by: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/07/hitam-putih-579672.html
Tidak ada di dunia ini dua individu memiliki jalan hidup yang sama. Pasti berbeda, tidaklah mungkin sama, dua individu tidak pernah bisa duduk ditempat yang sama dalam waktu bersamaan.
Sepertinya manusia di dunia ini membawa jalan hidup masing-masing, tak ada yang sama persis, yang ada mungkin kemiripan. Setiap orang waktu lahir seperti membawa satu bakul raksaksa yang berisi batu.
Batu terdiri hanya 2 warna, warna hitam, warna putih. Setiap ada sesuatu yang muncul, seperti mengambil batu dari bakul. Saat mengambil, mata tertutup, tidak bisa memilih batu putih atau batu hitam.
Ketika batu putih terpilih, kejadian itu seperti sebuah keberuntungan, kesenangan, kegembiraan, mungkin juga kebahagiaan. Yang jelas batu putih adalah sesuatu yang baik dalam hidup ini muncul.
Ketika batu hitam terpilih, seperti tertimpa kemalangan, kesialan, kerugian atau segala macam yang tidak menyenangkan. Batu hitam sesuatu yang tidak baik yang datang dalam hidup.
Karena hidup dijalani juga dengan 2 pilihan, maka batu-batu di bakul tersebut juga bertambah. Kalau kita berbuat baik, batu-batu putih akan bertambah, jika kita berbuat tidak baik, batu-batu hitam bertambah. Jadi bakul ini tidak akan pernah berkurang, walaupun diambil, karena selalu ditambah oleh hasil perbuatan kita.
Masalahnya, kita tidak bisa tidak, harus memilih. Harus mengambil batu, tidak ada pilihan untuk tidak mengambil batu. Menolakpun batu tetap akan datang dimata kita dan kita harus mengambilnya.
Agar batu yang muncul lebih banyak putih, tetap ada pilihan. Pilihannya adalah menambah sebanyak-banyaknya batuh putih, agar ketika diambil lebih banyak batu putih.
Teknik menambah batu putih sudah diketahui oleh semua orang, untuk itu semua manusia berusaha berbuat baik, agar memiliki cara yang terbaik dalam menambah batu putih, dibuatlah pelajaran untuk itu. Pelajaran itu disebut agama.
Semua teknik diusahakan sebaik mungkin untuk menambah batu putih, menambah kebaikan. Kebaikan dalam hidup, membuat hidup lebih banyak yang baik yang akan diterima. Lebih nyaman, lebih bahagia.
Untuk itu semua orang berusaha berdana, melatih melepas, agar jika suatu saat harus melepas apa yang dimiliki, maka tidaklah sulit. Menjaga moral, agar hidup lebih tenang, lebih aman.
Menjaga moralitas, sebenarnya bukti kasih sayang untuk diri sendiri dan lingkungan. Jika seorang yang bermoral, pasti tidak akan membuat lingkungan khawatir, tidak membuat lingkungan ketakutan.
Walaupun, sudah berbuat sebanyak mungkin kebaikan, tetap saja ada kesalahan dalam hidup, ada batu hitam juga yang terkumpul. Sehingga, tidak mungkin dalam hidup kita selalu mendapatkan batu putih, tanpa ada muncul batu hitam. Dan tak mungkin kita selalu mendapat batu hitam, karena kita pasti pernah melakukan kebaikan.
Selalu ada batu putih dan batu hitam yang muncul, yang membedakan adalah jumlah yang muncul.
Yang paling menarik adalah melihat batu putih dan batu hitam milik sendiri, kita jujurnya tidak perduli dengan batuan orang lain, mau hitam atau putih. Itu bukan milik kita, kita juga tidak bersedih kalau orang lain yang muncul banyak sekali mendapat batu hitam, itu bukan urusan kita, bukan “aku”.
Sebenarnya batu putih atau hitam, tidak menyakiti diri kita, kalau batu itu bukan milik “aku”. Jadi batu itu menjadi masalah kalau milik “aku”. Sebenarnya yang salah bertindak adalah “aku”, bukan batu hitam atau batu putih.
Andaikata “aku” bisa dilatih agar tidak tersakiti, seperti “aku” melihat batu orang lain, sebenarnya tidak masalah batu hitam atau batu putih yang muncul.
Kemampuan untuk melihat “Aku” hanya melihat batu hitam sebagai batu hitam, melihat batu putih sebagai batu putih, tanpa melibatkan diri pada pilihan warna itu, adalah yang harus dilatih.
Batu hitam, batu putih, bukanlah masalah hidup manusia saat ini, sejak ribuan tahun yang lalu, atau mungkin sejak adanya individu, sejak adanya manusia, batu hitam batu putih sudah ada dan terjadi, dan semua sudah berusaha melakukan berbagai cara untuk menghadapinya.
Tentu ada cara untuk melatih hal ini, melatih pikiran agar bisa melihat apa adanya. Istikah sekarang disebut sebagai “mindset”, “mind training” atau segala macam hal semacam ini. Kalau kita lebih sering mengenalnya sebagai semedi, meditasi, tahajut (mungkin), atau segala macam yang tidakan yang ditujukan agar “aku” tidak tergoncang mendapat batu hitam atau putih.
Melatih “aku” agar bisa melihat hidup ini apa adanya, membuat hidup ini tetap berjalan dan tidak membuat diri kita menerita, karena kita sudah lebih tidak perduli apakah yang muncul batu hitam atau batu putih. Yang kita lakukan adalah menjalankan hidup ini dengan sebaik-baiknya, tanpa memperdulikan lagi hasilnya.
