Kemeriahan Pesta Rakyat 17-an
Apa
saja yang paling Indonesia? Tentu pertanyaan itu merujuk pada hal-hal
yang ada di Indonesia saja dan sulit atau bahkan tidak dapat ditemui
tandingannya di luar negeri. Adakah? Banyak, teramat banyak. Dari
keanekaragaman hayati, bentang alam, kandungan perut bumi, tokoh,
budaya, tradisi, bahasa sampai kuliner Indonesia memiliki kekhasan
tersendiri yang kadang tidak bisa dijumpai di manca negeri. Semua itu
adalah kekayaan yang tak ternilai harganya dan harus dijaga dan
dilestarikan.
Jika
kekayaan-kekayaan yang tersebut di atas merupakan peninggalan dari masa
silam, ada kekayaan negeri yang baru-baru ini saja ada. Tepatnya sejak
kemerdekaan berhasil direngkuh, dan ini sangat…sangat…sangat… Indonesia.
Yakni, Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia atau lazim disebut 17-an (tujuh belasan). Rangkaian acara digelar
secara serentak pada Bulan Agustus di seluruh pelosok Indonesia, dari
Sabang sampai Merauke, dari Rote sampai Talaud. Umbul-umbul beraneka
warna dan bendera merah putih berjajar di pinggir jalan. Gapura-gapura
di tiap mulut gang dihias cantik dengan dominasi warna merah dan putih.
Tulisan “Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia“ terpampang melintang di atas
gapura. Tiang kanan gapura bertulis tanggal, bulan dan tahun
kemerdekaan, sementara di tiang kiri menunjuk tanggal 17 Agustus tahun
saat itu. Demikian pula lampu kelap-kelip di batang bambu penjor
menghias malam di sepanjang jalan. Kemeriahan begitu tampak, penuh
semangat dan sarat gairah menyongsong Hari Kemerdekaan.
Kemudian,
apa yang terjadi di balik kemeriahan di jalan-jalan itu? Tentu beragam
kegiatan memeriahkan hari keramat bagi bangsa Indonesia. Seperti
perkampungan lain di seluruh Indonesia, kampungku yang terletak di tepi
selatan sebuah kota, di lintas jalan arteri Surabaya-Banyuwangi juga
ikut memarakkan pesta 17-an setiap tahun. Pelbagai kegiatan digelar,
dari bazar sampai bakti sosial. Dari pentas seni sampai
perlombaan. Di kampungku atau lebih tepatnya RT tempak aku tercatat
sebagai warganya, kegiatan paling mencolok adalah perlombaan, acara
seremonial tepat malam tanggal 17 dan acara pentas seni sekaligus
penyerahan hadiah sebagai penutup rangkaian kegiatan.
Setiap
pertengahan bulan Juli Pak RT mengundang seluruh warga untuk
bermusyawarah membahas kegiatan-kegiatan yang akan dihelat termasuk
tempat, biaya, hadiah-hadiah dan pembentukan panitia. Meski berada di
sebuah kampung pinggiran kota, struktur kepanitiaan yang dibentuk RT
kami mengadopsi konsep modern. Ada dua jenis panitia yang dibentuk,
yakni Pertama, Panitia Pengarah (Steering Committe/SC) yang
berisi para tetua dan tokoh masyarakat, termasuk Pak RT. Peran Panitia
Pengarah ini lebih kepada penentuan kebijakan prinsip berupa sebesar
apa kegiatan yang akan diadakan serta berapa plafon anggaran yang
diperkenankan. Kedua, Panitia Pelaksana atau (Organizing Committe/OC), adalah pelaksana teknis kegiatan sekaligus pencari dana.
Setelah
Panitia terbentuk, surat laporan pun dilayangkan kepada Ketua RW dan
Lurah. Selanjutnya, Panitia segera bergerak melaksanakan tugas
masing-masing sesuai seksi. Pada masa persiapan seksi paling sibuk
adalah seksi keuangan yang dibebani mencari dana dan sponsor. Beruntung
sekali kesadaran warga di tempat kami begitu tinggi sehingga 75% dari
total biaya dapat segera terpenuhi. Begitu pula sponsor, tidak terlalu
sulit untuk diminta menyumbangkan umbul-umbul dan beberapa hadiah lomba.
