Jodoh, sebuah kata yang bila kita mendengarnya mungkin kita akan
berfikir “siapa jodoh untukku?”, kemudian kita membayangkan beberapa
orang yang kita kenal atau hanya sekedar pernah melihatnya kemudian
bergumam dalam hati “mungkihkah dia jodohku?”, atau kita akan berkata
“semoga dia jodohku”.
Jodoh itu di tangan Allah, begitu rahasia, sudah diatur, dirancang
sebaik- baiknya. Sekeras apapun kita berusaha untuk mendapatkan
seseorang, secepat apapun kita mengejar, kalau itu bukan jodohnya
tidaklah di dapat. Kalaupun sempat bisa memilikinya itu hanyalah
sesaat, cepat atau lambat hubungan itu akan segera berakhir. Dari pada
kita disibukan dengan usaha- usaha dan fikiran- fikiran untuk
mendapatkan seseorang yang kita sukai, dan kita tidak tahu apakah kelak
dia baik atau buruk untuk bisa menjadi teman hidup, lebih baik kita
serahkan semuanya kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib, yang
membolak- balikan hati, yang tak pernah jera memelihara hamba- Nya,
yang terus mencukupi setiap kebutuhan. Mohonlah kepada Allah supaya
kita bisa tetap istiqomah dlm beribadah kepada Allah, istiqamah dalam
mengingat Allah, memohon supaya diberi hati yang khusyuk, bersih, suci,
tak lupa juga kita harus tetap bersabar, bersabar dalam musibah,
bersabar dalam menjalankan perintah-Nya, bersabar untuk tidak
bermaksiat. Yakinlah kalau hati suci, bersih senantiasa berkhusnudzon
pada Allah, insya Allah, Allah akan menyiapkan jodoh yang terbaik
sebagai teman untuk menjalani hidup, sebagai penyemangat dalam
beribadah kepada Allah.
Pernahkah sahabat memohon kepada Allah supaya diberi jodoh yang rajin,
sholeh, pemaaf, penyayang, dermawan? Jika sahabat pernah berharap
seperti itu, bercerminlah pada diri kita, koreksi kepribadian kita.
Jangan- jangan tanpa kita sadari kita memohom jodoh yang dermawan
tetapi kita masih kikir dan pelit. Kita memohon jodoh yang pemaaf
padahal kita seorang pendendam, masih tersisa kesalahan orang lain yang
belum kita maafkan dan mungin kita cenderung terus membencinya. Kita
memohon jodoh yang rajin padahal kita begitu pemalas, memohon jodah
yang penyayang padahal kita sendiri hanya memikirkan diri sendiri tanpa
peduli dengan kesusahan saudara kita. Jika sahabat menginginkan
sesuatu ada pada orang lain, maka adakan dulu sesuatu itu pada diri
sahabat. Insya Allah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan, dan
kalau ternyata ada kekecewaan tetaplah berkhusnudzon, karena Allah yang
paling tahu modal kita, Allah tahu kualitas kita, Allah tahu apa yang
tersembunyi di tiap- tiap hati hambaNya, mungkin ada niat yang salah,
cara yang tak sesuai, ato ada dosa yang tidak kita sadari sehingga
tidak mendapat ridho Allah. Atau mungkin Allah telah merencanakan yang
terbaik untuk kita karena nikmat Allah datang dari tempat yang tidak
kita duga, yakinlah semua indah pada waktunya.