Tidak ada di dunia ini dua individu memiliki jalan hidup yang sama. Pasti berbeda, tidaklah mungkin sama, dua individu tidak pernah bisa duduk ditempat yang sama dalam waktu bersamaan.
Sepertinya manusia di dunia ini membawa jalan hidup masing-masing, tak ada yang sama persis, yang ada mungkin kemiripan. Setiap orang waktu lahir seperti membawa satu bakul raksaksa yang berisi batu.
Batu terdiri hanya 2 warna, warna hitam, warna putih. Setiap ada sesuatu yang muncul, seperti mengambil batu dari bakul. Saat mengambil, mata tertutup, tidak bisa memilih batu putih atau batu hitam.
Ketika batu putih terpilih, kejadian itu seperti sebuah keberuntungan, kesenangan, kegembiraan, mungkin juga kebahagiaan. Yang jelas batu putih adalah sesuatu yang baik dalam hidup ini muncul.
Ketika batu hitam terpilih, seperti tertimpa kemalangan, kesialan, kerugian atau segala macam yang tidak menyenangkan. Batu hitam sesuatu yang tidak baik yang datang dalam hidup.
Karena hidup dijalani juga dengan 2 pilihan, maka batu-batu di bakul tersebut juga bertambah. Kalau kita berbuat baik, batu-batu putih akan bertambah, jika kita berbuat tidak baik, batu-batu hitam bertambah. Jadi bakul ini tidak akan pernah berkurang, walaupun diambil, karena selalu ditambah oleh hasil perbuatan kita.
Masalahnya, kita tidak bisa tidak, harus memilih. Harus mengambil batu, tidak ada pilihan untuk tidak mengambil batu. Menolakpun batu tetap akan datang dimata kita dan kita harus mengambilnya.
Agar batu yang muncul lebih banyak putih, tetap ada pilihan. Pilihannya adalah menambah sebanyak-banyaknya batuh putih, agar ketika diambil lebih banyak batu putih.
Teknik menambah batu putih sudah diketahui oleh semua orang, untuk itu semua manusia berusaha berbuat baik, agar memiliki cara yang terbaik dalam menambah batu putih, dibuatlah pelajaran untuk itu. Pelajaran itu disebut agama.
Semua teknik diusahakan sebaik mungkin untuk menambah batu putih, menambah kebaikan. Kebaikan dalam hidup, membuat hidup lebih banyak yang baik yang akan diterima. Lebih nyaman, lebih bahagia.
Untuk itu semua orang berusaha berdana, melatih melepas, agar jika suatu saat harus melepas apa yang dimiliki, maka tidaklah sulit. Menjaga moral, agar hidup lebih tenang, lebih aman.
Menjaga moralitas, sebenarnya bukti kasih sayang untuk diri sendiri dan lingkungan. Jika seorang yang bermoral, pasti tidak akan membuat lingkungan khawatir, tidak membuat lingkungan ketakutan.
Walaupun, sudah berbuat sebanyak mungkin kebaikan, tetap saja ada kesalahan dalam hidup, ada batu hitam juga yang terkumpul. Sehingga, tidak mungkin dalam hidup kita selalu mendapatkan batu putih, tanpa ada muncul batu hitam. Dan tak mungkin kita selalu mendapat batu hitam, karena kita pasti pernah melakukan kebaikan.
Selalu ada batu putih dan batu hitam yang muncul, yang membedakan adalah jumlah yang muncul.
Yang paling menarik adalah melihat batu putih dan batu hitam milik sendiri, kita jujurnya tidak perduli dengan batuan orang lain, mau hitam atau putih. Itu bukan milik kita, kita juga tidak bersedih kalau orang lain yang muncul banyak sekali mendapat batu hitam, itu bukan urusan kita, bukan “aku”.
Sebenarnya batu putih atau hitam, tidak menyakiti diri kita, kalau batu itu bukan milik “aku”. Jadi batu itu menjadi masalah kalau milik “aku”. Sebenarnya yang salah bertindak adalah “aku”, bukan batu hitam atau batu putih.
Andaikata “aku” bisa dilatih agar tidak tersakiti, seperti “aku” melihat batu orang lain, sebenarnya tidak masalah batu hitam atau batu putih yang muncul.
Kemampuan untuk melihat “Aku” hanya melihat batu hitam sebagai batu hitam, melihat batu putih sebagai batu putih, tanpa melibatkan diri pada pilihan warna itu, adalah yang harus dilatih.
Batu hitam, batu putih, bukanlah masalah hidup manusia saat ini, sejak ribuan tahun yang lalu, atau mungkin sejak adanya individu, sejak adanya manusia, batu hitam batu putih sudah ada dan terjadi, dan semua sudah berusaha melakukan berbagai cara untuk menghadapinya.
Tentu ada cara untuk melatih hal ini, melatih pikiran agar bisa melihat apa adanya. Istikah sekarang disebut sebagai “mindset”, “mind training” atau segala macam hal semacam ini. Kalau kita lebih sering mengenalnya sebagai semedi, meditasi, tahajut (mungkin), atau segala macam yang tidakan yang ditujukan agar “aku” tidak tergoncang mendapat batu hitam atau putih.
Melatih “aku” agar bisa melihat hidup ini apa adanya, membuat hidup ini tetap berjalan dan tidak membuat diri kita menerita, karena kita sudah lebih tidak perduli apakah yang muncul batu hitam atau batu putih. Yang kita lakukan adalah menjalankan hidup ini dengan sebaik-baiknya, tanpa memperdulikan lagi hasilnya.
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com