Merujuk hasil musyawarah, apabila hasil penggalangan dana yang
terkumpul belum mencapai 100% sampai akhir acara, maka kekurangan dana
akan disubsidi uang Kas RT dan Dasawisma.
Angka Keramat 17-8-1945
Setelah
semua acara kegiatan disusun, seksi lomba mengajukan anggaran pengadaan
hadiah. Dengan 17 jenis lomba yang akan digelar di 8 tempat selama 19
hari dengan 45 hadiah. Lomba-lomba yang dihelat pada umumnya lomba yang
bersifat hiburan yang terbagi atas 3 klasifikasi, yakni anak-anak,
remaja dan umum. Demi kemeriahan acara semua lomba bisa diikuti oleh
warga RT lain bahkan dari kelurahan lain. Ke 17 lomba tersebut adalah:
- Balap sendok kelereng (khusus anak-anak);
- Egrang batok (anak-anak)
- Makan kerupuk (anak-anak);
- Lari berpasangan (khusus anak-anak + remaja);
- Futsal (remaja);
- Rias buta (ibu-ibu);
- Gobag sodor (ibu-ibu);
- Memasukkan paku ke dalam botol (umum);
- Tangkap Belut (umum);
- Topi Contong (umum);
- Balap karung (umum);
- Egrang (umum);
- Pentung air –sebagai pengganti pentung kendi- (umum);
- Klompen raksasa (kelas anak-anak, dan umum);
- Bola voli buta –net dari terpal yang rendahnya sampai menyentuh tanah- (umum);
- Sepakbola daster (umum); dan
- Catur (umum);
Dari
sekian banyak lomba, hanya 2 lomba saja yang merupakan cabang olahraga
yang dipertandingkan secara internasional, yakni Futsal dan Catur.
Sementara Voli buta dan Sepakbola daster adalah cabang olahraga yang
dikenal secara internasional tetapi dimodifikasi. Warga mengikuti lomba
demi lomba dengan antusias. Alih-alih ketegangan untuk merebut gelar
juara, yang ada adalah gelak tawa. Tidak ada persaingan sengit di antara
para kontestan, melainkan kesan persahabatan dan kebersamaan yang
mengemuka.
Lomba sekelas RT berhadiah Alat Cuci Hemat Listrik dan Rice Cooker dan Alat Pengering Pakaian Tenaga Matahari
Mengenai
hadiah, panitia menyepakati jenis hadiah baru ditentukan para pemenang
diketahui. Tujuannya agar hadiah yang diterima betul-betul bermanfaat
bagi para pemenang. Bila pemenang anak-anak maka hadiahnya berupa
peralatan sekolah seperti alat tulis, tas dan sepatu.
Bagi
lomba yang dimenangi ibu-ibu disediakan hadiah berupa peralatan rumah
tangga seperti alat cuci hemat listrik, rice cooker, pengering pakaian
tenaga matahari, panci, wajan, gayung dan lain sebagainya. Jangan heran
dulu, lomba sekelas RT hadiahnya berupa alat cuci dan rice cooker, tapi
barangnya seperti gambar di bagian bawah artikel ini.
Begitulah
17-an di RT kami, hadiah menyesuaikan dengan siapa pemenangnya. Hadiah
akan tepat sasaran dan bermanfaat secara maksimal. Saat rapat panitia
yang membahas hadiah, yang ditentukan hanya nilai hadiah-hadiah itu.
Hadiah tertinggi bernilai Rp 80.000,- dan terendah Rp 35.000,- Total
biaya yang diserap untuk hadiah ini mencapai Rp 1.100.000,- belum
termasuk beberapa hadiah yang disediakan sponsor. Sementara Total biaya
kegiatan hanya Rp 2.000.000,-.
