agama rahmatan lil alamin ini.
“Ketika Tim memutuskan menjadi seorang Muslim, aku benar-benar tergelitik karena aku telah menjadi Muslim beberapa bulan sebelum Tim mengatakan keinginannya,” ujar Paige dengan mata berbinar.
Paige sempat sedih saat telah menjadi Muslim. Itu artinya ia tak dapat menjalin hubungan pernikahan dengan non-Muslim. Namun, Paige pun tak tega dan tak mampu meninggalkan suami tercintanya.
Saat itu, wanita kelahiran asli AS ini benar-benar dirundung dilema. Saat mengetahui keinginan Tim berislam, kebahagiaan Paige tak terkira. “Dalam waktu enam bulan setelah saya bersyahadat, ia pun bersyahadat,” ungkapnya penuh syukur.
Tak hanya sang suami, putrinya, Kayla Botello pun menyusul memperoleh hidayah Allah. Kayla mengenal Islam bermula dari sang ibu. Berbeda dengan kisah Tim, Paige mengenalkan Islam kepada putri tercintanya.
Sambutan hangat datang dari Kayla. Meski sedari kecil keluarganya tak pernah memeluk agama namun hati kecil Kayla selalu berkata untuk percaya kepada Tuhan.
Kayla kemudian memeluk Islam. Saat ini, ia bahkan telah bersuamikan Muslim, seorang keturunan Suriah-Amerika bernama Yasser.
Bangga sebagai Keluarga Muslim
Keluarga Botello tampak bahagia dengan identitas keislaman mereka. Tinggal di Kota Denver, mereka menjalankan syariat agama dengan baik.
Paige dan putrinya bahkan sangat pede mengenakan jilbab ke manapun mereka pergi. Meski jilbab amat asing di negeri minoritas Islam, mereka tetap merasa nyaman dengan berjilbab.
Meski saat ini beridentitas sebagai Muslim, keluarga Paige tetap bersosialisasi dengan baik. Mereka tak pernah mengalami kesulitan menjadi Muslim di Negeri Paman Sam tersebut. Mereka amat bangga dengan keislaman mereka. (Republika)
Paige Botello, seorang karyawan di salah satu toko buku besar AS,Barnes & Nobel, ini mengawali jalannya menuju Islam karena pengalaman unik.
Pascainsiden bom 9/11 yang menghantam gedung WTC di New York, buku Islam di tokonya tiba-tiba ludes terjual. Fenomena itu pun menghantarkan Paige untuk memperoleh hidayah Islam.
“Semua buku tentang Islam, Timur Tengah, bahkan Alquran habis terjual sehari setelah insiden, yakni 12 September,” ungkap Paige.
”Tentu saja saya berpikir ini sangat menarik. Namun, saya tak tahu-menahu tentang Islam,” ujar Paige dalam sebuah acara mualaf di Algarian TV, dan dapat disaksikan di YouTube.
Larisnya buku Islam dan kitabullah membuat Paige amat penasaran. Ia pun kemudian melihat sebuah buku bertajuk Islam for Dummies. Ia kemudian membeli dan membacanya. Dari buku tersebut, Paige merasakan takjub yang amat sangat.
Menurutnya, Islam sangat dapat diterima akalnya. “Ada banyak hal yang benar-benar indah di dalam Islam. Aku pun kemudian mendapati diri sangat tertarik karena rasionalitas agama Islam,” ungkapnya polos.
Ia melanjutkan, ”Ini agama yang sangat rasional, semuanya masuk akal,” ujarnya sembari mengangkat bahunya, tak habis pikir, tak habis kagum pada Islam.
Sejak kecil, Paige hidup sebagai atheis. Ayah angkatnya merupakan seorang anti-Tuhan. Alhasil, ia dan kakaknya pun tumbuh dalam didikan tak percaya sedikit pun tentang Tuhan.
Paige sempat mencoba beberapa agama untuk mengetes ketertarikan hatinya. Namun, semua agama yang pernah dikenal, tak mampu menembus rasionalitas akalnya. Tak ada agama yang membuatnya jatuh hati sebelum akhirnya ia amat terkagum-kagum dengan Islam.
Paige pun tumbuh menjadi seorang pemudi yang kritis. Ia sangat tertarik pada ilmu filsafat. Sebagai seorang athesis, ia pun gemar mengkaji teologi dan sejarah agama.
Setelah mempelajari dan mengenal Islam secara mendalam, ia pun menyimpulkan sesuatu yang mengejutkan mengenai tiga agama ibrahimiyyah.
“Menemukan hal menarik, Islam berasal dari Kristen dan Kristen tentu saja berasal dari Yahudi. Ada pesan yang sama dari sini. Saya berpikir Tuhan sepertinya terus memberikan pesan, namun manusia selalu tak paham,” katanya.
