Minggu, 20 Oktober 2013

Ketika Tuhan ( Belum ) Memberimu Seorang Anak ( Anak, merupakan salah satu bahagian dari kebahagian sekaligus merupakan anugerah yang tiada ternilai harganya )

by: http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2013/10/20/ketika-tuhan-belum-memberimu-anak--602247.html
Salam
Jikalau ditanya, mungkin dan saya yakin tidak ada yang tidak menginginkan hadirnya buah hati dalam sebuah pernikahan. Anak, merupakan salah satu bahagian dari kebahagian sekaligus merupakan anugerah yang tiada ternilai harganya. Walaupun, disana sini, masih banyak yang membuang anaknya. Membunuh anaknya, tidak menginginkan kelahiran anaknya, dan sebagainya.
Terlepas dari itu semua, saya hanya ingin mengajak kita melihat beberapa kenyataan ketika Tuhan belum juga memberikan kita anak sebagai pelipur lara. Dalam sebuah pernikahan, anak adalah hal yang di nanti-nanti. Seolah-olah tanpa seorang anak, pernikahan kita tak lah lengkap jadinya. Sehingga tak sedikit orang menempuh berbagai cara untuk bisa mendapatkan seorang anak dalam hidup berumah tangga. Dari mulai mendatangi dokter kandungan sampai dukun beranak. Dari mulai pakai obat-obatan sampai ke bayi tabung.
Lalu, setelah semua usaha gagal, maka tak jarang kita lupa diri dengan mengutuk diri. Sekali lagi, ini terlepas dari mereka yang benar-benar di vonis tidak bisa punya anak. (misalnya pernikahan sesama jenis, mana mungkin bisa punya anak. Lha, sesama model seksualnya. Terus yang tidak ada rahim, dan yang mamdul).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglIyGTPCidsingvO0DjsnZDNP4IbQ8aVj5KwcITuFDTUZv35smsxL8MKQkiG-p8TgBl5YCx1G79CfMSkAbIRghXsrB_3IyDAAnieCBZg8PlQofbiaSKV5_q7st8MtluO3niCTzAdR5aTk/s1600/eyeofGod.jpg 
Dari sekian banyak yang berusaha selama bertahun-tahun, memang ada yang akhirnya di berikan oleh Allah apa yang di inginkannya. Anak itu datang juga. Bersemayam didalam rahim. Merengkuh dan bermanjaan didalamnya. Tapi lihatlah ketika akan melahirkan dan setelah melahirkan. Lalu sampailah dalam tahap membesarkan anak. Disinilah masalah mulai terjadi.
Ada beberapa pengalaman yang sering terjadi di era gadget sekarang ini. Sebagian dari ibu-ibu rumah tangga kini cukup memberikan anak-anaknya gadget biar mereka bisa bermain. Dan si ibu? Tentu saja agar si ibu bisa melenggang kangkung bersama dengan keinginannya sendiri.
Kebetulan, disekitar saya, ada beberapa hal yang menarik untuk di jadikan bahan renungan. Ada sepasang suami-istri yang sudah menikah 8 tahun tapi belum juga diberikan anak. Ketika mulai masuk di usia pernikahan yang ke sembilan, Allah memberikan mereka seorang anak. Belum sampai proses membesarkan anak, ternyata sang ibu tidak ingin melahirkan normal. Alasannya? Proses melahirkan itu sakit sekali. Jadinya ia ingin melahirkan via operasi. Muantab! Ketika sang bayi lahir, sang ibu bingung harus berbuat apa. Asinya belum keluar sempurna. Lalu, ia pun beralasan tidak bisa memberikan asi ke sang anak karena asinya payah keluar dan sakit bila di hisap oleh sang anak. Sekali lagi, Muantab!
Bulan berjalan, ketika sang bayi menangis karena haus, sang ibu dengan mudah mengatakan, saya tidak ada asi, jadi berikan saja dia Sufor. Dan si ibu juga bingung menina bobokan sang bayi. Lantas ia menyuruh pembantunya untuk menidurkan anaknya. Sang ibu? Sibuk dengan BeBe nya. Chat sana.. chat sini. Buka FB dan baca kapanlagi.com
Jika sudah begini, pantaskah Tuhan menunda kehadiran bayi/anak dalam perkawinan kita?
Itu hanya satu contoh kasus. Dan masih banyak kasus-kasus yang lain. Yang mungkin bila saya jabarkan, ternyata kasus-kasus tersebut juga terjadi pada diri kita sendiri.
Begitu banyak kini para orang tua yang sibuk memiliki anak, tapi ketika sudah punya anak, hak sang anak di abaikan. Sibuk mengejar pekerjaan dan karir. Sibuk berbalas-balasan ria via gadget. Bahkan ada yang sampai tega mengajarkan anaknya yang masih berumur satu tahun untuk mau duduk tenang di depan televisi karena sang ibu merasa kelelahan menjaga sang bayi dan ingin membuka tabletnya. Subhanallah! Keren!
Inikah kita? Yang sibuk meminta tapi lupa memantaskan diri sebagai orang tua yang berhak di berikan anak? Semoga tulisan pendek ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita untuk berbenah diri menjadi orang tua yang siap menjadi orang tua!
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com