Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 M
Browsing
di google mencari cara untuk menghindari maksiat, sampai di site
www.catatanlepas.com, ketemu artikel ini. sangat bermanfaat, mari kita
simak dan jalankan.
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 M - See more at: http://islam-oase.blogspot.com/2010/05/13-cara-menghindari-maksiat.html#sthash.8JU6GMsI.dpuf
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 M - See more at: http://islam-oase.blogspot.com/2010/05/13-cara-menghindari-maksiat.html#sthash.8JU6GMsI.dpuf
Browsing
di google mencari cara untuk menghindari maksiat, sampai di site
www.catatanlepas.com, ketemu artikel ini. sangat bermanfaat, mari kita
simak dan jalankan.
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 M - See more at: http://islam-oase.blogspot.com/2010/05/13-cara-menghindari-maksiat.html#sthash.8JU6GMsI.dpuf
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 M - See more at: http://islam-oase.blogspot.com/2010/05/13-cara-menghindari-maksiat.html#sthash.8JU6GMsI.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com