Senin, 01 April 2013

Sisi yang Tidak Diketahui Dalam Acara Opera Van Java "Trans 7"

Negeri Dagelan “Opera van Java”

 Memang negeri ini penuh dengan dagelan, tak ubah seperti dagelan Opera Van Java, semua yang terlihat menjadi lucu, meskipun yang dipertontonkan adalah hal yang serius. Simak saja tokoh-tokoh yang maju menjadi Capres, padahal mereka adalah tokoh yang serius, tapi publik tetap saja tertawa.
Belum lagi peristiwa hukum, khususnya dipengadilan Tipikor, banyak sekali hal-hal yang kontrovesil. Koruptor yang jelas-jelas sudah merugikan negara dihukum dengan ringan, sehingga sangat kontradiktif dengan semangat pemberantasan korupsinya. Dikasih baju tahanan malahan dijadikan busana yang fashion, dijatuhin hukeman, malah sujud syukur.
http://the-marketeers.com/wp-content/uploads/2010/12/Opera_Van_Java_by_aizleksmana.jpg Dalam kasus korupsi ini sangat terasa dagelannya. Siterdakwa seakan sudah dipersiapkan dia harus memerankan peranan seperti apa, bahkan jauh-jauh hari dia pun mungkin sudah tahu cuma seberapa lama dia kan menerima hukuman, asal yang penting dia mau menerima peran yang sudah disiapkan. Peran yang dimainkan sangatlah serius, cuma penonton tetap tertawa, karena semua peristiwa dianggap sebagai dagelan Opera Van Java.
Pemilihan seorang Menteri adalah sebuah peristiwa yang serius, namun karena menteri yang dipilih dianggap tidaklah sesuai porsinya, sehingga dianggap sebagai sebuah dagelan juga. Atau jangan-jangan kita semua juga terlibat dalam opera yang sedang mereka pertontonkan sekaran ini, sehingga kita cuma bisa menonton, sesuai dengan posrsi kita yang hanya masyarakat biasa.
Ternyata karut-marut dinegeri ini bukan lagi menjadi sesuatu yang serius, karena semua sudah dianggap biasa, dan memang sudah seperti dagelan opera van java. Berbagai peristiwa terulang dengan cerita dan kejadian yang sama, dan tokoh para pemerannya pun masih orang-orang yang itu juga, sehingga negeri ini seperti kehilangan para punggawa, yang bisa melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
sumber: http://politik.kompasiana.com/2013/01/11/negeri-dagelan-opera-van-java-523366.html

Analisa Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Acara OVJ Trans7

Nama                    : Ervan Tonnedy
Kelas                     : KPI 2 B
Nama acara        : Opera Van Java
Episode                 : Hantu Jamu Gendong
Jam tayang         : 20.00
Saya mengamati program televisi dalam acara Opera Van Java episode Hantu Jamu Gendong. Dalam acara ini, saya melihat para aktor sesekali menggunakan kata-kata yang kasar dan seringkali menghina lawan mainnya. Dalam hal ini ada penyalah gunaan bahasa, walaupun seandainya kalimat yang digunakan adalah benar namun bertujuan untuk menghina orang lain, jelas ini adalah kesalahan karena termaksud kedalam penyalah gunaan bahasa, dan tidak mendidik.
Selain penyalah gunaan bahasa, acara yang ditayangkan oleh trans 7 ini juga menggunakan bahasa campuran seperti bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa Inggris dan juga menggunakan bahasa Korea. Tentu saja ini mengurangi rasa kebangkitan kita dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Saya juga mengamati dampak dari penggunaan bahasa yang diucapkan dalam acara Opera Van Java terhadap masyarakat terutama kalangan anak-anak dibawah umur. Anak-anak dibawah umur seringkali meniru ucapan-ucapan yang dilontarkan para aktor Opera Van Java tersebut, hal ini tidak baik karena anak-anak dibawah umur belum sepenuhnya mengerti tentang membedakan mana kalimat yang baik dan mana kalimat yang tidak baik.
Tanpa kita sadari, betapa bahayanya dampak akibat penyalah gunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar terhadap masyarakat terutama kalangan anak-anak. Walaupun dianjurkan menonton televisi dengan bimbingan orang tua (BO), namun acara yang di pertontonkan tidak mendidik, tetap akan berdampak tidak baik terhadap pemikiran anak, karena apa yang dilihat dan didengar oleh anak akan mudah terekam dalam otak dan akan terbentuk menjadi kepribadian anak tersebut.
Seharusnya pemerintah lewat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dapat lebih teliti dan memberi sanksi kepada media apapun yang melakukan pelanggaran terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
sumber: http://humaniora.kompasiana.com/edukasi/2013/03/21/analisa-penggunaan-bahasa-indonesia-dalam-acara-ovj-trans7-544715.html


