Sabtu, 21 Desember 2013

ASTAGA! Pembunuhan dan Perzinahan di Opspek ITN Malang?

ITN Malang
Pembukaan UUD 1945: ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Saat Opspek, kalimat di atas tidak berlaku lagi. Karena kemerdekaan para junior direnggut oleh seniornya. Mereka ditindas dan dihina hingga ada yang tewas.
Dari pengakuan saksi-saksi yang mengikuti Opspek di ITN Malang yang disampaikan koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK)., Lalu Mustaqim, kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013), mahasiswa baru disuruh berhubungan seperti suami istri. Peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Dari foto ada juga mahasiswa yang disuruh melakukan perbuatan mesum lainnya.
Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan delapan para saksi, bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu. “Kasus ini harus diusut tuntas dan pihak ITN harus bertanggung jawab atas kasus ini,” katanya.
ITN Malang 2
Ratusan mahasiswa setelah makan hanya boleh minum 1 botol aqua saja. Sehingga mereka kehausan dan dehidrasi.
Opspek / Mapram harusnya dihapuskan. Sebab ini adalah ajang balas dendam mahasiswa senior atas kejadian yang menimpa mereka dulu. Sudah banyak korban tewas berjatuhan. Sehalus-halusnya Opspek, tetap saja terjadi penindasan di mana senior menindas si junior. Cuma melestarikan budaya penindasan. Biar kata Kampusnya bergengsi seperti UI, ITB, ITS, dsb, saat Opspek tetap saja kekerasan dan pelecehan terjadi. Tetap tidak terdidik!
ITN Malang 3
Saya heran bagaimana sebagian rektor dan para dosen (yang membiarkan Opspek) seharusnya terdidik karena gelarnya minimal Doktor (S3) atau S2 kok kelakuannya seperti orang yang tidak terdidik? Seperti orang bodoh? Beda usia mahasiswa senior dengan junior paling 4 tahun. Sama-sama belum dewasa. Bagaimana bisa mereka diserahkan “membimbing” mahasiswa junior? Ini seperti menyuruh anak umur 5 tahun membimbing anak umur 1 tahun.
ITN Malang 5
Harusnya rektor dan para dosen langsung yang membimbing para mahasiswa baru. Ajak mereka jadi manusia yang bermanfaat dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti membersihkan jalan, membangun rumah penduduk yang reyot, menyantuni anak yatim, dsb. Opspek sebaiknya dilakukan di kampus saat jam operasional kampus. Harus ada minimal 2 dosen yang mengawasi secara penuh.
ITN Malang 6
Bagi para orang tua, daripada anaknya tinggal nama, mendingan saat Opspek bolos saja. Ini lebih baik. Toh Rektor dan para Dosen jika anak anda tewas di Opspek, mereka lepas tangan. Tidak bertanggung-jawab. Dosen “memantau” sebentar di siang atau sore hari. Sementara Rektor tidak mengawasi sama sekali. Akibatnya para mahasiswa senior bebas mengumbar aksi kriminal mereka saat dosen sudah pergi.
ITN Malang 7
Pembukaan UUD 1945: ”Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Saat Opspek, kalimat di atas tidak berlaku lagi. Karena kemerdekaan para junior direnggut oleh seniornya. Mereka ditindas dan dihina hingga ada yang tewas.
Aksi mahasiswa asal Mataram menggelar aksi mengecam kematian Fikri yang meninggal saat mengikuti ospek yang dilaksanakan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, Senin (9/12/2013). | KOMPAS.com/Yatimul Ainun
Aksi mahasiswa asal Mataram menggelar aksi mengecam kematian Fikri yang meninggal saat mengikuti ospek yang dilaksanakan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, Senin (9/12/2013). | KOMPAS.com/Yatimul Ainun
Sumber:

Orientasi di ITN, Mahasiswa Disuruh Aksi Hubungan Intim

MALANG, KOMPAS.com — Terkait kasus Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) yang digelar Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, 13 Oktober 2013 lalu, delapan saksi mengakui memang banyak perlakuan yang tidak manusiawi dalam orientasi tersebut.
Hal itu disampaikan koordinator aksi, Lalu Mustaqim, kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013), yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK).
Mahasiswa baru laki-laki disuruh berhubungan seperti suami istri dengan para mahasiswi baru. “Yang tidak manusiawi juga, peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Ini kan sudah cukup bejat dan tidak manusiawi,” kata Mustaqim.
Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan delapan para saksi, bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu.
http://regional.kompas.com/read/2013/12/09/1038190/Orientasi.di.ITN.Mahasiswa.Disuruh.Aksi.Hubungan.Intim

Kesaksian Mahasiswa ITN atas Kekerasan Panitia Ospek

MALANG, KOMPAS.com — Setelah ramai diberitakan banyak media dan beredarnya foto-foto proses pelaksanaan Orientasi Kemah Bakti Desa di kawasan Goa Cina, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur, yang digelar Jurusan Planologi, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, pihak saksi yang juga teman korban Fikri Dolasmantya Surya akhirnya membuka mulut ke media.
“Peserta diinjak-injak saat disuruh push-up. Lalu dipukul pakai sandal dan benda lainnya yang dipegang panitia. Ada teman lainnya yang disuruh berhubungan layaknya suami sitri,” katanya.
Aksi brutal lainnya yang dilakukan panitia Ospek ITN, lanjut J, adalah adanya beberapa mahasiswi yang disiram air bawang hingga mata mereka melepuh. “Juga disuruh minum air laut sebanyak-banyaknya hingga kembung. Kita juga disuruh tangan menyentuh tanah hingga berwarna hitam. Jika sudah hitam, baru boleh makan nasi yang disiapkan,” kisah J.
Jika tangan semua peserta Ospek belum terlihat hitam, kata J, peserta disuruh merebah ke tanah. Lalu tangan mereka diinjak-diinjak oleh panitia hingga hitam. “(Setelah itu) baru boleh makan nasi,” katanya.
Perlakuan tidak wajar lainnya, kata J, setelah selesai makan nasi, peserta disuruh minum air mineral 1 hingga 2 botol saja untuk satu angkatan. “Demikian itu yang saya alami dan juga dialami oleh almarhum Fikri,” katanya.
Namun demikian, kata J, saat kejadian, peserta Ospek lainnya hanya mendengar suara teriakan Fikri ketika mengalami kesakitan akibat dipukuli panitia. “Teman-teman hanya bisa mendengar teriakan kesakitannya Fikri. Karena posisi teman-teman saat itu membelakangi Fikri,” katanya.
“Para dosen memang memantau ke lokasi. Tapi hanya datang saat siang hari hingga sore hari. Malam harinya sudah tidak ada para dosen yang mengawasinya. Para mahasiswa baru tidak berani melaporkan kekerasan itu pada para dosen,” katanya.

ITN Benarkan Ada Kekerasan Seksual dalam Ospek

MALANG, KOMPAS.com — Pihak Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa dalam orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang diikuti mahasiswa baru (maba) telah terjadi tindak kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.
“Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan yang mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi, yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu,” kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).

Saksi Mata: Sebelum Tewas, Fikri Ditendang Dua Seniornya

MALANG, KOMPAS.com – Penyebab kematian Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang korban ospek Kemah Bakti Desa (KBD) Jurusan Planologi, mulai menemukan titik terang. Para saksi mata mulai mengungkap kesaksian kekerasan yang dilakukan panitia KBD terhadap Fikri.
Salah satu saksi mata kejadian tersebut adalah Maryono, Ketua Paguyuban Mitra Kelola Wanawisata Pantai Goa Cina, Desa Sitiarjo, Sumbermajing Wetan, Malang. Maryono mengaku dirinya melihat langsung saat Fikri ditendang oleh sejumlah senior panitia di bagian rusuk kiri dan kanan. Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2013 sekitar pukul 07.00 pagi.
Saat itu, kata Maryono, ada sekitar dua orang yang menendang Fikri di dekat barak kemah. “Saya berdiri tak lebih dua meter dari lokasi kejadian itu,” beber Maryono saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Minggu (15/12/2013).

SeputarMalang.com: Sumber Pertama Kasus Opspek ITN Malang:

Catatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com