relakan untuk
tidak dekat dengan pria manapun (kecuali hanya sebatas teman), hanya
untuk menunggumu. Aku yakin Allah telah menyiapkan mu untuk melengkapi
kehidupanku. Insya Allah aku kan bersabar, sebagaimana sabarnya
orang-orang sholeh yang berpuasa. Meraka sabar untuk tidak makan dan
minum, dan apapun yang dapat membatalkan puasa karena yakin, pada
saatnya ada waktu untuk berbuka. Begitupun aku, insya Allah aku pun
yakin suatu saat Allah satukan kita. Dan hanya Allah yang Maha Tahu
kapan kita pantas untuk disatukan. Semoga kau pun bersabar untuk
menungguku, menunggu ketetapan Allah untuk kita.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/07/tentang-jodoh-534797.html
Berbicara perasaan, adakah sesuatu yang lepas dari cinta ? Kita adalah
pribadi yang terbelah dan tergopoh-gopoh untuk menemukan kembali serta
terhubung dengan belahan jiwa kita. Dalam bahasa Martin Buber, “
Setiap manusia membutuhkan “Kamu” untuk benar-benar memahami “Aku”. “
Karena hanya Tuhan yang sempurna. Dan kita tidak sempurna. Olehnya kita
diciptakan berpasang-pasangan. Jangan sampai kita merasa nyaman dengan
kejombloan kita tersebut dan menganggap bisa hidup sendiri. Hanya Tuhan
yang bisa abadi dalam kesendirian. Kita tak mampu samai-Nya.
Ntar Syirik
loh… !
Sesungguhnya, penyebab kejombloan terbesar dikarenakan kurangnya
kecintaan kita kepada Sang Pemilik Cinta . Kita berlomba-lomba mencari
pasangan yang ideal, yang membuat nilai sosial Kita terangkat. Tanpa
pernah menyadari, apakah Kita sudah ideal ? Kita mencari sosok seanggun
bunda fatima, padahal Kita tak semulia Sayyidina Ali. Fatima hanya
pantas untuk Ali, dan Ali hanya pantas untuk Fatima. Itu rumusnya.
Betul-betul egois ! Seperti kata Erich Fromm ; “ Penyakit manusia zaman
modern ialah sangat tergila-gila dicintai. Kita baru pantas dicintai,
jika kita tulus mencintai. Kita menggantungkan harapan kita pada sesuatu
yang tak abadi. Sementara hanya Tuhanlah tempat menggantungkan segala
harapan. Selain-Nya hanyalah harapan-harapan sekunder.
Miskonsepsi yang absurd dalam hubungan asmara adalah menganggap status
hubungan adalah tujuan akhir. Tujuannya adalah kebahagiaan. Dan
kebahagiaan dapat kita temui dari hal-hal kecil. Memang, ada atau
tidaknya pasangan, bukanlah garansi kebahagiaan. Tapi kalau kita merasa
sudah dapat membahagiakan diri sendiri, kenapa tidak berbagi kebahagiaan
(altruisme) ?. Terlebih orang yang hendak kita bahagiakan tersebut
adalah orang yang kita cintai. Namun, jika kita tidak bisa membahagiakan
diri sendiri, tidak mungkin kita dapat membahagiakan orang lain.
Mustahil memberi tanpa memiliki !
Jodoh memang ditangan Tuhan. Namun jodoh akan selamanya ditangan Tuhan
jika Kita tidak berusaha menemukannya, Ujar Ippho Santosa. Dalam Injil,
Matius 7 berbunyi : “
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. “
Carilah dan ketuk pintu hatinya. Semoga dibukakan ! Seorang bijak tentu
tahu kapan harus berhenti dan merasa cukup. Supaya dikira orang bijak,
izinkan saya mengakhirinya dengan pesan ; ”
Yang mencintaimu, tak
kau cintai. Yang kau cintai, tak mencintaimu. Sang Pemilik Cinta akan
menuntun jalan mana yang akan kau pilih. ” Kalau memang jodoh dari Tuhan, mengapa kita tak meraihnya ?
Semoga Bermanfaat
sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2013/02/03/jodoh-dari-tuhan-531104.html
Kalau Jodoh dikejar tak datang
Jodoh merupakan salah satu hal yang tak bisa
diprediksi, bukan seperti harga saham yang masih bisa dilihat
kecenderungannya, melihat kecenderungan yang dulu-dulu, Jodoh bukan satu
hal yang pasti, bukan jaminan bahwa yang cantik cepat menikah atau
yang biasa-biasa aja lambat menikah .
