Al-Fatihah yang Luar Biasa
Surah Al-Fatihah itu dinobatkan sebagai Ummul Kitab atau induk kitab.
Ia merupakan surah pertama dalam
susunan Al-Qur’an. Setiap rakaat dalam shalat surah ini wajib dibaca,
tidak peduli berapapun jumlah rakaat-nya. Ia merupakan surah – yang
sangat boleh jadi – paling sering dibaca. Ada juga yang berpendapat
surah ini sebagai intisari atau resume atau rangkuman seluruh isi Al-
Quran.
Pertanyaannya adalah : Apanya yang luar biasa? Apa yang membuat Al-Fatihah ini begitu luar biasa?
Jujur tadinya saya juga hanya
mengetahui sebatas paragraf pertama tulisan diatas. Tapi makin direnungi
ternyata makin terasa keluar biasaan-nya. Ini diantara yang berhasil
saya dapatkan :
Isi Surah dan terjemahan bebas
Pertama, mari kita lihat surah
Al-Fatihah. Jangan-jangan ada juga yang belum tahu bahwa kalimat
“Bismillaahir rahmaanir rahiim” adalah merupakan ayat ke-1 surah ini.
Juga bahwa kalimat “amiin” yang kita seru rame-rame saat shalat jamaah,
itu bukanlah bagian dari surah Al-Fatihah
1. Bismillahirrahmaanirrahiim
2. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin
3. Ar Rahmaani rrahiim
4. Maaliki yaumid diin
5. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
6. Ihdinas shiraatal mustaqiim
7. Siraathal ladzii na’an ‘amta ‘alaihim, ghairil maghduu bi’alaihim, walad dhaalliin
Artinya (ini sekedar terjemahan bebas saya) :
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta
3. Yang Maha Rahman (Pengasih) dan Maha Rahiim (Penyayang)
4. Raja/Penguasa di hari “ad-diin’ (pembalasan/kiamat)
5. Hanya padamu kami menyembah, dan hanya padamu kami memohon pertolongan
6. Tunjukkan kami “Shiraatal Mustaqiim” (Jalan Lurus)
7. Jalan yang penuh nikmat kepada mereka, bukan yang Engkau murkai pada mereka, bukan juga yang sesat
Itulah dia surah Al-Fatihah. Apanya yang luar biasa? Banyak !
sungguh beruntung saya ketika dipermudah mendapatkan pengetahuan atas hal ini.
Susunan surah
Coba lihat susunan surah ini. Allah mengajarkan kita bagaimana cara “berdoa” (baca : memohon) dengan benar.
Dari total 7 ayat, 5 ayat pertama
seluruhnya berisi pujian kepada Allah (5/7 x 100 = 70%). Seolah Allah
mengajarkan/memberitahukan, bila seseorang ingin memohon, seyogyanya 70%
itu diawali dengan memuji. Itulah patron-nya. Pantaslah jika selesai
shalat mestinya tidak langsung angkat tangan dan berdoa. Setidaknya baca
dulu puji-pujian, baca 33x Subhanallah, 33x Alhamdulillah, 33x Allahu
Akbar. Baru setelah merasa cukup (70% minimal), silahkan mengangkat
tangan dan memohon.
Adapun tahapan secara rinci juga diperlihatkan jelas didalam surah ini.
Pertama sekali adalah : fokus (niat, kejelasan). Dalam hal ini direpresentasikan dalam kalimat basmalah
Kedua : Memuji, bersyukur (alhamdulillah)
Ketiga : Tegaskan pujian anda (ini akan dibahas mengapa ayat ke-3 ini sama dengan ayat ke-1)
Keempat : Akui kelebihan-Nya, kehebatan-Nya
Kelima : Akui kelemahan diri, tunjukkan tingginya tingkat kebutuhan hingga perlu memohon (reasoning)
Barulah kemudian memohon pada-Nya
Ayat ke-1 dan ke-3 Surah Al-Fatihah
Pertama bahwa kalimat basmallah
yaitu “Bismillaahi rrahmaani rrahiim” itu adalah termasuk ayat ke-1
dalam surah Al-Fatihah. Sementara ayat keduanya adalah “Alhamdulillahi
rabbil ‘aalamiin”. Baru dilanjutkan ayat ke-3 : “Arrahmaani rrahiim”.
Pada surah-surah yang lain, kalimat “bismillahirrahmaani rrahiim” adalah merupakan kalimat pembuka (bukan bagian dari surah).
Sekarang perhatikan artinya.
“Bismillaahi rrahmaani rrahiim”. Arti sederhana-nya “Dengan menyebut
Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Atau saya kadang
memberi terjemahan bebas : Dengan menyebut Nama Allah yang begitu welas
asih.
Intinya adalah bahwa Allah itu pemurah. Berbelas kasih, begitu baik, penyayang, welas asih.
Sekarang perhatikan ayat ke-3 (ayat
kedua tidak dibahas disini) : Arrahmaani rrahiim. Artinya sama persis :
Maha Pengasih dan Maha penyayang. Welas asih.
Kenapa diulang? Pasti bukan untuk
memperbanyak jumlah ayat. Pasti bukan karena tidak ada bahasan lain.
Pasti ada sesuatu (yang menarik dan luar biasa).
Mari kita berpaling sejenak ke
cerita penciptaan manusia. Ketika itu Allah berfirman pada malaikat
bahwa akan diciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dan
kemudian, ketika tercipta Adam AS, Allah berfirman agar semua bersujud
(bukan dalam konteks menyembah) kepada Adam. Kecuali Iblis. Kenapa ?
Karena ia merasa lebih baik dari adam (iblis dari api, adam dari tanah).
Merasa lebih dari yang lain disebut
sombong atau angkuh. Itulah dosa pertama di jagad raya dan murka Allah
yang pertama diketahui.
