Berhati-hatilah Menelusuri Dunia Patah Hati

Siapa yang pernah mengalami patah hati ? Saya yakin jawabannya pasti pernah J. Berbicara soal patah hati, biasanya ada sangkutpautnya dengan seseorang yang kita sayangi atau kita cintai.

Patah hati sendiri merupakan suatu bahasa metafora umum yang digunakan untuk mengambarkan atau menjelaskan sebuah sakit emosional atau sebuah penderitaan mendalam yang dirasakan oleh seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai. Bisa melalui kematian, perceraian atau hubungan yang terputus dan juga sebuah penolakan.

Kondisi patah hati biasanya akan membawa syndrome pada hati, sehingga tanpa disadari akan muncul sebuah perasaan tersakiti atau sakit hati. Dan sakit hati karena putus cinta tentu saja bisa dirasakan oleh pria ataupun wanita. Hanya saja kaum wanita lebih terkenal karena dalam hal emosi kaum wanita lebih menonjol dibandingkan kaum laki-laki.

Fakta bahwa laki-laki cenderung lebih mudah menyukai seseorang, itu adalah benar, namun tahukah fakta lainnya yang menyebutkan bahwa kaum laki-laki ternyata lebih kesulitan untukmengobati sakit hati karena putus cinta.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sakit hati seseorang pasca putus cinta atau kehilangan seseorang, diantaranya adalah

1. Kedekatan sebuah hubungan

2. Lamanya sebuah hubungan, hasil penelitian menunjukan seseorang yang baru beberapa minggu menjalani sebuah hubungan maka kadar sakithatinya akan lebih rendah jika dibandingkan dengan seseorang yang sudah menjalani hubungan selama bertahun-tahun.

3. “Kemudahan” dalam mencari pasangan penganti.

Walau begitu alasan dibalik putusnya sebuah cinta juga memperngaruhi, karena hasil penelitian menunjukan bahwa individu yang diputuskan secara mendadak atau tiba-tiba dikatakan memiliki tingkat sakit hati lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mengalami hal serupa. Bahkan individu yang terpisah karena dikhianati bisa memiliki tingkat sakit hati hampir menyamai tingkat sakit fisik.

Bagi beberapa orang melalui waktu pasca putus cinta bukan hal yang mudah karena percaya atau tidak, ternyata perasaan sayang atau cinta pada pasangan kita bisa menimbulkan adiksi, sama halnya dengan narkoba yang member efek ketergantungan atau kecanduan ketika sebuah perasaan harus diakhiri. Kesimpulan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stony Brook University.

Penelitian yang diketuai oleh Helen Fisher, professor yang juga salah satu anggota dari Center for Human Evolutionary Studies. Bersama timnya, Fisher menemukan koneksi antara penolakan rasa sayang dan sensai kecanduan. Saat patah hati, otak kita bereaksi seperti sedang menagih sensasi romantisme yang pernah dirasakan. Fisher bahkan membuat sebuah analogi situasi ini seperti pecandu kokain yang mengalami sakaw ketika tidak mendapatkan zat adiktif tersebut.

Dalam penelitiannya Fisher menggunakan Magnetic Resonance Imaging atau IMR untuk memonitor aktivitas otak pada 15 responden. Para responden terdiri dari pria dan wanita yang diputuskan pasangannya. Dan menurut pengakuan mereka, mereka mengakui bahwa masih menyimpan rasa dan masih sering termenung mengingat mantan pasangannya. Bahkan beberapa dari mereka sangat berharap bisa kembali menjalin cinta dengan mantannya.

Oleh Fisher para responden diminta untuk memandangi foto mantan pasangannya. Setelah itu mereka diminta untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang sudah disiapkan. Usai mengerjakan soal, para responden diminta untuk melihat foto orang lain. Dan yang terjadi adalah :

1. Kita ibarat menyalakan tombol on pada otak bagian tengah atau ventral tegmental yang mengendalikan motivasi dan membuat kita memainkan peran sebagai pasangan romantic.

2. Pada saat yang bersamaan otak bagian nucleus accumbens dan prefrontal cortex yang memicu sensasi adiksi juga ikut tersimulasi

3. Tidak hanya itu, otak bagian insular cortex dan anterior cingulated yang menimbulkan sensasi nyeri fisik serta rasa sedih yang mendalam juga ikut aktif.

Situasi-situasi diatas menurut peneliti akan menjelaskan mengapa fluktuasi emosi dan sikap kita saat patah hati sangat sulit dikendalikan. Sebab semuanya akan mendorong kita untuk menguntit mantan pasangan,merasa depresi bahkan sampai terpikir untuk bunuh diri.

