SETIAP manusia pasti mengalami berada dalam keadaan yang tidak
menyenangkan. Bahkan, sampai ada yang merasa bahwa hidup ini sudah tak
berarti lagi. Nah, dalam keadaan seperti ini, biasanya orang-orang
terdekat yang menjadi pendengar keluh kesah mereka, telah bersedia
memasang telinga untuk mendengarkan curhatan mereka.
Mungkin Anda pernah melakukan curhat pada orang lain? Atau bahkan
sering? Ya, itulah manusia sebagai makhluk sosial. Dalam keadaan sedang
galau alias gelisah atau hati yang tak karuan, mereka pasti akan mencari
orang-orang terdekatnya untuk meluapkan isi hati dan pikiran mereka.
Namun, ada hal yang harus Anda ketahui. Kita boleh-boleh saja curhat
kepada orang-orang terdekat kita, tapi apakah kita memikirkan bahwa
mereka mau mendengarkan curhatan kita itu? Tentu tidak kan? Karena
biasanya, saking terbawa oleh suasana hati dan pikiran yang sedang tidak
karuan itu, membuat kita lupa bahwa orang lain pun pasti memiliki
masalah.
Jika kita curhat pada teman dekat misalnya, saat itu memang ia rela
meluangkan waktunya untuk mendengarkan curhatan kita, tapi apakah di
kemudian hari ia akan melakukan hal yang sama? Belum tentu. Karena
manusia memiliki keadaan hati yang cenderung berubah-ubah. Boleh jadi,
beberapa hari mendatang, terdapat konflik antara Anda dan dia. Dan,
biasanya orang yang sudah melampaui puncak emosi, mulutnya sudah tak
bisa terkunci rapat lagi. Jadi, apa yang Anda curhatkan saat itu, bisa
jadi terbongkar hanya karena masalah yang sepele.
Bukan hanya teman, saudara sekandung pun terkadang ada yang melakukan
hal serupa. Kita tidak tahu isi hati dan pikiran oranglain. Kita pun
tak dapat memprediksi seberapa lama, kedekatan kita dengan orang-orang
yang memang dianggap dekat itu bertahan.
Maka dari itu, jika memang Anda tak mampu lagi memendam kejanggalan
yang ada pada hati dan pikiran Anda, ada dua tempat yang dapat dijadikan
peraduan Anda. Mereka adalah orangtua, terutama ibu dan Allah SWT.
Orangtua dapat menjadi sosok yang dijadikan bahan pengaduan bagi
kita. Mengapa? Karena, semarah apa pun orangtua terhadap kita, ia tak
akan mungkin tega mengumbar aib anaknya sendiri. Tapi, namanya manusia
pasti memiliki kelemahan. Dan satu kelemahannya ialah usia. Ya, kita tak
bisa selamanya curhat kepada mereka, karena suatu saat nanti, mereka
pasti akan pergi meninggalkan kita.
Hanya ada satu yang kekal, yakni Allah SWT. Selain rahasia kita aman
pada-Nya, ia pun akan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah kita.
Bahkan, hingga ajal menjemput kita. Karena, Allah SWT itu Mahasegalanya.
Allah akan merasa senang kepada hamba-Nya yang meminta pertolongan
kepada Dia.
Selain dapat meluapkan isi hati dan pikiran yang mengganjal,
ketenangan dan kenyamanan pun dijamin oleh Allah SWT. Kita bisa dengan
puasnya meluapkan unek-unek yang mengganggu pikiran. Bukan hanya itu,
dengan hanya melakukan curhat kepada Allah, maka hal itu menjadi bukti
bahwa kita sangat membutuhkan-Nya. Dan menjadi cerminan diri, bahwa kita
bukanlah orang yang sombong, yang tak disukai oleh Allah SWT. Wallahu
‘alam. []
https://www.islampos.com/jangan-mudah-sembarang-curhat-158973/
Sabtu, 11 April 2015
Artikel Menarik: Perjalanan ke KAWAH PUTIH CIWIDEY Bandung
perjalanan ini dimulai pada hari Sabtu, 11 Juni 2011..
Awalnya saya dan teman-teman berencana
merapat hanya ke kota Bandung dengan menggunakan travel.. berangkat pagi
dan pulang sorenya. Tujuan utama ke Bandung hanya ingin mengabadikan
diri di Kota Tuanya Bandung (daerah Jl. Braga dan Jl. Asia Afrika), tapi
setelah hitung menghitung biaya, ternyata lebih irit jika kami menyewa
mobil untuk ke Bandung. Kemudian terpikirlah untuk skalian ke Kawah
Putih Ciwidey (mumpung nyewa mobil) kemudian sorenya take poto di Kota
Tuanya Bandung dan berangkatLah kami menuju TKP..
Meeting Point di depan Gelael
Pancoran..kemudian berangkatlah kami berenam menuju Kawah Putih
Ciwidey.. Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju Tol Cipularang
setelah kurang lebih dikitlah 1,5 Jam perjalanan, mobil pun keluar Pintu
Tol Kopo.. hati kami berenam semakin girang.. kebayang keindahan Kawah
Putih yang gambarnya kami lihat di Om Google :)
. Mobil terus melaju ngikutin marka jaLan.. Keluar di Tol Kopo belok
kanan.. dan ikutin terus marka jaLan (hari itu kami berenam sangat
mengidolakan MARKA JALAN & Moto: Malu Bertanya Sesat di Jalan kami
terapkan dengan baik dengan kata lain nanya muLuuuuu :D
) … 30 menit kemudian kami tiba di Soreang.. (secara spontan kami pun
bernyanyi Soreang..Soreang.. Soreang anak yang manisssss.. anak maniss
jgnlah di cium sayang.. bLa..bLaa.. :D
).. terus mampir ke Pom Bensin Soreang., numpang toilet disitu dan
menyempatkan diri membeli Stroberi yg segerrr.. (3 Kotak gede hanya Rp.
20ribu). Dan perjalanan pun dilanjutkan menuju Ciwidey.. 19 KM lagi dari
Soreang menuju Ciwidey..ahaayyyy… jalanan mulai menanjak, sepanjang
jalan ada perkebunan stroberi dan udara dingin mulai kami rasakan,
rasanya smakin ga sabar untuk segera nyampe ke TKP.
FYI ya kawanssss… Jalanan menuju Kawah
Putih Ciwidey ga parah kok.. biasa aja malah..sangat merekomendasikan
untuk kesana.. jalurnya mudahhhh skaliii….
Dan akhirnyaaaa setelah perjalanan santai
4 jam dari Jakarta tiba juga di Kawah Putihhh (Horeeeee…). Kami berenam
langsung menuju tempat penjualan tiket masuk.. tarifnya kalau naik ke
atas Kawah Putih pake jasa mobil Kawah Putih Rp. 25.000/org PP, tapi
kalau pake mobil pribadi tarif masuk untuk mobil pribadi Rp.150.000 & utk HTM perorgnya Rp.15.000.
Kami pun memutuskan untuk pakai mobil yang disediakan di Kawah Putih., lebih iritttt pastinya :) .. Brrrmmm..brmmm… mobil pickup siap mengantarkan kami ke TKP dan kami pun berangkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat…
WELCOME TO KAWAH PUTIH….. cekidot keindahan Kawah Putih & kami para model-modelnya.. :)
Kawans.. untuk kesekian kalinya saya
berkata betapa luar biasanya alam Indonesia kita ini… hayoooo..
langkahkan kaki kalian menuju Kawah Putih Ciwidey.. mari sejenak
menikmati Karya Tuhan Maha Sempurna..
