Menjaga kecantikan dari dalam berarti menjaga etika dan budi pekerti baik, serta menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik berdasarkan sudut pandang syariat Islam. Sebagai contoh, bibir yang indah tak hanya indah menarik secara fisik, tapi juga meniscayakan penuturan kata-kata baik dan ucapan santun. Tutur kata santun dan ucapan yang baik memberi kesan mendalam bagi orang lain.
Allah pun dengan tegas menyatakan bahwa antara ciri hamba-Nya yang baik adalah mereka yang baik ucapannya. Mereka yang apabila dihina atau dicaci oleh orang yang jahil (tidak berilmu), mereka tidak membalasnya kecuali dengan kata-kata baik dan lemah lembut. Dia berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan: 63)
…seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat…
Tak hanya itu, seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” Mengenai hadits ini, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Kebanyakan pendapat yang ada tentang maksud meninggalkan apa-apa yang tidak penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna.”
Dalam Ad-Daa` wa Ad-Dawaa`, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menerangkan lebih lanjut, “Menjaga lisan adalah agar jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Apabila dia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat kebaikan padanya dan manfaat bagi agamanya. Apabila dia akan berbicara hendaklah dia pikirkan, apakah dalam ucapan yang akan dikeluarkan terdapat manfaat dan kebaikan atau tidak? Apabila tidak bermanfaat hendaklah dia diam, dan apabila bermanfaat hendaklah dia pikirkan lagi, adakah kata-kata lain yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya dia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang pertama (tidak bermanfaat) itu.”
Termasuk dalam hal ini adalah menjauhi perbuatan ghibah yang berkaitan erat dengan lisan yang mudah bergerak dan berbicara. Maka hendaknya para muslimah memperhatikan apa-apa yang diucapkan. Jangan sampai terjatuh dalam perbuatan ghibah yang tercela. Bila setiap wanita muslim bisa menjaga lisan dari mengganggu atau menyakiti orang lain, insya Allah mereka akan menjadi seorang muslimah sejati. Rasulullah SAW bersabda, ”Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Muslim)
Pun demikian dengan anggota tubuh lainnya, seperti mata. Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka. Allah berfirman mengenai hal ini, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12).
…Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka…
Rasulullah pun mewanti-wanti, “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” (HR. At Tirmidzi)
Dan terpenting lagi, mempergunakan mata untuk hal-hal yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini berarti tidak menggunakan mata untuk bermaksiat. Pandangan mata adalah mata air kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat.
Betapa banyak manusia mulia yang didera nestapa dan kehinaan, hanya karena mereka tidak dapat mengendalikan mata. Yaitu ketika matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, karena dipergunakan secara zhalim. Seseorang muslimah yang menjaga pandangan berarti dia menjaga harga diri dan kemaluannya. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka akan terjerumus ke dalam kebinasaan. Inilah mengapa Rasul menegaskan, “Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian.”
Lalu peliharalah telinga dari mendengarkan bid’ah, gosip, kata-kata keji dan sesat, atau menyebutkan kesalahan-kesalahan orang. Telinga diciptakan untuk mendengarkan Kalam Allah dan instruksi-instruksi Rasulullah. Sepasang telinga yang indah dan baik adalah yang bisa mengambil manfaat ilmu-ilmu keislaman.
Lalu tangan yang baik adalah tangan yang diulurkan untuk membantu dan menolong sesama muslim, serta bersedekah dan berzakat. Kita diberi dua tangan; satu untuk membantu kita dan satu lagi untuk membantu orang lain. Lalu Islam juga mengajarkan bahwa tangan ‘di atas’ lebih baik dari tangan ‘di bawah’. Tentang hal ini, suatu ketika, Rasul ditanya oleh para istrinya, “Siapakah di antara kami yang pertama kali akan menemui engkau kelak?” Dengan suara bergetar, Nabi menjawab, “Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku.” “Tangan paling panjang” yang dimaksud Rasulullah adalah yang gemar memberi sedekah kepada fakir miskin.
Maka jaga baik-baik kedua tangan, jangan dipergunakan untuk memukul seorang muslim, dipakai untuk mengambil barang haram ataupun mencuri, jangan dipergunakan untuk menyakiti makhluk ciptaan Allah, atau dipergunakan untuk mengkhianati titipan atau amanah. Atau untuk menulis kata-kata yang tidak diperbolehkan.
Kemudian kedua kaki yang ‘indah’ adalah yang dipergunakan untuk mendatangkan keridhaan Allah. Jagalah kedua kaki untuk tidak berjalan menuju tempat-tempat yang diharamkan atau pergi ke pintu penguasa yang kafir. Karena hal itu adalah kemaksiatan yang besar dan sama saja dengan merendahkan diri kalian. Lalu jangan sekali-kali mempergunakan kaki untuk menyakiti saudara-saudari muslim, pergunakanlah untuk berbakti kepada Allah, misalnya dengan mendatangi masjid, tempat-tempat pengajian, berjalan untuk menuntut ilmu agama serta menyambung tali silaturahim, atau melangkahkannya untuk berjihad di jalan-Nya.
