Nasehat seperti itu hampir setiap hari didengarnya, tapi si pemalas tak
pernah mau menanggapi. Dia tetap berdoa siang dan malam. Dia punya
jawaban yang sering disampaikan kepada orang-orang yang menegurnya. Dia
berkata, "Bumi tak punya kaki dan tidak bisa berjalan. Tapi Allah
mengirimkan awan yang memberinya siraman air hujan. Mungkinkah Tuhan
yang sedemikian pemurah tidak memberikan kenikmatan-Nya kepadaku?"
Logika itu ditolak oleh masyarakat yang mendengarnya. Mereka menjawab,
"Bukankah kau menyaksikan apa yang dilakukan Daud, Sang Nabi yang
disucikan, mempunyai suara sangat merdu dan sangat dihormati masyarakat?
Dia tetap bekerja dan tidak meminta Allah memberinya rejeki tanpa susah
payah. Sementara engkau yang seperti ini hanya mau meminta tanpa mau
bekerja."
Hari berganti hari dan
zamannya berjalan dengan cepat. Suatu hari seekor sapi masuk ke rumah si
pemalas. Dengan girangnya dia bangkit mengambil pisau dan
menyembelihnya. Dia memakan sebagian daging sapi itu dan membagi-bagikan
sisanya kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk syukur karena
memperoleh rezeki dari Allah tanpa susah payah. Mendadak pemiliik sapi
datang kepadanya dan meminta si pemalas membayar ganti rugi harga
sapinya. Dia berkata, "Siapa yang mengizinkanmu menyembelih sapiku?"
Dengan nada santai si pemalas menjawab, "Omong apa kau? Mana sapimu?
Sapi itu adalah pemberian Allah kepadaku. Dia yang mengirimkannya ke
rumah ini. Aku sudah lama berdoa meminta rezeki dari-Nya dan kali ini
doaku dikabulkan. Enyahlah dari rumahku. Mintalah rezeki kepada Allah,
bukan kepada hamba-Nya."
Pemilik
sapi naik pitam. Beberapa pukulan dilayangkannya ke wajah si pemalas.
Tak puas dengan itu, dia menyeret orang itu dan menghadapkannya kepada
Nabi Daud as supaya sang nabi menghakimi di antara mereka. Kepada Daud
pemiliki sapi menceritakan apa yang terjadi. Orang-orang yang mendengar
apa yang terjadi berduyun-duyun pergi ke tempat Nabi Daud. Mereka semua
membenarkan apa yang dikatakan pemilik sapi. Sang Nabi menatap wajah si
pemalas dan berkata, "Mengapa kau sembelih sapi yang bukan milikmu?
Katakan apa yang terjadi!" Lelaki pemalas yang sampai saat itu tak
pernah mengganggu siapapun juga tertunduk lesu.
Sejenak kemudian dia menjawab, "Semua orang tahu bahwa sejak tujuh
tahun lalu kerjaku hanya berdoa. Ketika melihat seekor sapi masuk ke
rumahku aku pikir Tuhan telah mengabulkan doaku dan mengirimkan sapi itu
dari alam ghaib. Aku bukan pencuri. Dulu kakekku adalah orang kaya yang
dermawan. Dia suka membantu kaum miskin. Kakekku juga dulu tinggal di
kota ini. Dulu aku bersama ayah dan ibuku tinggal di kota lain. Setelah
mereka berdua meninggal dunia, aku datang ke kota ini supaya bisa hidup
bersama kakekku. Tapi aku tidak mengenal kakekku dan tak tahu di mana
beliau berada. Tidak ada pula berita tentang kekayaannya. Seakan beliau
hilang ditelan bumi. Bertahun-tahun lamanya aku hidup terasing di sini,
tanpa keluarga dan sanak famili. Tak ada yang bisa kulakukan selain
berdoa."
Mendengar jawaban itu,
Daud as berkata, "Alasanmu tidak memuaskan untuk sebuah pengadilan.
Secara syariat kau bersalah dan harus membayar kerugian kepada pemilik
sapi."
Lelaki pemalas itu
memprotes, "Wahai Nabi! Apakah engkau bersikap sama dengan orang-orang
ini yang tidak mau mempercayai kata-kataku? Kalau begitu, aku akan
mengadukannya kepada Allah."
Sejenak Daud as berpikir lalu mengarahkan pandangan ke pemilik sapi dan
berkata, "Sulit untuk memutuskan. Belum pernah aku menghadapi masalah
sepelik ini. Aku harus memohon petunjuk kepada Allah. Tapi yakinlah,
jika kau benar, kau akan mendapatkan hakmu." (IRIB Indonesia)
Sumber: Matsnawi Mowlavi
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com