by: http://slayersalibis9.blogspot.com/2013/03/memahami-rahmat-dan-kasih-sayang-dalam.html
Sebab Dipilihnya Tema Ini
Kita memilih tema ini karena banyak diantara manusia, baik dari kalangan
kaum muslimin maupun dari kalangan non muslim mereka telah salah
memahami agama Islam ini, yang mana mereka menduga bahwa Islam adalah
agama yang identik dengan kekerasan dan radikalisme. Hal ini tentu
adalah pemahaman yang salah kaprah tentang agama Islam tanpa diragukan
lagi. Sesungguhnya (kita meyakini) bahwa Rab-kita adalah Rab yang maha
Penyayang, agama kita adalah agama yang membawa rahmat, dan Nabi kita
shallallahu’alaihi wasallam adalah Nabi yang rahmat.
Kasih Sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Sesungguhnya berbicara tentang sifat kasih sayang Allah Ta’ala adalah
pembahasan yang sangat luas sekali. Akan tetapi cukuplah saya sebutkan
satu surat yang selalu kita ulang-ulang siang dan malam serta seluruh
shalat-shalat kita yaitu surat Al-Fatihah, yang mana Allah Ta’ala telah
mensifati diri-Nya dengan sifat ‘Ar-Rahman’ dan ‘Ar-Rahim’ (Yang maha
Pengasih lagi maha Penyayang). Bukankah anda mengucapkan,
“Dengan menyebut nama Allah Yang maha Pengasih lagi maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah Rab semesta alam. Yang maha Pengasih lagi maha
Penyayang.”
Demikianlah agar selalu menjadi perhatian bagi setiap muslim bahwasanya
sifat Rahmat adalah sifat yang dimiliki oleh Allah subhanahu Wa Ta’ala.
Keagungan Rahmat Allah Ta’ala
Sesungguhnya Rahmat yang dimiliki oleh Allah Ta’ala adalah Rahmat yang
sangat besar dan tidak bisa di jangkau dengan akal manusia.
Perhatikanlah sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
“Sesungguhnya Allah menciptakan seratus rahmat dihari penciptaannya
sejumlah seratus rahmat. Maka Allah tahan apa yang ada disisi-Nya
sebanyak sembilan puluh sembilan, dan Allah mengutus satu rahmat-Nya
saja keseluruh makhluk-Nya.” (HR. Ibnu Majah)
Makna hadits diatas bahwa apa yang seluruhnya engkau lihat di dunia ini
berupa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, kasih sayang orang-orang
shalih yang kaya kepada orang-orang yang faqir, rahmat kepada
orang-orang yang miskin dan yang selainnya dari rahmat dan kasih sayang
yang menyebar di dunia ini dengan keutamaan Allah. Padahal itu semua
bari satu bagian dari seratus rahmat Allah yang amat sangat luas dan
meliputi segala sesuatu. Kita memohon kepada Allah agar mendapatkan
rahmat yang luas.
Islam Adalah Agama Yang Rahmat
Sesungguhnya Rab-kita Allah Ta’ala adalah Rab Yang maha Kasih sayang
sebagai mana telah kita jelaskan, oleh karena itu Dia memerintahkan umat
Islam untuk saling berkasih sayang antara satu dengan yang lain. Bahkan
itu dijadikan sebagai syarat agar seseorang mendapatkan rahmat dari
Allah Ta’ala. Sungguh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ»
“Orang-orang yang berbuat kasih sayang akan disayang oleh ‘Ar-Rahman’
(Yang maha Penyayang), maka sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi
ini niscaya engkau akan disayang oleh (Allah) yang ada diatas langit.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Perhatikanlah bagai mana Allah mensyaratkan siapa saja yang ingin
mendapatkan rahmat-Nya hendaklah ia berbuat kasih sayang kepada manusia.
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam Adalah Nabi Pembawa Rahmat
Maka tatkala kita meyakini bahwa Rab-kita Allah Ta’ala adalah Maha
Pengasih, agama kita Islam adalah agama rahmat, demikian juga Nabi kita
Muhammad shallallahu’alaihi wasallam adalah Nabi yang membawa rahmat.
