Kamis, 12 September 2013

Misteri Penembakan Polisi: Penembakan Polisi untuk Apa?

by: http://hukum.kompasiana.com/2013/09/11/penembakan-polisi-untuk-apa-588842.html
BERITA sedih, ter(di)tembaknya anggota polisi kembali terulang. Yang teranyar adalah meregang nyawanya Bripka Sukardi, anggota Provost Direktorat Polair, Mabes Polri di depan kantor KPK, Jakarta, malam tadi. Kejadian brutal ini menyusul empat orang anggota polisi lainnya yang sudah menghembuskan nafas terakhir dalam dua bulan belakangan. (http://news.liputan6.com) Kita semua boleh bersedih, tapi pembunuh misterius ini sepertinya terus beraksi tanpa belas kasih.
Dari berbagai media yang kita ikuti tercatat beberapa penembakan polisi oleh orang tak dikenal dalam jarak waktu yang dekat sekali. Di tahun 2013 ini saja kejadian dengan sasaran anggota kepolisian tercatat di jalan Cirendeu, Ciputat, Jakarta Selatan, 27 Juli lalu. Korbannya adalah Aipda Saktiyono, anggota Polsek Metro Gambir, Jakarta yang syukurnya masih selamat. Lalu pada pada 7 Agustus terjadi di jalan Ciputat Raya, Pamulang Tangerang Selatan, Banten yang menimpa Aiptu Dwiyatno. Peristiwa subuh Ramadhan itu mengantarkan anggota polisi itu ke alam baka dengan duka sangat mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Persitiwa ketiga adalah ketika terjadi baku tembak di Pondok Aren, satu hari menjelang HUT RI ke-68 lalu, dengan korban tewas Aipda Kus Hendratma dan Bripda Maulana. Kejadian sekitar pukul 21.30 itu sempat disesalkan banyak pihak karena tewasnya Aipda Maulana tampak konyol saat dia mengejar pembunuh Aipda Kus Hendratma justeru dia sendiri yang mengalami kecelakaan dan didor oleh penjahat yang naik motor itu. Belum hilang dari ingatan kejadian itu, terakhir berlaku pula kejadian Selasa (10/ 09) malam  tadi itu. Seorang polisi yang tengah menunaikan tugasnya harus kembali meregang nyawa di tangan pembunuh yang masih misterius itu.
Lalu untuk apa penembakan anggota bhayangkara itu dilakukan? Ini bukan pertanyaan bodoh, tentunya. Para analis telah membuat berbagai analisis. Ketika Al-Chaidar diminta wartawan memberi komentar, dia selalu menyebut penembak polisi adalah orang-orang terlatih. Dalam setiap wawancara dengan wartawan, Chaidar dalam analisisnya, ujung-ujungnya akan membuat orang seakan menyimpulkan bahwa penembakan terhadap para polisi itu adalah para teroris yang ingin membalas dendamnya. Dia bahkan secara mantap menyebut satu nama: Abu Roban (http://nasional.kompas.com) sebagai pimpinan kelompok teroris ini. Sebagai mantan teroris, dia oleh wartawan sangat dipercaya kalau menyebut teroris sebagai pelaku berbagai penembakan kepada polisi itu.

Peliknya, teroris yang disebut-sebut Chaidar selalu dikonotasikan sebagai kelompok yang berhubungan dengan salah satum agama. Dan di sini pula orang akan membuat spekulasi kalau kelompok yang tengah membalas dendam ini adalah kelompok yang selama ini dianggap telah dimusuhi dan dianiaya secara tak manusiawi oleh salah satu kesatuan kepolisian. Konon, Densus 88 yang khusus bertugas membasmi teroris itu disebut-sebut sebagai kelompok polisi yang sengaja memusuhi kelompok ini.
Alasan yang selalu dipakai adalah karena Densus 88 selalu menembak mati orang-orang yang diduga teroris tersebut. Baru diduga saja, mereka sudah dibunuh. Sepertinya polisi tidak mempunyai cara untuk menangkan hidup para terduga teroris tersebut. Dan polisi selalu begitu bangganya jika sudah menembak mati para teroris. Akibatnya, yang benci kepada cara-cara polisi ini tidak hanya satu kelompok tapi boleh jadi banyak kelompok yang tidak menyukai cara-cara polisi tersebut.

Di analis lainnya juga ada yang menduga balas dendam ini datangnya dari kelompok preman yang mulai terancam oleh penegakan hukum oleh kepolisian. Mereka merasa terancam eksistensinya. Maka kinilah saatnya membalas dendam itu. Berbagai spekulasi analisis memang kian banyak dikemukakan para pakar. Bahkan dalam satu wawancara di salah satu televisi, sore tadi, Wakapolri sempat ditanya reporternya, apakah ada kemungkinan kelompok ‘kuat’ di balik teror ini? Pertanyaan itu muncul karena sebegitu banyak polisi yang jadi korban, tapi belum satu kasus pun yang berhasil diungkap. Dan rakyat kecil pun akan bertanya: untuk menembak polisi? Tentu saja polisi harus tahu jawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com