… GOD BLESS INDONESIA..
https://jennradjah.wordpress.com/2011/06/14/perjalanan-ke-kawah-putih-ciwidey-bandung/
Berhati-hatilah Kamera Tersembunyi di Toilet Wanita
Lagi-lagi wanita menjadi korban kebiadaban laki-laki yang dengan sengaja merekam di wanita di kamar mandi atau toilet umum. Kali ini korbannya adalah seorang wanita yang mirip dengan artis Chelsea Islan. Hal ini perlu menjadi pelajaran bagi para wanita agar senantiasa hati-hati dengan kamera tersembunyi saat menggunakan fasilitas ruang ganti maupun toilet umum. Biasanya pelaku dengan sengaja memasang untuk dikoleksi. Bahkan, terkadang mereka menyebarluaskan untuk keperluan tertentu. Lalu bagaimana cara mencegahnya agar tidak menjadi korban. Nah, menurut halaman Facebook BKLDK (Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus) Bandung Raya, ada tiga langkah untuk mendeteksi kamera di ruang ganti/toilet. Berikut Dikutip dari keepo.me, bacaan di kala bosan ini caranya: Pertama, ambil ponsel dan pastikan ponsel bisa melakukan panggilan di luar maupun di depan ruangan yang dicurigai. Kedua, masuk ke dalam ruangan yang dituju dan coba lakukan panggilan lagi. Ketiga, jika Anda tak dapat melakukan panggilan, berarti ada kamera tersembunyi. Sebab, ponsel tak dapat melakukan panggilan karena kabel serat optik pada ponsel saat transfer sinyal terganggu oleh kamera. Jika demikian, tak perlu Anda berpikir panjang untuk tidak menggunakan fasilitas umum tersebut. Sekarang, teknologi kamera memang murah dan mudah didapatkan. Terlebih, pemasangannya juga tak memerlukan bantuan ahlinya. Jika ingin memasang sendiri, penjual kamera dengan senang hati akan mengajarkan caranya.
http://keepo.me/cantik-pintar-dan-bahagia-channel/hati-hati-kamera-tersembunyi-di-toilet-wanita
http://keepo.me/cantik-pintar-dan-bahagia-channel/hati-hati-kamera-tersembunyi-di-toilet-wanita
Inilah Pengalaman menjadi MD (Marchendiser) Coca-Cola
Salah satu contoh mahasiswa yang bekerja setelah wisuda tetapi diluar bidangnya adalah aku.
Bagaimana tidak, masak wong Sarjana Komputer kok jadi MD (Marchendiser), apa g' lucu itu.
Tapi bagiku semua itu aku buat untuk cari pengalaman didunia kerja.
Begini ceritanya :
Tanggal 23 Okober 2008 aku telah direkrut oleh PT. Vesco untuk menjadi karyawan di PT. Coca-Cola
sebagai MD (Marchendiser). Sebelumnya pada tanggal 17 Oktober 2008 - 20 Oktober 2008 aku bekerja sebagai
Backup Marketing di dealer Honda Aries Putra Motor Nganjuk, tapi sangat disayangkan entah kenapa aku kok
g' krasan gt ya disana, Padahal disana kerjaku enak lho, cuma duduk2 sambil input data paling2 cuma 2 jam
aja udah selesai, udah cuma itu aja kerjaanku. Mungkin saja emang aku g' cocok ataupun bukan
rejekiku disana ya :D.
Setelah itu aku masuk didunia retail dengan masuk pada Perusahaan minuman paling terkenal seantero jagat
yaitu Coca cola, WuiHHH... orang2nya disana pada profesional2 semua disana, ada yang sopan ada juga yang kurang ajar
suka misuhan (bahasa jawanya).
Pas pertama kali aku kaget,,, eh ternyata lama kelamaan ternyata orangnya sama aja semua, cuma bedanya
mereka sudah lama menggeluti didunia marketing, jd udah banyak gt ilmunya.
Hari -1
Kegiatanku hanya pengenalan pada karyawan2 yang lain & juga dikenalkan pada petinggi2 swalayan2 yang menjadi tempat kerjaku.
Hari -2 & -3
Kegiatanku hanya melakukan survei pada semua swalayan2 yang menjadi pelanggan coca cola.
Hari -4 sampe sekarang -30
Ini baru mulai kerja sebenarnya, pada awalnya ak sangat suka pekerjaan ini. Eh... lama kelamaan dikit demi dikit selalu
saja menemui masalah. Masalah yang pertama adalah adanya barang2 yang rusak ataupun expired di swalayan2 padahal coca cola
itu tidak bisa retur. Padahal ak ini kan orang awam didunia retail ataupun marketing minta tolong pada supervisor ehh malah
jawabannya tidak memuaskan. jadi tambah bingung dehhh..
Akhirnya bosku yang di surabaya datang dengan membawa segudang solusi, akupun bersyukur alhamdulillah.
Setelah masalah ini selesai ganti datang lagi masalah dari bosku MAnager Kediri, dia selalu memarahi dan komplain padaku
gara2 nilai retku (nilai pada tiap swalayan, nilai untuk display) hancurrrr...
Bagaimana tidah hancur saudara... dari 27 outlet yang aku tangani ada 7 outlet yang mau berakhir masa hidupnya. Yang namanya
7 outlet tadi mau beli produk daro coca cola aja takutnya minta ampun. Sebabnya kan udah tokonya suepi banget takut g' bisa
retur lagi.
Lha jelalah (bertepatan dengan itu) nilai ret yang keluar baru 6 itupun yang 4 adalah swalayan2 yang suepi tadi. Wesss,
hancurlah aku. Tiap ketemu bos pasti wajahnya ditekuk2 sambil suara dibentak2in gt.
Adalagi masalah yang sudah menghadap didepan mata, yaitu sprite+coca cola 1,5 Liter yang masa expirednya bulan Februari ada
sekitar 500 botol di Swalayan terbesar di Kediri. Nah itu yang bikin pusing juga, kalo itu semua g' laku bisa mati aku,
yang jelas swalayan g' mau menanggung rugi akhirnya aku juga yang akan disuruh mengganti. Bayangin ada sekitar 500 botol kalo
1 botol Rp. 10.000,- kalo ada 500 botol apa 5 juta,,,
Padahal gajiku aja perbulan Rp. 1,3 Juta.
Tau ni pusing banget aku mikirin yang ini. Apa aku enaknya keluar dari coca cola aja ya kalo udah bulan desember, lha kalo g'
keluar ak pasti dicari2 untuk ganti barang2 yang sudah expired, gajiku aja tidak cukup.
Pada intinya kerja jadi MD Coca Cola adalah display yang bagus yang memenuhi aturan2 dari pihak PT. COca cola Company, & bisa
order banyak (merangkap sales TO juga) dan jadi kuli, yang pasti angkat2 banyak karton yang berisi coca cola. Wah,, berat deh
pokoknya. Kalo orang lihat pasti enak kerjaanku, padahal suliiiit banget. G' tau ni aku bisa tahan berapa bulan disini.
Gimana ini wahai teman2ku, tolong dibantuin dong,,,,
Semoga aja aku diterima jadi PNS jadi pas bulan januari 2009 awal aku udah keluar, Ya Alloh terimalah doa hambamu ini semoga
aja aku diberi kesempatan menjadi PNS agar aku tau bagaimana rasanya bekerja dai mulai bawah dan akhirnya merangkak naik & naik
jabatanku sehingga akhirnya menjadi orang yang sukses. Amin...
Sisi Lain: Inilah Pengalaman Dipecat 3 Kali
Lulus kuliah, langsung apply sana-sini, dengan CV yg mentereng dari segi pengalaman organisasi, pede bgt masuk2in lamaran ke perusahaan2 gede. Ngajuin aplikasi hanya untuk jabatan bergengsi kayak Management Trainee atau Development Program. Sempet kecewa pertamakali, waktu tes Djarum bareng sama Frederick, sohib semasa kuliah. Dari mulai tes tertulis, focus discussion group, interview, sampe med check, semua bareng. Dan cuma dia doang yg kepilih!! Sedih, karna udah berpikir bisa kerja bareng sama doi, kayak dulu kerja bareng ngurusin apapun selama 4 tahun di kampus. Life Must Go On.