Sunguh sejarah perjalan akhlaq, sifat-sifat, dan mu’amalah beliau adalah
potret kasih sayang yang tiada duanya, diantaranya sebagai contoh:
Sifat Rahmat Nabi Shallallahu’alaihi wasallam Dalam Pribadi Beliau
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang penyayang kepada
seluruh manusia, oleh karena itu Allah mensifati dalam firman-Nya
,
وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(Al-Anbiyaa’: 107)
Beliau bukanlah seorang yang senang mempersulit dan menyulitkan manusia
dalam urusan mereka, akan tetapi beliau adalah seorang yang penyayang
kepada mereka. Rasulullah shallallahu’alihi wasallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا، وَلَا مُتَعَنِّتًا، وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا
“Allah tidaklah mengutusku dalam rangka untuk mempersulit dan
menyulitkan, akan tetapi Dia mengutusku untuk mengajarkan dan
memudahkan.” (HR. Muslim)
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi wasallam Kepada Para Wanita
- Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang
penyayang kepada istri-istrinya. Oleh karena itu perhatikanlah hadits
berikut ini:
“’Aisyah radhiyallahu’anha pernah ditanya, ‘Apa yang diperbuat oleh Nabi
shallallahu’alaihi wasallam dirumahnya?’ maka ia menjawab, ‘Beliau
selalu membantu istri-istrinya, apabila telah datang waktu shalat maka
beliau keluar untuk shalat’.” (HR. Bukhari)
Perhatikanlah! Ternyata nabi yang paling mulia pun membantu
pekerjaan-pekerjaan rumah, seperti memasak, menjahit, atau yang
semisalnya. Padahal beliau shallallahu’alaihi wasallam adalah pribadi
yang sibuk dengan wahyu, sibuk mengurusi urusan kaum muslimin, dan sibuk
dengan urusan jihad fi sabilillah. Bandingkan dengan apa yang dilakukan
oleh sebagian tholibul ‘ilmi dan sebagian para da’i mana kala dia
diminta oleh para istrinya untuk membantunya dalam urusan rumah tangga,
maka sontak ia berteriak, ‘apa kamu tidak tahu kalau aku ini adalah
seorang penuntut ilmu yang sibuk serta tidak ada waktu untuk mengerjakan
pekerjaan macam ini’!!.
- Diantara potret kasih sayang Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam kepada para istri-istrinya, bahwa beliau
tatlkala memasuki rumahnya beliau bersegera mengucapkan salam, dan
apabila beliau masuk rumah pada waktu malam hari beliau tidak
mengeraskan suaranya agar tidak membangunkan istri-istrinya. Sebagaimana
hal tersebut terdapat
di dalam hadits Al-Miqdad radhiyallahu’anhu ia berkata, “..Maka suatu
ketika beliau shallallahu’alaihi wasallam datang pada malam hari
kemudian beliau mengucapkan salam tanpa membangunkan seorang yang tidur
hingga ia bangun tatkala mendengarkan suara tersebut.” (HR. Muslim)
Namun sangat di sayangkan saat sekarang ini, yang mana tatkala
seseorang ia pulang kerumahnya ketika sudah larut malam, dia mengeraskan
dan meninggikan suaranya hingga bangunlah seluruh penghuni rumah, oleh
karena itu perhatikanlah betapa jauhnya akhlaq kita dalam hal kasih
sayang dibandingkan dengan akhlaq Nabi kita yang mulia
shallallahu’alaihi wasallam.
- Diantara bentuk kasih sayang Nabi shallallahu’alaihi
wasallam kepada para wanita adalah kesungguhan beliau untuk berlemah
lembut kepada mereka dan tidak menyusahkan mereka.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata, bahwasanya Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam suatu ketika sedang melakukan safar, ketika
itu ada seorang pemuda yang bernama Anjasyah dialah yang menarik
kendaraan yang ditunggangi oleh istri-istri Nabi shallallahu’alaihi
wasallam, kemudian ia menarik kendaraan tersebut dengan keras, maka
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
«رُوَيْدَكَ يَا أَنْجَشَةُ سَوْقَكَ بِالقَوَارِيرِ»
“Pelan-pelan wahai Anjasyah karena engkau sedang menarik gelas-gelas kaca.” (HR. Bukhari)
Artinya: Nabi shallallahu’alaihi wasallam memintanya untuk menarik
kendaraan tersebut dengan pelan-pelan agar tidak menyakiti mereka (para
istri Nabi shallallahu’alaihiw asallam).
Lihat dan bandingkanlah akhlaq beliau dengan apa yang dilakukan oleh
sebagian orang yang mana mereka membebani istri-istri mereka dan
anak-anak perempuan mereka dengan pekerjaan yang tidak sanggup untuk
mereka pikul, bahkan tidak sanggup untuk di pikul oleh orang-orang
laki-laki sekalipun.
