Kabar
meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup
mengejutkan. Sepekan yang lalu, ia masih aktif di lokasi syuting. - See
more at:
http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup mengejutkan. Sepekan yang lalu, ia masih aktif di lokasi syuting.
Liputan6.com, Jakarta Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup mengejutkan. Satu lagi seniman terbaik Tanah Air tutup usia akibat serangan jantung koroner di RS Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (6/3/2014) pukul 6.10 WIB. Sebelumnya, pelawak 66 tahun ini sempat berjuang melawan penyakit asma yang diidapnya sejak tahun 1980.
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi.
Liputan6.com, Jakarta
Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup
mengejutkan. Satu lagi seniman terbaik Tanah Air tutup usia akibat
serangan jantung koroner di RS Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta
Timur, Kamis (6/3/2014) pukul 6.10 WIB. Sebelumnya, pelawak 66 tahun ini
sempat berjuang melawan penyakit asma yang diidapnya sejak tahun 1980.
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Liputan6.com, Jakarta
Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup
mengejutkan. Satu lagi seniman terbaik Tanah Air tutup usia akibat
serangan jantung koroner di RS Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta
Timur, Kamis (6/3/2014) pukul 6.10 WIB. Sebelumnya, pelawak 66 tahun ini
sempat berjuang melawan penyakit asma yang diidapnya sejak tahun 1980.
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Liputan6.com, Jakarta
Kabar meninggalnya komedian Djuhri Masdjan alias Jojon memang cukup
mengejutkan. Satu lagi seniman terbaik Tanah Air tutup usia akibat
serangan jantung koroner di RS Ramsey Premier, Jatinegara, Jakarta
Timur, Kamis (6/3/2014) pukul 6.10 WIB. Sebelumnya, pelawak 66 tahun ini
sempat berjuang melawan penyakit asma yang diidapnya sejak tahun 1980.
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
Tak ada yang berbeda dengan Jojon sepekan yang lalu. Dirinya masih aktif membintangi sinetron stripping SCTV, Emak Ijah Pengen ke Mekah. Baru pada Senin (3/3/2014) siang, Jojon merajuk minta dibawa ke rumah sakit. Asma yang 30 tahun lebih bersarang di tubuhnya itu membuat Jojon memutuskan untuk menginap di rumah sakit.
Tiga hari berselang, kondisi pelawak kelahiran Karawang, 5 Juni 1947 itu mulai menurun. Puncaknya pada Kamis (6/3/2014) dini hari. Ya, Jojon mengalami koma yang membuatnya tak sadarkan diri.
"Saya ditelepon 'cepat ke sini (rumah sakit), papa nih, cepat ke sini'. Jadi jam 23.00 WIB, saya langsung ke sana. Jam 1.00 WIB dia koma, labil jantungnya," ungkap Adi Jojon, anak sulung Jojon, saat ditemui di TPU Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2014).
Semua anggota keluarga seperti sudah ada firasat yang kurang enak. Mereka menunggui Jojon hingga pagi hari. Akhirnya pada pukul 6.10 WIB, pemilik nama Djuhri Masdjan itu menghembuskan napas yang terakhir. Tangis keluarga pecah melepas kepergian kepala keluarga yang dihormatinya.
Jenazah pun kemudian diantar ke rumah duka di Imperial Golf Estate, Sentul City, Kabupaten Bogor. Setelah di semayamkan selama dua jam, jasad Jojon pun dibawa ke Masjid Al Munawwarah untuk disalatkan.
Pada pukul 13.20 WIB, mobil ambulans pembawa jenazah Jojon tiba di TPU Kebon Pedes. Ratusan warga sudah menunggu kedatangan pelawak yang identik dengan kumis ala Adolf Hitlernya ini. Sekitar lima menit berselang, akhirnya Jojon dibaringkan di peraduan yang terakhir.
"Ampunilah semua dosa papaku, segala kesalahan papaku, luaskan pintu kuburnya. Mudah-mudahan papa bisa menjawab semua pertanyaan di kubur dan diluaskan kuburnya," ucap Adi. - See more at: http://showbiz.liputan6.com/read/2019186/kronologi-meninggalnya-jojon#sthash.GcnIN3E4.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com