Untuk mengawali
pengalaman ini saya sangat merasa bersalah sekali. Tapi biar bagaimanapun ini
merupakan salah satu keahlian saya yaitu bercerita, dan rasanya sangat sayang
dan berharga sekali pengalaman saya ini saya abaikan. Untuk itu perkenankanlah
saya menceritakan pengalaman terindah yang pernah ada dalam hidup saya ini.
Pada waktu saya
kecil, saya mungkin sedikit berbeda
dengan anak pada umumnya, yang mereka mampu mengaktualisasikan bahasa mereka
dengan lepas tanpa ada rasanya tekanan. Saya adalah sosok yang banyak berdiam
diri dibandingkan teman-teman saya disekeliling saya. Saya pun lebih dekat kepada ibu saya,
karena memang bagaimanapun sosok ibu adalah sosok seorang yang paling dekat
dengan anaknya, karena beliaulah yang mengandung kita dalam rahim tubuhnya
selama sembilan bulan. Kedekatan ini sudah merupakan kodrat alami yang apabila
kita sadari setiap makhluk yang Alloh ciptakan sempurna.
Seperti judul
pengalaman diatas yang berjudul “Sahabat Yang Hilang”. Inilah pengalaman saya
yang baru saja saya dapat memaknainya ketika penyesalan itu selalu datang di akhir
bukan di awal. Saya merasa tidak pantas sebenarnya menceritakan pengalaman ini,
karena di sinilah saya sebagai pemeran antagonisnya. Sungguh saya tidak tega.
Tapi maafkanlah saya sahabatku, saya sangat berterimakasih terhadapmu karena
telah memberikan segala kebaikan yang pernah kau berikan dalam hidup saya.
Anggaplah ini sebuah apresiasiku yang mungkin tidak ada apa-apanya apabila
dibandingkan dengan segala pengorbananmu temanku yang baik hati.
Sesendiri-sendiriya
kita hidup didunia ini, mustahil kita tidak memiliki teman. Teman pasti secara
tidak langsung kita dapat ketika kita tinggal di bumi, ketika kita hidup di
kampung, di kota, di sekolah, di organisasi, bahkan mungkin yang jarang
terfikir adalah di dalam keluarga kita juga memiliki teman, entah itu adik
kita, kakak kita, atau saudara dan orang tua kita. Jadi tidak mungkin kita
tidak memiliki teman.
Setiap pertemanan
pasti melahirkan sebuah cerita, perasaan, pembelajaran, dan kenangan yang
berharga di dalamnya, karena manusia memiliki perasaan maka ia akan mengenang
semua apa yang ia alami dalam kehidupan ini.
Pernah kita ingat
berapa jumlah teman yang kita miliki?, mungkin jika di jejaring sosial dunia
maya kita bisa tau jumlahnya, tapi sadar atau tidak jumlah teman yang kita
miliki didunia ini sangatlah banyak. Tapi adakah teman spesial atau bahasa
umumnya teman akrab, pasti kita memilikinya.
Saya memiliki
kenangan mengenai beberapa teman akrab saya waktu kecil. Diantaranya sebut saja
namanya dengan Kholib. Kholib adalah teman akrab saya ketika SD, waktu itu saya
duduk dikelas 1 dan 2 SD N Merabu, Sanggau Ledo Kalimantan Barat. Kholib adalah
teman akrab saya karena kita sering pulang sekolah bersama, makan di rumahnya,
bahkan memetik semangka bersama di kebun orang (jangan ditiru) waktu itu saya
juga belum mengerti betul dengan dosa, sehingga kami pun senang melakukannya.
Namun sayang pertemanan kita harus berakhir di dunia ini, ketika terjadi perang
suku di Kalimantan tempat saya tinggal ketika itu, rumah Kholib hangus dibakar,
dan aku tidak tau lagi kabarnya. Terakhir kabar mengatakan mereka telah tiada
terbunuh pada waktu perang, Kholib adalah orang madura, dan ketika itu perang
terjadi antara suku madura dan dayak tahun 1997. Tidak hanya teman akrab saya,
sekolah saya pun hancur di bakar oleh perang, saya pun tidak tahu bagaimana
kabar dari teman-teman yang lain dan guru-guru kami. Semua musnah begitu saja.
Yang tertinggal hanyalah kenangan pilu.
Hidup saya pun
nomaden, pindah dari sekolah satu ke sekolah lain. Sampai saya pernah pindah di
sekolahan tempat orang tua kami mengajar. Ketika itu saya pindah di tempat mama
saya mengajar. Mama saya pun menjadi orang tua sekaligus guru saya, seolah
berusaha membuat ceria kembali anak-anak, semua guru mengajarkan pelajaran yang
menghibur perasaan kami. Kami diajarkan bernyanyi, bahkan lagu itu masih
sedikit tersimpan di memori saya, judulnya Ade Irma Suryani. Didalam lagu ini
menceritakan seorang anak yang rela berkorban demi orang tuanya. Ade Irma
Suryani adalah putri dari jendral Nasution
pahlawan Nasional kita. Di kisahkan dalam lagu tersebut Ade Irma Suryani
mengorbankan dirinya sebagai tameng ayahnya ketika PKI menembak sang ayah,
akhirnya Ade Irma Suryani pun tiada, dan tinggal duduk di pangkuan ayahnya,
sekaligus terjaga dalam pangkuan kasih Tuhan, seperti sedikit bait dalam lirik
lagu tersebut, selain itu setiap hari sabtu kami diwajibkan membawa telur
setengah matang untuk dimakan bersama di sekolah dengan di iringi bernyanyi
“Mana Dimana Anak Kambing Saya”.