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi wasallam Terhadap Anak Kecil
Nabi shallallahu’alaihi wasalla adalah sosok yang penyayang terhadap
anak kecil, sungguh Nabi shallallahu’alaihi wasallam tatkala melihat
anaknya Ibrahim radhiyallahu’anhu beliaupun memeluk dan menciumnya,
sebagai mana hal tersebut diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam juga sosok yang jauh dari kekarasan
dalam bergaul dengan anak-anak kecil, yang mana sikap keras terhadap
anak kecil adalah gambaran kepribadian seseorang yang jelek. Suatu
ketika datang seorang arab badui kemudian ia melihat Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam mencium Hasan dan Husein bin ‘Ali
radhiyallahu’anhuma, maka orang badui itu merasa takjub dan mengatakan,
“Apakah kalian biasa mencium anak-anak kalian? Kami tidak pernah mencium
anak-anak kami.” Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Bagaimana kiranya kalau Allah mencabut kasih sayang dalam dirimu?!” (HR. Bukhari)
Maksudnya: bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam ingin menjelaskan
kepada orang badui tersebut bahwa beliau memiliki sifat kasih sayang
yang tidak dia miliki.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata, “Nabi shallallahu’alaihi
wasallam benar-benar bergaul dengan kita (anak-anak kecil), sampai
sampai beliau pernah berkata (untuk menghibur) saudaraku yang masih
kecil,
“Wahai Abu ‘Umair apa yang yang diperbuat oleh An-Nughair?” (berkata
Anas) sausarakumempunyai burung kecil yang bernama Nughair namun burung
tersebut mati.” (Muttafaqun’alaihi)
Maksud dari hadits tersebut adalah: bahwa Nabi shallallahu’alaihi
wasallam beliau biasa bergaul dengan anak-anak kecil, mencandai mereka,
serta membuat mereka tertawa dan tersenyum.
Bahkan kasih sayang Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak hanya
terbatas kepada anak-anak kaum muslimin saja, bahkan beliau pun memiliki
kasih sayang terhadap anak-anak kecil dari non muslim.
Yang mana diantara wasiat-wasiat Nabi shallallahu’alai wasallam dalam
peperangan adalah, “Janganlah kalian berbuat khianat, janganlah kalian
melakukan mutilasi, dan janganlah kalian membunuh anak kecil.”
Maksudnya: janganlah kalian membunuh anak-anaknya kaum musyrikin yang masih kecil, karena mereka tidaklah memilki dosa.
Kasih Sayang Nabi shallallahu’alaihi wasallam Kepada Anak-anak Yatim
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang penyayang kepada
anak-anak yatim, dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu berkata,
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
«أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى
“Aku dengan orang-orang yang mengkafalahi anak yatim kedudukannya
disurga seperti ini (kemudian Nabi shallallahu’alaihi wasallam
berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengan serta merenggangkan
diantara keduanya).” (HR. Bukhari)
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi wasallam Kepada Para Pemuda
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang penyayang kepada
para pemuda Islam serta beliau berusaha untuk menghilangkan problem yang
mereka hadapi dan memberikan solusi kepada mereka dengan penuh lemah
lembut dan kasih sayang.
Dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu berkata, “Sesungguhnya ada seorang
pemuda datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam seraya berkata,
‘Wahai Rasulullah izinkanlah aku untuk berbuat zina’, maka orang-orang
pun menghardiknya dengan keras dengan mengatakan, ‘kurang ajar, kurang
ajar’, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
‘Dekatkanlah dia’, maka (pemuda tersebut) mendekatinya sambil duduk.
Kemudian Rasulullah bersabda,
‘Apa kamu suka kalau ibumu dizinahi?’ maka ia menjawab, ‘Tidak demi
Allah diriku menjadi tebusanmu’, maka beliau bersabda,‘Demikian juga
manusia tidak suka kalau ibunya engkau zinahi.’ Beliau bersabda, ‘Apa
kamu suka anak perempuanmu di zinahi?’ maka ia menjawab, ‘Tidak wahai
Rasulullah diriku menjadi tebusanmu’, maka beliau bersabda, ‘Demikian
juga manusia tidak suka kalau anak perempuannya engkau zinahi.’ Beliau
bersabda, maka ia menjawab, ‘tidak wahai Rasulullah diriku menjadi
tebusanmu’, ‘apakah engkau suka kalau saudari perempuanmu dizinahi?’
