Panggilah Kami Indonesia |
Dalam minggu ini, perkataan "INDON" menjadi polemik lagi dalam media sosial . Semuanya tersebut menjadi panas kembali terpicu oleh sebuah pemberitaan sebuah media massa di Malaysia pada kolom olahraganya yaitu Arena. Sebenarnya tidak ada yang kontroversi di dalam pemberitaannya, tetapi judul artikel tersebut yang menyentuh rasa sensitif masyarakat Indonesia (WNI) di Malaysia.
Apa sih makna kata "Indon" tersebut dilihat dari perspektif Malaysia dan Indonesia ?
Bagi media dan rakyat Malaysia, pengertian kata "Indon" adalah bermakna istilah singkat yang ditujukan kepada Indonesia atau hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat dan warga Indonesia. Contohnya Minah Indon artinya perempuan Indonesia , Mat Indon artinya pemuda/lelaki Indonesia atau pekerja Indon artinya pekerja yang berasal dari Indonesia.
Sedangkan makna Indon bagi Indonesia sendiri adalah perkataan yang bermaksud atau berkonotasi negatif dan terkadang sampai tahap melecehkan atau penghinaan. Namun dari pihak Malaysia sendiri menyangkal bahwa perkataan "Indon" tersebut adalah sebuah penghinaan atau pelecehan. Karena katanya kata "Indon" tersebut hanya panggilan biasa yang bermaksud Indonesia.
Sedangkan saya cari kata Indon didalam kamus dwibahasa Oxford fajar Malaysia-Inggris edisi ke-empat (2007), tidak ditemukan kata tersebut. Namun pada kamus dwibahasa Oxford fajar Malaysia-Inggris (2011) telah ditambahkan kata "Indo" , Descendent of a native ( with no connotation to a particular race unless specified ). Yang membawa artian kurang lebihnya adalah keturunan Asli (tanpa konotasi kepada ras tertentu).
Dan saya coba telusuri melalui google translate dari Inggris-Malaysia atau sebaliknya , kata "Indon" tidak memberikan makna apapun tetap kata "Indon".
Perlu diketahui bahwa dalam beberapa kata, orang Malaysia mempunyai kebiasaan menyingkat-nyingkat sebuah nama atau panggilan. Seperti nama Mohammad menjadi Mat, Sudah menjadi Dah atau Pergi menjadi Gi. Kalau yang merujuk kepada nama negara adalah Bangladesh disingkat Bangla. Lalu timbul dalam pertanyaan dalam fikiran saya, Mengapa orang Pakistan di Malaysia tidak disebut Pakis ? atau orang Thailand tidak disebut Thai ?
Dan ada lagi kebiasaan yang orang Malaysia ( biasanya orang China) sering lakukan adalah menyebut atau memanggil seseorang berdasarkan bentuk fisikalnya. Contohnya adalah apabila orangnya tinggi dan kurus maka akan dipanggil "Panjang", Kalau orangnya agak subur sedikit maka akan dipanggil "Gemuk" atau kalau orangnya kurang tinggi, maka akan dipanggil "Pendek"
Sayapun kurang pasti sejak kapan orang Indonesia di panggil sebagai Indon.Dan yang anehnya banyak orang Indonesia sendiri membahasakan dirinya sebagai Indon.Terutama dalam sektor konstruksi/bangunan, perkataan Indon adalah hal yang lumrah kedengarannya. Terus siapa yang salah dalam hal ini ? dan mungkin juga sudah bukan waktunya memperdebatkan tentang hal ini. Namun kita sebagai orang Indonesia sendiri mempunyai tanggung jawab sosial untuk merubah persepsi tentang hal itu.
Artikel kontroversi harian Metro |
Sebenarnya pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah melakukan bantahan dengan mengirimkan surat protes kepada media dan pemerintah Malaysia sendiri pada tanggal 13 Mei 2007. Dan mendapat respon positif dari mereka, sehingga pada tanggal 24 Mei 2007, Datuk Seri Zainuddin Maidin melalui kementerian penerangan Malaysia menghimbau kepada warga dan medianya agar tidak menggunakan kata "Indon" lagi karena perkataan tersebut membawa makna konotasi negatif bagi Indonesia.
Maka sejak itu, perkataan "Indon" mulai berkurangan dalam menggambarkan orang Indonesia di dalam media massa Malaysia. Namun pada tahun 2011, sebuah koran harian Malaysia yaitu Berita harian membuat ulah kembali. Mereka memuat sebuah artikel dengan judul "Taktik Kotor Indon", sebuah artikel tentang ketidakpuasan Malaysia, Karena Indonesia sebagai tuan rumah Sea games menambha beberapa cabang olahraga yang menguntungkan Indonesia sebagai tuan rumah.
Dan yang terbaru adalah pada hari Sabtu tanggal 9 November 2013 yang lalu, harian Metro memuat artikel dengan judul "Messi Indon". Walaupun isi artikel tersebut tidak ada yang kontroversi mengenai Andik Vermansyah, namun judul tersebut membelakangkan etika jurnalistik. Dan secara kebetulan kedua korn tersebut bernaung dibawah New Strait Times Press (NSTP) Malaysia Berhad.
Apa Yang Harus Kita Lakukan ?
Untuk mengubah persepsi negatif tersebut, kita harus berinisiatif sendiri. KBRI Kuala Lumpur sebagai wakil pemerintah harus bekerja sama dan saling bahu membahu dengan beberapa organisasi masyarakat Indonesia dan paguyuban-paguyuban WNI di Malaysia.
KBRI Kuala Lumpur, di samping menyampaikan bantahan dan surat protes kepada pihak media dan Pemerintah Malaysia. Juga senantiasa menghimbau para WNI di Malaysia agar tidak membahasakan dirinya dengan menyebut "Indon". KBRI bisa menggunakan saluran-saluran alternatif dan media sosial seperti Facebook, twitter bahkan membuat video di youtube untuk menyampaikan pesan kepada WNI di Malaysia.
Organisasi Masyarakat, seperti Persatuan Malaysia Indonesia (Permai) atau Ikatan Komunitas Merah Putih (IKMP) dan ormas lainnya senantiasa membantu KBRI mensosialisakan kepada anggota , masyarakat Indonesia dan warganegara Malaysia sendiri bahwa perkataan "Indon" membawa makna negatif bagi orang Indonesia.
Warganegara Indonesia (WNI) sendiri saling menginformasikan sesama WNI, bahwa jangan sesekali menyebut dirinya orang "Indon". Dan menegur secara sopan siapa saja yang menyebut dan memanggil orang Indonesia sebagai Indon. Dan memulakan dari dirinya sendiri, keluarga serta lingkungan sosialisanya.
Apabila hal tersebut dilakukan, saya yakin penggunaan kata "Indon" akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi hala ini membutuhkan waktu serta komitmen dari kita semua.
Dan kami harap kepada warga Malaysia dan medianya jangan paggil kami lagi "Indon". Andaikata tidak mau menulis atau menyebut penuh Indonesia, bisa paggil atau menulis Indonesia dengan INA sebagaimana nama akronim resmi Indonesia di dunia Internasional.
Salam damai tanpa prejudis
http://www.mahfudztejani.com/2013/11/jangan-panggil-kami-indon-tapi-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com