Opera Van Java: Kekerasan Pada Wajah Komedi Di Televisi

” Televisi itu keras!,” tulis Nia Triwindari dalam artikelnya pada buku “Dosa-Dosa Televisi”. Tentu saja televisi (TV) itu keras bukan dari segi fisiknya belaka, tetapi juga dari segi isi yang ditayangkan. Keras dalam konteks ini jelas merujuk kepada isi tayangan di TV yang terdapat berbagai unsur kekerasan.
Mirisnya kekerasan dalam tayangan TV justru sering terjadi di tayangan komedi. Tontonan yang seharusnya memancing tawa pemirsa justru kerap menghadirkan nuansa kekerasan. Parahnya lagi kekerasan dalam tayangan komedi menjadi jualan paling utama untuk memancing tawa penonton.
Dengan mudah kita akan menemukan berbagai contoh dari adanya unsur kekerasan di tayangan komedi layar kaca. Sebut saja Opera Van Java, yang saat ini menjadi tayangan terfavorit salah satu stasiun TV nasional. Dalam tayangan komedi yang ditayangkan hampir setiap hari kekerasan justru menjadi sumber utama pemancing tawa pemirsa.
Adegan Sule mendorong Aziz Gagap atau Parto yang memukul para “wayangnya” hampir setiap malam menyambangi rumah kita. Walhasil tawa penonton-pun bergema. Terpingkal-pingkal saat menyaksikan Aziz Gagap terjengkang akibat dorongan Sule.
Meski di layar kaca terselip tulisan “bahan yang digunakan aman” dan larangan agar tidak meniru adegan tersebut di rumah, tetapi adakah yang menjamin bahwa anak-anak di bawah umur paham terhadap hal tersebut dan mengerti bahwa bahan yang digunakan adalah bahan yang aman untuk “memukuli” seseorang?
Ansich yang dilihat oleh anak-anak kita bukan bahan yang digunakan. Mereka tak ambil pusing dengan hal itu. Melainkan dorongan dan pukulan pada tayangan komedi itu-lah yang kelak akan membekas di jiwa sang anak.
Sebagai contoh, kabar yang saya terima, pada medio 1990-an ada tayangan gulat khas Amerika yang dibalut dengan baju entertainment dan diberi tajuk “Smack Down”. Sama dengan OVJ, pada tayangan itu juga terselip tulisan bahwa “adegan itu hanya dilakukan oleh profesional” dan ditambahi embel-embel “Don’t Try This At Home”. Lalu apakah itu dimengerti oleh anak-anak kita?.
Tidak! Berdasar penelusuran saya banyak korban dari akibat tayangan “Smack Down” itu. Di daerah Jawa Barat bahkan hingga menghasilkan korban meninggal akibat di-Smack Down oleh kawan mainnya. Ini pertanda bahwa anak-anak kerap meniru apa yang disaksikan oleh mereka dan mengindahkan embel-embel “hanya rekayasa” atau “Don’t Try This At Home.”
Itu baru kekerasan non verbal dan hanya salah satu contoh tayangan komedi. Bagaimana dengan kekerasan verbal? Kata-kata kasar, hinaan, cacian, makian dan umpatan akan sangat mudah kita temukan dan tersebar dalam berbagai tayangan komedi di layar kaca.
Atau coba anda simak di tayangan komedi di salah satu stasiun TV, Facebooker. Anda akan menemukan bentuk kekerasan, baik verbal maupun non verba, dengan mudahnya. Adegan kepala orang yang “diubek-ubek” kemudian ditaburi bedak hampir setiap hari mewarnai tayangan komedi itu.
Lalu adakah jaminan bahwa anak-anak kita tak akan menirunya? Menurut penelitian, media turut berperan dalam pembentukan karakter anak di usia dini. Jika hal-hal seperi itu yang ditayangkan, maka silahkan anda menjawab sendiri, kira-kira generasi seperti apa yang akan ditampilkan oleh Indonesia di masa yang akan datang?.
Gitu aja joq repot.
Selamat menikmati hidangan.
sumber: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/12/21/kekerasan-pada-wajah-komedi-di-televisi-518570.html


