Pada 30 November 2013, saya menulis di Kompasiana
tentang tekad Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical,
maju sebagai calon presiden (capres) dari Golkar, dengan artikel
berjudul Tekad Capres Aburizal Bagaikan Katak Hendak Menjadi Lembu. Di
situ saya mengatakan bahwa ambisi Aburizal untuk menjadi presiden
lewat pen-capres-annya di Pilpres 2014 itu ibaratnya “bagaikan katak
hendak menjadi lembu,” alias suatu keinginan yang tak mungkin terwujud.
Sekarang
mulai kelihatan apa yang pernah saya tulis itu menjadi kenyataan. Untuk
bisa maju sebagai calon presiden saja sudah hampir mustahil bagi
Aburizal. Pertama, karena perolehan suara Golkar yang jauh dari presidential threshold, sedangkan rencana koalisi dengan parpol lain belum juga menunjukkan tanda-tanda kepastian.
Kedua,
karena begitu sulitnya Aburizal mendapat orang yang mau mendampinginya
sebagai cawapres. Yang kedua ini yang paling unik se-Indonesia Raya.
Belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia, seorang bakal capres
begitu sulitnya mendapat pendampingnya.
Biasanya
justru banyak orang yang berhasrat dipinang untuk dijadikan pendamping
seorang cawapres, tetapi pada Aburizal Bakrie ini justru sebaliknya.
Tidak ada yang mau. Orang-orang bukannya mendekat, tetapi menghindar,
karena khawatir didekati Aburizal untuk dipinang sebagai cawapres-nya.
Takut, sungkan untuk bagaimana menolaknya. Padahal, Aburizal Bakrie
sudah mengdeklarasikan dirinya sebagai capres dari Golkar sejak 1 Juli
2012.
Luar
biasanya, meskipun sudah berderet-deret orang yang satu per satu menolak
dijadikan cawapres-nya, yang bersangkutan begitu menghayati prinsip
“maju tak gentar” mencari pasangannya, sampai-sampai akhirnya rela
“turun pangkat” ditukar posisinya; dia yang menjadi cawapres, biar orang
lain yang capres-nya. Tetapi, luarbiasanya, lagi-lagi itu juga belum
berhasil.
Berikut
adalah daftar nama tokoh-tokoh yang satu per satu menolak ketika hendak
dicalonkan sebagai cawapres, pasangannya Aburizal:
1. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
Bulan Februari 2013, melihat begitu
tingginya elektabilitas Jokowi dalam survei-survei calon presiden,
timbul gagasan dari Partai Golkar, yang antara lain dicetuskan oleh
Bambang Soesatyo, untuk menggandengkan Aburizal-Jokowi sebagai pasangan
capres-cawapres di Pilpres 214. Tentu saja gagasan tidak masuk akal ini
tidak ditanggapi sama sekali oleh baik PDIP, maupun Jokowi. Ini pernah
saya bahas dalam artikel dengan judul Duet Ical-Jokowi Seperti Fabel Harimau dengan Rubah
2. Gubernur Jawa Timur Soekarwo:
Pada
19/11/2013, ketika ditanya wartawan tentang kesediaannya untuk menerima
pinangan Aburizal sebagai cawapres-nya. Soekarwo menyatakan
penolakannya. Katanya, ”Sudah saya sampaikan kepada Pak Aburizal Bakrie
secara langsung saat bertemu di Surabaya. Saya ini baru dipilih rakyat
sebagai Gubernur Jatim 2013-2018. Tidak etis rasanya kalau saya
tinggalkan,” ujarnya (Tribunnews.com).
3. Jenderal TNI Moeldoko:
Panglima
TNI Jenderal Moeldoko merupakan salah satu tokoh yang diusulkan
pengurus daerah Partai Golkar untuk menjadi calon wakil presiden
mendampingi calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie. Menanggapi
ini, Moeldoko mengambil sikap tak berkomentar.
Saat dikonfirmasi Kompas.com,
Selasa (19/11/2013), tentang penyebutan namanya di Partai Golkar,
Moeldoko menolak berkomentar. Ia khawatir hal itu malah menjadi tidak
produktif. ”Saya tidak ingin berkomentar daripada nanti jadi polemik,”
ujar Moeldoko (Kompas.com).
