Sabtu, 20 Juli 2013

( Bagian Dua ) KISAH NYATA DELAPAN TAHUN HIDUP BERTETANGGA DENGAN ORANG ANEH ATAU GILA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnaBjh9eyhhJDpYY1ZExm7SNJb1WVeqxcniQpzuQngGWJb9LUQGU3NkuHf4EQji0RCSllVohrvtZkQJHttjRc6EYx_iNZRAuPJvwO2tG7YVixgjGVXUn9uXWUIMkCERxQFeA-Wmp3WnHQ/s400/candle-light1.jpeg
pesugihan?
Sedikit side story, di tempat saya bertugas selama tiga bulan, di kota L, saya tinggal serumah dengan orang Indonesia asal Surabaya yang bertugas sebagai engineer senior. Umurnya 20 tahun di atas saya dan mendekati masa pensiun.

Saya banyak mendengarkan ceritanya tentang masa mudanya dan betapa susahnya jaman dahulu.

Satu cerita yang membuat saya terperanjat adalah ceritanya tentang dahulu berburu pusaka sebelum akhirnya dia memutuskan untuk mendekatkan diri pada ajaran agama.

Pada masa mudanya dia seringkali berburu pusaka dan pusaka ini selalu di lelang ke daerah tempat asal mula si tetangga ajaib. Mungkinkah? Terbersit dalam hati saya.

Lebih lanjut sang engineer senior bercerita tentang tumbal dari pesugihan. Tidak ada yang gratis dari pesugihan ini, dan barang siapa yang datang ke suatu tempat di daerahnya untuk memintakan pesugihan ini memang akan kaya tetapi akan dibayar dengan anaknya menjadi tidak waras lagi, bahkan ada tempat penampungan untuk anak anak seperti ini.

Tetangga ajaib = anak pertama
Usaha ayahnya = showroom mobil yang jelas bukan jenis usaha kaya kita kita yang di FJB (maaf bagi yang bermodal besar).
Saya tidak tahu apakah ada hubungannya atau tidak tetapi mungkin ada diantara kaskuser yang sudah bertobat yang dapat memberikan pencerahan.

Dua hari sebelum saya berangkat, saya ingat dia selalu mengomentari tetangga nomer 8 'baru mobil itu aja udah sombong, bokap gua naik mercedes tauk'.

Iya deh, saya juga dulu pas masa muda juga naik mercedes besar, dulu ke salemba pake 213 (masih ada tuh).


azab
Sesuai janji pada istri saya pulang di awal bulan Juni walaupun terlambat dua minggu, untuk mendaftarkan anak semata wayang kami ke playgroup sekitar dua kilometer dari perumahan kami.

Kantor memberikan saya cuti dua minggu untuk menyelesaikan urusan sekolah, dan saya akan kembali ke kota T di Indonesia, tidak lagi ke kota L.

Penerbangan lanjutan yang terlambat antara singapura - jakarta menyebabkan saya baru sampai di rumah jam 01:00. Ada yang berubah, ibu dan anak pengusaha warung makanan di basement mall sekarang telah memiliki mobil kecil buatan Korea.

Taksi berjalan perlahan dan saya melihat... 'rumah tetangga ajaib kenapa mobilnya berubah? Mungkinkah... sudah pindah?' Ah damai kembali ke kompleks kecil kami.

Istri saya menyambut saya dengan gembira bersama anak yang memang menahan diri untuk tidak tidur. Kegembiraan saya anak akhir dari keonaran orang gila sirna saat istri saya berkata 'tetangga gila masih ada, hanya mobilnya memang berganti karena bulan lalu dia tabrakan sama angkot dan menyalahkan gara gara istrinya menyuruhnya cepat antarkan anak ke sekolah'

Degh! Tapi biarlah, mungkin dia akan belajar dari masalahnya dengan angkot dahulu.

Dini hari, jam 04:30 saya dibangunkan oleh dentuman house music kembali, WTF? Saya menelpon satpam dan meminta bantuannya karena matahari belum lagi terbit dan sangat mengganggu. Dalam tempo 10 menit house music berhenti, diikuti oleh kata-kata berikutnya 'kalau ga mau berisik tinggal di hutan aja sama xxxx, sama xxxxx'. Bodo ah saya perlu tidur.

