by: http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/26/pengaruh-kecepatan-kendaraan-terhadap-kecelakaan-lalu-lintas-611345.html
Perasaan emosi dan frustasi bercampur dengan pusing
kepala adalah hal yang mungkin sering dialami oleh orang-orang yang
berkendara di jalan-jalan kota besar di Indonesia. Macet, panas, bising,
dan polusi udara adalah hal yang saat ini menjadi kewajaran, sehingga
orang yang setiap hari menghadapi lalu lintas dengan kondisi tersebut
maka akan menjadi terbiasa dan menganggap hal tersebut bukan menjadi
masalah.
Hal ini juga terjadi pada fenomena kecelakaan
lalu lintas, orang menganggap kecelakaan lalu lintas terutama di jalan
raya menjadi hal yang biasa, bukan hal yang istimewa. Bandingkan jika
terjadi kecelakaan pesawat terbang, pesawat hanya tergelincir saja,
setiap TV, koran, dan news online pasti memberitakan masalah
tersebut. Dan yang pasti hal ini akan mendapat perhatian Presiden,
minimal Menteri Perhubungan menginstruksikan sesuatu untuk menyelesaikan
masalah ini. Namun, keistimewaan ini tidak berlaku untuk kecelakaan di
jalan raya, yang karena kecelakaan sering terjadi bahkan setiap hari dan
terjadi di mana-mana sehingga dianggap bukan masalah penting.
Menurut penelitian dari Prof. AT Mulyono dari
UGM, 92% penyebab kecelakaan disebabkan oleh manusia, 5% karena
kendaraan dan 3% karena infrastruktur jalan. Berarti dari sini dapat
kita ambil asumsi bahwa penyebab sering terjadinya kecelakaan adalah
karena pengemudinya, berarti ada yang salah dengan perilaku
berkendaranya.
Jika Anda lihat pada gambar 1 di bawah ini,
berapa kecepatan yang berani Anda ambil saat berkendara pada jalan
dengan kondisi tikungan, tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tanpa median,
di mana di lajur lawan terdapat kendaraan yang mendekat seperti terlihat
pada kondisi tersebut.
Gambar 1. Jalan tikungan 2/2 UD
(sumber: Lie, 2003 dalam Wegman & Aarts, 2005)
Kondisi seperti gambar 1 dapat dengan mudah
ditemui di Indonesia, dan perkiraan saya pengemudi di Indonesia seperti
supir bis malam, berani sampai 50 km/jam atau lebih. Nah sekarang
bandingkan jika Anda mengemudi dengan kondisi jalan seperti pada gambar 2
yang merupakan jalan 1 lajur 1 arah dengan kondisi geometric menikung.
Gambar 2. Jalan 1 lajur 1 arah geometric menikung
(sumber: Lie, 2003 dalam Wegman & Aarts, 2005)
Jika Anda mengemudi dengan kondisi jalan
seperti gambar 2, saya yakin kecepatan kendaraan pasti kurang dari 30
km/jam. Padahal jika mau jujur, kondisi jalan untuk gambar 1 dan gambar 2
mempunyai kondisi yang sama, sama-sama berbahaya. Namun, kenapa berbeda
dalam kecepatan berkendaraan? Ini hanyalah masalah perilaku, cara
pandang pengemudi kendaraan dalam menjalankan kendaraannya.
Hal yang lain tentang kecepatan kendaraan,
penerimaan otak manusia terhadap kondisi jalan sangat dipengaruhi oleh
kecepatan si pengemudi. Jika Anda berjalan kaki, maka Anda akan tahu
detail bangunan yang Anda lewati. Jika Anda bersepeda, maka Anda akan
tahu paling tidak warna cat bangunan yang Anda lewati. Jika Anda
berkendara dengan kecepatan 30 km/jam, paling tidak Anda akan tahu
kondisi sekitar jalan yang Anda lewati. Ilustrasi dapat dilihat pada
gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Persepsi pengendara kecepatan 30 km/jam.
Dari gambar 3, pengemudi akan dapat mengetahui
bahwa di simpang yang akan dilewati terdapat mobil yang akan berbelok
dan ada pesepeda yang akan menyeberang.
Namun, jika kecepatan kendaraan meningkat, otomatis
persepsi pengemudi juga akan berubah, pengemudi hanya akan fokus pada
jalan yang akan dilaluinya, tidak akan memperhatikan kondisi di sisi
kiri atau kanan jalan. Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:
Gambar 4. Persepsi pengemudi kecepatan 60 km/jam
Kondisi pada gambar 3 dan gambar 4 adalah sama,
hanya kecepatan kendaraan yang berbeda, dari perbandingan ini dapat
diketahui, bahwa posisi kendaraan dan pesepeda di simpang yang akan
dilalui tidak teridentifikasi oleh pengemudi mobil, karena pengemudi
fokus pada jalan, tidak pada kondisi samping jalan, dan hal ini dapat
menyebabkan kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Dari gambar 1, gambar 2, gambar 3, dan gambar 4
dapat diambil asumsi bahwa kecepatan kendaraan sangat berpengaruh pada
tingkat kecelakaan. Lalu bagaimana solusinya? Salah satu solusinya
adalah pembatasan kecepatan kendaraan. Hal ini sangat penting karena
kecepatan kendaraan sangat berpengaruh pada tingkat fatalitas korban
kecelakaan.
Di daerah perkotaan akan sangat mudah ditemui
pejalan kaki yang menyeberang jalan, dan karena di Indonesia kesadaran
untuk menyeberang jalan pada tempatnya masih rendah, hal ini juga
menambah kemungkinan terjadinya korban kecelakaan. Hasil riset di
beberapa negara, bahwa pejalan kaki yang tertabrak kendaraan bermotor
dengan kecepatan 60 km/jam mempunyai probabilitas sekitar 91% meninggal
dunia.
Gambar 5. Grafik hubungan kecepatan kendaraan dan Probabilitas kematian
Sumber WHO, 2004
Selain pembatasan kecepatan kendaraan, terdapat
beberapa cara agar kendaraan mempunyai kecepatan rendah, namun yang
terpenting jika ingin mengurangi tingkat kecelakaan dan mengurangi
tingkat korban meninggal dunia akibat kecelakaan, faktor kecepatan
tidaklah cukup, terdapat beberapa cara yang harus dilakukan secara
bersama-sama. Butuh kerja sama antarlembaga, karena pihak yang
bertanggung jawab terhadap kecelakaan lalu lintas adalah tanggung jawab
kita bersama. Mari kita gerakkan program 3E, jangan hanya dijadikan
simbol/slogan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com