Minggu, 20 Oktober 2013

Dapat Tekanan dari Asing Jokowi Larang Topeng Monyet ( Setelah acara marah-marah yang sempat diliput banyak media yang menjadikannya HeadLine pemberitaan yaitu ketika sidak ke kantor Walikota Jakarta TImur, Jokowi langsung menggebrak lagi dengan kebijakan barunya )

13822506932116828258
Topeng Monyet - foto dokumen pribadi

by: http://metro.kompasiana.com/2013/10/20/dapat-tekanan-dari-asing-jokowi-larang-topeng-monyet-603271.html
Setelah acara marah-marah yang sempat diliput banyak media yang menjadikannya HeadLine pemberitaan yaitu ketika sidak ke kantor Walikota Jakarta TImur, Jokowi langsung menggebrak lagi dengan kebijakan barunya. Gubernur Jakarta asal Solo itu berencana akan melarang segala bentuk eksploitasi monyet yang selama ini sering dipakai untuk sarana mencari uang oleh sebagian masyarakat. Dengan dalih menyelamatkan monyet-monyet dari penyiksaan dan perlakuan tidak baik lainnya, di tahun 2014 mendatang Jokowi akan melarang hiburan topeng monyet di Jakarta.
Seperti dirilis liputan6 jokowi mengatakan bahwa Pemprov DKI akan menyelamatkan hewan primata tersebut dengan membeli semua monyet yang digunakan untuk hiburan topeng monyet.
“Benar. Masa enggak percaya. Topeng monyet, dibeli semua monyetnya. Diambil beli monyetnya. Orangnya dibina. Jangan anggap main-main. Itu sudah menjadi isu internasional. Kasihan monyetnya,” kata Jokowi di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jumat (18/10/2013)
Atraksi topeng monyet memang mengasyikkan, sangat menghibur terutama untuk anak-anak yang masih banyak membutuhkan hiburan. Tetapi dibalik kelucuan dan kepintaran yang dilakukan oleh monyet itu, tidak jarang terjadi penyiksaan yang melampaui batas yang diberikan oleh pemilik monyet kepada monyetnya. Untuk melatih monyet seperti itu kadang dilakukan penyiksaan agar monyet mau menurut seperti, mengikat kaki dan tangan bahkan sampai monyet tersebut di gantung.
Tetapi penyakit sosial di Jakarta bukanlah terjadi pada monyet saja. Masih banyak anak jalanan yang berkeliaran dijalan-jalan Ibu kota Jakarta. Bahkan dari tahun ke tahun jumlah anak jalanan di Jakarta ini cenderung semakin meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Sosial DKI Jakarta, jumlah anak jalanan pada tahun 2009 sebanyak 3.724 orang, tahun 2010 meningkat menjadi 5.650 orang, dan pada tahun 2011  juga meningkat menjadi 7.315 orang. Dengan tren peningkatan tersebut bisa diprediksi bahwa pada tahun 2013 ini jumlah anak jalanan bisa lebih dari 7500 atau 8000 anak. Pada umumnya mereka bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1 , dan parkir liar.
Dengan fenomena semakin meningkatnya jumlah anak-anak yang berkeliaran dijalanan, ditengarai pemprov DKI belum mempunyai program yang jelas untuk menanggulanginya. Selama ini yang dilakukan hanyalah tindakan menjaga lokasi atau jalan-jalan yang biasa dipakai tempat mangkal para anak jalanan, dengan menempatkan satpol PP pada jalan-jalan yang sekiranya biasa dipakai oleh anak jalanan untuk sekedar nongkrong atau mencari uang dengan mengemis atau mengamen. Selain itu sebenarnya pemprov sendiri sudah mempunyai Perda yang berupa larangan untuk memberi kepada pengemis atau pengamen yang dituangkan dalam Perda DKI No 8 tahun 2007. Tetapi seperti biasa perda ini hanya tinggal nama saja, karena tidak pernah dijalankan oleh warga Jakarta.
Mungkin saat ini Jokowi masih disibukkan menangani kemacetan dan masalah banjir serta relokasi penduduk yang menempati lahan-lahan terlarang dan milik pemda. Selain itu juga masih focus memikirkan monyet-monyet yang mendapat siksaan dari tuannya sehingga sampai melupakan anak-anak jalanan yang hidupnya sebagian besar dihabiskan dipinggir jalanan ibu kota.
Jadi mungkin saja benar apa yang dikatakan M Ihsan , Ketua Satgas Perlindungan Anak seperti yang dilansir oleh detik(dot)com, bahwa jokowi lebih mementingkan monyet-monyet dari pada anak manusia karena mendapat tekanan dari pihak asing.
“Pak Jokowi punya konsep jelas untuk monyet tapi belum jelas untuk anak jalanan. Mungkin karena masalah anak jalanan belum disampaikan langsung oleh dunia internasional pada Pak Jokowi”
Inilah sindiran dan kritikan pedas dari seorang Ketua Satgas PA, bahwa seolah-olah Jokowi bekerja hanya berdasarkan tekanan dunia Internasional.
Akhir kata : Selamat Ulang tahun yang pertama untuk Jokowi – Ahok dalam mempimpin DKI Jakarta, semoga kedepannya jauh lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com