by: http://www.duriyat.or.id/artikel/ayat.htm
Rasulullah
SAW pernah meminta sahabatnya yang bernama Abdullah bin Mas'ud supaya
membaca al-Qur'an di hadapannya. Sebagaimana diketahui Ibnu Mas'ud adalah
sahabat Nabi yang terkenal dengan qira'ahnya yang bagus dan lagu serta
suaranya amat merdu.
Ibnu
Mas'ud membaca beberapa ayat dari surat an-Nisa'. Tetapi setelah sampai
ayat 41, maka Rasulullah meminta Ibnu Mas'ud supaya berhenti, karena air
matanya telah bercucuran terharu.
Ayat
an-Nisa' 41 itu artinya : "Betapa dahsyatnya keadaan di kala itu (hari
akhirat), bila Kami (Allah) menghadirkan seorang saksi bagi setiap ummat,
dan engkau (Muhammad) Kami hadirkan juga sebagai saksi bagi mereka."
Rasulullah
tak tahan mendengar ayat itu. Bagaimana kalau dia menjadi saksi kelak bagi
ummatnya yang bejat-bejat yang sudah rusak moralnya, bagaimana pula dia
dihadirkan sebagai saksi bagi ummatnya yang kafir durhaka dan apakah dia
tahan melihat ummatnya yang durhaka itu dihalau oleh malaikat ke neraka?
Semuanya itu terbayang di pelupuk matanya, dan karena itu beliau
menangislah. "Cukup, cukup, sampai di sini wahai ibnu Mas'ud"
kata Rasulullah kepada sahabatnya yang ahli qira'ah lagi bersuara merdu
itu. Ya, beliau terharu dan hatinya tersentuh.
Fudhail
bin 'Iyad, yang kemudian menjadi ulama besar, pada mulanya selagi masih
muda adalah seorang jahil yang terpesona kepada seorang perempuan. Pada
suatu malam dia mendatangi kekasihnya itu. Tetapi setelah dia melompat
pagar rumah sang gadis, tiba-tiba dia melihat sang gadis sedang membaca
al-Qur'an, mengumandangkan ayat al-Qur'an surah al-Hadid ayat 16 yang
artinya :
"Apakah
belum tiba waktunya bagi orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan mengingat kebenaran apa yang diturunkan-Nya (al-Qur'an)
dan janganlah mereka seperti ahli kitab sebelum mereka, telah lama mereka
berpisah dari ajaran Nabinya, sehingga hati mereka menjadi kasar (tidak
tembus cahaya kebenaran), dan kebanyakan mereka menjadi orang fasik."
Setelah
mendengar ayat ini dituturkan oleh sang gadis dengan suara yang merdu,
maka Fudhail mundur dan mengurungkan niat jahatnya. Dan semalaman dia
merenungkan peringatan Allah itu bagi hamba-Nya yang beriman. Jiwanya
berbisik, "Kapan lagi engkau akan insyaf? dan bertobatlah segera
sebelum ajal datang menjemput, ya sebelum terlambat, wahai Fudhail!".
Demikian,
kemudian dia bertobat dan berusaha membina dirinya menjadi seorang muslim
sejati, dan berkat tekun belajar, dia menjadi ulama besar yang cukup
terkenal. Kata-katanya banyak dikutip oleh pengarang.
Lain
lagi dengan kisah Utbah al-Ghulam, seorang penjahat besar di negeri Basrah.
Pada suatu hari dia mendengar pengajian di sebuah masjid Basrah. Waktu itu
yang memberi ceramah agama adalah ulama besar Basrah yang amat terkenal,
Syekh Hasan al-Bashry. Syekh Hasan kebetulan sedang menguraikan surat al-Hadid
ayat 16 tersebut dengan sejelas-jelasnya, dan kemudian menyuruh hadirin
terutama bagi orang-orang yang berdosa segera bertobat. Menjawab
pertanyaan seorang hadirin, apakah dosanya bisa diampuni Allah bila dia
bertobat, maka Syekh Hasan menjawab :
"Walaupun
dosa anda sebesar dosanya Utbah al-Ghulam, Insya-Allah dosa anda akan
diampuni bila anda bertobat dengan sungguh-sungguh."