Menurut penelitian dari Universitas Northwestern, orang-orang yang putus cinta cenderung mengambil keputusan yang salah. Tidak dapat berpikir panjang, sehingga bisa berujung bahaya dan berpengaruh pada tiga elemen sebagai berikut :

1. Kesehatan

Menurut Women Health melansir 6 bagian tubuh manusia yang akan menanggung efek akibat patah hati, yaitu

1.1 Otak, saat patah hati bagian otak yang bernama secondary somatosensory cortex akan ikut terpengaruh. Akibatnya muncul gejala seperti rasa pegal,nyeri otot dan ktidaknyamanan lainnya akibat adanya reaksi di bagian otak.

1.2 System hormonal, saat pasangan mengucapkan kata pisah atau putus, kelenjar adrenal akan bereaksi dengan cara mengaduk berbagai jenis hormon seperti kortisol dan adrenalin sebagai dampak stress. Kuantitas hormon yang dilepaskan tergantung dari tingkat stress yang dialami, dan bahkan dapat meningkatkan tekanan darah.

1.3 System imun, sebuah kalimat putus dapat merangsang system daya tahan tubuh untuk bereaksi secara berlebihan. Akibatnya terjadi kerusakan sel akibat peradangan (inflamsi). Bagian system imun yang berfungsi memerangi infeksi menjadi tidak stabil, sehingga mudah mengalami keluhan panas dingin atau meriang.

1.4 Perut, bagi beberapa orang pasti pernah mengalami perut mual dan mulas secara tiba-tiba saat mendengar ajakan untuk putus. Ini adalah pengaruh stress yang akhirnya merangsang naiknya asam lambung dalam perut. Tidak hanya itu, otakpun akan mengirimkan signal untuk tetap kenyang yang berujung pada hilangnya nafsu makan.

(lumayan manjur untuk menurunkan berat badan, hehehe)

1.5 Rambut, saat patah hati, beberapa kantung rambut akan mengalami fase telogen effluvium atau fase istirahat dan berhenti tumbuh untuk sementara. Bahkan dalam kadar stress tingkat tinggi bisa menyebabkan kerontokan rambut yang parah.

1.6 Kulit, gangguan yang paling sering didapati pada kulit ketika patah hati adalah munculnya jerawat. Hal ini terjadi karena hormone stress yang berlebihan, sehingga menyebabkab pori-pori menjadi tersumbat. Selain timbul jerawat, patah hati juga bisa membuat wajah dipenuhi bintik-bintik kemerahan.

(serem ya efek patahhati J)

2. Keselamatan

Tidak jarang, seseorang meluapkan rasa sedih karena p atah hati dengan minum-minuman beralkohol. Berhati-hatilah, karena jika anda tidak didampingi teman atau saudara, maka hal tersebut akan membawa bencan bagi diri sendiri dan tentunya orang lain.

Tidak ada salahnya, ketika sedang berada dikondisi seperti ini, meminta salah seorang sahabat atau saudara untuk menemani. Agar bisa membantu mengendalikan diri atau mengontrol sikap perilaku kita. Dan yang harus dipastikan, sahabat atau saudara yang menemani kita tidak ikut menenggak minuman keras.

(kalau dua-duanya mabuk ya sama aja)

3. Penampilan.

Wuah kalau sedang putus cinta atau patah hati, hampir rata-rata kebanyakan orang langsung merubah penampilan. Dari gaya rambut hingga warna rambut. Alih-alih katanya buang sial.

Namun, make over disaat sedang galau tidak selalu berujung baik. Bisa jadi keputusan sesaat ini malah akan makin memperburuk penampilan.

Jadi, jika ingin make over penampilan, jangan lakukan jika pikiran sedang kalut, daripada menyesal. Bisa makin bête dech.

Patah hati atau sakit hati merupakan hal yang wajar didalam sebuah hubungan. Dengan tetap berpikir yang positif, semua pasti akan terlewati. Selain itu ikhlas dan berserah padaNya adalah jalan terbaik, karena Tuhan pasti sudah menyediakan yang terbaik.

Semangat ya J

sumber: http://muda.kompasiana.com/2013/01/22/jangan-terlalu-larut-patah-hati-bahaya--521917.html

&&&

Sumber data :

http://id.wikipedia.org
http://www.infospesial.net
http://life.viva.co.id
http://ruangpsikologi.com
http://www.tabloidbintang.com