Seperti yang tertulis di judulnya sekarang ini gue
akan menulis artikel mengenai budaya puasa yang sebenernya sering dilupakan dan
salah pahami di masyarakat kita. Timbul pertanyaan berikut: mengapa menulis artikel
ini? Alasannya simpel, karena sekarang ini kita sedang berada dalam bulan suci
Ramadhan dan gue sebagai seorang muslim dan seorang blogger dalam waktu
bersamaan merasa perlu menulis sesuatu yang berbau Islami.
Sebelumnya, mungkin kamu bakal bertanya-tanya siapa gue yang sok membuat tulisan seperti ini? Memangnya anak Ustad siapa? Murid kyai mana? Lahir di kerajaan apa? Nomor Hpnya berapa? Gue ini cuman seorang pelajar biasa yang Alhamdulillah memiliki sedikit ilmu meskipun gue bukan Ustad. Mengapa bisa begitu? Karena sudah 9 tahun gue menempa ilmu di sekolah (SD-SMP) yang notabennya berlatar Islam, bahkan 11 tahun kalo TK juga dihitung. Maka dari itu, di sini gue mau berbagi sedikit ilmu dan pengalaman. Tidak ada sedikit pun niat untuk menggurui. Mohon maklum juga kalo ada yang salah-salah, CMIIW banget ya.. Okeh, kita mulai saja.
... yang sering kita salah pahami dalam puasa
Niat
Niat itu hal terpenting, bukan hanya
dalam berpuasa, akan tetapi dalam semua ibadah. Dalam setiap ibadah niat
memiliki lafal yang berbeda. Nah, dalam puasa di bulan Ramadhan niat itu harus
diucapkan tepatnya sebelum menjelang fajar, kalo tidak maka puasa kita tidak
akan sah. Seperti yang dikatakan hadits berikut:
"Barangsiapa yang tidak menetapkan akan berpuasa
sebelum fajar, maka tiada sah puasanya". (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i,
dan Ibnu Majah)
Sebenarnya, niat itu tidak harus diucapkan(secara
lisan). Yang terpenting adalah kemantapan hati kita untuk melaksanakan puasa
tersebut, karena bukan tidak mungkin kan kita lupa mengucapkannya padahal kita
tahu besok kita masih harus menjalani puasa. Allah pasti mengerti.
Biar gampang, gini deh contohnya. Semalam kita lupa
membaca niat puasa, tapi jam empat kita bangun untuk sahur. Sementara
kita tahu kalo sahur itu adalah salah satu sunah puasa yang sangat dianjurkan.
Dengan kata lain, sebenarnya sahur sendiri sudah menjadi niat kita dalam
melaksanakan puasa hari itu. “emangnya mau ngapain lagi coba kalo udah sahur?
udah pasti buat puasa donk”
Sahur
Sahur memang sunnah. Jadi banyak orang yang memilih
ngelanjutin tidurnya daripada bangun untuk sahur. Sungguh, itu sangat
merugikan. Ya, selain akan membuat kita makin lemas ketika berpuasa, tidak
sahur juga bakal menjadi alasan yang kuat untuk membatalkan puasa. Dan perlu
diketahui bahwa sahur adalah hal yang membedakan puasa seorang Muslim dengan
puasanya orang non-muslim. Jadi lebih baik kita sahur bukan?
Kemudian banyak juga yang salah paham nih tentang
waktunya. Sebagian ada yang mulai sahur tengah malem, jam 2 ataupun jam 3.
Sebenarnya, sahur itu lebih baik diakhirkan alias dilaksanakan mendekati waktu
adzan shubuh. Sekitar jam setengah empat sampai jam setengah lima. Kemudian,
tentang imsak. Banyak juga yang nggak tahu kalo sebenarnya imsak itu hanya
batas untuk jaga-jaga biar kita tidak kelewatan. Jadi, walaupun sudah masuk
waktu imsak kita masih punya kesempatan unutk melaksanakan sahur.
Dalam kondisi tertentu kita diperbolehkan untuk
melanjutkan makan ketika adzan telah berkumandang. Bahkan ketika Iqamah pun.