Kisah percintaan yang dialami setiap insan manusia di dunia yang
fana ini memang selalu unik dan berbeda-beda. Banyak yang bernasib mujur
mendapatkan pasangan idamannya yang tampan, soleh, kaya raya dan
lainnya dan tidak sedikit pula yang kurang beruntung jika sudah bicara
soal jodoh.
Banyak orang terutama wanita yang berharap untuk segera
dipertemukan dengan jodohnya, namun kadang kala hingga diusia senja tak
pula kunjung mendapatkan jodoh , mungkin kalau disikapi secara bijaksana
bisa menghasilkan hal yang positif , tetapi kalau disikapi dengan
negatif maka yang ada uring-uringan dan membuat orang sekitar jadi ikut
merasa pusing juga terutama keluarga dekat dan sahabat.
Hingga karena ingin mendapat jodoh banyak cara yang dilakukan
orang untuk dapat menggapai jodoh yang dia inginkan, seperti ke biro
jodoh sekarang sedang marak di internet , kalau dulu di versi offline ,
mendaftar lalu ikut pertemuan dll , tapi sekarang bahkan kalau kita
ikut biro jodoh ada yang mendunia , sehingga kita bisa memilih yang
sesuai dengan selera kita, reality juga ada yang berjudul mencari
pasangan walau gak tau benar atau cuma rekayasa supaya rating naik ,
ataupun ke paranormal minta sareat yang kadang-kadang menyesatkan
juga,karena tak sesuai dengan agama.
Biasanya, jodoh tak kunjung datang itu akibat dari pribadi yang
tidak mau berusaha dan berbenah diri untuk mencari alasan mengapa jodoh
tak juga menghampiri kita, walaupun dibalik itu semua itu adalah kembali
kepada kehendak Allah SWT.
Padahal, sesuai dengan yang telah di janjikan oleh Allah bahwa
manusia diciptakan berpasang-pasangan, artinya Allah memang telah
mempersiapkan seseorang untuk dijodohkan dengan kita.
Lalu mengapa jodoh tak kunjung datang? Di mana pasangan yang telah
Allah janjikan? Apakah Allah telah ingkar dengan janjinya? Atau kita
yang harus mengejar jodoh?kemana kita harus mengerjarnya
Tidak mungkin Allah ingkar, karena Allah maha menepati janji.
Jadi, seandainya jodoh itu tak kunjung datang juga, mungkin saja ada
yang salah dengan diri kita. Dari pada pusing untuk datang ke biro jodoh
atau mencari dan mengejar jodoh melalui ramalan bahkan paranormal,
lebih baik menunggu sambil berusaha sembari berdoa agar diberikan jodoh
yang terbaik oleh Allah.
Menurut Ketua Masjid Jami Al Muhajirin Kecamatan Cileungsi
Kabupaten Bogor, Soedjoko, jodoh merupakan suratan takdir yang telah
ditentukan Allah sejak manusia lahir. Sehingga, sebagai manusia yang
bertaqwa harusnya manusia berserah dan berdoa kepada Allah agar
diberikan jodoh yang sholeh atau sholehah, kalau sudah waktunya insya
allah dia akan datang sendiri .
Pria yang akrab disapa Djoko ini juga mengatakan, jodoh itu memang
benar-benar di tangan Allah. Artinya, kita tidak pernah tau kapan, di
mana, bagaimana dan dengan siapa kita akan berjodoh yang bisa kita
lakukan hanyalah berusaha dan berdoa sampai waktunya tiba.
“Tugas kita bukan untuk mencarinya (jodoh), tapi mempersiapkan
diri untuk menerimanya. Ketika sudah siap menurut Allah, pastilah jodoh
itu akan datang dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita,” ujar Djoko
saat berbincang dengan merdeka.com di pelataran Masjid Al Muhajirin,
Minggu (25/11).
Untuk itu, lanjut dia, di dalam ajaran Islam tidak dianjurkan
untuk berpacaran karena itu mendekatkan dengan zinah, dan walaupun
dengan segala alasan termasuk mencari kecocokan dan mengenal lebih dekat
satu sama lain. Apalagi, tambah dia, dengan melakukan cara-cara yang
tidak dianjurkan atau bahkan diharamkan di dalam Islam, seperti pergi ke
paranormal untuk mendapat pasangan.