maka beliau bersabda, ‘demikian juga manusia tidak suka kalau saudari
perempuannya engkau zinahi.’Beliau bersabda, ‘apa kamu suka kalau bibimu
(dari arah bapak) dizinahi?’maka ia menjawab, ‘tidak wahai Rasulullah
diriku menjadi tebusanmu’ maka beliau bersabda, ‘demikian juga manusia
tidak suka kalau engkau menzinahi bibi mereka.’ Beliau bersabda, ‘apakah
kamu suka kalau bibimu (dari arah ibu) dizinahi?’ maka ia menjawab,
‘tidak wahai Rasulullah diriku menjadi tebusanmu’, maka beliau bersabda,
‘demikian juga mansia tidak suka kalau engkau menzinahi bibi mereka
(dari arah ibu)’. Berkata Abu Umamah, ‘Kemudian Rasulullah meletakkan
tangannya kepada pemuda tersebut dengan mendo’akan,
" اللهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ، وَحَصِّنْ فَرْجَهُ "
“Wahai Allah ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah
kemaluannya.” Maka setelah itu pemuda tersebut tidak lagi melirik
perbuatan zina sedikit pun. (HR. Ahmad)
Perhatikanlah bagaimana Nabi shallallahu’alaihi wasallam berinteraksi
dengan pemuda tersebut dengan kasih sayang dan lemah lembut, padahal dia
telah meminta izin kepada beliau untuk melakukan suatu perbuatan yang
keji, hal itu dikarenakan Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengetahui
bahwa masa muda adalah masa dimana syahwat sedang memuncak, maka yang
lebih utama adalah memperlakukan pemuda ini dengan lemah lembut yang
mana hal tersebut membantunya untuk menjauhi pikiran-pikiran kotor
tersebut.
Sungguh hal terbut terdapat pelajaran bagi para pendidik, sungguh
terkadang kita dapati metode pendidikan bagi para pemuda dilakukan
dengan cara keras dan kaku sehingga hal tersebut membuat mereka lari dan
menambah mereka semakin jauh dari agamanya, oleh karena itu wajib atas
mereka untuk meneladani Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam.
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Kepada Musuh
Diantara gambaran kasih sayang Rasulullah yang sangat menakjubkan adalah
kasih sayang beliau kepada musuh-musuhnya yang telah melakukan teror
kepada beliau dengan berbagai macam teror. Sebagai contoh tatkala Nabi
shallallahu’alaihi wasallam membuka kota Makkah yang mana kaum musyrikin
berada dibawah kekuasaan beliau, serta telah diliputi rasa takut di
dalam kepala-kepala dan hati mereka, mereka pun saling bertanya diantara
mereka apa yang akan dilakukan oleh beliau kepada mereka, bagai mana
beliau akn melampiaskan dendamnya kepada mereka karena mereka telah
menyiksanya, dan mengusirnya dari negerinya serta kepada para
shahabatnya. Namun apa yang terjadi, ternyata beliau memaafkan mereka
atas kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan kepada beliau, dan berkata
kepada mereka.
Kasih Sayang Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam Kepada Binatang
Kasih sayang Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak sebatas kepada
manusia saja, bahkan kasih sayang beliau pun juga tertuju kepada
binatang, yang mana binatang kebanyakan tidak memiliki kuasa dihadapan
manusia. Nabi shallallahu’alaihi wasallam sangat bersungguh-sungguh agar
hak-hak binatang tidak dilanggar, serta berbuat lemah lembut terhadap
binatang tersebut yang tidak memiliki kekuatan dihadapan manusia.
Sungguh Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah berwasiat agar kita
bersikap lemah lembut tatkala menyembelih binatang, dan berbuat baik
kepadanya. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda kepada
seseorang yang dia sedang merebahkan kambing, namun ia menajamkan
pisaunya dihadapan kambing tersebut,
“Apa kamu ingin membunuhnya dua kali? Mengapa engkau tidak menajamkan
pisaumu terlebih dahulu kemudian engkau merebahkannya.” (Dikeluarkan
oleh Al-Hakim didalam Al-Mustadrak. Berkata Adz-Dzahabi, “Berdasarkan
syarat Bukhari”)
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu’anhu, dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,
«إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ،
وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ»
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsan (kebaikan) dalam segala
perkara, apabila kalian membunuh maka perbaguslah dalam membunuh, dan
apabila kalian menyembelih maka perbaguslah dalam menyembelih, hendaknya
salah seorang diaantara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan
binatang sesembelihannya.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu’anhuma, bahwa sanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda,
«دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ»
“Masuk neraka seorang wanita gara-gara seekor kucing yang ia ikat
(sampai mati) tanpa diberi makan atau dilepaskan agar dia mencari
mangsanya di luar.”
