Moez Garsalloui dan Malika El Aroud
Dahmane tidak pernah memberitahu kepada isterinya untuk tujuan apa dia pergi. Tetapi Dahmane mengatakan kepergiannya tidak lama, hanya beberapa hari saja.
Pada tanggal 12 September 2008, Malika kedatangan beberapa orang kerabatnya sambil mengutarakan kebanggaannya terhadap Dahmane. Pada saat itulah Malika menyadari suaminya telah meninggal dunia.
Tentu saja Malika terkejut dan bersedih atas kemalangan itu. Selama beberapa hari di larut dalam kedukaan yang amat dalam. Dirinya seolah mati rasa ditinggalkan suami tercinta.
Dahmane bersama rekannya Bouraoui el Ouaer menyamar sebagai jurnalis televisi agar dapat menembus penjagaan tokoh Ahmad Shah Massoud. Upaya ini berhasil. Ketika keduanya berada di dekat Massoud, maka bom yang disembunyikan dalam kamera diledakkan. Ketiganya tewas seketika.
Beberapa hari kemudian, Malika kedatangan seseorang yang mengaku utusan Osama bin Laden. Utusan itu membawa surat disertai uang 500 dollar dan sebuah pita kaset.
“Bin Laden hendak menyelesaikan hutangnya. Sedangkan isi pita kaset itu berisi rekaman suara suami saya,” kata Malika. Dalam rekaman itu sang suami mengungkapkan rasa cintanya kepada Malika, namun dia saat ini telah berada pada posisi yang lain.
Pada tanggal 8 Oktober 2001, Amerika mulai melancarkan serangan ke Afghanistan sebagai buntut dari peristiwa WTC. Inilah awal ‘War of Terror’ yang didengungkan George W. Bush. Perang yang malahan menyulut krisis global tujuh tahun kemudian.
Malika masih belum sembuh dari rasa duka kehilangan suaminya. Tetapi kini dia harus berupaya menyelamatkan diri dari serangan yang dilakukan pasukan Amerika terhadap Afghanistan.
Dengan susah payah Malika menembus perbatasan menuju Pakistan. Upaya ini berhasil meski jalan yang ditempuh sangat melelahkan. Bahkan Malika sempat ditahan para pengikut Massoud, meski hanya sebentar.Setibanya di Pakistan, Malika mulai berpikir untuk kembali ke negerinya, Belgia. Meski dia tahu resiko yang akan dihadapinya.
Beberapa hari kemudian Malika mendatangi Kedutaan Besar Belgia di Pakistan. Sambil menunjukkan paspor dan surat-surat lain, Malika berharap dapat pulang ke negerinya. Permohonan Malika dikabulkan. Malika pun pulang ke Belgia.
“Kami mengeluarkannya (dari Pakistan) karena kami berpikir dapat bekerjasama dengannya,” ujar seorang perwira intelijen Belgia.
MENIKAH
Kembalinya Malika ke Belgia tidak membuatnya bahagia. Kepolisian Belgia saat itu sedang melakukan penyelidikan seputar pembunuhan Ahmad Shah Massoud yang dilakukan Dahmane. Dalam penyelidikan itu, nama Malika disangkutpautkan dengan pembunuhan tersebut.
Mulailah Malika menjalani pemeriksaan yang berlarut-larut dan melelahkan. Berkas perkara tuduhan ini kemudian dibawa ke pengadilan. Ketika itu Malika membela diri di pengadilan dengan mengatakan kedatangannya ke Afghanistan adalah untuk tugas kemanusiaan dan tidak tahu menahu dengan rencana suaminya. Dia diadili bersama 22 orang lain yang diduga terkait dengan pembunuhan Massoud.
Pada tahun 2003, setelah menjalani rangkaian pemeriksaan, pengadilan setempat menilai tidak cukup bukti keterlibatan Malika, sehingga memutuskan Malika dibebaskan dan kasus ini ditutup.
Beberapa waktu kemudian Malika menikah lagi dengan pria asal Tunisia bernama Moez Garsalloui. Perkawinan ini membawa babak baru dalam kehidupan Malika. Mereka kemudian pindah ke sebuah desa di Swiss.
Bersama suaminya yang diperlakukannya dengan sangat lembut itu, Malika berkeinginan meneruskan perjuangan suaminya dalam menentang kezaliman Amerika di Afghanistan. Tetapi Malika tidak berkeinginan kembali ke Afghanistan yang telah dikuasai pasukan Amerika.
Malika ingin berjuang dengan cara lain. Cara yang dianggapnya sama nilainya dengan sebuah bom. Tidak ada pilihan baginya kecuali menulis. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa pena ibarat pedang. Itu artinya tulisan sama tajamnya dengan sebuah sabetan pedang.
Malika bersama suaminya membuat situs di internet. Sebuah situs yang kelak melambungkan namanya hingga masuk daftar utama pencarian orang di beberapa Negara Eropa.
Malika menulis situsnya dalam bahasa Perancis. Isinya biasa saja yang diistilahkannya sebagai Suara Orang Tertindas. Tetapi dalam pandangan sejumlah negara di Eropa, situs tersebut sangat berbahaya dan menganjurkan orang untuk berperang.
Dalam situsnya Malika menggunakan nama Oum Obeyda (Ibu Ubaydah). Mungkin nama itu diambil dari nama anaknya. Bersama suaminya, Malika mencurahkan segenap waktunya untuk mengelola situs ini. Sebuah forum diskusi juga dibuka dalam situs tersebut.
Tulisan Malika ternyata memang setajam pedang dan sangat ditakuti. Meski sebenarnya hal biasa saja. Malika hanya ingin mengingatkan kaum pria dan wanita agar bangun dari tidurnya dan membuka mata lebar-lebar terhadap segala persoalan yang ada di muka bumi.
“Malika adalah seorang sumber ilham bagi wanita karena dia menyuruh wanita bangun dari tidurnya dan membuka mata lebar-lebar,” kata Nyonya Aberkan (47 tahun) pengunjung situs Malika.
Tetapi bagi kalangan yang lain, tulisan Malika bernilai sama dengan teror. Sesuatu yang hingga saat ini ditakuti.
Pada bulan April 2005, aparat kepolisian Swiss menyerbu rumah mereka. Keduanya dituduh melakukan persekongkolan jahat menyebarkan teror. Belakangan Malika menulis peristiwa penangkapan ini yang dinilainya merupakan pelecehan.
Penangkapan ini di lakukan dengan cara kasar. Suami Malika dianiaya, dipukuli dan ditutup matanya. Sementara Malika tidak boleh mengenakan jilbabnya.
BaNi MusTajaB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com