1. Toyota Astra Financial Services
Dapet panggilan dari Astra International buat tes tertulis di Sunter. Lolos, langsung interview sorenya. Dan yg interview bilang, nanti berkasnya bakal dioper ke anak perusahaan Astra yg butuh kualifikasi kayak gue. Sekitar 2 minggu, ada yg nelpon, untuk ngundang interview di Toyota Astra Financial Services (TAFS), langsung direksi bareng HRD. Baru seminggu, signed kontrak!! Seneng bgt, karna gajinya, diantara temen2 yg udah pada dapet kerja, termasuk tinggi, apalagi juga dapet laptop untuk mendukung pekerjaan (meskipun laptop cuma dipake buat nonton bok*ep-->>Gak ngaruh disensor-->>Becandaan blog kemaren-->>Basi).
-Perusahaan dan jenis pekerjaan.
TAFS adalah perusahaan pembiayaan dari Astra, adiknya Astra Credit Companies (ACC). Khusus untuk pembiayaan kredit untuk mobil Toyota (saat itu, gak tau sekarang, gak ngikutin perkembangannya sih-->>Gaya angkuh). Gampangnya, kalo elo mau beli mobil Toyota dengan cara kredit, mereka menyediakan jasa pembiayaannya. Waktu itu, gue jadi Management Trainee (MT) dan bergabung bersama 12 orang (5 perempuan) hebat lainnya. Manajemen mau, lulusan MT ini bisa jadi Head di setiap sektor operation (Sales, Credit, Service, Collection). Mulailah petualangan gue pertamakali kerja serius.
-Program.
Di kontrak selama setahun, keuntungan didapat oleh kami. Yaitu, boleh ngundurin diri tanpa ada penalti, dan sisa gaji selama setahun akan dibayarkan kalo misalnya diberhentikan oleh perusahaan (kasarnya, dipecat). 1 bulan pertama In Class Training, belajar semua teori tentang perusahaan pembiayaan. 1 bulan berikutnya turun ke 4 cabang untuk memperhatikan langsung 4 operation di cabang. Seminggu di Sales cabang Mangga Dua, seminggu di Credit Pondok Indah, seminggu di Collection Sentral, dan seminggu di Service Bandung. Tiap minggu, ada presentasi kelompok, untuk liat kami bisa nyumbang improvement apa di cabang. Bulan ketiga In Class Training lagi untuk belajar lebih mendalam. Dan 4 bulan terakhir langsung turun ke cabang, dan kerja langsung di operation. Yang berujung pada inti dari program MT ini, "Improvement", berupa presentasi akhir.
-Kenapa Dipecat.
Gue jadi Sales Officer (SO) cabang Bandung dan megang Dealer Non Auto 2000. Kerjaan gue adalah, nongkrong di dealer, deket sama Sales disana, dan membujuk biar kalo ada orang yg mau beli mobil kredit, dikasih ke gue. Sore baru balik kekantor dan ngerjain aplikasi. Enak kan?? Ya jelas enak, wong selow tinggal nunggu order, bukan cari order. Saking enaknya, gue sampe lupa diri. Kalo lagi males nongkrong di dealer, gue balik ke kosan, tidur (kayak perusahaan punya sendiri aja dah ini kelakuan). Atau maen ke kampus, kan masih banyak temen yg belom lulus. Tapi gak mengurangi gue buat deket sama temen2 Sales mobil disana. Sehingga pada 2 bulan terakhir disana, penjualan bisa naik sampe sekitar 300% dari sebelum gue yg pegang (gue juga gak tau ini kenapa,
-Momen Paling Enak.
Udah jelas selama 4 bulan On The Job Training (OJT) di Bandung. Gimana gak enak, Kepala Cabangnya sangat support (bahkan dateng pas gue nikah), temen2 di cabang juga baik2 dan mau ngajarin, gak terbebani kalo gue adalah MT, yg suatu saat mungkin akan jadi bos mereka. Kerjaan santai, bahkan masih bisa beraktivitas kayak masih kuliah. Nongkrong di kampus, maen futsal, tidur dikosan, dll (ketauan bgt yak gue kuliah gini doang kerjaannya, kurang pergaulan). Dapet jatah kosan bagus, ada AC dan kamar mandi didalem. Temen OJT di Bandung pun paling the best (meski jarang ketemu dikosan gara2 gue ngelayap mulu). Momen paling enak yg justru bikin gue lupa daratan.
Temen-temen seangkatan gue (keliatan yg paling bengal yg mana kan??) |
TAFS Cabang Bandung waktu outing di Subang, rambut gue kayak Liam |
Setelah dipecat sama TAFS, masih santai gak begitu stres nganggur, karna dapet kompensasi 5 bulan gaji dari mereka (gak kerja tapi dapet duit, harusnya gini terus nih, the best juga). Baru 3 bulan nganggur, keterima kerja di Bank Asing. Setelah melalui tes tertulis, interview user dan terakhir interview direksi. Gaji kurang dikit 300 ribuan dari TAFS, tapi udah lumayan. Perjalanan berikutnya dimulai, perjalanan yg mulai mengubah cara pandang gue tentang pekerjaan. Simpel. Kerja itu harus rapi (waktu di TAFS liat sendiri tuh poto diatas, rambut asal2an gitu). Baru nyadarin, ternyata penampilan juga penting, kerja berdasi dan berkemeja panjang is a must buat posisi gue saat itu.
-Perusahaan dan jenis pekerjaan.
ABN ini adalah bank asing dari Belanda, selama gue disana, fokus ke investasi, investment bank-lah boleh dibilang. Waktu gue terima, alasannya adalah buat lebih tau bank itu isinya seperti apa, dan buat belajar produk investasi kayak gimana, supaya bisa berguna buat gue kedepannya (biar bisa ngedukung karir gue nanti pas jadi pelatih bola-->>Gak nyambung). Saat itu gue masuk sebagai Relationship Officer Development Program (RODP) dan bergabung bersama 13 orang (4 cewek) hebat lainnya. Manajemen maunya, lulusan dari RODP ini bisa jadi "pasukan garis depan" bank yg making profit buat perusahaan. RO itu kerjanya yg biasa duduk di cabang (samping2an sama Customer Service), dan kalo ada orang yg dateng nanya2 tentang pembukaan rekening atau nanya produk investasi, kita yg layanin.
-Program.
Dikontrak selama 2 tahun, kalo ngundurin diri terkena penalti (lupa, sekitar 35 jutaan). Tapi kalo dipecat, gak dapet kompensasi. Sebenernya kontrak yg jelek buat karyawan. Di program ini, cuma 1 bulan In Class Training, full belajar jadi RO harus ngapain, belajar operation cuma sebatas yg berhubungan sama kerja RO nanti, dan lebih banyak belajar tentang produk investasi buat dijual. Ya, kembali jualan gue di sini. Cuma jualannya gak gampang kayak di TAFS yg terima order. Disini gue nyari order. 1 bulan turun ke cabang Juanda, belajar dari Relationship Manager (RM) dan RO disana. bulan ketiga ke cabang Pondok Indah. Dan 3 bulan terakhir OJT di cabang Bursa Efek Indonesia. Juga ada presentasi di depan manajemen setiap bulannya, tapi bukan improvement, cuma sebatas pengenalan produk. Kayak simulasi presentasi didepan nasabah. Jadi gak perlu judul aneh2 kayak dulu (ini pasti pas Dewa baca, dia ngebayangin judul presentasi gue waktu di TAFS, terus ngakak!!).
-Kenapa Dipecat.