Puncak Acara
Di
sela-sela penyelanggaraan lomba, atau tepat malam tanggal 17 diadakan
tasyakuran yang diikuti seluruh warga. Acara ini diisi ceramah hikmah
kemerdekaan, doa syukur atas karunia kemerdekaan, mendoakan para
pahlawan dan mendoakan seluruh negeri tercinta Indonesia.
Pada
puncak acara, yakni penutupan seluruh rangkaian acara diisi dengan
mendengarkan rekaman suara Bung Karno yang membacakan Proklamasi
Kemerdekaan. Saat sesi ini, semua hadirin seolah
terhipnosis, diam dalam khidmat. Berikutnya sambutan Ketua RT yang
berisi ucapan selamat berbahagia untuk seluruh warga RT pada khusunya
dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya. Penulis menilai pidato Ketua
RT amat bagus untuk sekelas RT di kampung pinggiran kota.
Setelah
secara berturut-turut Pak Lurah, Pak Camat dan pejabat Pemerintah Kota
mewakili Walikota memberikan sambutan, acara dilanjut dengan penyerahan
hadiah kepada para pemenang lomba. Usai semua pemenang menerima hadiah,
giliran warga RT unjuk kebolehan di atas panggung. Ada paduan suara
emak-emak yang menyanyikan lagu-lagu daerah, pembacaan puisi, drama dan
tarian daerah yang disuguhkan dengan rancak. Applaus selalu mengiringi
setiap tampilan di atas panggung.
Paling Indonesia, Bukan?
Begitu
acara puncak berakhir, hampir seluruh warga baik yang termasuk panitia
atau bukan bergotong royong membongkar panggung, sound system dan
perlatan lainnya untuk selanjutnya dikembalikan kepada pemiliknya
masing-masing, baik barang sewaan ataupun pinjaman.
Ada
kabar baik saat kami mengembalikan barang sewaan beruapa panggung dan
sound system. Mereka menolak pembayaran kekurangan uang sewa dan
mengembalikan uang panjar dengan alasan mereka puas atas penyelenggaraan
serta merasa acara itu menjadi promosi gratis bagi usahanya. Saat rapat
eveluasi dan laporan pertanggung-jawaban kegiatan seluruh panitia
bersyukur karena kegiatan tersebut berjalan lancar dan tidak mengalami
defisit anggaran. Dengan demikian Uang kas RT dan Dasawisma lolos dari
penjarahan, dan justru mendapat tambahan. Demikian pula peralatan yang
dibeli untuk kegiatan dialihsatuskan menjadi aset RT.
Bagaimana Acara Peringatan Hari Kemerdekaan di Negara Lain?
Lain
lubuk lain ikan. Lain ladang lain pula belalangnya. Masing-masing
negara pasti punya cara tersendiri dalam memeringati hari
kemerdekaannya. Akan tetapi, kemerdekaan suatu negara yang dilalui
dengan perjuangan seperti Indonesia kita tercinta ini tentulah lebih
berkesan dibanding kemerdekaan yang merupakan hadiah dari penjajahnya.
Untuk lebih jelasnya, mungkin para Kompasianer yg bermukin di luar
negeri bisa memberikan reportase atau artikel tentang itu. Seperti kita
tahu, banyak sahabat di social media Kompasiana ini bermukim di luar
negeri. Sebut saja misalnya, Nyi Della di Netherland, Inge di UK, mbak
Tyas San di Syuriah, mbak Mimin Mumet di USA, Fera Nuraini di Hongkong,
Andee Meridian di South Korea dan Edsanto di Qatar, dll (dan lainnya
lupa).
Akhir
kata, bagaimanapun macam ragam selebrasi peringatan hari kemerdekaan,
yang terpenting adalah bagaimana pemerintah dan seluruh penduduk mengisi
kemerdekaan yang sudah dicapai. Semua harus satu tekad untuk
memerdekakan diri dari ‘penjajah’ tak kasat mata seperti kebodohan,
kemiskinan, ketidakadilan, dan semua hal yang merongrong tercapainya
kesejahteraan lahir dan batin.
by: http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/04/17-an-di-kampungku-paling-indonesia-360256.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com