Akhirnya saya
pindah ke Jogjakarta tempat nenek saya tinggal, saya di titipkan bersama nenek
dan mama saya pun kembali ke Kalimantan, saya bersekolah di kota pendidikan
ini. Sampai pada saya MTS N Ngemplak saya kembali memiliki beberapa teman akrab
sebut saja namanya Alwi Rohman dan Oktavian Galang Awaludin Sidiq. Segala masalah
remaja ketika itu kita ceritakan. Seperti di awal cerita yang saya jelaskan
bahwa saya memang orangnya cenderung lebih banyak diam jadi tidak banyak teman
yang akrab terhadap saya waktu MTS juga demikian. Pertemanan kita masih akrab
hingga saat ini, dan sampai kapan pun.
Sebenarnya sejarah
sekolah saya juga cukup panjang, saya pindah sekolah sampai delapan kali.
Riciannya SD tiga kali, SMP dua kali, dan SMA tiga kali dengan berbagai alasan
dan mungkin juga merupakan sudah jalan cerita hidup saya.
Di SMA saya
memiliki teman akrab dari SMA N 1 Bengkayang Kalimantan Barat namanya Franra
Sae Pudaba, kita sering mengerjakan tugas sekolah bersama, bahkan ia lah yang membantu
saya ketika saya kekurangan uang untuk pulang ke Jogja, waktu itu saya menjual
sepeda dan di beli oleh ayahnya untuk mencukupi biaya perjalanan saya ke jogja
waktu itu. Kita juga sering membicarakan masalah hidup.
Kemudian di SMA N 1
Ngaglik Sleman Yogyakarta, saya berteman akrab dengan Muhammad Ilyas, Yogi
Kristiawan, Wisnu, Crhistanto Widi P. Kita menjadi teman yang akrab di saat
menjadi anggota pleton inti di paskibra sekolah, ketika mengerjakan tugas
biologi kita melakukan observasi, penelitian di desa tempat aku tinggal, yaitu
di Tonggalan, kita meneliti tentang proses pembuatan tempe. Sedang khusus untuk
Muhammad Ilyas kita sudah merupakan teman akrab, karena saya selalu nebeng naik
motornya untuk pulang pergi ke sekolah. Bahkan saya sering main kerumahnya dan
sudah dianggap oleh orang tuanya sebagai anak mereka, kami makan dan menginap
di rumahnya, bahkan saya ikut les privat gratis di rumahnya. Kemudian kita
berpisah di karenakan saya harus pindah ke Kalimantan mengikuti ayah saya. Dan
pada akhirnya kita semua sekarang sudah memiliki kesibukan masing-masing.
Kemudian saya
pindah kembali ke jogja ketika itu jogja baru saja mengalami gempa. Saya pindah
di MAN Maguwoharjo, masuk pertamakali saya langsung mendapat kelas di tenda. Hal
ini disebabkan ruang kelas yang seharusnya digunakan tidak bisa dipakai karena
terkena bencana gempa 26 Mei 2006. Secara kebetulan saya bertemu kembali dengan
ibunya Muhamad Ilyas kawan saya SMA, ia mengajar di MAN Maguwoharjo ini sebagai
guru biologi, selalu ada kebetulan di dunia ini. Di sekolah ini saya memperoleh
pelajaran berharga, saya memiliki banyak teman, disini kami hidup berdampingan
antara anak tuna netra, dan tuna daksa, mereka sangat wellcome, dan memberikan semangat dan energi positif bagi yang
lain.
Dan sampailah
kepada kesalahan yang fatal yang pernah saya lakukan dalam hidup saya ini.
Akhirnya saya berkuliah di UNY, saya masuk pada jurusan yang memang saya
cita-citakan. Saya masuk di jurusan pendidikan seni rupa. Saya berangkat kuliah
dengan menggunakan sepeda sampai semester tiga. Saya berusaha berteman baik
kepada siapapun, disinilah kemudian saya menjadi lebih terbuka, lebih sedikit
ingin bergaul dan membuka diri terhadap siapapun.