Lebih jauh dia memaparkan, yang perlu di garis bawahi adalah jodoh
di tangan Allah. Jadi, jemputlah jodoh itu dengan cara-cara yang sesuai
ajaran Islam, serta memohonlah agar Allah memberikan jodoh yang baik
kepadamu.
“Dalam surat Asy-Syura ayat 83, Allah berfirman, Ya Tuhanku,
berikanlah kepadaku Hikmah dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang
shaleh,” terang dia.
Selain itu, kata Djoko, jodoh tidak dapat dihindari walau kita
belum menginginkannya. Jodoh juga tidak dapat dikejar walaupun ketika
kita terlalu menginginkannya, jadi betul bahwa Jodoh itu kehendak Allah .
“Oleh sebab itu, Allah menentukan jodoh kita, maka tidak layak
bagi kita merasa bimbang atau grasak grusuk karena belum dapat (jodoh),
kalau sudah sampai waktunya, jodoh itu pasti akan datang sendiri,”
tegas dia.
Lalu bagaimana apabila kita apalagi wanita misalnya sudah beranjak tua dan jodoh pun tak kunjung menghampiri?
“Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 45, Dan jadikanlah sabar
dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali kepada-Nya,”
jelas dia.
Dengan ayat itu, lanjut Djoko, Allah memberi harapan bahwa setiap
doa yang disampaikan pada-Nya dengan tulus dan sungguh-sungguh insya
allah pasti akan dikabulkan.
Karena dengan bersikap sabar dan melaksanakan salat, kata Djoko,
hal itu yang membentengi kita dari godaan syaitan yang berharap manusia
salah langkah dalam masalah jodoh, sehingga bukan mendekatkan kita
kepada Allah SWT , malah mengacaukan hidup kita .
Untuk itu dia berharap, bagi siapa saja yang sulit dan belum
mendapatkan jodoh untuk tetap bersabar dan bertawakal kepada Allah agar
diberikan pasangan yang terbaik dan beriman , karena mendapatkan jodoh
yang sembarangan akan menyulitkan kita cepat atau lambat.
“Jangan sampai anak-anak muda sekarang ingin punya pacar tapi
pergi ke biro jodoh dan dukun, bukan mereka yang kasih kita jodoh kok,”
tutup dia
Maka dari itu jangan merasa gundah gulana , jangan galau , jangan
berpikiran negatif dan perasaan tak berharga, tapi pasrahkan saja pada
Allah SWT, sambil berusaha intropeksi, mungkin saja kalau kita diberi
jodoh sekarang, kita belum siap , ataupun kalau yang belum diberi
barangkali kalau dengan yang itu maka kurang baik, dan Allah menguji
keimanan kita apakah sanggup atau tidak dengan apa yang ditetapkan Allah
SWT.
Jangan sampai kita belum dapat jodoh terus kita jadi pribadi yang
jutek, tak menyenangkan , dan pribadi kurang baik lainnya, tapi
patahkan bahwa walau kita belum punya jodoh kita adalah pribadi yang
baik, seorang yang cantik, berprestasi, berjiwa sosial tinggi, mau
menolong , bersahabat, sholeh/sholehah, enak diajak berkomunikasi ,
menyukai anak-anak dan hal-hal yang bisa membuat orang tidak memandang
kita sebelah mata, dan orang juga senang dengan keberadaan kita di
tengah mereka .
Banyak kok di sekitar kita, orang jomblo atau belum mempunyai
jodoh , tapi tetap mendapat tempat di hati masyarakat, karena mereka itu
orang yang istimewa, jadi orang pun tak mempermasalahkan kesendirian
mereka, bahkan malah salut.
dengan inspirasi dan kutipan dari koran merdeka 25/11/2012
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/28/kalau-jodoh-dikejar-tak-datang-546077.html
Humor: Jodoh itu, ya, Harus Dicari!