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda(yang artinya),
“Suatu ketika ada seseorang yang berjalan ditengah jalan dalam keadaan
haus yang mencekik, kemudian ia mendapati sumur maka ia pun turun
kebawahnya kemudian ia keluar, kemudian ia mendapati ada seekor anjing
yang sedang menjilat tanah karena kehausan. Maka orang tersebut berkata,
‘sungguh anjing ini mendapatkan rasa haus seperti apa yang aku rasakan,
kemudian ia pun turun ke sumur dan mengisi sepatunya dengan air,
kemudian ia memegang mulut anjing tersebut untuk memberinya minum, maka
Allah berterimakasih kepada orang ini dan mengampuni dosa-dosanya.
Kemudian para shahabat pun bertanya, ‘wahai Rasulullah! Apakah kita bisa
mendapatkan pahala karena (berbuat baik) kepada binatang-binatang
ternak kita?’ maka beliau bersabda, ‘Pada setiap (perbuatan baik)
terdapat makhluk yang bernyawa terdapat pahala’.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Kepada Pembantu
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang memiliki kasih sayang
kepada pembantu, beliau berwasiat agar mereka diperlakukan dengan baik.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Mereka adalah saudara-saudara kalian yang Allah jadikan mereka dibawah
kekuasaan kalian, maka barang siapa yang saudaranya berada dibawah
kekuasaannya, berilah dia makanan dari apa yang dia makan, berilah
pakaian dari apa yang dia pakai, dan janganlah kalian membebani mereka
apa-apa yang mereka tidak mampu, apabila kelian membebankan suatu
pekerjaan (berat) kepada mereka maka bantulah mereka.” (HR. Bukhari)
Bandingkan akhlaq beliau dengan sebagian orang yang memperlakukan
pembantunya layaknya seekor binatang atau bahkan lebih buruk dari pada
memperlakukan binatang, kasus semacam ini sangat disayangkan banyak
terjadi dinegara-negara Arab yang notabennya adalah negara kaya.Wallahul
Musta’an.
Diantara kasih sayang Nabi kita shallallahu’alaihi wasallam kepada
pembantu bahwasanya beliau mempergauli mereka dengan cara yang baik
bahkan beliau tidak mencelanya sama sekali. Inilah sahabat yang mulia
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu pembantu Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam ia menceritakan kepada kita tentang bagaimana perjalanannya
menjadi pembantu Nabi shallallahu’alaihi wasallam.
Berkata Anas bin Malik, “Aku membantu Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam selama sembilan tahun, beliau tidak pernah mencelaku dalam
urusan apapun.” (HR. Muslim)
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Terhadap Orang-orang Yang Bodoh
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang penyayang dan
memberikan pengajaran yang baik kepada orang-orang yang bodoh, beliau
tidaklah bersikap kaku kepada mereka, tidak memarahi mereka, dan tidak
melecehkan kehormatan mereka. Bahkan Nabi shallallahu’alaihi wasallam
memberikan pengajaran kepada mereka dengan lemah lembut dan kasih sayang
sampai mereka sampai pada tingkatan mengetahui dan memahami. Pada kisah
berikut ini akan menjadi sebaik-baik pelajaran bagi kita bagaimana Nabi
shallallahu’alaihi wasallam mensikapi orang basui yang kencing di
masjid.
Dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, bahwasanya
suatu ketika ada seorang badui yang msuk kedalam masjid kemudian ia
kencing didalamnya, maka para shahabat pun marah kepadanya, mereka pun
melarangnya dan meneriakinya, akan tetapi Nabi shallallahu’alaihi
wasallam bersabda, “Jangan kalian putuskan buamg hajatnya.” Maka tatkala
orang badui tersebut menyelesaikan buang hajatnya, maka Nabi
shallallahu’alaihi wasallam memerintahkan untuk diambilkan seember air
agar disiramkan padanya. Kemudian beliau pun memanggil orang badui
tersebut dan bersabda kepadanya, “Sesungguhnya masjid ini tidaklah
pantas untuk tempat kotoran, akan tetapi (masjid ini) adalah tempat
untuk shalat, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir kepada Allah ‘Azza
Wajalla.”