Sampai pada suatu
ketika saya menemukan sahabat yang berharga apabila kita menyia-nyiakan. Awal
kita berteman adalah ketika saya berhutang kepadanya, waktu itu saya
benar-benar dalam keadaan risau, ban motor saya bocor, sedang saya tidak pernah
membawa uang saku. Dari situlah ia menawarkan untuk maen ke kosnya, dan
akhirnya kita benar-benar akrab. Dia adalah teman sekaligus sahabat yang care, baik dan tidak pandang bulu. Dalam
keadaannya yang mepet ia selalu berbagi, ia sering mentraktir saya, membantu
tugas-tugas saya, bahkan kita sering bercerita tentang kehidupan kita
masing-masing, tentang calon hidupnya, tentang masalah keluarga, ia tidak
pernah sedikit pun pamrih. Kita selalu menyemangati, dan memberikan dukungan
moral satu sama lain. Sebegitu akrabnya kita sampai orang sering meledek kami,
tapi yang terpenting kami tidak pernah membuat orang lain terganggu. Kami KKN
PPL bersama, bahkan kita pernah membuat suatu istilah bahwa kita adalah
keluarga, kita adalah saudara.
Banyak jatuh bangun
yang kami alami karena mungkin ketidak cocokan, namun kita kembali akur dan
baik lagi. Begitu banyak kenangan manis yang kita pernah alami bersama dalam
menjalani hidup sebagai mahasiswa, dan sebagai saudara sekaligus teman dari
Indramayu Jawa Barat.
Semua rahasia yang
pernah aku alami, semua masalah bahkan apapun sudah pernah saya ceritakan
terhadapnya. Dia adalah sosok sahabat yang luar biasa, diatas segala kekurangan
yang kita miliki, dia adalah sahabat yang konsisten, sahabat yang peduli, setia
kawan, yang sangat baik sekali, sampai saya menulis cerita ini perasaan saya
ingin menangis, dan tidak tega terhadapnya. Mengapa saya melakukan ini
terhadapnya, semua terjadi karena emosi saya pribadi, karena kelabilan saya,
saya memang orang yang tidak tau berterimakasih. Saya sering SMS terhadapnya
yang memojokkan kondisinya, namun ia selalu tidak bosan memaafkan segala
kesalahan saya ini, maafkan saya ya sobat T-T. Hanya karena nasib kita yang
berbeda seolah saya merasa tidak pantas menjadi sahabatnya, dan selalu saya
lagi-lagi memojokkan ia untuk memutus silahturahmi. Inilah yang saya maksudkan
dengan kesalahan fatal. Di sinilah letak keegoisan saya, dan antagonisnya saya
dalam cerita ini.
Sekuat-kuatnya
seorang sahabat, pasti ia juga akan jenuh, karena sahabat juga manusia, dan
akhirnya persahabatan kita benar-benar sudah berbeda, dan itu bermula dari
kesalahan saya pribadi.
Namun biar
bagaimanamun, saya tetap akan menganggap engkau sahabatku, teman baikku, seumur
hidupku. Maafkan saya yang mungkin telah menghancurkan makna persahabatan kita.
Tapi di hatiku engkaulah sahabat yang tidak akan pernah aku lupakan dan tetap
menjadi sahabatku sampai kapan pun. Bahkan seperti cerita-cerita kita bersama
dulu, sampai kita sukses kelak, sampai mungkin kita berkeluarga aku akan tetap
menjadikanmu sebagai sahabat, dan akan aku ceritakan kepada anak-anakku kelak
bahwa dalam hidup saya pernah mempunyai sahabat yang luar biasa seperti engkau.
ALLOH memang Maha Baik telah memberikan
sahabat seperti engkau. Dan hanya do’a yang terbaik yang aku haturkan untukmu,
semoga cita-citamu berjalan dengan baik dan sukses, kelak kau mendapatkan
pendamping hidup yang solehah, menjadi keluarga yang bahagia, dimudahkan segala
urusan, dan dilancarkan segala usahamu ya sohib. Amiiin.
Pembelajaran dari
kisah ini adalah, ingatlah lidah tak bertulang, kata-kata tak berpeluru, namun
dari kata-kata terkadang kita bisa membuat orang lain sakit hati dan mungkin
membuat hal yang sangat tidak di harapkan terjadi, untuk itu jagalah lisan
kita, ini nasehat untuk diri saya juga. Jangan memaksakan orang lain menjadi
diri kita, apalagi ia sahabat sejati kita, karena justru perbedaanlah yang
membuat kita saling melengkapi. Jangan biarkan nasi menjadi bubur, sebab bubur
tidak akan kembali menjadi beras. Meski nasi telah menjadi bubur dalam cerita
pengalaman ini, namun biarlah bubur itu menjadi bubur yang bisa untuk sarapan.
Semoga. Amiiin... saya yang telah berbuat, maka saya harus menerima hasil
perbuatan saya.
Kemudian dari kisah
ini saya memetik hikmah bahwa penyesalan itu tidak pernah datang di awal, untuk
itu sebelum menyesal, pikirkan semua tindakan kita yang bakalan terjadi
dikemudian hari. Sahabat adalah harta yang tak ternilai yang kita miliki dalam
hidup kita, jangan pernah menyia-nyiakan arti persahabatan.
Dan akhirnya
kuucapkan banyak terimakasih untuk sahabatku Gunawan Jatipermana, tidak ada
yang salah pada dirimu teman percayalah. Maafkan saya ya, saya tau engkau
adalah sahabat terbaik yang selalu memaafkan. Terimakasih ^_^
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com