Rasulullah bersabda:
Telah diqamati shalat, padahal bejana masih berada di
tangan Umar, maka Umar berkata: "Bolehkah aku minum wahai
Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Tentu". Kemudian Umar pun meminumnya
(HR Ibnu Jarir)
Buka Puasa dan Doanya
Kalo tadi dikatakan sahur itu lebih baik diakhirkan,
maka Ifthar(buka puasa) lebih baik diawalkan. Nggak ada ceritanya kalo lebih
lama puasanya pahala puasa akan lebih banyak, sehingga tidak menyegerakan buka
puasa.
Mengenai doa untuk buka puasa, sebenarnya banyak yang
keliru. Doa buka puasa yang populer di masyarakat kita, tidak memiliki
kebenaran yang kuat mengenai haditsnya alias Dhaif. Bahkan ada yang bilang itu
palsu. Kalo nggak percaya silahkan tanya mbah Google.
Tapi, kalaupun memang benar Rasulullah tidak pernah
menyontohkan doa tersebut bukan berarti kita tidak boleh membaca doa itu. Itu
sama saja seperti berdoa menggunakan bahasa kita sendiri. Nah, sebenernya yang
selama ini sering kita salah pahami adalah kapan seharusnya doa itu tersebut
dibaca. Salah banget kalo doa buka puasa dibacanya sebelum berbuka. Mengapa?
Berikut penjelasannya.
Dari artinya saja (bahasa arab) sudah jelas doa itu
seharusnya dibaca setelah buka puasa. Ada bacaan ala rizkqika afthartu yang
berarti “atas rizkiMu aku berbuka puasa”. Afthartu memang berarti
“aku berbuka puasa” tapi di sini kalo dilihat dari grammarnya termasuk dalam past
tense sehingga arti sesungguhnya adalah “aku telah berbuka puasa”. Oleh
karena itu, seharusnya doa ini dibaca setelah membatalkan puasa. Jadi
urutannya seharusnya begini:
1. Nyalain TV
2. Adzan maghrib
3. Baca doa sebelum makan (seperti biasa)
4. Baca Basmallah
5. Batalin puasa
6. Baru baca doa setelah buka puasa
Dan sebenernya ada juga hadits yang menyatakan kalo
nabi Muhammad SAW juga membaca doa setelah membatalakan puasa, tapi gue nggak
bisa menampakkannya. Maaf.
(grammar dalam bahasa arab istilahnya nahwu/sharaf)
*dulu pernah belajar bahasa arab, tapi sekarang udah
nggak lagi. Jadi kalo ada yang salah mohon koreksi.
Nelen ludah, batal nggak sih?
Bagi yang awam pertanyaan itu sering kali muncul.
Nelen ludah, batal nggak sih? Bukannya itu sama saja memasukkan sesuatu
ketenggorokan kita dan seharusnya mebatalkan?
Menelan ludah itu tidak membatalkan puasa selama ludah
tersebut masih di dalam mulut, tidak keluar-keluar. Alasannya karena ludah yang
masih di dalam mulut itu masih bagian dari tubuh kita yang akan terus
diproduksi, sedangkan apabila ludah tersebut sudah keluar dari mulut maka ludah
tersebut sudah tercampur dengan zat-zat yang ada di luar tubuh kita sehingga
apabila ludah tersebut kita telan maka akan membatalkan.
Jadi, bukan berarti karena menelan ludah tidak
membatalkan kita ambil gelas terus menampung semua ludah kita di situ dan
meminumnya. Hal itu justru yang membuat ludah menjadi membatalkan puasa.
Lagian, iseng banget sih ngegelasin ludah.
Kalo gosok gigi?
Nah, yang ini hukumnya Makruh. Makruh, yaitu hal yang
tidak disukai Allah sehingga sebaiknya tidak dilakukan. Bukan berarti tidak
boleh dilakukan juga karena tidak akan berdosa. Mungkin yang membuat ini makruh
adalah kegiatan sikat gigi itu yang sangat berpotensi untuk membatalkan puasa
kita. Ya iyalah, masuk-masukin sesuatu ke mulut gitu. Makanya, kalo kita tidak
bisa menjaga nafsu kita untuk tidak menelan odol, lebih baik jangan lakukan.