Perhatikan bahwa dosa terbesar
adalah menyekutukan Allah. Iblis tidak menyekutukan Allah. Iblis
“sekedar” sombong. Ia hanya merasa lebih baik karena diciptakan dari api
dibandingkan Adam AS yang diciptakan dari tanah. Sama halnya kita
merasa lebih baik karena memiliki jabatan daripada yang jabatannya
dibawah kita. Sombong yang sama ketika kita merasa lebih baik karena
lebih pintar, lebih cantik, lebih ganteng, lebih kaya, dll sementara
yang lain kurang pintar, kurang ganteng, dll.
Saat Iblis menolak perintah Allah,
maka Allah langsung mengharamkan surga baginya dan melaknat masuk ke
neraka. Itulah murka Allah.
Tidak berpuasa tanpa alasan padahal
sudah jelas diperintah, maka secara logika sederhana itu sudah cukup
bagi Allah untuk mengharamkan surga dan melaknat dengan neraka. Sedekah,
shalat dan semua perintah lain akan seperti itu juga konsekuensinya.
Tapi satu hal harus digaris bawahi,
bahwa kasih sayang Allah melampaui murka-Nya. Itulah maka perlu diyakini
bahwa Allah itu Ar Rahmaan Ar Rahiim.
Allah begitu Maha kasih, sehingga
boleh kita berharap kasih dan mesranya. Begitu Maha Penyayang sehingga
boleh kita berharap disayang oleh-Nya.
Maka hemat saya, perhatikan betul
ketika kita membaca ayat ke-1 dan ke-3 surah Al-Fatihah. Pemahaman
dihati saat membaca ayat ke-1 akan dimantapkan oleh pemahaman atas ayat
ke-3.
Maaliki yaumiddiin
Ayat ke-4 adalah : Maaliki yaumid diin yang berarti Penguasa hari pembalasan.
Sekarang perhatikan kata yaum
ad-diin (hari – agama). Mengapa harus memakai ad-diin (agama)? Mengapa
bukan yaumul hisab, atau yaumul qiyamah ? Ini yang jelas telah
disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Yang menjadi inti adalah bahwa
yaum ad-diin lebih menegaskan bahwa hari kiamat merupakan hari dimana
esensi agama menjadi begitu jelas sehingga tidak ada pertanyaan dan
keraguan atas agama.
Jadi pastikan, ketika membaca ayat
ini, kita tidak hanya berurusan dengan hari kiamat saja, tapi “Yaum
Ad-Diin” yang bersifat menyeluruh atas ‘kemarin’, ‘sedang’, dan ‘akan’.
Dan DIA adalah pemiliknya, penguasanya…
Shirath Al-Mustaqiim
Shirath Al-Mustaqim senantiasa
diartikan sebagai : Jalan yang lurus. Tafsir Al-Misbah menyatakan bahwa
jalan yang dimaksud adalah bagaikan jalan tol.
Perlu diperhatikan bahwa Al-Fatihah
adalah ummul kitab atau induk kitab atau ummul quran. Artinya adalah
semua ayat Al-Fatihah merupakan intisari / ringkasan / resume Al-Quran
secara keseluruhan. Maka, dalam kaitan dengan ini, Sirath Al-Mustaqim
tidak lain dan tidak bukan ternyata adalah merupakan target point.
Bila hidup, bayi, remaja, tua, mati
kesemuanya merupakan checkpoint, maka shirath al-Mustaqim itulah target
point. Destination (final point) adalah Surga dan keridhaan Allah.
Sebagai target utama kehidupan,
shirath mustaqim (jalan lurus) ini layak diperjuangkan. Apapun cara
untuk bisa melewatinya dengan sempurna. Tapi seperti apa ciri dan
kriteria shirath al-mustaqim ini ? Dijawab oleh ayat-ayat terakhir
dengan sempurna yaitu :
1. Jalan yang penuh nikmat didalamnya
2. Jalan yang tidak dimurkai Allah SWT
3. Jalan yang tidak sesat
Seluruh kriteria terpenuhi, maka itulah sirath al-mustaqim.
Kata “Jalan” disini menurut hemat
saya dapat berarti cara Dalam bahasa inggris disebut “way” (bukan
“road”). “The way of life” atau “where’s the will there’s the way”
(dimana ada kemauan, disitu ada jalan) dalam pendekatan atas kata
“jalan” yang bisa difahami sebagai cara.
Maka ini maksudnya dengan cara apa
kita menempuh kehidupan ini, jalan mana yang kita gunakan dalam
mengarungi hidup ini. It’s all about the way, it’s all about the heart.
Apa tujuan manusia hidup di dunia?
Menjadi kaya? Menjadi sukses? Menjadi bahagia? Semua jawaban berujung di
satu pintu yang bernama sirath al-mustaqim. Semua manusia menginginkan
hidup yang penuh kenikmatan. Semua manusia tidak mau dimurkai Allah dan
tentu tidak ingin tersesat. Maka bagi mereka yang sudah menikmati hidup
(karena kaya, berpangkat, dll) perlu sadar bahwa 2 kriteria belum
tercapai. Dan itu berbahaya.
Bila jalan itu nikmat, maka itulah
shirat al-mustaqim. Minuman keras juga nikmat, tapi itu dimurkai Allah,
maka bukan shirath al-mustaqim. Bisa juga sudah nikmat dan juga sudah
tidak dimurkai Allah, tapi ternyata sesat. Maka itu jelas juga bukan
sirath al-mustaqim.
sumber: http://1slm.blogspot.com/2012/11/al-fatihah-yang-luar-biasa.html
sumber: http://1slm.blogspot.com/2012/11/al-fatihah-yang-luar-biasa.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com