Jam 08:00 tetangga ajaib telah pulang dari mengantarkan anaknya, dan kembali ke rumah diiringi house music. Setelah berhenti, masih berkata 'mobil jelek aja dipamerin, beli dong mobil kaya gua', ah rupanya tetangga ajaib masih saja tidak mengerti pelajaran mobilnya yang dulu vs angkot.

Ada yang berubah!
Sekarang istrinya pergi menggunakan motor yang akan menjadi kebiasaannya setiap pagi. Kerja rupanya, dan yang membuat saya heran sekarang di belakang mobilnya ada tempelan stiker 'antar jemput bandara'
Rumahnya juga dipasangi spanduk agen 'dijual'

Berbeda dengan tebakan kaskuser, saya tidak memiliki mobil, biasanya juga naik angkot + bis.
Berbeda dengan saat itu, saat saya sedang agak royal, sehingga memanggil taksi. Di akhir minggu saat saya menutup pintu taksi, terdengar komentar tetangga ajaib 'beli dong mobil...'

Hari minggu, saya melihat tetangga nomer 16 yang berdagang makanan pindahan. Rupanya mereka menyewa dan rumah itu mau di jual oleh pemiliknya. Sorenya pemilik rumah nomer 16 datang bersama agen perumahan dan memasang spanduk 'dijual'. Pemilik rumah, pria single seumuran saya membersihkan rumahnya dan tinggal disana.

Hari rabu, tiga hari sebelum saya harus terbang lagi, pembantu rumah nomer 8 berkata, 'tadi malam si tetangga ajaib beli lauk 2000-an untuk berbagai macam lauk di warung ruko perumahan sebelah'. Benar juga, seminggu ini tetangga ajaib tidak lagi membuang nasi setengah bakul ke rumah kosong di sebelah saya.

Mungkin pengalaman ini akan mengubahkan tetangga ajaib ini.

Malam minggu, seperti biasa tetangga ajaib pulang dengan dentuman house music. Ada yang berbeda. Langsung dimatikan tidak sampai 2 menit, dan terdengar suaranya berteriak teriak diikuti dengan teriakan anaknya 'tolong papa tolong'.

Rupanya tetangga nomer 16 yang menjual rumahnya diteriaki 'tidak laku!', tidak terima dan mendatanginya, memelintir leher bajunya dengan gerakan hendak memukulnya. Istigfhar, tetangga nomer 16 meninggalkannya begitu saja dan tetangga ajaib menantanginya 'kalau berani sini luh xxxxxx luh, gua ga takut gua ga takut'

Minggu pagi sebelum terbang saya sempat berbicara dengan tetangga nomer 16, dan rupanya dia membutuhkan biaya untuk pengobatan ayahnya.

Saya sempat berkata kepada istri saya, mungkin berikutnya sayalah yang akan bertengkar dengannya.




menyiramkan minyak 
Side story dari atas, malam sebelum berangkat anak saya gelisah kagak rela abahnya pergi lagi setelah ditinggal tiga bulan, jadi saya memakaikannya sweater tebal, menggendongnya di pundak dan mengitari kompleks. Saat itu sekitar jam 00:30, saat saya bertemu dengan seorang satpam yang sedang patroli.

'Belum tidur anaknya Pak?', demikian sapanya.
'Belum, tau nih dia abahnya mau pergi lagi', jawab saya.
Kemudian dia menceritakan sesuatu yang membuat saya sekarang tahu bahwa keonaran tetangga ajaib juga membuat empet para satpam.

Kebiasaan tetangga ajaib saat menuju pos penjagaan menuju ke luar kompleks dan sebaliknya adalah memacu kendaraannya diikuti dengan sirine panjang. Menurut satpam ini ada anak kecil dengan sepeda roda tiga hampir ditabraknya.

Ada kalanya satpam jaga menjadi muak dan tidak mau membukakan gerbang bagi dia, dan tetangga ajaib terpaksa turun dari mobil dan membuka gerbang sendiri, dan berkata 'elu semua gua yang bayar', atau 'di rumah gua di xxxx semua satpam hormat sama gua', atau 'satpam di rumah gua di xxxx semuanya profesional, digaji lebih gede dari satpam sini'.