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Kepada Orang-orang Yang Berbuat Maksiat Dan Dia Telah Bertaubat
Nabi shallallahu’alaihi wasallam adalah sosok yang penyayang kepada
orang-orang yang berbuat maksiat manakala mereka datang dengan penuh
penyeasalan dan taubat. Telah dikeluarkan oleh Al-Bukhari dari Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwasanya datang kepada Nabi
shallallahu’alaihi wasallam seorang laki-laki kemudian ia berkata,
‘Wahai Rasulullah aku telah binasa.’ Maka beliau bersabda, ‘apa yang
membuatmu binasa?’ ia menjawab, ‘aku telah menyetubuhi istriku saat
puasa Ramadhan.’ Maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam bertanya
kepadanya, ‘apakah mendapati seorang budak untuk di merdekakan sebagai
kaffarah dari perbuatannya tersebut?’ Maka ia menjawab, ‘tidak.’ Maka
beliau bertanya lagi kepadanya, ‘apakah engkau mampu untuk berpuasa
selama dua bulan berturut-turut?’ Maka ia menjawab, ‘tidak’. Maka beliau
bertanya lagi kepadanya, ‘apakahengkau mampu untuk memberi makan enam
puluh orang miskin?’ Maka ia menjawab, ‘tidak.’ Kemudian orang tersebut
duduk dan datanglah Nabi shallallahu’alaihi wasallam dengan membawa
korma, kemudian beliau bersabda, ‘ambillah korma ini dan bersedekahlah
engkau dengannya (yaitu sebagai kaffarah).’ Maka orang tersebut
menjawab, ‘kepada orang yang lebih miskin dari aku wahai Rasulullah?!
Demi Allah tidak ada diantara dua tepi kota Madinah seorang pun yang
lebih fakir dari pada aku’! maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam pun
tertawa sampai nampak gigi gerahamnya , kemudian beliau bersabda,
‘berilah makan keluargamu dengan (korma) tersebut’.”
Kasih Sayang Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam Dalam Memberikan Pengajaran
Beliau adalah sosok yang penyayang dalam memberikan pengajaran kepada
manusuia, hal tersebut sebagaimana nampak dalam kisah Mu’awiyah bin
Al-Hakam. Yang mana suatu ketika ada seseorang yang bersin dihadapannya
ketika ia shalat, maka mu’awaiyah mendo’akannya padahal ia sedang
shalat, maka kemudian Mu’awaiyah bertutur, “maka orang-orang pun
memandangiku dengan tajam, hingga aku pun berucap, ‘celaka kalian,
mengapa kalian memandangiku demikian?’ kemudian orang-orang pun
memukul-mukul paha-paha mereka. Kemudian tatkala mereka telah membuat
aku diam maka kemudian mereka pun diam. Maka tatkala Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam telah selesai mengerjakan shalatnya, beliau
pun memanggilku (menasehatiku), beliau tidaklah memukulku, membenciku,
atau mencelaku, dan aku belum pernah melihat seorang pengajar pun
sebelum dan sesudahnya yang lebih baik dari pada beliau. (HR. An-Nasaa’i
dan Abu Dawud)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Melarang Cepat Marah Karena Hal Tersebut Berlawanan Dengan Kasih Sayang
Beliau adalah sosok yang melarang setiap akhlaq yang dapat menghilangkan
rahmat diantaranya adalah akhlaq cepat marah. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi
shallallahu’alihi wasallam, ‘berilah nasehat kepadaku’, maka beliau
bersabda,‘janganlah engkau cepat marah’, maka orang ini pun mengulangi
ucapannya lagi berkali-kali, namun beliau tetap bersabda, ‘janganlah
engkau cepat marah’.” (HR. Bukhari)
Kasih Sayang Adalah Semboyan Hidup
Kasih sayang dan lemah lembut adalah semboyan hidup Rasulullah
shallallahu’alahi wasallam, sampai-sampai berkata ‘Aisyah
radhiyallahu’anha, “Rasulullah shallallahu’alahi wasallam tidak pernah
sekalipun memukul dengan tangannya, tidak pula memukul wanita dan
pembantu, kecuali apabila beliau berjihad di jalan Allah, beliau tatkala
disakiti oleh seseorang beliau tidak membalas dendam terhadap orang
tersebut, kecuali apabila dilanggar hak-hak Allah, maka beliau pun marah
karena Allah.” (HR. Muslim)
Potret Gambaran-gambaran Kasih Sayang
Agar kita bisa mengamalkan apa yang telah kita pelajari tadi kami ingin
meringkas beberapa contoh gambaran kasih sayang, agar kita berusaha
untuk mempraktekkan dalam amaliyah nyata semampunya. Diantara contoh
gambaran kasih sayang tersebut antara lain:
Kasih sayang anda terhadap istri atau keluarga wanita anda. Ini adalah
perkara yang mudah penerapannya bagi kita, apa yang menghalangi anda
untuk memberikan hadiah kepada istri anda pada hari ini serta
berterimakasih kepadanya karena dia telah mendampingi hidup anda, serta
anda berjanji kepadanya agar tidak melukai hatinya selama-lamanya. Serta
apa yang menghalangi anda untuk (menggantikannya) demi mempersiapkan
makan siang dan malam, atau membantunya mencuci piring setelah makan,
bukankah itu semua adalah akhlaq dari Nabi kita Muhammad
shallallahu’alaihi wasallam.