Hidayah yang dicarinya sendiri itu pun tiba. Paige mulai mantap untuk berislam. Ia pun mendatangi masjid yang selama ini menjadi tempat yang menakutkan baginya.
Selama ini, kata Paige mengungkapkan dengan polos, televisi menayangkan hal-hal yang menakutkan tentang Islam dan masjid.
Kendati demikian, kemantapan hati pada hidayah tak akan sirna. Paige menepis segala ketakutannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk kali pertama.
“Aku takut pergi ke masjid. Tapi, aku merasa ingin mencari agama dan untuk itu aku harus bertemu dengan orang-orang yang pergi ke masjid,” kata Paige.
Itulah kali pertama Paige bertemu seorang Muslim. Ia pun kemudian memperoleh kebulatan tekad untuk bersyahaadat. Namun, ia menyembunyikan keislamannya. Apalagi, saat itu ia merupakan seorang ibu rumah tangga.
Disambut keluarga
Paige yang diam-diam mempelajari dan memeluk Islam tak pernah diketahui keluarganya, terutama sang suami, Tim Botello. Namun, siapa sangka, Tim ternyata telah mempelajari Islam, bahkan tertarik untuk memeluk agama rahmatan lil alamin ini.
“Ketika Tim memutuskan menjadi seorang Muslim, aku benar-benar tergelitik karena aku telah menjadi Muslim beberapa bulan sebelum Tim mengatakan keinginannya,” ujar Paige dengan mata berbinar.
Paige sempat sedih saat telah menjadi Muslim. Itu artinya ia tak dapat menjalin hubungan pernikahan dengan non-Muslim. Namun, Paige pun tak tega dan tak mampu meninggalkan suami tercintanya.
Saat itu, wanita kelahiran asli AS ini benar-benar dirundung dilema. Saat mengetahui keinginan Tim berislam, kebahagiaan Paige tak terkira. “Dalam waktu enam bulan setelah saya bersyahadat, ia pun bersyahadat,” ungkapnya penuh syukur.
Tak hanya sang suami, putrinya, Kayla Botello pun menyusul memperoleh hidayah Allah. Kayla mengenal Islam bermula dari sang ibu. Berbeda dengan kisah Tim, Paige mengenalkan Islam kepada putri tercintanya.
Sambutan hangat datang dari Kayla. Meski sedari kecil keluarganya tak pernah memeluk agama namun hati kecil Kayla selalu berkata untuk percaya kepada Tuhan.
Kayla kemudian memeluk Islam. Saat ini, ia bahkan telah bersuamikan Muslim, seorang keturunan Suriah-Amerika bernama Yasser.
Bangga sebagai Keluarga Muslim
Keluarga Botello tampak bahagia dengan identitas keislaman mereka. Tinggal di Kota Denver, mereka menjalankan syariat agama dengan baik.
Paige dan putrinya bahkan sangat pede mengenakan jilbab ke manapun mereka pergi. Meski jilbab amat asing di negeri minoritas Islam, mereka tetap merasa nyaman dengan berjilbab.
Meski saat ini beridentitas sebagai Muslim, keluarga Paige tetap bersosialisasi dengan baik. Mereka tak pernah mengalami kesulitan menjadi Muslim di Negeri Paman Sam tersebut. Mereka amat bangga dengan keislaman mereka. (Republika)
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/07/paige-botello-islam-sangat-masuk-akal/#sthash.AAAzhF3C.dpuf
Pascainsiden bom 9/11 yang menghantam gedung WTC di New York, buku Islam di tokonya tiba-tiba ludes terjual. Fenomena itu pun menghantarkan Paige untuk memperoleh hidayah Islam.
“Semua buku tentang Islam, Timur Tengah, bahkan Alquran habis terjual sehari setelah insiden, yakni 12 September,” ungkap Paige.
”Tentu saja saya berpikir ini sangat menarik. Namun, saya tak tahu-menahu tentang Islam,” ujar Paige dalam sebuah acara mualaf di Algarian TV, dan dapat disaksikan di YouTube.
Larisnya buku Islam dan kitabullah membuat Paige amat penasaran. Ia pun kemudian melihat sebuah buku bertajuk Islam for Dummies. Ia kemudian membeli dan membacanya. Dari buku tersebut, Paige merasakan takjub yang amat sangat.
Menurutnya, Islam sangat dapat diterima akalnya. “Ada banyak hal yang benar-benar indah di dalam Islam. Aku pun kemudian mendapati diri sangat tertarik karena rasionalitas agama Islam,” ungkapnya polos.