Ngabuburit
Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menanti
acara TV terfavorit umat Muslim selama bulan Ramadhan, yaitu Adzan Maghrib.
Hehe... Ngabuburit secara istilah menghabiskan waktu untuk mengunggu waktu
berbuka puasa, namun anehnya kata ngabuburit tidak identik dengan hal-hal yang
berbau Islami. Justru ngabuburit identik dengan hal yang kurang bermanfaat
seperti nongkrong-nongkrong kurang jelas gitu deh. Sangat disayangkan, padahal
seharusnya waktu seperti ini bisa kita luangkan untuk melakukan hal yang lebih
bermanfaat seperti bagi-bagi tajil ke orang. Dapet pahala kan?
Menahan diri juga ada batasnya!
Kita tentunya sudah tahu kalo tujuan utama dalam
berpuasa adalah menahan diri kita dari segala godaaan dan hawa nafsu. Makanya
tidak sedikit dari kita yang berpuasa hanya mendapat lapar dan haus saja karena
tidak bisa menahan dirinya. Menahan diri juga ada batasnya, maksudnya
adalah...ini kata guru gue lo ya! Ada saat di mana kita boleh melayani orang
untuk berantem. Kok bisa? Tentu saja ada waktunya, yaitu ketika ada orang lain
yang mencoba untuk mengganggu kelancaran puasa kita. Kita harus mempertahankan
puasa kita, bahkan ketika orang mengganggu, maka dari itu kita harus tetap
mempertahankannya meskipun harus berantem sekalipun.
Apalagi ya?
Tuh, kan bingung. Oh iya, satu lagi nih. Di tempat
kita tinggal tentunya terdapat banyak sekali perbedaan dari segi manapun,
termasuk kepercayaan. Maka dari itu bagi yang sedang tidak puasa maupun yang
tidak puasa, mesti menghormati yang berpuasa. Begitupun dengan mereka yang
berjualan. Jangan sampai pengalaman gue ini terulang...
Jadi suatu hari (di bulan puasa) gue berjalan dan
menemukan sebuah warung makan yang membuka warungnya di siang hari. Tidak salah
memang, tapi seharusnya mereka memasang seperti kain untuk menutupi pandangan
orang lain yang sedang berpuasa agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Gue
sebagai seorang yang memiliki jiwa keadilan yang tinggi segera datang ke warung
tersebut untuk menegur pemiliknya.
“bu, ibu tahu kan sekarang ini bulan puasa”
“i..iya mas”
“ibu seharusnya menghargai yang sedang puasa dengan
tidak membuka warung makan lebar-lebar seperti ini”
“iya, mas saya salah. Seharusnya saya pasang kain
untuk menutupi”
“nah.. begitu dong bu”
Akhirnya si Ibu itu pun memasang kain di depan
warungnya.
“begitu kan enak bu”
Setelah lega gie pun mengambil kursi untuk duduk dan
memanggil si Ibu tersebut.
“bu, es teh manis satu”
(bercanda)
Kesimpulan
Sebenernya kalo kita pikir-pikir masih banyak hal yang sering kita salah pahami dalam berpuasa meskipun itu hal yang kecil dan sepele. Terkait dengan tulisan di atas, tidak semuanya bisa disalahkan sepenuhnya karena sudah banyak yang terlanjur melekat dan membudaya di masyarakat kita. Harus dimaklumi. Mungkin hanya segitu yang bisa gue tulis, kalo ada yang salah mohon koreksinya. Sekian, wassalamaualaikum.
Sebenernya kalo kita pikir-pikir masih banyak hal yang sering kita salah pahami dalam berpuasa meskipun itu hal yang kecil dan sepele. Terkait dengan tulisan di atas, tidak semuanya bisa disalahkan sepenuhnya karena sudah banyak yang terlanjur melekat dan membudaya di masyarakat kita. Harus dimaklumi. Mungkin hanya segitu yang bisa gue tulis, kalo ada yang salah mohon koreksinya. Sekian, wassalamaualaikum.
http://canyouhealme.blogspot.com/2012/07/Puasa-Misunderstanding.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com