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita bahas tadi adalah kasih
sayang terhadap anak-anak kecil. Ini adalah hal yang mudah untuk di
praktekkan, pada hari ini anda bisa memberikan mainan untuk anak-anak
anda kemudian sejenak anda bercengkrama dan bermain-main bersama
anak-anak anda demi memasukkan kebahagiaan kedalam hati anak anda. Anda
juga bisa memberikan hadiah kepada anak tetangga agar mereka bisa
bersenang-senang dengan dengan mainan tersebut, atau bisa juga anda
bercanda dengan anak-anak kecil apabila anda melihat mereka dimanapun
anda berada sembari memberikan nasehat kepada mereka.
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita bahas tadi adalah kasih
sayang terhadap anak-anak yatim. Ini adalah hal yang mudah untuk di
praktekkan. Apabila anda adalah orang yang diberi kelebihan harta anda
bisa mengkafalahi anak yatim atau beberapa anak yatim, bisa juga dengan
anda memberikan sumbangsih berupa tempat tinggal untuk mereka, atau bila
anda bukanlah orang yang memiliki kelebihan harta minimal anda bisa
mengunjungi panti-panti anak-anak yatim agar anda bisa mengunjungi dan
menghibur mereka hingga mereka merasa seolah-olah mereka memiliki
keluarga yang memperhatikan kondisi mereka.
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita pelajari tadi yaitu kasih
sayang terhadap para pemuda. Ini adalah perkara yang urgen untuk di
perhatikan oleh para bapak, para ibu, para pendidik, dan para da’i. Masa
muda adalah masa puncak bergejolaknya syahwat dan masa dimana mereka
sering menolak dan membengkang perintah, itulah yang dinamakan dengan
darah muda. Sungguh telah kita ambil pelajaran dari akhlaq Nabi kita
shallallahu’alaihi wasallam bahwa sikap keras terhadap para pemuda kita
terkadang malah menimbulkan dampak yang negatif, maka metode psikologis
yang paling utama dalam mendidik mereka adalah pendidikan dengan cara
yang lemah lembut, membuat mereka cinta kepada kita, serta membuat
mereka akrab dengan kita hal itu bertujuan agar nasehat bisa diterima
oleh relung hati mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi
shallallahu’alaihi wasallam tatkala beliau memberikan nasehat kepada
pemuda tadi (pemuda yang meminta izin kepada beliau untuk berzina).
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita pelajari yaitu kasih sayang
kepada musuh. Pada point ini saya ingin memberikan beberapa nasehat
kepada para pemuda yang hanya bermodalkan semangat buta dalam berperang
dan mereka yang melakukan tindak pengeboman yang mana mereka dalam
beraksi tidak pernah berkonsultasi kepada para ulama. Perhatikanlah
bagaimana Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersikan kasih sayang
terhadap musuh sekalipun padahal mereka telah menyiksa, memerangi,
mengusir, serta menimpakan berbagai macam musibah terhadap beliau dan
para shahabat. Meskipun demikian Nabi memaafkan merela meskipun beliau
berhak untuk membunuh mereka. Ini kontras dengan apa yang dilakukan oleh
para pemuda yang di bakar oleh semangat buta yang kemudian mereka
menjadi sebab terbunuhnya nyawa-nyawa kaum muslimin yang tidak bersalah
dan yang selain mereka, serta menimpakan petaka kepada orang-orang yang
konsekuen dalam menjalankan agamanya, para penuntut ilmu, dan para da’i.