Alkisah,
di sebuah taman kota itu, duduklah dua orang bersahabat : berkicau
tentang segala sesuatu! Setelah sekian waktu memuntahkan segala anekdot,
elegi serta roman. Kedua orang bersahabat itu, pun beralih topik pada
masalah perjodohan.
“Eh bray, sudah sekian lama gw menanti jodoh gw, namun sang jodoh belum juga menghampiri” curhat si Aa, penuh kekesalan!
“Btw, lo udah usaha : belum?” timpal si Bb, penasaran!
“Yah, kan sudah ada di kitab ketetapan. Ngapain juga di usahain, nanti kan datang sendiri!” jelas si Aa, dengan muka tebalnya!
“Berarti, sama saja kaya orang kelaparan, tapi gak berusaha mencari makan. Hanya menunggu, berharap makanan turun dari langit!” si Bb ber-analogi, dengan wajah sumringah!
“Antara rizki, jodoh dan maut, kan beda bray?” si Aa, mulai ragu dengan pendiriannya!
“Kalau
rizki sama jodoh menurut gw sama, bersifat sosial dan tergantung
pilihan, yang di dalamnya terdapat kuasa Allah. Tapi kalau mati, itu
sudah pasti. Walau kadang dicari (bunuh diri), kadang datang sendiri,
tanpa perlu di minta!” Bb menerangkan, dengan dialektika ceteknya!
“Berati gw harus “ngiklan” donk?” si Aa, manggut – manggut. Kemudian bertanya dengan wajah polosnya!
“Yah,
itu sih terserah lo. Mau “ngiklan” ke, mau teriak di jalan ke, bahkan
lo samperin orang yang lo anggap jodoh lo, pun gak masalah : Asal tetap
beradab!” Bb, bersemangat. Menyemangati teman seperjuangannya!
“Btw, gw jadi ingat kisah Nabi yang di lamar oleh Siti Khadijah.” Aa, mulai menyadari kepikunannya!
“Nah, tuh dah tahu!” jawaban santai dari si Bb, sesantai wajahnya yang terlihat berwibawa!
“eh, lo punya teman buat di ajak nikah gak?” lagi, pertanyaan konyol dari si muka polos!
“Enak
aja, emang gw biro jodoh. Btw, Sekarang nyari jodoh gampang bangat
bray, lo tinggal buat akun facebook, twitter, atau buat akun terverify
di kompasiana. Lo bisa PDKT dengan siapa pun yang lo “pengen!” Tapi
ingat, tetap utamakan “adab,” ya bray!” dengan sedikit humor, Bb menganjurkan.
“Btw, Facebook, Twitter dan Kompasiana, biro jodoh ya bray?” lagi dan lagi, pertanyaan polos se polos muka orangnya!
“what?….@#$%@^&@*?!” Bb, bertanya dalam hati penuh kebingungan!
“Iya gak bray?” Aa, masih ngotot dengan pertanyaannya!
“Mmm..
bisa iya, bisa juga bukan! Iya, karena cukup banyak yang akhirnya
menikah lewat jejaring tersebut. Bukan, karena mereka belum pernah
secara resmi, mengumumkan bahwa media -media tersebut adalah : biro
jodoh!” walau kesal, Bb tetap meladeni pertanyaan konyol si Aa!
“Oww begitu ya bray! Trus gimana caranya agar gw bisa menjadi anggota mereka!” Aa, kembali bertanya!
“Emang Gangster!! Ya,
tinggal daftar aja bray. Masa dari dulu bisanya cuman hidupin TV,HP,
ngirim email sama SMS doank! Bahakan emailnya, pun pake punya gw!” Bb menjawab dengan humor dengan muatan penuh hina!
“Hehe, maklum gaptek!” Aa, mulai sadar diri!
“Hihi, bukan gaptek bray, tapi lo aja yang malas baca!” lagi, Bb menghina secara halus namun menusuk!