Tiba-tiba
mendengar orang meraung dan kemudian dia jatuh pingsan dalam masjid itu.
Dan rupanya yang pingsan itu adalah Uthbah bin al-Ghulam sendiri, sang
penjahat terkenal.
Setelah
sadar, dia bangkit mendekat sang guru, dan sang guru masih terus
menasehatinya dari hati ke hati. Hasan berkata, "Bila anda tahan
sentuhan api neraka, maka silakan terus melakukan kejahatan. Tetapi bila
tidak, maka segeralah bertobat! Dengan dosa-dosa yang kau lakukan itu
berarti engkau telah menghina, membebani jiwamu sendiri, maka lepaskan
dirimu dari dosa itu dengan bersungguh-sungguh!"
Nasihat
sang guru besar, ulama terkenal itu, sungguh menyentuh hatinya, dan
kemudian dia bertobat kepada Allah dengan taubatan nasuha. Dan setelah
bertobat, dia mengangkat kedua tangannya dan menengadahkan kepalanya
sambil berdo'a kepada Allah yang antara lain berbunyi :
"Tuhanku,
jika Engkau telah menerima tobatku dan mengampuni dosaku, maka berilah aku
kehormatan dengan kedalaman pengertian tentang agama-Mu dan lekas
menghafal apa yang Engkau baca dan aku dengar, sehingga aku dapat
menghafal ilmu dan ayat-ayat al-Qur'an. Berilah aku karunia dengan suara
yang indah dan mempesona, sehingga barangsiapa yang mendengar bacaan
qira'atku hatinya bertambah tersentuh walaupun dia sebelumnya berhati
kasar. Tuhanku, berilah aku kemuliaan dengan rizki yang halal, dan berilah
aku rizki yang datangnya tak terduga."
Alhamdulillah,
do'anya makbul dan terjadilah keanehan pada dirinya. Ada saja rizki berupa
roti yang diantarkan orang ke rumahnya setiap hari, tanpa diketahui siapa
yang mengantarkannya. Demikian itu berlangsung terus sampai akhir hayatnya.
Begitulah Allah mengabulkan do'a hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam
tobatnya.
Maaf,
ini sedikit kisah pengalaman pribadi. Pada suatu hari penulis membawakan
khutbah Jum'at di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Selesai
berkhutbah, penulis menggabungkan diri dengan jama'ah, karena waktu ada
imam khusus yang akan mengimami shalat Jum'at. Sebelum 'takbiratul ihram'
penulis melihat ke shaf belakang, dan ternyata di situ berdiri Prof. Dr.
H. Rasjidi yang terkenal itu. Dengan serta merta penulis mohon beliau maju
ke depan di samping penulis.
Waktu
imam membaca ayat sesudah al-Fatihah, terdengarlah Rasjidi menangis
terisak-isak, mungkin karena terharu dan terpesona. Seingat penulis, ayat
yang dibaca imam waktu itu adalah surah Fushilat ayat 30, yang artinya :
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah, kemudian berlaku
istiqamah (konsisten dalam kebenaran), akan turun malaikat kepada mereka (pada
akhir hayatnya) dan membisikkan kalimat : Jangan kamu takut dan berduka,
dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Tuhan untukmu."
Saya
kira Rasjidi menangis terisak-isak di dalam masjid waktu itu karena amat
terpesona dan terharunya beliau mendengar imam membaca ayat tersebut.
Dulu
waktu Rasulullah membacakan ayat Fushilat 30 itu kepada sahabatnya, Abu
Bakar as-Sidiq, maka Abu Bakar berkomentar,
"Alangkah
indahnya ayat ini ya Rasul Allah!" Nabi SAW menjawab :
"Nanti
(di akhir hayatmu) akan ada malaikat yang akan membisikkan ayat ini ke
telingamu!"