OVJ Trans 7 Lecehkan Perawat Indonesia

Tayangan Live Opera Van Java (OVJ)  Trans 7 tanggal 31/1/2013 dinilai tidak menghargai profesi Perawat.  Melalui guyonan pelawaknya yang nyeleneh,  dengan menggunakan  atribut Perawat di rasa tidak  pada tempatnya. Akibat tayangan itu,  Perawat Indonesia merasa di lecehkan profesinya.
PPNI sebagai organisasi Perawat Indonesia, mengakomodir protes dari anggota akan tayangan tersebut, dan pada tanggal 3/2/2013,  secara resmi PPNI melayangkan somasi dengan nomor surat : 012/PP.PPNI/K/S/I/2013  di tujukan pada pemimpin redaksi Trans 7. ( poin somasi dapat di baca di sini).
Protes keras yang disampaikan PPNI, mendapat tanggapan positif dari manajemen OVJ Trans 7.  Pada tanggal 18/2/ 2013, PPNI mengadakan pertemuan dengan pihak Trans 7 membahas insiden itu. Alhasil, Trans 7 minta maaf secara resmi, dan berjanji menyampaikan permintaan maaf  secara terbuka di tayangan OVJ berikutnya.
Selasa, 19/2/ 2013,  Pukul 21:50:58 WIB di acara yang sama (OVJ),  saya menyaksikan Sule, dkk,  minta maaf kepada seluruh Perawat Indonesia atas tayangan yang telah menyakiti perasaan Perawat itu.  Dalam hal ini, saya secara pribadi sebagai Perawat,  memberi maaf atas kekhilafan kru OVJ, mudah-mudahan sejawat yang lain pun legowo.
Perlu jadi catatan oleh media lawakan, untuk acara Live yang sulit dimoderasi,  sebelum menjadi tayangan,  sebaiknya tim kreatif/ produser atau apa pun namanya, alangkah baiknya membuat konsep yang jelas, tujuan acara yang mendidik dan bermanfaat untuk ditonton oleh rakyat Indonesia.
Meski hanya lawakan atau guyonan, ada baiknya hiburan itu tidak mendiskreditkan orang, profesi, lembaga atau melecehkan siapa saja.
Saya beranggapan apa yang ditayangkan oleh artis  dan pelawak,  itu akan  jadi role model oleh penonton untuk di praktekan pula pada kehidupan sehari-hari,  anak-anak  paling rentan untuk meniru.
Adanya insiden ini, semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita bersama, menuju tayangan Indonesia yang edukatif.
Salam, Anton Wijaya.
 sumber: http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2013/02/20/ovj-trans-7-lecehkan-perawat-indonesia-530242.html