Rasul bersabda, “Barangsiapa yang kedua telapak kakinya berdebu di jalan Allah, maka haram atas keduanya tersentuh api neraka.” Beliau menerangkan lagi, “Allah akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya, seraya berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di jalanKu, karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan (segala ajaran) para RasulKu, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk masuk ke dalam surga.”
Demikian pula dengan segenap anggota tubuh lainnya. Semuanya akan nampak indah serta memesona apabila dipergunakan dalam rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecantikan fisik seorang muslimah bahkan sangat dipengaruhi kecantikan batin. Untuk mendapatkan tubuh yang ramping, maka cobalah untuk berbagi makanan dengan orang-orang fakir-miskin.
Kecantikan sejati seorang muslimah tidak terletak pada keelokan dan keindahan fisik atau keglamoran pakaiannya. Kecantikannya sangat dipengaruhi perilaku dan ketaatannya kepada Allah dan Rasulullah. Kecantikan sebenarnya direfleksikan dalam jiwa.
Maka jadikan malu karena Allah sebagai perona pipinya. Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya. Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya. Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat. Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat. Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu. Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama. Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah. Gelangnya adalah tawadhu. Kalungnya adalah kesucian. [ganna pryadha/voa-islam.com/berbagai sumber]
Inner Beauty Muslimah Sejati
Setiap muslimah senantiasa mendambakan kecantikan fisik. Tetapi ingat, kecantikan dari dalam (inner beauty)
adalah hal yang lebih penting daripada kecantikan fisik belaka.
Karena, apa gunanya seorang muslimah cantik fisik tetapi tidak memiliki
akhlak terpuji. Atau apa gunanya cantik fisik tetapi dibenci
orang-orang sekitar karena tindak-tanduknya yang tidak baik. Karena
itu, kecantikan dari dalam memang lebih diutamakan untuk menjaga citra
diri seorang muslimah.
Menjaga kecantikan dari dalam berarti
menjaga etika dan budi pekerti baik, serta menggunakan anggota tubuh
untuk hal-hal yang baik berdasarkan sudut pandang syariat Islam.
Sebagai contoh, bibir yang indah tak hanya indah menarik secara fisik,
tapi juga meniscayakan penuturan kata-kata baik dan ucapan santun.
Tutur kata santun dan ucapan yang baik memberi kesan mendalam bagi
orang lain.
Allah pun dengan tegas menyatakan bahwa
antara ciri hamba-Nya yang baik adalah mereka yang baik ucapannya.
Mereka yang apabila dihina atau dicaci oleh orang yang jahil (tidak
berilmu), mereka tidak membalasnya kecuali dengan kata-kata baik dan
lemah lembut. Dia berfirman, “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha
Penyayang itu (ialah) orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan
kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (Al-Furqan: 63)
…seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat…
Tak hanya itu, seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” Mengenai
hadits ini, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Kebanyakan
pendapat yang ada tentang maksud meninggalkan apa-apa yang tidak
penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna.”
Dalam Ad-Daa` wa Ad-Dawaa`,
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menerangkan lebih lanjut, “Menjaga lisan
adalah agar jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia.
Apabila dia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat
kebaikan padanya dan manfaat bagi agamanya. Apabila dia akan berbicara
hendaklah dia pikirkan, apakah dalam ucapan yang akan dikeluarkan
terdapat manfaat dan kebaikan atau tidak? Apabila tidak bermanfaat
hendaklah dia diam, dan apabila bermanfaat hendaklah dia pikirkan lagi,
adakah kata-kata lain yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya dia
tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang pertama (tidak bermanfaat)
itu.”
Termasuk dalam hal ini adalah menjauhi
perbuatan ghibah yang berkaitan erat dengan lisan yang mudah bergerak
dan berbicara. Maka hendaknya para muslimah memperhatikan apa-apa yang
diucapkan. Jangan sampai terjatuh dalam perbuatan ghibah yang tercela.
Bila setiap wanita muslim bisa menjaga lisan dari mengganggu atau
menyakiti orang lain, insya Allah mereka akan menjadi seorang muslimah
sejati. Rasulullah SAW bersabda, ”Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Muslim)
Pun demikian dengan anggota tubuh
lainnya, seperti mata. Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan
memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan
mencari-cari keburukan mereka. Allah berfirman mengenai hal ini, “Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka.
Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain.” (Al-Hujurat: 12).
…Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan memesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka…
Rasulullah pun mewanti-wanti, “Wahai
sekalian orang yang beriman dengan lisannya yang belum sampai ke dalam
hatinya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian
menjelek-jelekkannya, janganlah kalian mencari-cari aibnya. Barang siapa
yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim niscaya Allah akan
mencari aibnya. Barang siapa yang Allah mencari aibnya niscaya Allah
akan menyingkapnya walaupun di dalam rumahnya.” (HR. At Tirmidzi)
Dan terpenting lagi, mempergunakan mata
untuk hal-hal yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Hal ini berarti tidak
menggunakan mata untuk bermaksiat. Pandangan mata adalah mata air
kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat.
Betapa banyak manusia mulia yang didera
nestapa dan kehinaan, hanya karena mereka tidak dapat mengendalikan
mata. Yaitu ketika matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang
menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, karena dipergunakan secara
zhalim. Seseorang muslimah yang menjaga pandangan berarti dia menjaga
harga diri dan kemaluannya. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya,
maka akan terjerumus ke dalam kebinasaan. Inilah mengapa Rasul
menegaskan, “Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian.”
Lalu peliharalah telinga dari
mendengarkan bid’ah, gosip, kata-kata keji dan sesat, atau menyebutkan
kesalahan-kesalahan orang. Telinga diciptakan untuk mendengarkan Kalam
Allah dan instruksi-instruksi Rasulullah. Sepasang telinga yang indah
dan baik adalah yang bisa mengambil manfaat ilmu-ilmu keislaman.
Lalu tangan yang baik adalah tangan
yang diulurkan untuk membantu dan menolong sesama muslim, serta
bersedekah dan berzakat. Kita diberi dua tangan; satu untuk membantu
kita dan satu lagi untuk membantu orang lain. Lalu Islam juga
mengajarkan bahwa tangan ‘di atas’ lebih baik dari tangan ‘di bawah’.
Tentang hal ini, suatu ketika, Rasul ditanya oleh para istrinya, “Siapakah di antara kami yang pertama kali akan menemui engkau kelak?” Dengan suara bergetar, Nabi menjawab, “Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku.” “Tangan paling panjang” yang dimaksud Rasulullah adalah yang gemar memberi sedekah kepada fakir miskin.
Maka jaga baik-baik kedua tangan, jangan
dipergunakan untuk memukul seorang muslim, dipakai untuk mengambil
barang haram ataupun mencuri, jangan dipergunakan untuk menyakiti
makhluk ciptaan Allah, atau dipergunakan untuk mengkhianati titipan atau
amanah. Atau untuk menulis kata-kata yang tidak diperbolehkan.
Kemudian kedua kaki yang ‘indah’ adalah
yang dipergunakan untuk mendatangkan keridhaan Allah. Jagalah kedua
kaki untuk tidak berjalan menuju tempat-tempat yang diharamkan atau
pergi ke pintu penguasa yang kafir. Karena hal itu adalah kemaksiatan
yang besar dan sama saja dengan merendahkan diri kalian. Lalu jangan
sekali-kali mempergunakan kaki untuk menyakiti saudara-saudari muslim,
pergunakanlah untuk berbakti kepada Allah, misalnya dengan mendatangi
masjid, tempat-tempat pengajian, berjalan untuk menuntut ilmu agama
serta menyambung tali silaturahim, atau melangkahkannya untuk berjihad
di jalan-Nya.
Rasul bersabda, “Barangsiapa yang kedua telapak kakinya berdebu di jalan Allah, maka haram atas keduanya tersentuh api neraka.” Beliau menerangkan lagi, “Allah
akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya, seraya
berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di
jalanKu, karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan (segala ajaran) para
RasulKu, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk
masuk ke dalam surga.”
Demikian pula dengan segenap anggota
tubuh lainnya. Semuanya akan nampak indah serta memesona apabila
dipergunakan dalam rel ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Kecantikan
fisik seorang muslimah bahkan sangat dipengaruhi kecantikan batin.
Untuk mendapatkan tubuh yang ramping, maka cobalah untuk berbagi
makanan dengan orang-orang fakir-miskin.
Kecantikan sejati seorang muslimah
tidak terletak pada keelokan dan keindahan fisik atau keglamoran
pakaiannya. Kecantikannya sangat dipengaruhi perilaku dan ketaatannya
kepada Allah dan Rasulullah. Kecantikan sebenarnya direfleksikan dalam
jiwa.
Maka jadikan malu karena Allah sebagai
perona pipinya. Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai
dadanya. Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya.
Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat. Air wudhu
adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat. Kaki indahnya selalu
menghadiri majelis ilmu. Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama.
Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah. Gelangnya adalah
tawadhu. Kalungnya adalah kesucian. [ganna
pryadha/voa-islam.com/berbagai sumber]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/05/18/6129/inner-beauty-muslimah-sejati/#sthash.137P8Yv9.dpuf
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com