Dialog singkat tentang
jodoh itu, akhirnya menjadi masukan baru bagi si Aa untuk mencari apa
yang selama ini dinantinya. Si Aa baru memahami, bahwa ternyata jodoh
itu harus di cari, bukan di nanti. Sebab mustahil jika hanya berdiam
diri, lalu berharap seorang bidadari menghampiri, menemani langkah
hidupnya yang masih teramat “panjang” itu!
sumber: http://hiburan.kompasiana.com/humor/2013/01/24/humor-jodoh-itu-ya-harus-di-cari-522485.html
[Versi Lengkap Malam Mingguan Versi LDK]. “Menjemput Jodoh, Jangan Bodoh”. :) (Untuk Para Kaula Muda]
Versi Lengkap Malam Mingguan Versi LDK]. “Menjemput Jodoh, Jangan Bodoh”. :)
(Untuk Para Kaula Muda]
Lelaki yang sayang dan cinta padamu, pasti tidak akan pernah berani
menyentuhmu, apalagi mengajakmu keluar mojok malam Minggu. Jangankan
itu, untuk memandangmu saja tak mau. Bukan karena tidak cantik, tetapi
karena itulah kehebatan sayang dan cinta hakiki yang bisa menundukkan
pandangan kemaksiatan yang semu.
Dia justru akan senantiasa menjagamu dari apapun itu, termasuk dari
godaan dirinya sendiri dan nafsu, senantiasa istiqamah sampai pernikahan
menjamumu. Buang jauh-jauh ucap ‘I Love You’ sebelum ada ucap
‘Qabiltu’. Lempar jauh-jauh kata ‘I Miss You’, saat orang tuamu belum
ada kata restu.
Jangan khawatir dan tak akan pernah terbalik; perempuan yang baik pasti
berjodoh dengan lelaki yang baik. Maka, jadikan masa muda masa penuh
prestasi, bukan masa penuh frustasi. Jemputlah cinta dengan jalan
rahmat, bukan dengan jalan maksiat. Bahagiakanlah dulu orangtua dengan
prestasimu, jangan terburu membahagiakan nafsu, sebab nafsu wujudnya
semu.
Apa yang dibanggakan dengan pacaran? Sms-an, telpon-telponan, ketemuan,
jalan-jalan, peluk-pelukan, ciuman, begituan, dan ujungnya bubaran.
Kalau mau jemput jodoh, jangan bodoh. Jemput dengan bermunajat, bukan
mendekat ke buaya darat. Galau karena jodoh itu wajar, itu proses hidup
bagi sang pembelajar, yang ikhtiarnya bodoh itulah yang kurang ajar.
Rutinkan ibadah, sedekah, do’a orang tua, puasa sunah, insya Allah jalan
terang jodoh akan terbuka lebar.
Percuma juga kau tampak cantik bersolek, lantas merelakan wajah dan
seluruh tubuh cantikmu dicolek-colek. Secara dhohir orang bisa katakan
kau tetap cantik, tapi sesungguhnya kau sangat jelek. Bukan teman, orang
tua, atau siapapun, tetapi di dekatmu syetan tampak kegirangan dan
mengejek.
Ibarat membeli makanan, jelas, kita akan memilih lalu membeli makanan
yang bergaransi bukan pilih yang basi. Selain gengsi juga merusak
reputasi. Begitu jugalah saat anda memilih pendamping, pasti ingin yang
asli juga halal, bukan yang aspal. Kau ini manusia mahal, punya akal
pikiran, karenanya jangan jadi manusia murahan, putuskan dan tolaklah
jika ada lelaki yang menjemputmu dengan murahan. :)
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/30/versi-lengkap-malam-mingguan-versi-ldk-menjemput-jodoh-jangan-bodoh-untuk-para-kaula-muda-547162.html
Jodoh: Unpredictable (Tidak Dapat Diramalkan)
Jangan pernah mempercayai jika kita pernah diajak
oleh seseorang untuk bertemu dengan tukang peramal atau dukun sulap
hanya untuk melihat ramalan kehidupan kita kedepan.