Khusus satpam ini rupanya dahulu istrinya yang membawakan makanan rantangan bagi suaminya yang sedang bertugas jaga hampir ditabrak saat tetangga ajaib hendak memasuki kompleks dan kebetulan gerbang sedang terbuka karena beriringan dengan mobil lainnya.

Bukannya meminta maaf malah mengatai 'kurang xxxx, dasar xxxx'.
Suaminya marah dan meminta tetangga ajaib untuk mengulangi perkataanya, yang hanya dijawab dengan memacu kendaraannya pulang ke rumah.

Dalam 30 menit, saat pergantian shift, satpam ini mendatangi rumah tetangga ajaib dan mengajak duel sambil melepaskan baju yang menjadi lambang dari profesinya.

Tetangga ajaib panik dan menelpon kantor penyedia satpam, kemudian satpam ini ditenangkan oleh kedua temannya yang datang dari kantor. 'Haram hukumnya berantem dengan warga'.

Setelah satpam ini tenang dan pergi, tetangga ajaib masih berkata 'elu beraninya di sini doang, coba di rumah bokap gua di xxxx kalau ga habis elu!'

Satpam mempertanyakan sikap saya dan warga lainnya yang terkesan membiarkan walaupun setiap warga memiliki masalah dengannya, dapat saya katakan bahwa memang kepada semua orang tetangga ajaib telah menyiramkan minyak, tinggal menunggu api untuk membakarnya.

Dan saya akui bahwa saya memang sangat terganggu, tetapi bagi saya sepertinya telah terlambat, seharusnya dari dua tahun yang lalu saya konfrontasi, sedangkan di tahun ini saat ekonomi dunia bangkit lagi saya malah dikirim ke kota L kemudian T, meninggalkan anak istri sendirian di rumah.

Jam 01:00 dan saya meminta ijin untuk undur dahulu, kepada anak saya janjikan bahwa saya akan pulang di awal bulan puasa, walaupun saya tidak dapat mengantarkannya pada hari pertama sekolah.




this means war 
Satu minggu saya di kota T, saya mendapatkan kabar dari istri bahwa tetangga ajaib bertengkar hebat dengan istrinya hingga berteriak teriak ke tengah jalan 'pembuat onar kaya gini masa kaga dtangkap juga ama polisi'.
Sebelum turun ke jalan, istrinya membawa batu bata yang digunakan untuk membatasi halaman mereka dari rumput liar yang tumbuh dari rumah kosong tetangga, dengan gerakan hendak menggebrak mobil suaminya.
Suaminya berkata 'jangan jangan mobil gua, ini mobil gua bukan mobil elu, toh elu juga tinggal di rumah gua' yang dijawab oleh istrinya 'mobil bokap elu rumah bokap elu'

Ah memang terjawablah kesombongannya saat dikepung oleh warga pada tahun 2007 bahwa tidak ada yang bisa mengusirnya karena rumahnya dibeli tunai.

Suaminya rupanya menuduh istrinya memiliki PIL hingga di akhir minggu itu istrinya berhenti bekerja.
Di akhir keributan suaminya meminta maaf kepada istrinya dan selama dua hari tetangga ajaib tidak lagi mengganggu tetangga lainnya, rupanya masalah dalam negeri sanggup untuk mendiamkannya.

Sebulan di kota T istri saya meminta saya untuk kredit lemari baru, 'lemari lama udah doyong bahaya bagi anak yang suka berlarian'.
Lemari ini memang satu satunya tempat storage pakaian saya istri dan anak yang selain telah berkurang kapasitasnya juga karena terbuat dari particle board tidak dapat diharapkan berumur panjang.
Saya meminta istri untuk kredit pada kenalannya dengan cara mencicil.

Bulan puasa tiba dan saya pulang hari jumat malam untuk berangkat lagi ke kota T pada selasa dini hari.
Hari minggu saya meminta kenalan istri untuk memasang lemari baru sedangkan yang lama dimintakan oleh tukang yang sering kali memotong rumput di halaman kami.
Saya tahu bahwa tetangga ajaib memiliki kebiasaan untuk bepergian pada hari minggu bersama kedua anaknya sedangkan istrinya selalu lebih memilih untuk tinggal di rumah menonton televisi.

Hari itu pemasangan berlangsung selama dua jam karena ukurannya yang cukup besar, dan saya memandang hasilnya dengan puas.

