by: http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/01/yatmini-buruh-pabrik-yang-kini-menjadi-ketua-himpaudi-597432.html
“Awalnya saya melamar menjadi pendidik di Taman Pintar itu karena saya bosan di rumah saja, saya ingin punya kesibukan yang lain karena saya sudah terbiasa beraktivitas…” terang Yatmini (44 tahun), saat menceritakan awal perjalanannya menjadi seorang pendidik di Taman Pintar (TP) Permata Hati.
Perempuan paruh baya yang tinggal bersama orangtua dan ketiga anak perempuannya di Desa Ngreco Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo ini menuturkan sebelum akhirnya menjadi pendidik di TP Permata Hati, ia bekerja menjadi buruh pabrik sebuah PT di ibukota. Pendidikan ketiga anak perempuan serta orangtua yang sudah sepuh lah yang membawanya pulang ke kampung halaman. “Saya lebih sreg kalau anak-anak sekolah di desa, Mbak…” ungkapnya. Menurutnya pendidikan di desa lebih ‘aman’ dibandingkan di kota, apalagi pergaulan di kota yang tidak sehat sedikit banyak membuatnya khawatir jika harus memaksakan anak-anaknya sekolah di ibukota.
Selama kurang lebih 4 tahun sekembalinya dari ibukota, Yatmini menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga, mengurus keperluan anak-anaknya dan juga merawat orangtuanya yang sudah sepuh. Terbiasa melakukan beberapa aktivitas dalam sekali waktu, membuatnya merasa bosan jika hanya di rumah tanpa kesibukan lain yang berarti. Pucuk dicinta ulam pun tiba, tahun 2009 berdirilah TP Permata Hati di Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. TP Permata Hati yang merupakan sebuah lembaga pendidikan anak usia yang berbasis masyarakat ini memang dalam pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Termasuk di dalamnya pendidik TP, mulanya sempat ragu dengan kemampuan yang dimiliki, Yatmini yang lulusan SMA ini memantapkan hati untuk melamar menjadi pendidik TP.
Yatmini yang belum memiliki pengalaman mengajar dan umur yang tidak bisa dikatakan masih muda, dimana kedua hal tersebut menjadi prasyarat utama seorang pendidik, tidak masuk dalam daftar pelamar yang lolos untuk menjadi pendidik TP Permata Hati. Namun ternyata ada seorang calon pendidik yang mengundurkan diri, jadilah Yatmini menggantikan posisi yang kosong tersebut. Berbekal pengalaman mengasuh anak-anaknyalah ia mulai menekuni peran sebagai pendidik Taman Pintar.
Menyadari bekal yang dimiliki masih belum seberapa, ia aktif mengikuti serangkaian pelatihan yang diperuntukkan bagi pendidik PAUD, mulai dari pelatihan manajemen organisasi, pelatihan dasar pendidik PAUD, magang pendidik PAUD dan pelatihan monitoring perkembangan anak yang diselenggarakan oleh YSKK, selaku penginisiasi keberadaan TP. Hal inilah yang menjadi awal kiprahnya sebagai salah satu pegiat PAUD di Kecamatan Weru.
Sebagai pendidik Taman Pintar, Yatmini tidak hanya memberikan pengajaran kepada anak didik, ia juga dituntut untuk mengkampanyekan pendidikan anak usia dini kepada masyarakat. Karena tanggungjawab tersebut ia mulai aktif sebagai kader Posyandu dan kader PKK Desa Ngreco. Melalui 2 lembaga tersebut ia mensosialisasikan keberadaan Taman Pintar sekaligus mengkampanyekan pentingnya pendidikan anak usia dini. Keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan Posyandu membawanya mengikuti Jambore kader tingkat provinsi sebangak 2 kali dan mendapatkan juara 1. Pencapaian lainnya ialah ia menjadi ketua di Pos PAUD yang diinisasi bersama kader-kader Posyandu lainnya.
Seolah haus akan ilmu dan pengetahuan ia mengembangkan sayap dengan terlibat aktif sebagai pengurus di HIMPAUDI (Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini) di tingkat kecamatan. Tahun 2010 terjadi revitalisasi kepengurusan dalam tubuh HIMPAUDI Kecamatan Weru, sejak saat itu Yatmini terpilih sebagai Sekretaris I HIMPAUDI Kecamatan Weru untuk periode 2010/2014. Belum selesai masa jabatannya sebagai Sekretaris, akhir tahun 2012 kembali terjadi perubahan struktur organisasi di HIMPAUDI, membuatnya beralih jabatan menjadi Ketua HIMPAUDI Kecamatan Weru hingga saat ini.
Segudang aktivitas yang harus ia jalani ini semata demi memberikan manfaat bagi orang lain, serta memberi kontribusi pada masa depan bangsa melalui pendidikan anak usia dini. “Pendidikan sangat amat penting untuk membentuk karakter-karakter anak, dan ini harus dimulai sejak usia dini. Penanaman perilaku dan karakter yang dimulai sejak dini ini akan tertanam sampai tua nanti. Saya mengibaratkan anak usia dini itu bagai kertas yang putih, kalau diisi dengan goresan-goresan yang bagus itu akan memberikan manfaat yang baik untuk masa depannya kelak…” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com