Seperti
biasanya. Aku mengalakan mentari untuk terlebih dahulu membuka mata. Entah
terbangun karena apa, namun itu sungguh nikmat. Membuatku bisa melakukan
sesuatu sebelum kebanyakan orang melakukan aktifitasnya.
Seperti
kebanyakan anak lakukan, sebelum meninggalkan rumah, sebisa mungkin aku membatu
kedua orang tuaku menyelesaikan pekerjaan yang bisa ku kerjakan. Mengetahui aku
hari ini ada agenda di suatu tempat yang tidak lagi asing untuk kedua orang
tuaku, akhirnya ibu sengaja melebihkan membuat masakan untuk sekedar bisa aku
bawa. Meski tidak begitu banyak.
__________________
Masak-masak
bersama yang menyenangkan. Bukan masalah maskannya apa. Yang terpenting adalah
kebersamaannya yang membuat masakan itu menjadi istimewa. Begitu banyak cerita
hari ini yang terekam, namun tak bisa satu persatu aku runtutkan.
Dalam sebuah
diskusi malam ini dengan dua orang teman yang luar biasa, ada banyak hal yang
kami bicarakan. Namun ada satu yang
begitu membekas dan lagi-lagi membuat aku berfikir dalam koridor yang lain.
“Karena dewasa
adalah ketika seseorang bisa mengatur pandangannya, pendengarannya, dan
hatinya.”
Saya sepakat
dengan ungkapan itu. Menjaga pandangan memang
perlu. Tapi pernahkan kita menyadari sesuatu bahwa pikiran dan hati kita
harusnya yang lebih dijaga? Karena tidak bisa dalam segala situasi kita
menundukkan pandangan kita terus menerus jika bertemu lawan jenis.
Pernahkah kita
berfikir bahwa saat menundukkan pandangan, tapi ternyata jantung berdegup
kencang, dan hati mulai merasakan perasaan yang lain? Bukankan itu sama saja?
Terlebih ketika
mengoarkan menundukkan pandangan, tapi tetap saja membicarakan lawan jenis
melulu. Itu gimana ya?
Bukan mata yang
semata-mata harus dijaga. Melainkan pikiran dan hati yang seharusnya dijaga.
Maka, itulah kedewasaan. Ketika bisa mengkontrol mata, pikiran, dan hati dengan
cara manusiawi. Memanusiakan manusia.
Ketika hati itu
tertata, maka pandangan juga akan ikut tertata dengan sendirinya. Tidak mudah
menganggap sebuah tatapan atau perhatian itu sebagai bentuk cinta atau
sejenisnya. *SalahFokus
____________________
Bentar-bentar.
Jangan salah sangka dulu. Bukan berarti terus mata seenaknya sendiri. Nggak
gitu juga. Yang jelas adalah sudahlah, biarkan tiap orang berproses sendiri
untuk mendewasakan mata, pikiran dan hati mereka. Yang terpenting adalah jaga
hati. Karena bukan hanya mata yang bisa membuat hati merasa ini itu, karena
masih ada pendengaran yang tidak jarang membuat jantung berdegup kencang dan
hati merasa “begini begitu”. So, yang harusnya dijaga itu “mata ataukah hati?”
http://magentarosmaya168.blogspot.com/2014/01/mata-ataukah-hati.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com