Selama 6 bulan di ABN, banyak ilmu yg gue dapet, apalagi tentang produk perbankan. Investasi, asuransi, lumayan gue kuasain. Masalahnya, disini gak cuma sebatas pengetahuan tentang produk aja yg harus bisa, tapi harus bisa juga menjualnya kepada nasabah. Disini menurut gue yg cukup sulit. Selama di cabang, kami masing2 dikasih data nasabah dormant (gak aktif selama 6 bulan terakhir), dan harus menghubungi mereka satu-satu untuk kembali bertransaksi bersama ABN, namanya Sales Call. Awalnya sangat excited, karna mau nelponin orang2 kaya, maklum, minimal buka rekening di bank ini minimal 50 juta rupiah. Tapi seiring waktu berlalu, mental gue gak kuat karna selalu ditolak, bahkan pernah baru nyebut nama "ABN AMRO" aja, telpon langsung dibanting. Ngedrop. Dan jadinya malah males2an. Gak pernah sales call, masuk kantor ditelat2in, istirahat sengaja dilama2in, dan sering gak masuk karna alasan sepele (kayak sakit). Sampai akhirnya waktu kelulusan, gue ditanya sama Kepala Cabang BEI, "Bagol, elo mau lanjut gak disini??". Gue jawab "Terserah Capt aja. Kalo lanjut, saya akan lebih berusaha. Kalo gak lanjut, gak papa, saya terima, toh hasil kerja saya gak keliatan selama disini". Bisa ditebak, gue gak lanjut (yaeyalaaaahh). Kabar terakhir, dari 13 RODP angkatan gue, saat ini gak ada yg masih bertahan di ABN (sekarang udah ANZ). 3 orang nerusin karir jadi RM di bank lain, dan 1 orang udah jadi RM HSBC Singapore. Mantab. Sisa 9 orang udah pada nyebar keberbagai kerjaan lain selain bank.
-Momen Paling Enak.
Sebulan di Cabang Juanda dan 3 bulan di cabang BEI. Ini adalah masa2 paling menyenangkan selama di ABN. Lebih ke seru sih. Di Juanda, meski jauh, tapi orang2 cabangnya asyik2, bahkan sampai satpamnya gue kenal deket sampai sekarang. Sebulan disini kerjaannya cuma ketawa2 doang sama tidur di gudang, dan balik cepet. Kebetulan 2 orang RODP yg tandem disini, sama2 caur. Dan kami bisa ninggalin tradisi di sana, yaitu judi tebak angka (nebak jumlah angka di duit, yg menang dapet duit). Kalo di BEI, lebih karna lama, jadi deket sama personelnya. Satpam-OB-TeaLady (pas gue dipecat, Tea Lady gak berenti2 nangis ngelepas gue-->>Ketauan kalo lagi males, nongkrongnya di dapur), sampe ke Branch Manager-nya pun gue deket. Beliau super galak, tapi asik dan lucu kalo diajakin ngomong. Sering beliau ngajakin makan malem di pinggir jalan, cuma gara2 dia pengen makan pete. Tapi 2 tandem RODP yg bikin 3 bulan disini paling menyenangkan.
RODP bersama 2 orang dari HRD (liat muka tertua, hehe, peace Pak) |
3 RODP cabang BEI bareng si satpam kunyuk dan Meeter Greeter |
Setelah dipecat sama ABN, gue nganggur lumayan lama (bahkan gak lolos kemenkeu di tahap akhir), sampe saking stresnya, pergi ke Aussie dan mencoba peruntungan disana (meski gak jadi gara2 gak mau ninggalin Dewa terlalu lama-->>Lobi minta "jatah" nanti malem). Balik dari Aussie, langsung mulai cari2 lowongan lagi (ngeliat koran KOMPAS hari Sabtu-Minggu itu udah kayak nunggu hasil bola kalo lagi judi, deg2an). Dipanggil Standard Chartered Bank (SCB) untuk interview direksi langsung (mungkin liat pengalaman gue di ABN), medcheck dan langsung diterima. Gaji turun lagi, dan cukup jauh. Tapi karna dulu emang udah pengen nikah dan kerja adalah salah satu syaratnya, gue ambil aja. Senin hari pertama kerja di SCB, Jumat 3 hari sebelumnya gue naik sepede ngelamar Dewa. Jadi masih lumayan "kreekk.. kreekk.." lutut pas awal kerja. Sengklek dikit.
-Perusahaan dan jenis pekerjaan.
SCB ini sedikit banyak mirip kayak ABN. Sama2 bank asing, dan fokus di investasi. Tapi ini bank dari Inggris. Disini gue sebagai Relationship Manager Development Program (RMDP). Meskipun gajinya lebih kecil dari RODP di ABN, tapi secara posisi, naik pangkat. Kalo di ABN, harus bagus jualan pas jadi RO dulu, baru bisa jadi RM. Yang membedakan RO dengan RM, kalo RO itu desk-nya di depan (keliatan sama nasabah yg dateng). RM desk-nya dibelakang, dan fokus Sales Call, jualan. Lebih enak karna lebih bebas, kinerja cuma dilihat dari angka, berapa jualan. Mau jarang ngantor tapi jualan lancar, manajemen gak akan ambil pusing. Ada 18 orang (7cewek) di angkatan ini. Orang dari Jakarta Timur, Barat, Sumatra, Sulawesi, semua jadi satu. Lebih variatif secara fisik--->> Bilang aje, ada Pribumi banget (ngampung), Cina, Batak, Padang, Manado, Jawa, semua jadi satu!!-->> Takut disangka rasis-->> Padahal aslinya emang rasis.
-Program.
Para RMDP dikontrak selama 2 tahun, kalo ngundurin diri penalti tergantung dari lama bekerja. Semakin lama bekerja, penalti semakin kecil. Kontraknya juga jelek, gak dapet kompensasi kalo dipecat. 1 bulan pertama cuma In Class Training, mirip kayak waktu di ABN. Bedanya, ini langsung dilepas ke cabang, dan tanpa presentasi buat nentuin kelulusan. Kelulusan diliat cuma dari bisa masukin berapa New Account to Bank selama di cabang. Bulan kedua dan ketiga langsung diterjunin ke cabang buat jadi RM, kebetulan gue di cabang Satrio. Tanpa database. TETOT. Pake database aja ngaco, gimana gak pake.
-Kenapa Dipecat.
Di akhir bulan ketiga, ada evaluasi dari manajemen, menentukan mana yg lanjut, mana yg dipecat. Selama 2 bulan di cabang Satrio, gue akuin lebih males2an parah daripada di ABN. Selain karna nyiapin pernikahan yg 3-4 bulan lagi, juga karna kebebasannya itu. Hampir tiap hari selalu bilang kanvasing (nyari nasabah keliling pertokoan) atau kerumah nasabah, padahal mah maen aja, atau janjian sama RMDP laen yg malesnya sama kayak gue. Kadang juga nyempetin Sales Call, ya tapi hasilnya gitu, gak ada yg mau masuk, jadinya makin males. Kalo tiap ditanya BM, ada aja alasan yg gue buat. Kanvasing gak ada yg tertarik, kerumah nasabah tapi masih mikir2 mau masuk atau enggak, dll. Udah jelas, hasil yg gue dapet adalah nol, dan manajemen ngelepas gue. Sempet begging ke mereka untuk kasih kesempatan ke gue at least 3 bulan lagi (seenggaknya pas nikah gue ada kerjaan), tapi keputusan udah bulat diambil.
-Momen Paling Enak.