Senin pagi saya mengantarkan anak ke sekolah, menggantikan istri, bersama mobil jemputannya. Satu jam setelah anak masuk kelas, saya iseng menggunakan internet dari wifi yang dipancarkan restoran di sebelah, setelah meminta ijin tentunya untuk chatting dengan istri di rumah.
Chat selama sejam berikutnya itu mengubahkan segalanya.
Tidak terpikirkan oleh saya bahwa pada hari itu saya tidak boleh berdiam diri lagi ,'not in my backyard'

Tetangga gila mengatai anak saya dengan suara lantang dan keras dari dalam rumahnya! Anak si TS xxxx xxxx berulang kali hingga istri saya menangis dibuatnya.
Istri saya berkata dia menduga bahwa tetangga ajaib yang telah memiliki semuanya ini malah sirik pada saya yang baru saja membuang lemari masa bujangnya dan digantikan oleh lemari hasil kredit.

Inilah waktunya bertindak, karena this means war.




ight fire with fireAll that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing’
Edmund Burke
Irish orator, philosopher, & politician (1729 - 1797)

Tepatlah kiranya kata kata di atas ini.
Marah, sesal, dan takut menghinggapi hati saya.

Marah untuk pembiaran
Sesal untuk telat
Takut untuk bagaimana apabila tetangga ajaib setelah terjadinya pembiaran selama delapan tahun tidak lagi kenal rasa segan ataupun menahan diri.

Semua tahu bahwa tidaklah baik berkelahi dengan orang mabuk atau orang gila karena mereka tidak mengenal rasa sakit ataupun takut ataupun dampak kedepannya.

Indikator baterai pada laptop telah menunjukkan tanda merah, dan saya menyuruhnya untuk hibernasi.

Anak saya keluar dengan riang dari kelas mendapati abahnya masih menunggunya. Segera saya peluk tubuh kecilnya, menggendongnya sambil menantikan datangnya mobil jemputan.

'Maaf Pak tadi macet ada orang bawa pikulan nanas, pikulannya jatuh', kata operator jemputan sekolah.
'Tidak apa apa Pak, ayo pulang'

Saya persiapkan hati, apa yang akan saya katakan?
Apakah saya tutup hati saya dan berkata kepadanya 'hari ini, tahun depan, adalah hari peringatan kematianmu?' :
Apakah saya labrak saja?
Apakah yang akan dilakukannya pada hari selasa? Bagaimana kalau dia malah membalaskannya kepada anak dan istri saya?

Dalam pikiran berkecamuk saat saya tidak siap, meluncurlah mobil tetangga gila dengan house music dan klakson panjang menuju pintu keluar, tepat setelah saya meninggalkan gerbang.

Saya tidak siap, kalaupun saya meminta operator jemputan untuk menghalangi mobilnya, dan tetangga gila menabraknya, siapa yang akan mengganti?
Bagaimana dengan anak saya yang di dalam mobil?

Saya kuatkan hati dan pulang menuju rumah.
Di rumah, istri saya telah menunggu, dari tangisan sekarang menjadi amarah, dengan dua orang satpam berkumpul dan berbicara dengan istri tetangga gila.

Dengan muka merah padam saya mendatanginya 'what sort of grudge do you have against my daughter?'
'dendam apa yang menyebabkan lakimu pantas untuk mengatai anak saya?'

Istrinya yang telah berpakaian kerja (kerja paruh waktu) berkata 'maaf, tetapi dia sudah tidak mau mendengarkan saya juga. Terserah kamu mau diapain'
Saya bertanya 'tolong pertemukan saya dengan orang tuanya, delapan tahun berbuat onar masakan orang tuanya sendiri bahkan tidak pernah menengok anaknya?'

Istrinya menjawab 'tidak usah berharap, orang tuanya juga seperti itu'.
'Jam berapa dia pulang?'
'Tidak tahu'

Buntu, saya mengajak istri saya untuk mendatangi kantor satpam dan kantor pengembang...

Seperti yang telah dinasehatkan beberapa kaskuser, memang saya lah yang keterlaluan karena melakukan pembiaran. Kita diajarkan untuk menghindari jalan kekerasan, tetapi saat diplomasi gagal memang unjuk kekuatan terbatas diperlukan.

