Anggota PBB kutuk Israel

Gelombang protes atas aksi Israel bergulir di banyak negara

Anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk Israel menjelang sidang darurat nmengenai penyerangan konvoi bantuan kemanusiaan Gaza.

Sedikitnya sembilan aktivis pro-Palestina, sebagian di antaranya warga Turki, terbunuh ketika pasukan Israel menyerbu konvoi kapal tersebut di perairan internasional.

Menteri luar negeri Turki menyebut aksi Israel ''pembunuhan oleh negara''.

Utusan Israel di PBB mengatakan pasukan Israel bertindak membela diri ketika para aktivis menyerang mereka.

''Konvoi ini bukan misi kemanusiaan,'' kata wakil dubes Israel untuk PBB Daniel Carmon.

Reaksi publik Jakarta

Buka

Dia mengatakan aktivis menggunakan ''pisau, tongkat dan senjata lain'' untuk menyerang tentara yang naik ke kapal.

Para aktivis bersikukuh menyatakan serdadu Israel menembak tanpa diprovokasi.

Unjuk rasa mengecam aksi Israel mulai bergulir di Turki, Indonesia dan banyak negara lain termasuk Prancis.

Beberapa negara telah memanggil duta besar Israel untuk menuntut penjelasan atas tindak kekerasan.

Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa agar terus memantau perkembangan nasib WNI yang ikut dalam kapal misi kemanusiaan ke Gaza.

Sebanyak 12 relawan dan wartawan Indonesia ikut dalam konvoi enam kapal yang dihadang AL Israel di perairan internasional di lepas pantai Jalur Gaza.

Kemarahan internasional

Konvoi Gaza

• Tiga kapal kargo dan tiga kapal penumpang
• Kebanyakan korban dilaporkan jatuh di atas kapal feri penumpang Mavi Marmara, salah satu kapal yang dipasok oleh Insani Yardim Vakfi (IHH)
• IHH adalah lembaga sosial Turki yang bersimpati dengan partai berkuasa di Turki
• Israel mencekal IHH, yang dituding memiliki kaitan dengan Hamas dan al-Qaida
• Kapal-kapal lain digalang oleh Free Gaza Movement, koalisi aktivis international
• Kapal mengangkut semen, kursi roda, kertas dan sistem penyaringan air
• Sebagian besar dari 700 penumpang adalah warga Turki, dan sebagian lagi relawan Indonesia, Malaysia, Australia Kanada, Belgia, Irlandia, dan sejumlah anggota parlemen Eropa

Kebanyakan aktivis yang terbunuh warga Turki, dan Turki memotori kecaman terhadap aksi Israel di markas PBB di New York.

"Dengan kata-kata paling sederhana ini sama dengan aksi bandit dan pembajakan. Ini pembunuhan oleh negara,'' kata Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu.

"Negara bangsa yang mengikuti jalan ini telah kehilangan legitimasi sebagai anggota terhormat masyarakat internasional,'' kata Davutoglu.

Tidak satu pun dari 15 anggota lain DK PBB selantang Turki dalam pernyataan masing-masing menjelang resolusi resmi DK PBB yang mungkin akan dikeluarkan.

Meski demikian, kebanyakan menyerukan investigasi penuh dan bersikap kritis terhadap aksi Israel.

Banyank negara, termasuk yang memiliki hak veto seperti Prancis, Rusia dan Cina juga menuntut diakhirnya blokade Isrel terhadap Gaza. Konvoi kapal bantuan yang diserang Israel berniat untuk menerobos blokade.

Sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, menyatakan kekhawatiran, meski Dubes AS di PBB, Alejando Wolff, mengatakan tidak jelas insiden yang telah terjadi.

''Amerika Serikat sangat terganggu oleh tindak kekerasan baru-baru ini dan tragedi jatuhnya korban jiwa dan cedera di antara mereka yang terlibat dalam insiden semalam di atas kapal yang menuju Gaza,'' katanya.

''Kami berusaha memastikan fakta-fakta. Kami mengharapkan investigasi yang masuk akal dan transparan dan mendesak pemerintah Israel agar menyelidiki insiden itu secara utuh,'' tambah dia.

Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga telah meminta penyelidikan tuntas dilakukan.

Berdasarkan sikap yang sudah dinyatakan oleh anggota DK PBB, sulit untuk melihat mereka akan menyepakati pernyataan konsensus, tapi itu yang mereka mencoba mencapai kesepakatan dalam rapat tertutup, lapor wartawan BBC Barbara Plett dari markas PBB.

Para diplomat mengatakan rancangan resolusi mengutuk bantuan Israel, meminta kapal yang ditahan segera dilepas, dan seruan untuk mengadakan penyelidikan internasional, tambah wartawan kami.

Washington akan menghadapi tekanan untuk ikut mengutuk Israel, katanya.