Karna cuma 3 bulan disini, jadi yg paling deket ya cuma sama temen seangkatan aja. Karna gue jarang di cabang, jadi gak begitu deket sama personel cabang. Paling ditunggu itu adalah kalo lagi ngumpul, apalagi kalo training di Sunter. Semua kegilaan ada disitu, sebenernya itu bukan training buat jadi RM yg baik, tapi training buat ngelatih rahang, kuat apa enggak ketawa lama (lebih tepatnya ini training buat menghasilkan pelawak-pelawak tangguh tanah air). Karna dari awal juga ada beberapa RMDP yg emang udah males, kalo ternyata kerjaannya seperti itu dan gajinya gak seberapa, maka ada temen senasib. Temen males2an. Alhasil kalo lagi training juga udah semau gue aja. Kabar terakhir, dari 17 temen seangkatan, cuma 4 yg masih bertahan jadi RM di SCB, 3 jadi RM di bank lain. Dan sisa 10 orang lainnya udah gak bekerja di bank lagi.
Lagi latian kebakaran malah poto-poto |
Training Sunter, banyakan poto-poto daripada belajar |
http://andhikaakbar.blogspot.com/2012/04/pengalaman-dipecat-3-kali.html
Sisi Lain: Mirisnya Nasib Karyawan Dealer Motor
Penampilannya
sangatlah ramah, anggun, dan rapi. Ucapannya sangat lembut menyambut
setiap tamu yang datang ke dealer atau showroom motornya. Bahasa
tubuhnya sangat menguasai audiens karena memang ia disiapkan untuk
menemui setiap tamu dan menjawab semua pertanyaannya dengan baik. Dan
pakaiannya sangat bagus karena berbentuk seragam yang dilengkapi nama
perusahaannya. Maka, kita pasti terkesima atas semua itu. Namun, betapa miris nasibnya manakala kita mengetahui “jeroan” alias isi hatinya.
Kemarin,
saya mendatangi sebuah showroom motor di kota Solo. Beberapa waktu
lalu, saya ingin membeli motor baru untuk keperluan istri tercinta.
Lalu, saya ditemui oleh beberapa pramuniaga alias sales. Sambil
bercakap-cakap, saya disodori brosur beragam produk motor. Saya pun
mengamati produk motor-motor itu. Lalu, saya menanyakan motor yang
diinginkan istri. Akhirnya, istri menginginkan sebuah motor jenis
tertentu. Tak disangka, motor yang diinginkan istri tersebut habis. Saya
diminta menunggu 2-3 hari. Dan kemarin itulah, saya menagih janji atas
motor yang dijanjikan.
Ternyata,
motor pesananku memang sudah tersedia. Akhirnya, saya pun menyiapkan
sejumlah uang untuk pembayaran kontan. Saya memang tak terbiasa membeli
sesuatu secara kredit sejak lama. Setelah pembayaran selesai, saya
diminta menunggu sekitar satu jam untuk penyetelan motor tersebut.
Setelah satu jam berlalu, motor pesananku sudah siap untuk diantar ke
rumahku. Motor lamaku pun dinaikkan ke mobil dealer. Maka, tiga buah
motor naik ke mobil bak terbuka karena kebetulan sebuah motor matic pun
akan diantar ke pembeli di daerah Mojosongo Solo.
Saya duduk di samping Mas Sopir, namanya Mas Haris. Wajahnya
lumayan ganteng, ramah, dan sangat rapi. Mas Haris berumur 34 tahun,
sudah beristri, dan memiliki dua orang anak (seorang laki-laki berumur 5
tahun dan seorang perempuan berumur 2 tahun). Mas Haris tinggal satu
kabupaten denganku. Dari rumahnya di Sumberlawang Sragen menuju Solo
perlu menempuh jarak sekitar 25 km atau 50 km setiap hari. Mas Haris
bekerja sebagai sopir di dealer itu sudah sekitar satu tahun. Sebelumnya
Mas Haris juga menjadi sopir dealer untuk jenis produk kendaraan ayng
berbeda.
Dari
obrolan itulah terkuak “dapur” perusahaan yang menjadi tempatnya
bekerja. Ternyata, upah yang diberikan kepada Mas Haris dan
kawan-kawannya jauh dari norma sebagai karyawan dan atau pekerja. Apa
saja hak karyawan yang tidak diberikan?
Upah Per Hari
Setiap
hari kedatangan, Mas Haris hanya diberikan upah Rp 27.000. Jika Mas
Haris berhalangan hadir karena beragam sebab, secara otomatis upahnya
dipotong tanpa toleransi apapun. Ternyata, nasibnya masih lebih baik
daripada karyawan lainnya yang hanya diberi upah sekitar Rp 25.000
setiap hari kedatangannya. Benar-benar teramat sedikit dibandingkan
pekerjaannya yang harus mengantarkan sekitar 10-15 motor setiap harinya.
Tak Mendapat Makan
Makan
pagi atau makan siang ditanggung sendiri oleh Mas Haris atau karyawan
lainnya. Perusahaan tidak menyediakan makanan dan minuman. Jadi,
karyawan harus membawa makanan dan minuman itu dari rumah. Maka, tentu
saja upahnya yang hanya berkisar Rp 25.000 – Rp 30.000 per hari dipotong
untuk makan dan transportasi. Tentu saja akhirnya upah bersihnya makin
sedikit jika ikut makan dan atau minum di kantin perusahaan.
Tak Mendapat Hak Sosial
Semua
orang pasti akan mengalami peristiwa tertentu yang memaksanya tidak
bekerja, seperti sakit, melahirkan, anak sakit, memiliki acara keluarga,
dan lain-lain. Ternyata, perusahaan Mas Haris sama sekali tidak
mengindahkan situasi itu. Karyawan tidak diberikan hak sosial, seperti
jaminan kesehatan, santunan sosial, cuti dan lain-lain. “Tidak bekerja ya tidak dibayar” ucap Mas Haris.
Saya
tak habis pikir, perusahaan dealer Mas Haris merupakan dealer dengan
puluhan anak perusahaan di banyak tempat. Satu dealer di tempat Mas
Haris saja mampu menjual sekitar 10-15 motor per harinya. Namun, mengapa
para karyawan itu dibiarkan dalam kondisi yang mengenaskan? Mengapa
perusahaan itu tidak mengindahkan peraturan tentang ketenagakerjaan?
Sempat saya bertanya kepada Mas Haris, “Mengapa karyawan tidak memprotes
peraturan perusahaan?”
Jawaban Mas Haris cukup singkat, “Peraturan itu adalah ucapan bosku!”
Teriring salam,
Johan Wahyudi
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/11/29/mirisnya-nasib-karyawan-dealer-motor-506880.html
Sharing Kisah Pengalaman Bekerja
Mungkin sebagian pembaca blog ada yang pernah tahu tentang Nusantara
Sakti Group disini saya ingin berbagi cerita selama saya bekerja sebagai
pegawai dalam masa percobaan selama 3 bulan sebelum PKT (Pengangkatan
menjadi Karyawatan Tetap) di Nusantara Surya Sakti. Nusantara Sakti
Group adalah salah satu kumpulan beberapa perusahaan yaitu Nusantara
Surya Sakti, Nusantara Sakti, dan NSC finance. Bagi anda yang pernah
membeli kendaraan sepeda motor Honda maka anda mungkin pernah melihat
ada dealer Honda yang bertuliskan Nusantara Surya Sakti maka disanalah
tempat saya bekerja.
Aktivitas setiap pagi ketika masuk kerja yang dilakukan di Dealer Motor Honda adalah mengumpulkan para pegawai yang ada dikantor diruangan depan tempat pembayaran pembelian motor Honda dan showroom kendaraannya lalu 1 perwakilan HRD maju ditengah-tengah ruangan untuk mengatakan apakah ada pesan dari bagian bidang pekerjaan di Dealer Motor Honda umumnya yang disebutkan ditempat saya adalah bagian Dana Tunai, marketing, AHASS (Bengkel perawatan motor Honda), dan Piutang. Jika perwakilan dari bidang-bidang pekerjaan tersebut tidak ada pesan/informasi yang ingin disampaikan maka dilanjutkan dengan staff HRD tersebut meminta salah satu pegawai yang ada untuk memimpin doa bersama setelah berdoa kami selalu meneriakan Yell Yell yang katanya supaya lebih bersemangat yaitu N Nafas kami, S Semangat kami, S servis kami, NSS bla bla (krg seberapa dengar soalnya bilangnya bersama-sama dgn suara krg jelas). Setelah melakukan doa bersama, kami para pegawai kembali keaktivitas masing-masing sesuai dengan pekerjaan dan kesibukannya.
