Jumat, 18 Oktober 2013
Sebuah Dongeng Menarik: Anak Itik Mencari Idola
Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
by: http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2013/10/18/ffa-anak-itik-mencari-idola-601421.html
oleh
Sam Leinad
(94)
***
Di sebuah desa yang tenang, tinggalah seorang petani yang hidup sederhana bersama keluarganya. Paman petani memiliki kebun yang luas dan peternakan itik di belakang rumahnya. Dari puluhan itik di kandang, ada seekor anak itik berwarna coklat.
Pada suatu hari, anak itik merasa sedih karena bangun kesiangan dan dimarahi ibunya. Lalu anak itik itu berjalan ke bukit di belakang rumah untuk menghibur hatinya. Sambil berjalan, ia melihat ke atas dan tampaklah sebuah awan cantik di atas bukit.
“Alangkah senang hatiku jika awan cantik itu menjadi ibuku. Aku sungguh mengidolakan awan cantik itu,” pikir anak itik.
Tak berapa lama, sampailah anak itik di bukit.
“Hai anak itik, apa kabar? Sedang apa disini?” tanya awan cantik.
“Hai awan, engkau sungguh cantik dan menjadi idolaku. Engkau adalah makhluk paling hebat yang pernah aku lihat,” kata anak itik.
“Aku bukan makhluk hebat,” kata awan. “Ada yang lebih hebat dari aku, yaitu angin. Aku tak berdaya ketika ia datang. Tubuhku sakit dan hancur jika ia berhembus terlalu kencang.“
“Di mana aku bisa bertemu angin?“
“Cobalah pergi ke lembah.“
Lalu anak itik berjalan menuju lembah. Ia ingin bertemu angin dan menjadikannya idola. Tak berapa lama, lewatlah angin di lembah itu.
“Hai anak itik, sedang apa engkau di sini seorang diri?” tanya angin.
“Aku mencarimu. Kata awan, engkau adalah yang paling hebat. Engkau menjadi idolaku.“
“Hahaha… Engkau salah, anak itik,” kata angin. “Yang hebat adalah pohon besar di hutan sana. Tubuhku pegal-pegal jika membentur pohon itu. Baiklah, aku permisi dulu. Aku mau melanjutkan perjalananku.“
Setelah angin pergi, anak itik pun berjalan menuju hutan. Lalu sampailah ia dan dilihatnya sebuah pohon besar. Anak itik itu ingin menjadikannya idola.
“Selamat siang, pohon besar.“
“Selamat siang. Ada apa engkau kemari, hai anak itik?“
“Aku sedang mencari idola. Kata angin, engkau adalah makhluk yang paling hebat di bumi ini.“
“Wah, aku bukan yang paling hebat. Ada yang lebih hebat yaitu kapak besi. Aku gemetar jika melihatnya. Banyak pohon-pohon di sekelilingku yang tumbang oleh kapak besi itu.“
“Dimana aku bisa bertemu dengan kapak besi itu?“
“Cobalah cari dia di gubug kecil itu.“
“Terima kasih, pohon. Baiklah, aku permisi dulu.“
Lalu berjalanlah anak itik meninggalkan pohon besar itu. Ia hendak bertemu dengan kapak besi dan menjadikannya idola. Tak lama tibalah ia di gubug kecil dan bertemu dengan kapak besi.
“Hai anak itik. Ada apa gerangan engkau datang kemari?” tanya kapak besi.
“Aku sedang mencari idola. Kata pohon besar, engkaulah makhluk paling hebat.“
“Ooh, begitu. Tapi kamu keliru karena aku bukan yang paling hebat. Sebenarnya ada yang lebih hebat dari aku, yaitu batu besar. Tubuhku jadi sakit kalau membentur batu itu.“
“Di mana aku bisa bertemu batu besar itu?“
“Pergilah ke pinggir jalan. Batu besar itu ada di sana.“
Setelah berpamitan, anak itik pun pergi ke pinggir jalan. Lalu bertemulah anak itik dengan batu besar.
“Selamat sore batu besar.“
“Selamat sore anak itik. Ada perlu apa engkau kesini?“
“Aku mencari idola. Dan kata kapak besi, engkau yang terhebat di antara semua makhluk.“
“Wah wah… Itu tidaklah benar. Ada yang lebih hebat dari aku, yaitu lumut. Meskipun tubuhnya kecil, lumut itu mampu mengikis dan menghancurkan aku perlahan-lahan. Aku begitu takut kepada lumut itu.“
“Dimana lumut itu berada?“
“Carilah di tepi sungai.“
“Baiklah. Aku permisi dulu,” kata anak itik. Lalu ia pergi meninggalkan batu besar itu.
Tak lama, sampailah anak itik di tepi sungai dan berjumpa dengan lumut.
“Hai anak itik. Ada perlu apakah engkau datang kesini?“
“Hai lumut. Aku sedang mencari idola. Kata batu besar engkaulah yang paling hebat di bumi ini.“
“Aduuuh, itu tidak benar. Ada yang lebih hebat dari aku, yaitu siput. Aku takut kepadanya karena dia suka makan lumut-lumut di tepi sungai ini.“
“Dimana aku bisa bertemu siput?“
“Dia ada di tepi sawah, pergilah kesana.“
Pergilah anak itik ke tepi sawah. Ketika bertemu dengan siput, maka siput itu segera bersembunyi di dalam cangkangnya.
“Hai siput, mengapa engkau bersembunyi?“
“Hai anak itik. Aku takut denganmu, makanya aku bersembunyi. Ada apa engkau kesini?“
“Aku mencari idola. Kata lumut, engkau makhluk yang hebat.“
“Aku hebat? Oh tidak. Sesungguhnya yang paling hebat adalah itik. Sekarang saja aku begitu takut melihat kamu,” kata siput.
“Siput-siput di sini paling takut kepada itik. Apalagi dengan ibu itik yang rajin memburu kami untuk dijadikan makanan baginya dan bagi anak-anak yang disayanginya. Jangan berlama-lama disini, aku takut. Cepat pulanglah dan segera bertemu ibumu. Ibu itik adalah makhluk paling hebat dan paling sayang kepada anak-anaknya.“
“Baiklah, aku permisi. Selamat sore,” kata anak itik.
Matahari hampir terbenam. Lalu berjalanlah anak itik menuju kandang. Hari ini ia telah pergi ke bukit, lembah, hutan, gubug, jalan, sungai dan sawah. Ia bertemu dengan awan, angin, pohon, kapak besi, batu, lumut dan siput untuk mencari idola. Tidak ada makhluk yang paling hebat. Semua makhluk diciptakan oleh Tuhan dengan memiliki kekurangan dan kelebihan.
Tibalah anak itik di kandang. Dilihatnya ibu itik yang menyayanginya. Lalu berlarilah anak itik kepada ibu itik.
“Dari mana saja engkau, anakku? Ibu seharian mencari dan mengkhawatirkanmu,” kata ibu itik.
“Maafkan aku ibu, aku pergi tidak bilang-bilang. Aku berjanji tidak mengulanginya lagi,” kata anak itik sambil memeluk ibunya. “Aku sayang kepada ibu. Ibu adalah yang paling hebat bagiku, ibu adalah idolaku.“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com