Tapi banyak juga orang yang begitu yakin dan percaya bahwa jodohnya
adalah orang kaya, atau pejabat, atau pengusaha atau lainnya. Atau juga
ada yang percaya ketika tukang peramal mengatakan bahwa kamu akan
mendapat jodoh
yang miskin dan jelek, tapi jika kamu lebih keras lagi
berusaha maka akan jauh dari jodoh yang demikian. Sehingga diberilah
tips-tips ampuh untuk mencegah supaya tidak mendapat jodoh yang miskin
dan jelek.
Padahal tujuan utama untuk diberikan tips-tips itu adalah hanya untuk
mendapat bayaran (sesuai dengan harga standar masing-masing).
Akhirnya kitapun terkecoh dengan ramalan-ramalan itu. Coba kita
bayangkan sendiri, apakah kita tidak sadar? ketika melihat Istrinya
dukun sulap (peramal) itu ternyata hanya wanita biasa saja. Kenapa dia
tidak mendapatkan istri yang lebih cantik atau kaya atau wanita hebat
yang dikenal oleh khalayak ramai? Itu menandakan bahwa jodoh itu memang
tidak bisa diramalkan. Jika pun kita percaya terhadap apa yang dikatakan
oleh peramal, maka kita telah syirik kepada Allah. Patut untuk segera
kita bertaubat nasuha, dan jangan pernah mengulangi lagi terhadap
ramalan-ramalan yang bodoh.
Kita hanya boleh berusaha dan berdo’a untuk mendapatkan jodoh seperti
keinginan kita sendiri. Tapi jika datang ke tempat peramal hanya untuk
meramalkan jodoh kita, itu suatu langkah yang sia-sia, sangat dilarang
dan bukanlah usaha yang dimaksudkan demikian. Karena apa yang dikatakan
oleh peramal itu hanya penipuan belaka.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/18/jodoh-unpredictable-tidak-dapat-diramalkan-538041.html
Matematika Pun Mengenal Jodoh
Matematika.
Kebanyakan dari kita jika mendengar Matematika pasti yang muncul
pertama kali adalah deretan angka-angka dan segelintir rumus yang tak
jarang membuat pusing tujuh keliling (kayak thowaf aja 7 keliling,
hehehe). Tapi sebenarnya lebih dari hanya sekedar itung-itungan,
Matematika sangat peduli dengan hidup kita. Mau buktiiii???? Yupzz, .tak
pernah terpikirkan sebelumnya, ternyata Matematika pun mengajarkan kita
bagaimana menaruh rasa pada lawan jenis, dan bagaimana sebaiknya kita
mencari jodoh, dan jodoh yang tepat buat kita.
Kita
yang pernah belajar Matematika baik di SMP maupun SMA pasti pernah
mendengar fungsi kan? Yupz, pintar betul seribu persen. Pemetaan dari
daerah asal ke daerah kawan dengan beberapa aturan tertentu yang akrab
disebut fungsi tersebut ternyata juga mempunyai sisi filosofinya.
Kita
ibaratkan kita menjadi daerah asalnya dan lawan jenis kita menjadi
daerah kawannya. Tidak dikatakan fungsi jika satu elemen dari daerah
asal memetakan lebih dari satu di daerah kawan. Jelas kan??? Salah satu
aturan fungsi tersebut mengajarkan pada kita, bagaimana kita harus
menjaga kesetiaan kita. Alias, hatinya tidak boleh bercabang.
Akan
tetapi akan berbeda lagi jika semua elemen dari daerah asal memetakan
hanya pada satu elemen di daerah kawan. Meskipun, semua elemen di daerah
asal memetakan hanya pada satu elemen di daerah asal, pemetaan tersebut
masih bisa disebut dengan fungsi. Tidak diharamkan jika banyak dari
kita mempunyai satu selera yang sama. Sama-sama suka pada satu orang
yang sama. Kok jadi kebanyakan kata sama yaaa,hehehe. Yang jelas, masih
dianggap wajar dan tak berdosa jika kita menyukai satu orang yang sama.