Jam 15:30 kami pulang ke rumah, saya mandi lagi untuk mendinginkan kepala dan makan untuk menenangkan hati.
'Tidak ada gunanya berkelahi'

Anak saya baru saja terlelap dalam tidur siangnya saat sebuah bunyi klakson panjang dan nyaring dari ujung jalan memecah kesunyian dan mendidihkan darah saya kembali.






urusan ini belum selesai'
Ini saatnya'
'Tetapi reputasinya itu loh dengan golok segala'
'Jalankan fungsimu sebagai ayah'
'Gimana kalau malah bekingnya yang datang'
'Menghina gua yang bukan siapa siapa harusnya dia mati sekali, tetapi menghina anak gua dia pantas mati dua kali'
'too many years unchallenged makes him invicible'

Jarak empat detik antara ujung jalan menuju depan rumah tetangga ajaib serasa menjadi dua ratus empat puluh detik, saat berbagai suara hati dan pikiran saling bertentangan.
'Apapun yang akan terjadi, anak saya akan tahu bahwa abahnya membelanya', itulah keputusan saya.

Dengan hanya mengenakan celana pendek, saya kenakan sepatu kets tipis saya, dan mendatanginya tepat saat dia mematikan mesinnya.
Saya berjalan ke arah pintu pengemudi, tetangga ajaib menurunkan kaca jendelanya.
Di dalamnya ada sang tetangga ajaib dengan dua anaknya.

Saat itu saya tahu bahwa anak saya telah kembali terbangun karena klakson panjang ini.
'Mau apa elu?' tanya tetangga ajaib.
Dengan pelan saya berkata 'elu bilang apa tentang anak gua tadi? apa masalah elu dengan anak gua?'

Tetangga ajaib tidak berkata apa apa, hanya mengambil sesuatu dari bawah jok kursinya, dan mulai membuka pintunya.
Mata saya tidak dapat menganalisis kira kira apa yang diambilnya, saat sebuah gerakan mengejutkan datang dari kaki kiri saya, menendang pintu pengemudi tepat pada bagian handle pintu sehingga tetangga ajaib terjengkang ke dalam mobilnya.

Benda itu... kunci roda
Saya tidak memiliki mobil tetapi bertahun tahun bekerja di bagian logistik membuat saya mengenalnya benda mengkilat itu.

Tetangga ajaib berusaha untuk keluar lagi kali ini dengan mengayunkan kunci rodanya.
Sekali lagi kaki kiri saya menendang pintu pengemudi dan membuatnya terjengkang lagi ke dalam mobil.

Saat itulah pikiran saya berjalan kembali, hati saya menjadi tenang dan bersyukur.
'Langit berpihak kepada saya'
'Kenapa tadi gak pake sepatu safety aja'

Saya membiarkannya turun dengan tangan tetangga ajaib kin memegang kunci roda di atas kepalanya, siap untuk mengayunkannya dengan maksud fatal.
Saya berharap gerakan refleks saya akan menyelamatkan saya dari apapun yang akan dilakukannya dengan senjata di tangannya saat seorang satpam datang terburu buru dari arah pintu masuk dan berhenti tepat di depannya.

Tetangga ajaib memasukkan kembali kunci roda ke dalam mobilnya melalui pintu tengah dan berteriak 'kenapa elu rusak mobil gua'.
Tidak ada tanda kerusakan pada pintu mobil, bahkan goresan pun tidak ada.
Sepatu kets murahan saya yang hanya menggunakan karet sintetis dan mulai licin tidak sanggup membuat bahkan goresan pada handle pintunya.
Satpam yang hendak maju dikatain oleh tetangga ajaib 'elu gua yang bayar, jangan ikut campur'.
Saya membuat gerakan tangan bahwa situasinya telah terkendali.

