Setelah diuji coba selama 15 hari, pabrik pupuk organik Petroganik, milik Pemerintah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, siap menggenjot produksi. Kelayakan pabrik pupuk tersebut membuat PT Petrokimia Gresik selaku mitra yakin akan kualitas produk Petroganik.
Selama uji coba, total produksi Petroganik 20 ton. Keseluruhan hasil diserahkan ke Petrokimia guna dicek kandungan unsur haranya. ”Ternyata, mereka sudah oke dan siap menampung. Makanya kami siap menggenjot produksi sesuai kapasitas mesin,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Edy Suharyanto beberapa waktu lalu di Bantul.
Petroganik diresmikan 7 Oktober 2009 dengan kapasitas 7,5 ton per hari. Bahan baku pupuk organik tersebut dari kotoran sapi, kambing, dan ayam yang diperoleh dari peternak di wilayah Bantul.
Bahan baku pupuk diambil dari seluruh kelompok ternak di Bantul. Untuk kotoran ayam dibeli seharga Rp 350 per kilogram, kotoran sapi dan kambing Rp 250 per kilogram. Nantinya pemerintah akan menetapkan peraturan daerah yang mengatur larangan penjualan kotoran ternak ke luar daerah.
Untuk membeli mesin, Pemerintah Kabupaten Bantul mengeluarkan dana Rp 980 juta. Adapun untuk pembangunan prasarana fisik Rp 700 juta.
Pabrik Petroganik berlokasi di Dusun Karanganyar, Gadingharjo, Sanden. Terdapat tiga mesin produksi di dalam pabrik berdaya listrik 33.000 watt. Wujud fisik Petroganik hampir sama dengan pupuk kimia.
Petroganik dijual kepada Petrokimia Rp 1.400 per kilogram. Oleh Petrokimia pupuk diedarkan ke pasar dengan harga Rp 500 per kilogram. Selisih harga Rp 900 per kilogram disubsidi oleh pemerintah.
Meski dijual ke Petrokimia, sejak awal Pemkab Bantul sudah mengingatkan agar distribusinya diprioritaskan untuk Bantul. Bila Bantul sudah cukup, baru diedarkan ke daerah lain. ”Kami sudah bersusah payah memproduksi pupuk, jangan sampai dinikmati orang lain,” kata Edy.
Pulihkan kesuburan
Bupati Bantul Idham Samawi menjelaskan, kotoran ternak sangat penting untuk memulihkan tingkat kesuburan tanah. Selama ini banyak peternak menjual kotoran ternaknya ke luar daerah karena tidak terserap di Bantul. Akibatnya, manfaat kotoran lebih banyak dinikmati masyarakat luar Bantul.
Padahal, tingkat kesuburan lahan pertanian di Bantul saat ini hanya 60-80 persen. Untuk memulihkannya ke angka 100 persen diperlukan pupuk organik.
Awalnya pupuk organik masih berujud kotoran sapi. Hal ini membuat sebagian petani enggan menggunakannya karena kurang praktis. Alasan itu tidak berlaku lagi karena sudah ada Petroganik.
Idham mengatakan, peraturan daerah sangat penting untuk mengintegrasikan sektor peternakan dan pertanian. Kotoran ternak harus dipakai untuk mengembalikan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan.
”Dulu petani menggunakan pupuk kimia hingga satu ton per hektar. Sekarang perlahan-lahan mulai turun, meski masih sekitar dua kuintal per hektar. Angka itu harus terus ditekan dengan hadirnya Petroganik. Kalau tidak ada langkah penyelamatan, anak cucu kita akan menerima warisan lahan tandus dan gersang karena keserakahan kita,” ujar Idham.
Sumber : Kompas.com
Selama uji coba, total produksi Petroganik 20 ton. Keseluruhan hasil diserahkan ke Petrokimia guna dicek kandungan unsur haranya. ”Ternyata, mereka sudah oke dan siap menampung. Makanya kami siap menggenjot produksi sesuai kapasitas mesin,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul Edy Suharyanto beberapa waktu lalu di Bantul.
Petroganik diresmikan 7 Oktober 2009 dengan kapasitas 7,5 ton per hari. Bahan baku pupuk organik tersebut dari kotoran sapi, kambing, dan ayam yang diperoleh dari peternak di wilayah Bantul.
Bahan baku pupuk diambil dari seluruh kelompok ternak di Bantul. Untuk kotoran ayam dibeli seharga Rp 350 per kilogram, kotoran sapi dan kambing Rp 250 per kilogram. Nantinya pemerintah akan menetapkan peraturan daerah yang mengatur larangan penjualan kotoran ternak ke luar daerah.
Untuk membeli mesin, Pemerintah Kabupaten Bantul mengeluarkan dana Rp 980 juta. Adapun untuk pembangunan prasarana fisik Rp 700 juta.
Pabrik Petroganik berlokasi di Dusun Karanganyar, Gadingharjo, Sanden. Terdapat tiga mesin produksi di dalam pabrik berdaya listrik 33.000 watt. Wujud fisik Petroganik hampir sama dengan pupuk kimia.
Petroganik dijual kepada Petrokimia Rp 1.400 per kilogram. Oleh Petrokimia pupuk diedarkan ke pasar dengan harga Rp 500 per kilogram. Selisih harga Rp 900 per kilogram disubsidi oleh pemerintah.
Meski dijual ke Petrokimia, sejak awal Pemkab Bantul sudah mengingatkan agar distribusinya diprioritaskan untuk Bantul. Bila Bantul sudah cukup, baru diedarkan ke daerah lain. ”Kami sudah bersusah payah memproduksi pupuk, jangan sampai dinikmati orang lain,” kata Edy.
Pulihkan kesuburan
Bupati Bantul Idham Samawi menjelaskan, kotoran ternak sangat penting untuk memulihkan tingkat kesuburan tanah. Selama ini banyak peternak menjual kotoran ternaknya ke luar daerah karena tidak terserap di Bantul. Akibatnya, manfaat kotoran lebih banyak dinikmati masyarakat luar Bantul.
Padahal, tingkat kesuburan lahan pertanian di Bantul saat ini hanya 60-80 persen. Untuk memulihkannya ke angka 100 persen diperlukan pupuk organik.
Awalnya pupuk organik masih berujud kotoran sapi. Hal ini membuat sebagian petani enggan menggunakannya karena kurang praktis. Alasan itu tidak berlaku lagi karena sudah ada Petroganik.
Idham mengatakan, peraturan daerah sangat penting untuk mengintegrasikan sektor peternakan dan pertanian. Kotoran ternak harus dipakai untuk mengembalikan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan.
”Dulu petani menggunakan pupuk kimia hingga satu ton per hektar. Sekarang perlahan-lahan mulai turun, meski masih sekitar dua kuintal per hektar. Angka itu harus terus ditekan dengan hadirnya Petroganik. Kalau tidak ada langkah penyelamatan, anak cucu kita akan menerima warisan lahan tandus dan gersang karena keserakahan kita,” ujar Idham.
Sumber : Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com