Selasa, 26 November 2013

Janji Merapi: Merapi Tepati Janji Setelah Tragedi

Photobucket

by: http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/10/13/merapi-tepati-janji-setelah-tragedi-401020.html
Gunung Merapi, sebuah fenomena alam yang penuh misteri, menimbulkan tanda tanya, mengusik ketenangan, menyebarkan marabahaya, namun menebarkan limpahan harta. Disaat gunung ini bergejolak tak satupun yang berkutik untuk menahannya, namun setelah semua aktivitas vulkanis selesai limpahan rejeki dari maaterial perut bumi menjadi sumber kekayaan dan kesuburan. Hampir setahun sudah, erupsi terbesar semenjak seratus tahun terakhir dengan ratusan korban jiwa dan tak terhitung kerugian material yang lain. Saat ini berkah dari tragedi sudha bisa dinikmati oleh para petani, penambang, maupun pendaki gunung yang ingin menyambangi puncaknya.
Photobucket
Dari sisi historis, Gunung Merapi memiliki perjalanan panjang. Letusan tahun ini adalah yang terbesar sejak seratus tahun belakangan ini, sehingga tak terelakan lagi ada ratusan korban jiwa. Dalam mitologi kejawen, Gunung Merapi adalah poros utara yang apabila ditarik garis imajiner menuju selatan, akan bersinggungan dengan Keraton Yogyakarta dan berakhir di Pantai selatan. Setiap titik yang bersentuhan dengan garis imajiner tersebut memiliki sebuah filosofi kehidupan manusia. Gunung Merapi sebagai poros utara memilik peranan penting dalam mitologi tersebut, yakni sebagai kerajaan mahluk halus. Konon penunggu Gunung Merapi adalah Kyai Sapu Jagad yang sebenarnya adalah Ki Juru Taman yang memakan “endog Jagad” telur dunia milik Panembahan Senopati. Akibat memakan “endog jagad” Ki Juru Taman berubah menjadi raksasa dan oleh Penembahan Senopati diperintahkan menjadi penunggu Gunung Merapi. Saat ini menjadi legenda bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi.Sisi cerita Gunung Merapi yang telah mengakar menjadi sebuah kearifan lokal, tidak lepas dari eksotisme dari gunung teraktif didunia ini.
Photobucket
Kini gunung teraktif di dunia tersebut sudah tertidur kembali dan saatnya mencoba untuk melihat lekuk-lekuk tubuhnya. Dari dusun Plalangan, Selo, Boyolali kaki mulai melangkah dari base camp. Disinari dengan cahaya “Head Lamp” menembus kabut di sela-sela kebun penduduk. Pada awalnya perjalanan cukup berat, karena tubuh belum teradaptasi dengan baik. Berjalan pelan, sambil menghirup udara dalam-dalam sebuah cara agar kondisi tubuh lekas menyesuaikan diri. 1 jam perjalanan dengan melewati perkebunan penduduk, akhirnya sampai di batas hutan. Ada dua pilihan jalur untuk kepuncak, lewat jalur utama disebelah kanan atau alternatif disebelah kiri. Keputusan harus diambil secepat mungkin, dan akhirnya mengambil jalur alternatif yang dikenal dengan jalur Kartini.
Photobucket
Terus berjalan melewati semak belukar dengan bunga-bunga Babandotan yang mulai bermekaran dan akhirnya sampai juga di pertigaan “Patok 1″. Perjalanan dilanjutkan, dengan jalur yang landai dengan jalan setapak dan beberapa batuan. Dari lari kecil, melompat, bahkan harus melipir disisi batuan agar secepatnya mencapai tujuan. Patok 2 dan Batu Gajah-pun terlewati, dan kini saatnya mencapai batas vegetasi. Hamparan pasir dan batu terbentang luas didepan mata. Berjalan disela-sela bebatuan yang menjadi jalur aliran air. Terus melangkah dan tidak terasa sudah sampai di sebuah kawasan yang kuas yang disebut Pasar Bubrah atau Pasar Setan. Dari Pasar Bubrah, akan langsung di hadapkan pada pendakian yang sebenarnya.Sesaat memandangi sebuah bukit besar yang mengerucut curam dan mengepulkan asap tebal dan puncak Merapi sudah didepan mata.
Photobucket
Orientasi medan, dengan menganalisa kira-kira nanti dari rute mana untuk memulai pendakian sangat diperlukan agar terhindar dari jalur yang salah. Dengan melihat alur-alur longsoran bebatuan dan pasir, diputuskan untuk memanjahat dari sisi kiri “timur laut” karena relatif lebih landai dan langsung menuju puncak tanpa ada penghalang batu besar. Berjalan pelan diantara pecahan material vulkanik, dari batu besar, kerikil, pasir hingga debu halus. Diawali dengan jalur yang landai, namun seolah tubuh dihentakan oleh pemandangan didepan dengan jalur yang curam. Dengan merayap “Scrambling” mencoba menyisir dan memanjat dinding batu dan pasir. Mencari pijakan kaki dibatu yang kompak, atau akan terperosok kebawah dan jatuh bebas bergulingan. Berjalan sambil berurutan depan belakang secara vertikal sangat tidak disarankan, sebab akan sangat berbahaya dengan longsoran batu. Berjalan secara beriringan secara horizontal, zig-zag dengan tetap menjaga jarak dan di jalur yang aman lebih disarankan untuk meminimalkan resiko. Berjalan dengan hati-hati dan tetap menjaga keselamatan diri dan pendaki lain mutlak diperlukan.