Di NSS untuk absennya dilakukan secara elektrik dengan cara memasukkan NIP (Nomor Induk Pegawai) dan meletakan jari di Finger Print dan memasukkan input kedalam komputer sampai anda benar-benar sudah terabsen. Absen tersebut dilakukan 2 kali yaitu pada saat masuk kerja dan pulang kerja, jika tidak absen pulang kerja maka ada potongan gaji.
Awalnya aku kurang tahu kenapa kok ada aturan ketat seperti penalti ketika menjadi SDP (Staff Development Program) dimana karyawan baru tersebut harus dilatih selama 1 tahun di Jakarta dan kemudian dikirim kesalah satu cabang NSS yang tersebar diseluruh Indonesia dengan gaji sekitar Rp 2.700.000 kalo gak salah dan melakukan kontrak kerja selama 3 tahun dimana jika mengundurkan diri sebelum 3 tahun maka harus membayar biaya penalti sebesar Rp 50.000.000. Menurut pamanku, alasan kenapa ada hal seperti itu adalah karena kemungkinan suasana kerjanya yang penuh banyak tekanan dan bikin pegawai tidak betah dan setelah aku mencobanya sendiri dengan masuk sebagai pegawainya ternyata hal itu benar adanya. Meski mungkin aku tidak betah dengan suasana kerjanya dan manajemen kerjanya namun tetap harus sedikit dibetah-betahin meski gak mood sekalipun.
Meski bekerja di Dealer Motor Honda sekalipun namun jika anda membeli sepeda motor di Dealer tersebut maka perlakuannya tetap sama seperti pembeli biasa artinya tidak ada potongan harga sama sekali karena kebijakan cabang adalah ketentuan yang sudah dibuat di Jakarta/kantor pusat. Hal itupun semakin menyiksaku ketika aku tahu kalo ketika liburan hari raya idul fitri ternyata tidak ada tambahan cuti bersama karena hari libur di Dealer adalah sama dengan tanggal merah artinya jika tidak ada tanggal merah artinya masih harus bekerja meski orang lain sedang menikmati liburan hari raya idul fitri. Gak bikin kesal gimana sudah suasana kerjanya membosankan dan lagi hari libur hari raya idul fitri gak ada siapa yang bisa betah.
Ditempat kerjapun rasanya aku sedikit bingung perbedaan antara diajari cara bekerja dengan diminta mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bukan untukku tapi untuk orang yang mengajari padahal dia secara posisi bukan atasanku dan memintaku untuk melihatnya ketika sedang bekerja tanpa aku mengalami sendiri pekerjaan itu. Ditambah lagi kelihatannya posisi kerjaku kurang menguntungkan bagiku berdasarkan dari apa yang aku dengar yang artinya itu malah semakin membuatku jadi gak bersemangat dan tertarik untuk bekerja apalagi sebenarnya bukan bidangku bekerja dibidang admin karena pekerjaan admin itu butuh ketelitian, pembiasan, dan hati-hati karena berurusan dengan uang yang jumlah tidak sedikit salah salah bisa bukan menerima gajian malah dipotong gaji.
Ternyata aku bara sadar bahwa kita bisa bekerja dengan baik dan ingin bekerja disuatu perusahaan secara terus menerus adalah karena suasana kerja yang bersahabat dan membuat nyaman, jadwal kerja yang tidak mengekang pekerjanya, resiko dari pekerjaan tersebut serta gaji dan fasilitas yang sepadan.
Semoga ini menjadi pelajaran yang dapat diambil bagi pembaca blog dan semoga bermanfaat bagi anda.
http://udindss.blogspot.com/2012/07/berbagi-cerita-pengalaman-bekerja.html
Hal Menarik Tentang Interview di Bank
Sudah tiga bulan sejak terakhir kali gue bikin postingan, Bukan!! bukan
karena gue malas ngetik atau malas berfikir. Hal ini lebih dikarenakan
kesibukan gue saat ini yang jauh berbeda dengan kesibukan gue ketika
masih berstatus sebagai guru di salah satu Sekolah Swasta di Bali. Trus
sekarang gue udah gak kerja di sekolah itu lagi?? Yap... gue udah gak
kerja di sana. bukann.. bukan karena gue di PHK bukan!! ini lebih
dikarenakan tuntutan hidup. Hati nuurani gue mengatakan untuk mencari
pekerjaan yang lebih layak dan sesuai dengan apa yang gue kerjakan.
Karena akhirnya gue sadar, bahwa memang benar guru adalah pahlawan tanpa
tanda jasa yang setimpal. kalo benar-benar tanpa tanda jasa sih engga,
hanya saja engga setimpal dengan apa yang udah guru berikan untuk murid
dan sekolahnya. Dan memang penyesalan itu datang belakangan, gue amat
menyesal dengan tikah laku gue pada guru-guru ketika masih jadi murid.
Gue baru sdar setelah merasakan gimana rasanya jadi guru.
Trus kemana gue tiga bulan ini? kenapa gue gak sempet ngeblog lagi? Puji
syukhur kehadapan Tuhan, jika kita ada kemauan yang kuat, usaha yang
keras serta doa yang tiada henti. Maka Tuhan akan selalu membukakan
jalan untuk kita. Jadi singkat cerita, sekarang gue udah kerja di BANK
BRI. Yap.. lulusan guru, jadi pegawai Bank. wtf! Kenapa bisaaaa ><
??? seperti yang gue bilang tadi, gak ada yang gak mungkin selama kita
punya kemauan, usaha, dan doa.
Di postingan pertama gue di tahun ini, gue gak cuma pengen minta maaf
karena lama gak ngepost dan BW, gue juga pengen share sesuatu yang
mungkin akan bermanfaat nanti. Berdasarkan pengalaman gue wawancara di
BRI, gue pengen share beberapa pertanyaan yang mungkin aja akan muncul
jika lu nanti interview untuk mendapatkan pekerjaan dimanapun lu
ngelamar.
ini lah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul saat interview :
Ceritakan tentang diri anda dan keluarga anda, kehidupan anda semasa kuliah dan jika sudah pernah bekerja maka ceritakan pengalaman berkerja anda.
Caranya simple aja, cukup kemukakan beberapa hal penting seperti berikut :
Perkenalkan nama saya _________ , saya lahir di _____ pada tanggal
_______ , saya adalah anak ke- _______ dari ________ bersaudara. Riwayat
pendidikan saya, Sekolah Dasar di SD ______ dari tahun___ sampai tahun
____, SMP di _______ dari tahun____ sampai tahun_____, dan SMA di
_____dari tahun____ sampai tahun_____. Kemudian saya melanjutkan Kuliah
di Perguruan tinggi di ______Jurusan _____ . Saya kuliah selama ____
tahun. Pada masa kuliah saya aktif mengikuti organisasi-organisasi
seperti ____ dan beberapa kegiatan kemahasiswaan. Pengalaman kerja saya
adalah pernah bekerja di____ sebagai _____ selama ____ bulan. (jika
belum ada pengalaman kerja katakan belum pernah bekerja). Demikian
perkenalan dari saya, terimakasih.
Apa yang anda ketahui tentang BRI? dapet sumber darimana?
