Kamis, 29 Mei 2014

Antara Metro TV dan TV One: Jokowi Didukung Metro TV, Prabowo Didukung TV One

KALAU diperhatikan, TV One lebih rajin mempublikasi kabar mengenai Prabowo ketimbang Jokowi. Sebaliknya, Metro TV rajin memberitakan Jokowi bahkan cenderung “menyentil” kubu Prabowo.
Contohnya pada tayangan “News Maker” di Metro TV minggu malam kemarin (25/5). Di tayangan yang mengupas apa yang terjadi selama sepekan terakhir itu, ada bagian yang membahas kubu Prabowo. Dengan jenaka (atau nyinyir?), naratornya “meledek” Prabowo yang katanya pernah bermasalah dengan “pemecatan”. Hatta Rajasa yang meninggalkan jabatan menteri demi jadi cawapres, atau menyentil ARB/Ical.
http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2013/05/metro-tvone.jpg

Semisal narasi sentilan untuk Hatta Rajasa seperti ini: “Kalau nanti terpilih jadi wapres, jangan tinggalkan jabatan ya Pak, seperti Bapak pernah meninggalkan jabatan menteri.” Tidak mengherankan karena program tersebut bernada “santai dan jenaka”.
Di malam yang sama (25/5) lebih tepatnya petang hari, TV One mengabarkan tentang “bocornya” wawancara Jusuf Kalla saat mengkritik Jokowi. Menurut JK, wawancara itu terjadi pada satu setengah tahun lalu. Sementara ada yang mengatakan kalau wawancara TV tersebut dilakukan Maret 2014.
Media mainstream memang sering terlibat “dilema besar”. Antara menjaga independensi dan digodam kepentingan tertentu. Dan ini bukan tak lagi jadi rahasia umum untuk orang-orang yang “melek”, terutama netizen. Sebagaimana yang diketahui pengguna internet muda misalnya, mereka cenderung kritis dan tahu apa yang dinamakan konspirasi. Bagaimanapun sebagian besar dari mereka suka terhadap katakanlah mister-misteri besar di dunia, taruhlah isu freemason dan illuminati.
Tidak mengherankan jika pencitraan kurang punya efek kuat pada netizen. Kecuali untuk masyarakat “awam”, taruhlah pemilih lama, semisal bekas zaman orba yang tidak melek internet.
Kubu Prabowo Lebih Banyak Didukung Media?
Keberpihakan media televisi ini semakin jelas setelah arah koalisi (kubu politik) diketahui publik.
Keberpihakan yang dimaksud adalah pemberitaan tentang capres tertentu yang diberitakan dalam porsi yang cukup “panjang”. Coba saja perhatikan TV One. Seperti “tiada hari tanpa pemberitaan Prabowo”. Tapi uniknya, mereka juga tidak bersikap “sentilan-sentilun” terhadap lawan capres Prabowo. Soal porsi penayangan Jokowi, memang akan selalu ada tapi sepertinya sedikit. Maklumlah, stasiun televisi juga punya program lain sehingga bagaimanapun segala penayangan harus dibuat rasional.
Sementara itu kita pun tahu kalau TV One adalah milik Aburizal Bakrie. Dia adalah bos Viva Group yang memiliki TV One, Anteve, dan juga Vivanews.com. Sementara itu Hary Tanosoedibjo yang saat ini berbelok pada kubu Prabowo, tak lain tak bukan adalah bos MNC Group yang menaungi Global TV, RCTI, MNC TV, Sindo TV, Koran Sindo, Okezone.com, dan Trijaya FM. Sementara Metro TV milik Surya Paloh (Nasdem).
Nah, otomatis secara kasat, pemberitaan untuk meningkatkan elektabilitas Prabowo akan tayang di media-media tersebut. Soal seberapa gencar, sepertinya belum terlihat. Karena TV One adalah stasiun TV news, maka perhatikan saja, pemberitaan Prabowo setelah Partai Golkar (ARB) bergabung dengan Gerindra, ditayangkan cukup banyak.
Bagaimana dengan kubu Jokowi? Sepertinya timses Jokowi masih konsisten mengerahkan kampanye via social media, media mainstream, dan “relawan lapangan”. Kalau mau jadi pengamat amatiran, mudah saja. Like saja fanpage Tempo, kompas, okezone, liputan6.com, dan lain-lain. Perhatikan apa yang akan kita temui di wall FB kita dan lihat apa bedanya.
Salah satu contohnya adalah getolnya Tempo.co membahas urusan kewarganegaraan “dobel” Prabowo. Begitupun okezone atau republika yang tak ragu “mengkritik” Jokowi. Tentunya dalam tulisan feature, tanpa opini, tapi porsi pemberitaan tentang kedua capres tersebut terlihat “sangat selektif”.
Hal yang menarik adalah bagaimana Jokowi juga sering wara-wiri di Indosiar. Beberapa kali tampil di acaranya Tina Talisa. Jokowi juga “terlihat menghindari” Tv One. Apakah karena host TV One dianggap pernah menjengkelkan? Mengingat Ahok juga pernah marah-marah saat diwawancara wartawan TV One dalam siaran langsung, dan tidak hanya sekali. Sejak saat itu Ahok dan Jokowi “tak terlihat lagi” di TV One.
Tapi mungkin akan “lain ceritanya” kalau HT dan ARB mendukung Jokowi. Bisa jadi pemberitaan tentang Jokowi yang sudah 4 tahun terakhir dianggap jadi media darling, akan diberitakan gencar sehingga menimbulkan hype masyarakat. Namun yang terjadi, Prabowo pada akhirnya lebih diekspos RCTI (lihat keberadaannya pada ajang Indonesian Idol kemarin), juga acara tim kampanye pemenangannya disiarkan langsung oleh TV One sing ini (27/5).
Yang jelas kita harus percaya bahwa media mainstream itu berusaha “sekuat tenaga” untuk menjaga netralitas dan independensi. Kalaupun ada “kepentingan” itu pun ada, tapi dilakukan implisit. Orang-orang yang bekerja di dunia jurnalistik “pasti” paham akan “dilema” ini.
http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2014/05/27/jokowi-didukung-metro-tv-prabowo-didukung-tv-one-655127.html

1 komentar:

  1. Iya.. media dimanfaatkan betul sama capres kita skg.. tinggal kita yv pintar2 memilah mana yg benar mana yg hanya sentilan2 atau bumbu2.

    BalasHapus

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com