Ia melanjutkan, ”Ini agama yang sangat rasional, semuanya masuk akal,” ujarnya sembari mengangkat bahunya, tak habis pikir, tak habis kagum pada Islam.
Sejak kecil, Paige hidup sebagai atheis. Ayah angkatnya merupakan seorang anti-Tuhan. Alhasil, ia dan kakaknya pun tumbuh dalam didikan tak percaya sedikit pun tentang Tuhan.
Paige sempat mencoba beberapa agama untuk mengetes ketertarikan hatinya. Namun, semua agama yang pernah dikenal, tak mampu menembus rasionalitas akalnya. Tak ada agama yang membuatnya jatuh hati sebelum akhirnya ia amat terkagum-kagum dengan Islam.
Paige pun tumbuh menjadi seorang pemudi yang kritis. Ia sangat tertarik pada ilmu filsafat. Sebagai seorang athesis, ia pun gemar mengkaji teologi dan sejarah agama.
Setelah mempelajari dan mengenal Islam secara mendalam, ia pun menyimpulkan sesuatu yang mengejutkan mengenai tiga agama ibrahimiyyah.
“Menemukan hal menarik, Islam berasal dari Kristen dan Kristen tentu saja berasal dari Yahudi. Ada pesan yang sama dari sini. Saya berpikir Tuhan sepertinya terus memberikan pesan, namun manusia selalu tak paham,” katanya.
Hidayah yang dicarinya sendiri itu pun tiba. Paige mulai mantap untuk berislam. Ia pun mendatangi masjid yang selama ini menjadi tempat yang menakutkan baginya.
Selama ini, kata Paige mengungkapkan dengan polos, televisi menayangkan hal-hal yang menakutkan tentang Islam dan masjid.
Kendati demikian, kemantapan hati pada hidayah tak akan sirna. Paige menepis segala ketakutannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk kali pertama.
“Aku takut pergi ke masjid. Tapi, aku merasa ingin mencari agama dan untuk itu aku harus bertemu dengan orang-orang yang pergi ke masjid,” kata Paige.
Itulah kali pertama Paige bertemu seorang Muslim. Ia pun kemudian memperoleh kebulatan tekad untuk bersyahaadat. Namun, ia menyembunyikan keislamannya. Apalagi, saat itu ia merupakan seorang ibu rumah tangga.
Disambut keluarga
Paige yang diam-diam mempelajari dan memeluk Islam tak pernah diketahui keluarganya, terutama sang suami, Tim Botello. Namun, siapa sangka, Tim ternyata telah mempelajari Islam, bahkan tertarik untuk memeluk agama rahmatan lil alamin ini.
“Ketika Tim memutuskan menjadi seorang Muslim, aku benar-benar tergelitik karena aku telah menjadi Muslim beberapa bulan sebelum Tim mengatakan keinginannya,” ujar Paige dengan mata berbinar.
Paige sempat sedih saat telah menjadi Muslim. Itu artinya ia tak dapat menjalin hubungan pernikahan dengan non-Muslim. Namun, Paige pun tak tega dan tak mampu meninggalkan suami tercintanya.
Saat itu, wanita kelahiran asli AS ini benar-benar dirundung dilema. Saat mengetahui keinginan Tim berislam, kebahagiaan Paige tak terkira. “Dalam waktu enam bulan setelah saya bersyahadat, ia pun bersyahadat,” ungkapnya penuh syukur.
Tak hanya sang suami, putrinya, Kayla Botello pun menyusul memperoleh hidayah Allah. Kayla mengenal Islam bermula dari sang ibu. Berbeda dengan kisah Tim, Paige mengenalkan Islam kepada putri tercintanya.
Sambutan hangat datang dari Kayla. Meski sedari kecil keluarganya tak pernah memeluk agama namun hati kecil Kayla selalu berkata untuk percaya kepada Tuhan.
Kayla kemudian memeluk Islam. Saat ini, ia bahkan telah bersuamikan Muslim, seorang keturunan Suriah-Amerika bernama Yasser.
Bangga sebagai Keluarga Muslim
Keluarga Botello tampak bahagia dengan identitas keislaman mereka. Tinggal di Kota Denver, mereka menjalankan syariat agama dengan baik.
Paige dan putrinya bahkan sangat pede mengenakan jilbab ke manapun mereka pergi. Meski jilbab amat asing di negeri minoritas Islam, mereka tetap merasa nyaman dengan berjilbab.
Meski saat ini beridentitas sebagai Muslim, keluarga Paige tetap bersosialisasi dengan baik. Mereka tak pernah mengalami kesulitan menjadi Muslim di Negeri Paman Sam tersebut. Mereka amat bangga dengan keislaman mereka. (Republika)
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/07/paige-botello-islam-sangat-masuk-akal/#sthash.AAAzhF3C.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com