Untuk pertanyaan yang satu ini, mohon maaf banget sob, gue gak bisa
bantu banyak. Yang bisa bantu lu banyak-banyak cuma mbah gugel sob. So,
saran gue mending lu baca-baca dulu sob, sejarah BRI, trus produk-produk
BRI apa aja. kan ada tuh kayak BRItama, BRIguna, SIMPEDES, dan masih
banyak lagi sob. Dan inget sob, sebelum ditanya lu dapet sumber
dari mana, mending lu deklarasikan dulu di awal sob, kayak gini. Menurut
sumber yang saya baca di internet/koran/majalah BRI itu
bla..bla..bla... (paparkan yang lu inget aja sob). Sebagai referensi
mungkin bisa kunjungi web resmi nya BRI disini
Kenapa kok kamu mau kerja dibank?? kan jurusan kamu ****** !!
Pertanyaan ini khusus diperuntukan buat orang-orang kayak gue. Orang
yang jurusanya gak nyambung samasekali sama urusan perbankan. Tapi
justru disinilah letak tantanganya, kita dituntut untuk mampu membuat
suatu alasan yang logis kenapa kita mau kerja di bank. Kadang orang
malas untuk memikirkan alasan yang logis, padahal alasan itu benar-benar
terjadi. Berikut alasan logis yang pernah terpikir di benak gue :
1. Pekerjaan saya yang sebelumnya belum memberikan penghasilan yang
layak yang sesuai dengan apa yang sudah saya lakukan. Meskipun saya
jurusan ****** tapi dengan umur yang masih muda, masih banyak hal yang
bisa saya pelajari, termasuk hal-hal yang berhubugan dengan perbankan.
2. Saya mau bekerja di bank karena saya bukan tipe orang yang
memilih-milih pekerjaan. Apapun itu pekerjaaanya, asalakan bisa saya
pelajari untuk dilaksanakan, pasti akan saya laksanakan dengan
sebail-baiknya. Prihal jurusan yang tidak nyambung, saya itu bukan
penghambat. Sebab, sekalipun saya bekerja di tempat yang sesuai dengan
jurusan saya, saya masih tetap harus belajar dari awal tentang pekerjaan
di tempat itu, karena dunia kerja yang nyata, tidak sama dengan apa
yang sudah kita catat di buku perkuliahan kita.
Kenapa sih kami harus menerima kamu? kelebihan kamu apa? kekurangan kamu apa?
Gue saranin sebelum lu melaksanakan interview, sebaiknya lu
instrokspeksi diri dulu sob, karena pertanyaan kayak gini seringkali
bikin kita blank harus jawab apa. Dan pastikan lu jawab pertanyaan ini
dengan tegas. Karena tidak ada lagi orang lain yang lebih bisa menilai
kita selain diri kita sendiri. Pastikan kamu memberikan jawaban yang
bisa kamu berikan contoh di kehidupan nyata. Kalo jawaban gue sih simple
aja. Kelebihan saya, saya orang yang rajin, suka bekerja keras, dan
bertanggung jawab. Kekurangan saya, pendiam dan bicara seperlunya.
kamu udah punya pacar ga? dimana? uda berapa taun? kapan mau merrid?
Yang udah punya, jawab jujur dan seperlunya aja..
Yang jomblo, langsung nyari pojokan aja
Jika kamu nanti diterima disini, apakah kamu siap bekerja dari pagi sampai sore? Bahkan sampai malam?
Jika kamu ragu bisa bekerja di BRI dengan jamkerja yang padat, maka
lebih baik pendam jauh-jauh keinginan itu. Karena tentunya BRI hanya
mencari orang-orang yang serius dan mau bekerja keras.
Jika kamu bekerja di BRI, maka waktu anda bersama dengan keluarga akan berkurang. apakah tidak apa-apa seperti itu?
Jawaban saya singkat saja seperti ini, daripada saya hanya diam saja di
rumah, akan lebih baik saya jarang berada di rumah dengan alasan yang
jelas. yakni "bekerja"! dan ketika ada waktu bersama keluaga, akan saya
maksimalkan kualitasnya atau yang sering disebut (quality time).
Yang mana yang lebih anda pilih, keluarga apa karir anda??
Ini adalah tipe pertanyaan yang sangat jarang ditanyakan. Tapi beberapa
teman yang saya ajak interview pernah ditanyakan pertanyaan ini. Dan
tentu saja sangat JLEB pertanyaanya tersebut diatas.
Tapi tidak usah khawatir dan ragu untuk menjawab. Jika saya mendapat
pertanyaan seperti itu, saya akan jawab seperti ini : Jika memang
diharuskan memilih salah satu, maka saya akan memilih KELUARGA! Sebab,
karir masih bisa kita cari lagi, sedangkan keluarga??? tentu saja tidak,
karena keluarga kita tidak ada duanya.Percuma kita mendapatkan karir
yang baik sedangkan tidak ada keluarga yang bangga dengan pencapaian
kita. Percuma karir kita sukses apabila tidaka ada keluarga yang
mendoakan agar karir kita tetap lancar. Jadi menurut saya keluarga tetap
yang utama.
Berapa gaji yang anda inginkan jika diterima di BRI?
Saya tidak akan minta banyak kepada BRI, yang penting sesuai dengan
beban kerja dan jam kerja diberikan kepada saya, dan saya yakin BRI
sudah memiliki aturan untuk menghargai kinerja SDM nya. Terima kasih.
Yang terpenting dari semua pertanyaan itu bukanlah pada jawabanya. Tapi
bagaimana cara anda menjawab. Berikut saran dari gue buat lu yang mau
interview atau mungkin bakalan interview di masa yang akan datang :
- Saat masuk ruangan wawancara, pastikan anda mengetuk pintu dan mengucapkan permisi.
- Duduklah yang tegak dan sopan. jangan tegang!!!!
- Saat berbicara gunakan suara yang jelas dan sopan, dan inget... jangan alay!
- Pastikan anda mendengar inti pertanyaan dengan baik, jangan sampai penanya harus menanyakan ulang pertanyaannya. Apalagi kalo pertanyaanya cukup panjang, dah kebayang gimana jengkel nya dia sama lu sob.
- Jangan cengar-cengir gak jelas kalau sedang bicara.
- Berbohonglah seperlunya, itupun jika anda sudah profesional dalam hal berbohong XD
- Seusai interview pastikan anda berjabat tangan dan mengucapkan terimakasih kepada interviewer.
- Gunakanlah pakaian yang rapi dan bersih. pokoknya penampilan itu hal pertama yang dinilai deh..
Sekian aja dulu deh sharing gue, mudah-mudahan bermanfaat ya. Makasih Udah baca sampai akhir :)
http://toiletkepo.blogspot.com/2014/01/artikel-pertama-di-tahun-2014.html
Hal Menarik Kerja di Bank
# sungguh_topik_yang_tak_menarik
Gw udah beberapa kali posting sih soal kerja di bank, tapi ya namapun ngubek-ngubek cari link ini adalah cukup butuh komitmen jadi kalo yang ngerasa pernah bca postingan ini, ngerasa perulangan ya udah, baca lagi ajah! Bhahahaha. Yamasak mau ditutup, kan udah kadung buka Kakaaa #kemudian_dijejelin_kalkulator.
Kuliah Jurusan Apa?
Diantara sekian pembaca blog ini ada yang pengen kerja di bank ga? Ada? Masih sekolah ato udah kuliah? Kalo masih sekolah dan pengen masuk bank tapi kuliahnya pengeeeen banget pilih jurusan teknik (kayak Teknik Informatika *tunjuk muka sendiri*) ato masuk ke jurusan pertanian, tak usah khawatir, masuk ajah.
Sebagian besar temen angkatan gw jaman management trainee di bank terbesar di Indonesia ini, lulusan teknik ato kalo gak ya lulusan institut pertanian. Sampe-sampe ada seloroh kalo IPB itu Institut Perbankan Bogor.
Akuntasi, Manajemen dan Ekonomi? Peluang lebih besar masuk sih ke bank. Pastinyalah! jurusan terbanyak di angkatan gw sih dari Manajemen dan Akuntasi.