Ya,
berbahagialah orang-orang shalih yang malaikat membacakan ayat ini kelak
ke telinga mereka pada akhir hayatnya. Amien!
Kisah
masuknya Umar bin Khaththab ke dalam Islam adalah kisah yang patut disimak.
Sebagaimana diketahui, Umar bin Khaththab adalah tokoh terkemuka di Arab
di masa jahiliyah. Mulanya dia sangat menentang ajaran Islam yang dibawa
Nabi Muhhamad. Tetapi kemudian melalui proses yang unik dia akhirnya
menjadi orang terkemuka Islam, bahkan menjadi khalifah ke dua setelah Abu
Bakar as-Siddiq.
Syahdan
pada suatu ketika dia dengan pedang terhunus ingin menikam Rasulullah
dengan para sahabatnya yang masih sedikit, yang sedang dibina Rasulullah
di rumah Arqam bin Abil di dekat Shafa. Di tengah jalan dia ditegur
seseorang bahwa sebelum menindak orang lain lebih baik dia menyelesaikan
urusan familinya sendiri terlebih dahulu. Orang itu menyampaikan kepada
Umar bahwa adik kandungnya sendiri bersama suaminya telah menganut Islam
menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Umar lantas berbelok ke rumah adiknya,
Fatimah, dan kebetulan sedang membaca al-Qur'an. Dengan serta merta Umar
memperlihatkan kemarahannya dengan memukul langsung adik dan iparnya
sendiri hingga babak belur.
Kebetulan
di tangan Fatimah ada lembaran Kitab Suci al-Qur'an yang baru saja
dibacanya. Umar membentak adiknya dan meminta supaya lembaran itu
diberikan kepadanya. Tetapi Fatimah menolak dengan alasan "Anda
adalah najis, yang haram menyentuh lembaran suci ini," tandas Fatimah.
Karena rasa ingin tahunya sangat besar, maka dia mandi dan kemudian
lembaran suci itu diberikan adiknya, Fatimah, kepada Umar. Dan setelah
membaca beberapa ayat dari surah Thaha, hati Umar berbalik arah seratus
delapan puluh derajat. Ia kemudian masuk Islam.
"Kami
bukan menurunkan al-Qur'an kepadamu untuk menyusahkan dirimu. Melainkan
menjadi peringatan bagi orang yang takut Tuhannya. Dia turun dari dzat
yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi Ar-Rahman (Allah) itu
bersemayam di atas singgasana 'arsy. Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di
antara keduanya, dan apa-apa yang ada di bawah petala bumi. Jika engkau
keraskan perkataan, Dia mengetahui apa yang dirahasiakan dan apa yang
lebih tersembunyi. Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia. Bagi-Nya ada
beberapa nama yang indah." (Q.S. Thaha: 1-8).
Setelah
itu barulah dia pergi dengan pedang terhunusnya ke rumah Arqam mencari
Rasulullah. Mulanya para sahabat curiga dan dengan kewaspadaan yang penuh
untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Tiba-tiba Umar memeluk Rasulullah
dengansekaligus mengucapkan dua kalimah Sahadah sebagai tanda dia memeluk
Islam. Semuanya mengucapkan alhamdulillah dan bertakbir tanda syukur
kepada Allah atas islamnya Umar.
Demikian
skelumit kisah-kisah yang menarik tentang pesona ayat-ayat suci al-Qur'an
yang berguna untuk penataran iman hamba-hamba Allah yang ingin bersujud
kehadirat-Nya sebagai hambaNya yang ingin berjalan lurus menurut
jalur-jalur Kitab Suci al-Qur'anul Karim Dan numpang tanya apakah ada
diantara para pembaca yang budiman yang terpesona dengan membaca al-Qur'an
atau mendengarkannya dengan air mata yang meleleh?
KH.
Firdaus
sumber
indonesia-2001