Bicara Tentang Cinta (Sebuah Pemikiran Tentang Cinta)

Ini adalah pengalaman pribadi saya sendiri ketika saya terlalu berharap pada orang lain dan ternyata orang tersebut tidak dapat membantu saya. Dari pengalaman tersebut saya belajar bahwa saya di dunia ini sendirian. Saya harus mandiri, kalaupun berharap, berharaplah hanya kepada ALLAH, karena ketika kamu berharap kepada manusia maka bersiaplah untuk kecewa. Saya merasa bahwa saya di dunia ini nantinya juga akan sendirian, tapi itu tak masalah buat saya, saya berusaha bersiap untuk menghadapinya. Semua yang ada di dunia ini adalah milik ALLAH dan akan kembali padanya. Di sini saya akan berbagi sedikit tentang apa dan bagaimana konsep mencintai (menurut saya pribadi)

Ada ungkapan bahwa dunia tidak berhenti atau kasihan karena kamu patah hati hari ini, jika kamu sedang patah hati, maka hari esok pun tetap akan berjalan. Maka dari itu fokuslah pada rencana masa depanmu untuk kebaikan semua orang, janganlah berfokus pada patah hatimu. Karena jika berfokus pada patah hatimu maka rencanamu tidak akan terwujud, hal itu akan merugikan diri kamu sendiri dan orang lain tentunya. Menurut saya patah hati tidak ada gunanya dan tidak ada manfaatnya, berfikirlah bahwa kamu sendirian di duna ini, semua bukan milikmu tetapi milik ALLAH dan pasti akan kembali padaNya maka kamu tidak akan patah hati.

Kebanyakan orang merasa tersakiti oleh cinta karena adanya hasrat memiliki. Hasrat bukanlah cinta. Hasrat berbeda dengan cinta.Yang membuat sakit hati adalah hasrat memiliki, hasrat melindungi, dan hasrat menjaga selamanya.

Hasrat lebih banyak bicara tentang kepuasan pribadi, sedang cinta mengutamakan kepentingan bersama, sama-sama sayang, sama-sama senang dan sama-sama berkorban. Cinta itu saling memiliki walau tak harus saling bersatu. Jadi saya kurang setuju dengan ungkapan cinta tak harus memiliki, tapi lebih tepat cinta tak harus menyatukan fisik tapi hati akan tetap saling memiliki.

Sakit hati timbul saat kita telah mengorbankan sesuatu untuk seseorang namun akhirnya kita khilangan orang tersebut. Dan ironisnya, kita mengorbankan sesuatu itu untuk seseorang yang JELAS bukan milik kita tetapi milik ALLAH,semua orang dan semua yang ada di dunia, langit,lautan dan angkasa itu milik ALLAH, semua yang ada di dunia ini adalah milikNya dan pasti akan kembali padaNya seperti suami, anak, istri, orang tua, saudara, binatang peliharaan, harta, benda,dll .

Cinta tidak butuh pengorbanan. Bagi cinta yang sudah dimiliki apa pun yang dikerjakannya adalah untuk kebahagiaan bersama.Lagi pula yang merasa berkorban itu bukanlah cinta, ketika kamu merasa berkorban maka cintamu telah pudar. Janganlah berharap banyak kepada seseorang, berharaplah pada ALLAH. Jika kita beramal kita juga harus ikhlas, maka ALLAH akan mengganti dengan pahala untuk kita.

Cara bangkit dari sebuah keterpurukan karena ditinggalkan seseorang memang tidak gampang. Tapi cobalah untuk berpikir lagi secara normal dan berdasar logika, jangan mainkan perasaan terlalu sering. Pikirkan tentang masa depan kita dan yang terpenting pikirkan tentang masa depan diri kita sendiri. Tidak ada motivator handal mana pun yang dapat menolong kita dari keadaan ini kecuali diri kita sendiri.

Hidup belum berhenti, dan masih berjalan meski kamu sakit hati. Berhentilah meratap dan mengasihani diri sendiri, hal itu tidak akan merubah apapun. Meminta-minta simpati dan rasa belas kasihan orang lain itu adalah pilihan paling konyol. Padahal masih sangat banyak yang bisa kita kerjakan. Menekuni hobi, traveling, berlibur,fokus kembali kepada karir dan mulailah menata masa depan.

Cinta sejati hanya milik ALLAH. Semua yang ada di semesta ini akan kembali pada ALLAH, tidak ada yang menjadi milik kita, tinggal menunggu waktu. 

sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2013/03/31/sebuah-pemikiran-tentang-cinta-541869.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kanawp