Biar mudah diurut aja yah, dimulai dari kalimat saya disusul tetangga ajaib dalam mode half duplex.
'siapa yang mulai? gua datang elu ayunin kunci roda'
'abisnya elu menghadang gua'
'siapa menghadang elu? Gua datang setelah elu mematikan mesin'
'gua ga ada urusan dengan elu, gua mau pergi lagi sama anak anak gua'
'apa masalah elu mengatain anak gua'
'abisnya elu ngatain gua ama tetangga nomer 8 yang make mobil kantor itu'
'gua ga ngatain elu, dia satu profesi ama gua'
'abisnya elu ngatain gua ama yang jemputan anak elu'
'kapan gua katain, elu aja yang berburuk sangka. Udah cukup delapan tahun elu bikin onar di sini dengan musik dan klakson elu'
'gua klakson untuk manggil bini gua biar bukain pintu'
'ada bini elu? engga kan? elu memang sengaja bikin onar doang'

Merasa kalah argumen tetangga ajaib membuka pintu mobilnya, menaikkan kaca jendela, menutup pintu dan berkata
'gua ga ada urusan dengan pengangguran kaya elu. gua ada kerja yah, gua mau bawa anak anak gua ke mal'
'tukang onar kaya elu bisa ga sih berhenti'
'elu jangan macam macam ama gua satpam aja ga berani ama gua'
'satpam dilarang untuk melawan warga kalau engga elu dah abis dari dulu, pantasnya elu ditangkap'
'polisi mana bisa menangkap gua, urusan dengan si xxxx dulu aja cuma golok gua yang diambil karena gua punya beking dan sekarang elu merusak mobil gua'
'buat apa elu mengancam gua dengan kunci roda, kalau kena kepala gua siapa yang mau ngasih makan anak bini gua'
'gua bawa buat melindungi diri juga ngadapin angkot angkot di luar'

Saat itu satpam yang dari tadi memperhatikan berkata 'pak anak anaknya kepanasan tuh di dalam mobil'
Menyadari hal ini tetangga ajaib membuka pintu mobilnya, membuka pintu rumah dan menyuruh kedua anaknya untuk masuk ke rumah.
'ini gara gara elu menghadang gua, tunggu bini gua pulang kalau elu berani'

Satpam ini kini tertawa bersama saya yang disambut tetangga ajaib dengan marah 'elu tau gak sih di rumah gua di xxxxx (jakarta utara) semua satpamnya professional dibayar lebih mahal daripada elu orang, elu tuh ya cuma satpam doang dah sombong'
Satpam terdiam dan kini ikut marah 'bapak jangan menghina profesi saya'
Tetangga ajaib menyadari situasi tidak menguntungkan dan berlari ke dalam rumah, mengunci pintu teralis dan berkata lagi 'di rumah gua di xxxxx (jakarta utara) semua satpam hormat sama gua, jangan beraninya di sini, kalau berani coba ke xxxxxx'

Saya tercengang melihat perubahan situasi ini saat satpam berkata 'seperti biasa bakal ngandalin bininya lagi', meminta saya untuk mundur
Dari balik teralis tetangga ajaib berkata 'tunggu bini gua pulang jam setengah tujuh kalau elu berani'
Saya berkata kepada satpam 'sudah cukup, saya akan melibatkan polisi, siapapun bekingnya'
'ya sudah nanti kalau istrinya sudah pulang, panggil kami lagi aja', saya pun berpisah jalan dengan satpam.

Kembali ke rumah, saya terduduk dan merenungkan urutan peristiwa yang begitu cepat.
Antara bersyukur untuk perlindungan yang diberikanNya atas saya dan menyesal karena kalau tahu begini saya akan memberikan tanda kaki tak terlupakan pada benda jahanam pembuat onar perumahan ini.
Teringat saya dengan mendiang guru biologi smu saya dulu, ibu Nur yang mengajarkan tentang kemampuan refleks pada hewan dan manusia tanpa melalui otak.
Walau TS sekarang tidak ingat lagi berapakah jumlah gigi manusia atau jumlah gigi kuda, atau nama latin dari jagung, tapi yang penting dulu pernah disuruh menjadi penerus beliau loh, cihuyyy

Tidak ada suara apa apa lagi dari dalam rumah ini
Hingga jam tujuh malam 'kalau berani keluar elu xxxxx', diikuti dengan suara klakson panjang dan alarm mobil bersahut sahutan.
Dengan tenang saya memasangkan baju yang layak untuk menuju kantor polisi dan memanggil satpam.
Terdengar lagi suara tetangga ajaib 'bini gua disini, keluar xxxxx, urusan belum selesai'

bagian 1
bagian 3
bagian 4
bagian 5

sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016818642/kisah-nyata-delapan-tahun-hidup-bertetangga-dengan-orang-gila/
artikel dibuat dari versi kaskus ke versi blog oleh: bagindaery.blogspot.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com