Maka mereka bukanlah orang yang berbuat kasih sayang terhadap
musuh-musuhnya bahkan mereka pun tidak memiliki kasih sayang sampai
kepada saudara mereka seislam. Wallahul musta’an.
Diantara bentuk kasih sayang adalah kasih sayang kepada binatang. Ini
adalah hal yang mudah bagi kita semua untuk untuk mempraktekkannya.
Ambil contoh misalnya bila ada burung kecil yang berterbangan di depan
rumahmu bisa engkau memberi makan, minum, dan perhatiannya kepada
burung-burung tersebut. Apabila engkau melihat binatang yang patah
betisnya bisa engkau luruskan, atau apabila anda melihat binatang yang
sakit bisa anda bawa ke tempat pengobatan binatang.
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita pelajari adalah kasih
sayang kepada pembantu. Sangat disayangkan, disebagian negara Arab yang
notabennya adalah negara kaya, namun engkau mendapati mereka
memperlakukan pembantu mereka layaknya binatang atau bahkan lebih jelek
dari pada itu. Wallahul musta’an. Padahal Nabi shallallahu’alaihi
wasallam telah bersabda, “Mereka (para pembantu) adalah saudara-saudara
kalian.” Bahkan beliau berwasiat agar pembantu tersebut diperlakukan
seolah-olah dia adalah bagian dari keluarga kita sehingga mereka makan
dari makanan yang kita makan, kita memberikan kepada mereka pakaian
seperti yang kita pakai, serta kita berinteraksi baik dengan mereka
seperti sebagian kita berinteraksi baik dengan orang lain yang sama
dengan kita.
Diantara bentuk kasih sayang yang telah kita pelajari adalah kasih
sayang terhadap orang-orang yang tidak tahu, lemah lembut dalam
memberikan pengajaran, dan lemah lembut terhadap orang-orang yang
bertaubat setelah mereka berbuat maksiat. Ini adalah perkara yang urgen
untuk diperhatikan oleh para du’at, para pengajar, serta orang-orang
yang memerintahkan kepada yang ma’ruf serta melarang dari perbuatan yang
munkar. Terkadang metode pengajaran yang keras dan kaku akan membuat
manusia lari dari nasehat, akan tetapi lihatlah! bagaimana kasih sayang
Nabi shallallahu’alaihi wasallam keepada orang badui ini, padahal ia
telah kencing di masjid yang mana ini adalah bentuk kesalahan yang fatal
tanpa diragukan. Perhatikanlah! Bagaimana kasih sayang beliau kepada
Mu’awiyah bin Al-Hakam padahal ketika itu dia tidak memperbagus
shalatnya. Bila kita melihat zaman sekarang, terkadang seseorang
melakukan suatu kesalahan yang lebih ringan dari hal tersebut diatas
namun ada diantara kita yang memberikan nasehat kepadanya dengan nasehat
yang keras dan kaku sehingga membuat orang tersebut lari dari kita.
Demikian juga termasuk metode dakwah yang keliru adalah apa yang
dilakukan oleh sebagian tholibul ‘ilmi terhadap orang-orang yang
menyelisihi mereka dengan memvonisnya sebagai mubtadi’, fasik, serta
memberikan celaan dan cercaan yang bertubi-tubi hanya karena tidak
sependapat dengan mereka dalam beberapa permasalahan yang bersifat
ijtihadiyah, ini jelas metode dakwah yang membuat orang lari dari
kebenaran.
Penutup:
Saudaraku yang terhormat, sesungguhnya akhlaq kasih sayang haruslah
menjadi semboyan hidup kaum muslimin. Dimanapun seorang muslim
melenggang dia akan diketahui ditengah-tengah manusia sebagai seorang
yang memiliki kasih sayang, kelembutan, dansopan santun dihadapan
manusia yang lain. Dan yang paling utama untuk menyandang akhlaq ini
adalah seorang da’i, serta para penuntut ilmu yang menasabkan dirinya
kepada Al-Kitab, As-Sunnah, dan metode para salaf.
Aku memohon kepada Allah agar apa yang telah disampaikan ini bermanfaat
untuk kami dan untuk hadirin semua, serta menjadikan hal tersebut
sebagai petunjuk yang menerangi kita bukan sebagai malapetaka bagi kita.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com