- Survival ala Sentot Slamet Riyadi: lebih baik hidup di Lembaga Pemsyarakatan ketimbang hidup di luar terancam makan;
- Sehebat Indonesia, tak sehebat itu pula di sisi lainnya. Inilah satu contoh dari kasus tersebar yang menambah fakta tentang wajah lain Indonesia kini;
- Mungkin hal begini bukan agenda menarik bagi wakil rakyat dan presiden;
Selamat pagi Indonesia. Apa kata BPS tentang Indonesia? Apa kata para Menteri? Apa kata Bappenas? Apa kata Presiden? Bagus katanya kan?
Tetapi
saya menemukan sisi lain Indonesia pada pagi hari ini melalui siaran
sebuah tv swasta nasional. Saya sebut fenomena “Sentot Slamet Riyadi”,
yang memperkaya data tentang fakta lain Indonesia yang sudah pernah
dibuat oleh Aisyah dari Medan, dan “orang-orang kalah” lainnya di Indonesia yang luas, subur dan kaya sumberdaya alam.
Sentot Slamet Riyadi adalah:
(1)
orang Indonesia yang dengan caranya sendiri menerjemahkan pasal dalam
UUD 1945 yang menyebut “fakir miskin dan anak yatim dipelihara oleh
negara”.
(2)
salah seorang di antara banyak orang lainnya yang gagal menemukan cara
normal untuk bertahan hidup. Apa pun kata Anda, ia telah memilih:
melakukan pelanggaran pidana agar bisa ditahan oleh penegak hukum dan
dengan itu ia pun tak perlu lagi memikirkan biaya hidup
(3)
warga Sidotopo Wetan, Surabaya, yang berusia 53 tahun, yang
berketetapan hati memilih hidup dalam Lembaga Pemasyarakatan tak uabhnya
seperti sekolah berkelanjutan. “Tamat dari
satu jenis pendidikan” (selesai menjalani hukuman untuk satu kasus), ia
pun akan “segera mendaftar” untuk lanjutan “pendidikan jenis lain”
(membuat kesalahan dan pelanggaran hukum baru) agar dapat masuk lagi ke
Lembaga Pemasyarakatan. Hingga kini ia sudah berhasil memperpanjang
“sekolahnya” itu selama tiga kali dengan mencuri sepeda dan merasa
nyaman saja dipukuli oleh warga. Memang ia lakukan pencurian itu di
tengah keramaian, agar target tercapai: tertangkap.
Kita
tidak tahu apakah ia terdaftar dalam DPT. Kita pun tak tahu apakah ia
ikut memberi suara. Kita juga tidak tahu jika misalnya ia memberi suara
pada tanggal 9 April lalu itu, juga karena menerima pemberian dari caleg
atau partai (money politics).
Indonesia, di bawah Kementerian Sosial RI, sebetulnya kan memiliki program Panti Werdha?
Mestinya ia dimasukkan ke program itu oleh penegak hukum pertama yang
menemukannya sebagai tersangka. Tapi akses ke lembaga itu mungkin
tertutup baginya.
Bagaimana jika mempekerjakannya saja di
kantor polisi sebagai pembantu umum, misalnya tukang bersih kamar mandi,
tukang parkir, tukang-tukangan, dan lain-lain. Itu kalau sisi lain dari
Indonesia masih ada wajah kerahaman yang bijak dan manusiawi. Ia tidak
perlu diberi pangkat. Jika bermurah hati memberinya seragam, itu dapat
dipertimbangkan tentu saja.
Bagaimana
pendapat Anda? Mudah-mudahan hal-hal seperti ini dapat mengetuk hati
para bakal Capres dan elit parpol yang kini sedang memperebutkan
Indonesia melalui pilpres setelah pileg terlaksana. Atau hal ini tidak
termasuk urusan mereka?
Maaf kalau begitu.
Maaf kalau begitu.
Wassalamu ‘alaikum wrahmatullahi wa barakatuh.
http://politik.kompasiana.com/2014/04/22/sisi-lain-indonesia-650172.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com