Nama Moeldoko pun tak pernah disebutkan lagi sampai sekarang.
4. Akbar Tandjung:
Ketua Dewan Pertimbangan Partai
Golkar, Akbar Tandjung, mengaku siap menjadi calon wakil presiden.
Namun, dia menolak bila menjadi pendamping Ketua Umum Golkar Aburizal
Bakrie.
“Saya menjadi cawapresnya Aburizal? Ya enggak dong, masa dua-duanya dari Golkar,” kata Akbar dalam jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Minggu (13/4/2014 / Tribunnews.com).
5. Wiranto:
Pada 16 April 2014, Ketua Umum DPP Partai
Hanura Wiranto menyatakan, Partai Hanura bisa saja koalisi dengan
Partai Golkar, tetapi untuk menjadi cawapres-nya Aburizal, dia tidak
bersedia (Jakartaobserver.com).
6. Pramono Edhie Wibowo:
Nama
anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo juga pernah
ditawari mendampingi Aburizal di Pilpres 2014 ini. Pada 25 April 2014,
Pramono menyatakan tidak bisa menjadi cawapres Aburizal Bakrie, karena
dia terikat dengan Konvensi Capres dari parpol-nya sendiri (sumutpos.co).
7. Mahmud MD:
April
2014 lalu, Aburizal sedang berada di Bali, mengirim pesawat pribadinya
khusus untuk menjemput mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD
yang waktu itu berada di Surabaya. Mahfud diundang makan siang
bersamanya di Bali. Pada kesempatan makan siang itu, Aburizal menawari
Mahfud untuk menjadi cawapres-nya. “Bagaimana kalau kita berpasangan?”
Mahfud meniru tawaran Aburizal kepadanya.
Mahfud
bilang, dia belum bisa menjawabnya saat itu. Dia harus berkonsultasi
dengan para petinggi PKB sebelum memutuskannya. Selesai makan siang,
Mahmud minta diantar kembali ke Surabaya, karena ada acara penting yang
harus dihadirinya. Di Surabaya, Mahfud berkonsultasi dengan para
petinggi PKB tentang tawaran Aburizal itu. Jawabannya secara aklamasi:
Tidak! Bukan hanya itu, para petinggi PKB meminta Mahfud untuk tidak
lagi melakukan komunikasi politik dengan Partai Gorlkar dan Aburizal
Bakrie.
Mahfud pun mengirim SMS kepada Aburizal, “Maaf, Pak. Bapak cari orang lain saja ..” (whatindonesianews & Majalah Tempo).
8. Lukman Hakim Saifuddin
Seolah-olah
mengikuti saran Mahfud MD, pinangan untuk dijadikan cawapres-nya pun
dikirim kepada Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin disertai
dengan puja-puji terhadapnya, tetapi lagi-lagi yang didapat Aburizal
adalah penolakan.
“Terkait
dengan adanya pemberitaan tentang saya yang akan dipasangkan dengan ARB
sebagai capres-cawapres karena saya dinilai sebagai salah satu kader
terbaik PPP, saya merasa bahwa saya bukanlah yang terbaik di PPP,” kata
Lukman Minggu (11/5/2014).
Lukman
mengatakan, dia tak memiliki kapasitas untuk menjadi cawapres. Dia
mengapresiasi pinangan itu, namun tak akan menerimanya.
“Saya
menilai diri saya sendiri bukanlah pribadi yang tepat untuk mengemban
amanah dan tanggungjawab tersebut. Saya tentu amat mengapresiasi
pihak-pihak yang mengusulkan saya sebagai cawapres, tapi dengan segala
hormat saya kepada mereka, saya harus jujur menyatakan bahwa jabatan itu
untuk saat ini bukanlah posisi yang layak dan pantas untuk saya
duduki,” ujarnya (detik.com).
Sama dengan PKB, saat ini tokoh-tokoh PPP juga dilarang melakukan komunikasi politik dengan Golkar / Aburizal Bakrie.
Rela “Turun Pangkat”, Menjadi Cawapres, Belum Berhasil Juga
Setelah
mendapat penolakan bertubi-tubi, Aburizal kelihatannya hampir menyerah.