Photobucket
Sesampai di puncak Tidak ada “Kawah Mati dan Puncak Garuda” yang menjadi ikon Merapi. Semua berubah disaat kepulan asap putih menyembur keatas dan tangan sudah menggapai batu terakhir. Ini puncak dengan kaledera luas dan bibir kawah yang yang bergelombang. Dibeberapa sisi nampak permukaan puncak yang tidak merata dan bergelombang diiringi suara gemuruh dari bawah sana, apalagi kalau bukan kawah. Seluas mata memandang sisi selatan dan barat daya yang ada hanya asap putih tebal dan dengan angin mengarah kebarat, saat itu Merapi menjadi sahabat yang baik. Berjalan di igir-igir kawah dengan ekstra hati-hati untuk melihat beberapa sisi Kawah dengan ketinggian dan tingkat kesulitan yang berbeda. Ingin rasanya menggapai sebuah bukit kecil yang kemungkinan puncak sejati disisi Utara mengarah ke barat laut, namun resiko yang dipertaruhkan cukup besar. Sebuah tantangan buat mereka mau merintis menuju puncak sejati, sebab bukan perkara yang mudah untuk membuka jalur. Kemungkinan dibutuhkan peralatan panjat tebing sebagai pengaman yang mutlak diperlukan. Merapai memberikan kesempatan emas bagi meraka yang mencintai petualangan adrenalin diketinggian.
Bagi Anda yang tidak bisa menyambangi puncak Merapi secara langsung, masih banyak tawaran dari Gunung teraktif di dunia ini. Lava tour merupakan pilihan yang tepat untuk melihat sisa-sisa dasyatnya erupsi Merapi setahun yang lalu.Kunjungan wisata untuk mengetahui dasyatnya Gunung Merapi bisa dimulai dari sisi Selatan Gunung Merapi. Kunjungan utama diawali dengan mengunjungi Museum Vulkanologi di daerah Pakem. Di museum tersebut pengunjung akan diperkenalkan sejarah letusan Gunung Merapi dari jaman Purba hingga yang terbaru. Peralatan pemantau gunung berapi juga tersimpan rapi disini. Simulasi letusan juga ditampilkan dalam 3 dimensi beserta audio sebagai pendukungnya. Selesai berkunjung di Museum Vulkanologi perjalanan bisa dilanjutkan menuju Kali Adem di Kinah Rejo, Cangkringan. Dilokasi ini tragedi awan panas meluluhlantakan desa yang dihuni Juru Kunci Gunung Merapi, mBah Marijan yang ikut menjadi korban awan panas.
Photobucket
Desa yang terletak dalam radius 4km dari puncak Merapi menjadikan suasana serasa melihat secara langsung dasyatnya erupsi Gunung Merapai. Sungai Gendol yang dulu dalam kini sudah tertutup material vulkanis, menjadi bukti betapa besarnya erupsi Merapi. PUluhan rumah didesa Kinah Rejo hampir rata dengan tanah, begitu juga dengan tanaman yang sudah tidak tersisa lagi. Layaknya sebuah desa mati, namun keindahan Merapi tak pudar di desa yang menjadi zona merah.
Beralih kesisi utara Gunung Merapi yang tak kalah indahnya. Kecamatan Selo dan Sawangan menjadi tujuan untuk menikmati lava tour. Di Kecamatan Selo yang berjarak juga kurang dari 4km dari puncak Merapi menjadi salah satu jalur pendakian menuju Puncak Merapi. Kawasan New Selo yang menjadi gerbang pendakian kini telah dibuka untuk umum guna menyaksikan puncak Merapi dari dekat. Dari kawasan New Selo, pengunjung bisa menyaksikan puncak Merapi dari dekat. New Selo yang berada di ketinggian 1600mdpl, menjadi tempat yang strategis untuk menyaksikan matahari terbit dari sisi timur dibalik Gunung Lawu, atau saat matahari terbenam dibalik Gunung Sindoro dan Sumbing.
Dikecamatan Sawangan Magelang, terdapat Gardu Pandang yang diresmikan Presiden Megawati. Dari gardung pandang Ketep Pass, pengunjung akan disuguhkan pemandangan dari sisi Barat Laut Gunung Merapi. Pengunjung bisa menyewa teropong jika ingin melihat Merapi dari jarak dekat. Apabila ingin lebih dekat lagi dengan Gunung Merapi, pengunjung bisa menikmati lewat pertunjukan film pendek dan pameran dimuseum di ketep Pass. Gardu pandang yang terletak tepat diantara Gunung Merapi dan Merbabu menyuguhkan pemandangan yang luar biasa untuk tetap bisa menikmati Merapi dari jarak dekat.
Salah satu dari sisi cicin api, Gunung Merapi tak akan habis untuk dinikmati keindahannya. Fenomena tragedi dari Wedus Gembel, hujan debu hingga lahar dingin adalah bukti betapa dasyatnya Merapi saat bergejolak. Disaat Merapi kembli tenang, limpahan rejeki kesuburan, material perut bumi dan keelokannya memanjakan umat manusia yang menikmatinya. Merapi memang tak ingkar janji.
salam
DhaVe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com