Sebenarnya,
penerapan aturan fungsi tersebut tidak hanya pada masalah perasaan yang
popular disapa dengan cinta saja sih. Dalam masalah keyakinan pun juga
bisa diterapkan. Kita sebagai umat yang beragama sudah seharusnya lah
kita hanya beriman pada 1 Tuhan (Tuhan YME).
And then,
dalam pemetaan fungsi tersebut bersifat tertutup. Maksudnya elemen dari
daerah asal hanya akan dipetakan pada daerah kawan yang sejenis.
Misalnya, kalau daerah asal merupakan himpunan dari bilangan bulat, maka
pemetaan di daerah kawannya pun juga bilangan bulat. Aturan fungsi
tersebut juga mempertegas dan mengingatkan kita agar kita selalu
memperbaiki diri kita. Karena jodoh kita adalah cerminan kita. Orang
baik diperuntukkan orang baik dan begitu juga sebaliknya.
So,
pelajaran yang bisa kita ambil dari aturan fungsi tersebut, baiknya
kita menjadi sosok yang setia. Setia dalam rasa, baik kepada lawan jenis
maupun pada Sang Maha Pencipta segala rasa. Dan teruslah berusaha
menjadi sosok yang terbaik, terus memperbaiki diri untuk mendapatkan
yang terbaik juga.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/13/matematika-pun-mengenal-jodoh-541629.html
Jodoh, dari Hal Terkecil!
Cinta itu bisa muncul dari sisi terkecil yang
berkesan. Tak salah kalau teman saya lebih melihat betis sebagai ukuran
utama pilihan pertama. Kalau betisnya sudah mulus dan menarik yang lain
mengikuti, katanya sambil tertawa. Teman yang lain bilang: saya lebih
suka perempuan yang mempunyai rambut lurus yang keriting, lewat! Ada-ada
saja! Dan dari hal itulah mereka mendapatkan pasangan hidupnya/jodoh.
Tapi saya tidak bermaksud menulis tentang hal-hal yang begituan,
walaupun menarik untuk dibahas.
Jodo(h). Yah, itu adalah kata yang pas untuk bersatunya dua insan yang
saling menyinta. Jodoh bisa berarti orang yang cocok menjadi suami istri
atau sesuatu yang cocok menjadi sepasang, pasangan. Begitu pun
kecintaanku pada kompasiana muncul karena aku suka cerita fiksi,
fiksiana. Pada awalnya aku tak begitu peduli dengan nama kompasiana,
cerpen-cerpenlah yang membawaku kedalam pusaran ini. Aku menemukan
cerita-cerita menarik dengan redaksi yang tidak direduksi. Kalau
membaca cerpen di media cetak, yang kutemukan hanya keseragaman tema
yang ditentukan redaktur pada setiap terbitannya. Hehehe…ngarang!
Setelah sekian lama membaca cerpen dan mengoleksinya, aku malah tambah
suka bahkan cinta. Tidak hanya fiksiana tapi kompasiana secara umum aku
suka. Tidak berlebihan aku sebut aku telah menemukan jodohku. Curahan
hati, catatan harian, mengisi kekosongan hati, dikala galau atau suntuk,
bahkan ketika libido tex (teks) lagi tinggi kompasiana mampu
memuaskanku. Tak ada penolakan atau pun basa basi, semua diterima tanpa
syarat. Sebagai mas kawin waktu itu, aku buatkan lamaran dengan membuat
akun pribadi di kompasiana. Akun itu adalah tanda jadi bahwa ku akan
selalu setia sebagai pasangan yang bertugas membaca dan
menulis…lebay.com. Kompasiana jadi jodohku!
Hati-hati bila mata anda sudah terpagut pada hal kecil di kompasiana. Kalau diteruskan akan mengakibatkan kecanduan…Berbahaya!
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/03/jodoh-dari-hal-terkecil-533697.html
bagindaery.blogspot.com menggabungkan semua artikel tentang jodoh yang berasal dari situs kompasiana,ditiap bacaan diatas sudah ada judul dan sumber masing-masing.