Minggu, 15 Juni 2014

Sisi Lain: Pencitraan Jokowi-JK di Metro TV

http://cdn0-e.production.liputan6.com/medias/652716/big/jk-jokowi.jpgSurya Paloh merupakan pendiri dan ketua umum partai politik (parpol) Nasional Demokrat (Nasdem). Dua hari setelah pemilu legislatif (pileg) tanggal 09 April 2014, partai Nasdem resmi berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden (sekarang sudah calon presiden). Selain sebagai ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh adalah pendiri dan pimpinan kelompok usaha pers Media Group yang memiliki harian Media Indonesia, Lampung Post, dan stasiun televisi MetroTV.
Karena Surya Paloh dan partai Nasdem mendukung Jokowi, maka tentu saja Surya Paloh dengan mudah menyetir media massanya, yakni MetroTV, Media Indonesia, dan Lampung Post, untuk turut serta mendukung dan mengkampanyekan Jokowi-JK sebagai pasangan capres-cawapres nomor urut 2. MetroTV sekarang sudah menjadi media massa yang tidak adil, tidak obyektif, atau tidak netral. Media Group sudah mengabaikan asas-asas pers yang berlaku secara nasional dan internasional. Media Group selalu menyiarkan berita-berita tentang Jokowi-JK dengan kesan yang positif meskipun materinya negatif untuk menaikkan popularitas Jokowi-JK. Sementara itu, MetroTV jarang mempublikasikan berita tentang Prabowo-Hatta. Sekali ada, MetroTV selalu menampilkan berita Prabowo-Hatta dengan kesan negatif padahal materinya positif. Masih jauh lebih baik TVOne yang mengkampanyekan Prabowo-Hatta secara elegan.

Apa pers dan media massa harus netral? Semua pers dan media massa tentu harus netral kecuali media tersebut telah menjelaskan posisinya dan itupun tetap harus menjalankan asas-asas pers yang lain. Contoh: media massa Kristen tentu membela umat Kristen dan media massa Islam tentu membela umat Islam. Tapi MetroTV adalah media massa nasional yang tidak menjelaskan posisinya atau afiliasinya dengan kelompok manapun sehingga MetroTV seharusnya netral atau dengan kata lain menjalankan asas pers keadilan. Kalaupun mendukung kelompok tertentu, lakukanlah secara elegan dan tidak mencolok.
Jangan pernah lagi menonton MetroTV. Tidak usah lagi membeli harian Media Indonesia dan Lampung Post. Jangan pernah lagi membaca berita atau apapun dari Media Group baik selama pilpres, setelahnya, dan kalau perlu selamanya. Lebih baik menonton TVOne karena TVOne bersedia memberikan hiburan gratis kepada rakyat Indonesia berupa siaran Piala Dunia FIFA 2014 sehingga kita tidak perlu menonton pertandingan Piala Dunia melalui TV berbayar. Apa yang pernah diberikan MetroTV ke penonton? Jadilah pembaca dan penonton yang kritis dan jangan menelan mentah-mentah semua informasi yang Anda peroleh, termasuk pada tulisan ini.
http://politik.kompasiana.com/2014/06/14/pencitraan-jokowi-jk-di-metro-tv-666353.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com