Dari semula, katanya, sesuai dengan Rapimnas Golkar, dia hanya mau
diajukan sebagai capres, tidak cawapres, tetapi kemudian sekarang
mengibah pernyataannya sendiri itu dengan menyatakan kesediaaanya “turun
pangkat” menjadi cawapres. Kesediaannya itu dia utarakan berkaitan
dengan penjajakan koalisi antara Partai Golkar dengan Partai Gerindra,
disertai rencana mengajukan pasangan capres-cawapres Prabowo-Aburizal.
“Pak Prabowo mau jadiin (saya) cawapres? Ya, udah enggak apa-apa,”
kata Aburizal kepada wartawan di sela-sela rapat pengurus harian Partai
Golkar di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (6/5/2014) malam (Tribunnews.com).
Tetapi,
rupanya kedua tokoh itu (Aburizal dan Prabowo) belum apa-apa sudah
merasa tidak mempunyai kecocokan. Rencana koalisi pun hampir pasti
batal. Rupanya, dua-duanya bersikeras, masing-masing merasa paling
pantas sebagai capres. Pernyataan Aburizal yang bersedia menjadi
cawapres-nya Prabowo, ternyata hanya tipu-tipu. Ambisinya untuk menjadi
presiden belum padam.
Wakil
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut,
kedua partai tersebut gagal menjalin koalisi dan mengusung Prabowo
Subianto dan Aburizal Bakrie sebagai pasangan capres dan cawapres.
“Sudah pasti tidak jadi cawapres,” kata Hashim di Gerindra Media Center, Jakarta Selatan, Jumat (9/5/2014).
Hashim
menuturkan, ada beberapa pertimbangan yang mengakibatkan tertutupnya
peluang Prabowo-Ical menjadi pasangan. Keinginan keduanya menjadi capres
pun menjadi satu di antara beberapa alasan.
“Memang tidak ada kesamaan. Tidak cocok,” ujarnya (Kompas.com).
Sedangkan,
dari Partai Golkar, Wakil Ketua Umumnya, Fadel Muhammad mengatakan,
pembahasan tersebut berjalan di tempat. Golkar pun kemungkinan akan
tetap membuat poros sendiri ketimbang bergabung ke Partai Gerindra.
“Sekarang
jalan di tempat. Pembicaraannya kelihatannya masih mentok antara satu
dan dua,” ujar Fadel saat dihubungi, Minggu (11/5/2014).
Fadel
menyatakan, koalisi Golkar dengan Gerindra terancam batal. Posisi calon
presiden Golkar Aburizal “Ical” Bakrie dikatakan terjepit. Menurutnya,
Aburizal ditetapkan sebagai capres berdasarkan rapimnas 2012 lalu.
Lantaran putusan itu, Aburizal pun tak bisa secara otomatis menurunkan
kelasnya menjadi cawapres.
“Kalau mau jadi cawapres (Aburizal) akan dianggap ingkar dari keputusan Rapimnas. Tapi di internal pun sampai sekarang nggak solid dukung Pak ARB (jadi cawapres),” tutur Fadel (Kompas.com).
Sedangkan, Tempo.co,
10 Mei 2014, memberitakan, demi bisa diterima PDIP sebagai cawapres-nya
Jokowi, Aburizal sampai ke Bali menyusul Ketua Umum PDIP yang sedang
berada di sana. Namun lagi-lagi, jalan buntu yang ditemukan Aburizal (Tempo.co).
Jokowi
membenarkan pihaknya menjalin komunikasi dengan Partai Golongan Karya.
Tetapi dia menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan cawapres, apalagi
kursi menteri dalam pertemuan itu.
“Kita
tidak mau bicara itu. Percayalah. Kalau bicara itu, kita akan kembali ke
masa lalu,” ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (11/5/2014) (Kompas.com).
Mungkin
sebaiknya Aburizal Bakrie mencari orang yang bersedia menjadi
cawapres-nya itu, di antara pengungsi korban Lumpur Lapindo, ya?
Aburizal Bakrie memang keren, eh, serem, ya?
***
Artikel-artikel terkait:
- 31/05/2012: Petaka Jika Aburizal Bakrie Jadi Presiden
- 21/02/2013: Duet Ical-Jokowi, Seperti Fabel Harimau dengan Rubah
- 06/07/2013: Bakal Capres-Cawapres yang Tidak Tahu Diri
http://politik.kompasiana.com/2014/05/12/tak-ada-yang-mau-dengan-aburizal-bakrie-652479.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com