Tayangan Opera Van Java Tidak Beretika

Baru saja saya mengakhiri menyaksikan acara TV Opera van Java (OVJ) di salah satu stasiun televisi ibu kota dengan rasa sedih yang mendalam. Acara yang ditujukan sebagai acara hiburan bagi keluarga , pada tayangan malam ini - 28 Maret 2011, menurut saya tidak lucu sama sekali. Malah berkesan sangat melecehkan.
Malam ini OVJ menampilkan tamu (saya tidak sampai hati untuk menyebutkan ‘bintang tamu’), yang mungkin diambil dari salah satu penonton yang hadir (saya tidak mengikuti dari awal), yang kebetulan berpenampilan, menurut mereka, kurang sempurna. Maaf, gigi tamu tersebut ‘agak menonjol’.
Mereka yang saya maksudkan di atas adalah artis pemain dan para penonton acara tersebut.
Sepanjang tamu tersebut muncul, yang menjadi obyek lawakan adalah ‘bentuk gigi’ si tamu tersebut. Beberapa hal yang tidak pantas yang bisa saya sampaikan di sini misalnya:
-          Sebutan gigi dower, gigi peduli,
-          Menyamakan tamu tersebut dengan hewan aduan (adegan akan diadu dengan patung ayam),
-          Menyamakan gigi tersebut sebagai alat penyimpan energi - layaknya baterai
-          Dan olok-olokan lain yang semuanya mengaitkan kepada bentuk gigi tamu tersebut dan saya tidak sampai hati untuk menyampaikannya di sini.
Saya tidak dapat dan tidak habis mengerti, mengapa mereka bisa tertawa dengan cara menertawakan, yang menurut mereka adalah, kekurangan seseorang. Tidak dapat mengerti pula bagaimana penonton-penonton yang menyaksikan langsung di studio itu dengan gembiranya bertepuk tangan dan tertawa terbahak-bahak melihat para artis bergantian menjadikan tamu ini sebagai bahan tertawaan, sekali lagi karena bentuk giginya tersebut. Seharusnya mereka bisa memprotes olok-olokan yang tidak pantas ini langsung pada saat itu.
Tahukah anda bahwa tamu yang anda jadikan bahan tertawaan itu memiliki bentuk wajah (baca: gigi) seperti itu adalah bukan kemauannya, tetapi Tuhan YME yang menciptakannya? Tahukah anda bahwa yang sedang anda jadikan bahan tertawaan itu adalah makhluk sempurna ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, seperti apapun itu? Tahukah anda bahwa anda sendiri, penonton dan artis pemain, juga bukan makhluk yang sempurna? Tahukah anda bahwa bentuk kesempurnaan bukan ditentukan dari wajah yang tampan, kulit yang putih, bentuk badan yang tinggi, uang yang banyak, nama yang terkenal, dlsb? Tahukah anda bahwa ukuran kesempurnaan seseorang itu bukanlah dari bentuk fisiknya saja, tetapi lebih kepada bagaimana makhluk ciptaan Tuhan itu dekat kepada Sang Maha Penciptanya? Semoga anda tahu itu, kalau tidak? Anda yang sesungguhnya sangat malang.
Untuk para artis pemain OVJ, terima kasih sudah mengingatkan kami, bahwa masih banyak ternyata orang dimuka bumi ini yang memang bisa bergembira, menerima honor, mendapatkan keuntungan dari ‘kekurangan’ seseorang, dan andalah contoh itu, berbahagia di atas kekurangan orang lain.
Semoga anda bisa belajar lagi bagaimana menciptakan humor yang lucu dan beretika tanpa harus ‘mengorbankan’ orang lain.
Terus terang saya sedih melihat tayangan OVJ malam ini.
Salam hangat Kompasiana.
sumber: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2011/03/28/tayangan-opera-van-java-tidak-beretika-352307.html
Semua artikel diatas diambil dari situs kompasiana dan digabungkan menjadi satu wadah oleh:bagindaery.blogspot.com disetiap artikel sudah ada judul masing-masing beserta link sumbernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com