Skill Keahilan yang Diperlukan
Well, apa ya. Beda-beda kali ya tergantung dari divisi/unit kerja tempat kita kerja nantinya.
Kalo menurut gw yang dari awal di assign sampai posisi sekarang mostly di marketing dan sebagian analyst, kemampuan dasar microsoft office itu penting-penting-penting banget. Jangan sampe gak ngerti sama sekali yang namanya Word ama Excel. Kalo bisa agak canggih dikit mah lu bakalan dianggep setingkat di bawah dewa aka ditanya mulu soal ini itu berhubungan sama Word dan Excel ini.
And You know what? You can climb your way up through dengan menggembargemborkan kemampuan komputer yang lu miliki (mendampingi kemampuan yang dituntut oleh kerjaan utama lu sih pastinya ya).
Selain itu Bahasa Inggris dan bahasa major lainnya akan bisa sangat membantu waktu apply ke banknya ituh. Terutama fresh grad yang apply di entry point awal ya. Apalagi kalau applynya ke bank asing.
Selain itu lagiiii…. Kudu telitiiiii. Telitiii banget. Jangan sampe karena kurang teliti ngelihat angka 0 ada transfer keluar kebanyakan angka 0 di belakang. Serem!
Selain itu lagiii yaaa kudu rajin, konsisten, ramah dan baik hati. Serius ini. Paling gak ke nasabah sih ya. Meskipun banyak banker yang sengit dan nyelekit ke sesama temen kerja *semacam curcol*, tapi ke customer kudu ramah.
Hahaha. Banyak ya tuntutannya.
Penampilan
Ada yang bilang kalo orang bank di Indonesia ini terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng? Iyeh GW GANTENG! *capslock jebol*
Wajar kok. *kemudian disambit mesin ATM*
Gak semua bagian di bank menuntut penampilan, cuma unit-unit yang memang berhadapan sama customer yang mensyaratkan penampilan dengan tinggi minimal sekian-sekian. Gak ada kok syarat harus ganteng atau cantik, yang ada biasanya dilihat yang menarik untuk dilihat. Menarik loh ya. Kayak gw gitu.
Hahaha. Nggaaak. Gw dulu applynya di management trainee yang kontraknya bisa ditempatkan di bagian apapun. Jadi penampilan BUKAN salah satu kriteria penilaian. Kalau ternyata turn out gwnya seganteng ini ya gimana yaaa..
Kayaknya itu aja sik ya menurut pengalaman gw. Gak membantu ya?
Tapinya lagi sih ya, bank (di Indonesia sih setau gw) kan jualan jasa dan untuk jualan jasa mereka maunya orang ngelihat penampilannya dulu kan ya. Nah kalo penampilan yang dilihat aja udah oke, masalah berikutnya tinggal gimana bisa deliver pelayanan dengan bagus.
Trus enaknya kerja di bank apaan?
Apa yaaa? beda-beda sih ya apa yang bisa dinikmatin ama orang.
Ada orang yang bahagia banget bisa makan-makan di restoran mewah yang mana selama gw di bank banyak banget undangan dinner, lunch breakfast meeting di restoran-restoran yang kalo bayar sendiri sih ogah. Trus ada yang bahagia bisa beli barang dengan cicilan nol persen pake kartu kredit dari banknya yang mana kalo pegawai bisa ada diskon khusus, ada yang ini itu bla bla bla..
Tapi kebahagiaan terbesar gw kerja di bank adalah…. Gw bisa ngelihat ekspresi lega dan tenang dari nasabah gw. Lega karena duit yang mereka hasilkan susah payah aman dan tenang disimpen di bank gw. Lebih-lebih kalau dananya nambah dalam jumlah yang signifikan karena nurutin saran gw (misal beli reksadana instead of ditaroh di deposito) dan yang terpenting gw mendapatkan kepercayaan dari orang-orang itu.
You’ll know when someone start to trust you, rasanya aselik luar biasa.
Soal makan enak yang gw sebut di atas entah kenapa gw udah gak yang gimana banget gitu. Bersyukur sih bisa ngerasain makan di tempat-tempat makan paling oke di negara ini dan kadang negara lain tanpa keluarin duit, tapi ga yang sampe harus update IG apalagi display picture BB setiap gw pergi kemana gitu *bahahaha.. ada kan tipe orang yang dia lagi di mana gitu trus update display picture, yakalo gitu gapapa jugak sih. Fancy dining pan rasanya ya gitu-gitu aja. IMHO sik.
Malahan gw bakalan seneeeeng banget kalo ngadepin yang namanya pecel ato makanan kampung lainnya. Emang dasar orang kampung sih ya gw.
Selain makan enak, kerja di bank juga kasih kesempatan buat belajar sistem keuangan yang berjalan di negeri ini. *halah *aseli gak penting *wis gak usah dibahas
Nah Gak Enaknya apa?
Sama aja kayak kerjaan lain sih, adalah pastinya bagian gak enaknya.
Rigidly regulated
Karena pertama kali kerja di bank BUMN, hal yang paling gw inget adalah petuah trainer senior dari unit internal audit.
Jangan pernah lupa, ketika kalian sign kontrak kerja dengan bank berarti satu kaki kalian sudah masuk penjara.Kalo gak mau sampe kepikiran kayak gitu sih gampang, jangan pernah aja apply ke bank BUMN dan semacamnya yang ada hubungannya sama negara karena kerugian bank bisa dianggap kerugian negara. Ato gak usah apply ke bank sekalian. Hahahaha.
CMIIW ya. Menurut beliau yang namanya korupsi itu tidak hanya tindakan memperkaya diri sendiri, tapi juga membantu memperkaya orang lain. Nah kalo kasih kredit trus macet, itu bisa dianggep korupsi. Hwaaaa!!!
Selain itu? Ada aturan ina ini ita itu yang bejibun banget mameeenn… Aselik, banyak aja. BI keluarin aturan ini, gak boleh langgar aturan itu, endesbra endesbre. Kalo kata temen gw sih bank itu emang industry yang aturannya ketat banget karena yang dibisnisin itu ya kepercayaan. Duit ditumpangin di atas kepercayaan kan.
Target
Lupakanlah soal korupsi. Sekarang soal target. Hahaha. Ada tuh dulu gw kerja di cabang, target itu bisa berubah sampe lebih dari 5x dalam setahun.
Pertama target awal tahun, trus perubahan yang gede-gede setiap akhir triwulan. Ditambah perubahan target tengah tahun dan target akhir tahun yang diubah sekitaran November. Tiap bulan? review dan naikin target. Istilahnya target bayangan. Tujuannya? Biar target akhir tahun bisa dicapai tengah tahun dan target tahun depan bisa dicapai di akhir tahun. Yamaliiihh. gitu teruus tiap tahun.
Target buat apa sih? Tabungan? Deposito? Enggak. Semuanyaaaa.
Minimal dana tabungan, average dana tabungan, dana deposito, dana giro, average dana giro, tabungan rencana, kredit konsumtif, kredit mikro, bancassurance case, bancassurance lead, budget dana operasional, overtime, listrik, jumlah rekening tabungan yang dibuka, reksadana, nasabah prioritas, dana kelolaan prioritas, fee based income, jasa pengiriman uang melalui western union dan beberapa target lain yang kadang naudzubillaaah. Penting juga kagak.
Hahahaha.
Gile ya, I survived those kind of things.
Waktu itu, kalo target gak tercapai amit-amit deh. Namanya meeting ama kepala cabang gw, trus lanjut diteleponin marketing officer area, marketing officer kantor pusat, meeting sama area manager, trus dipanggil sama kepala kantor wilayah dan harus conference call sama yang namanya group head di kantor pusat endesbra endesbre.
Whosyaaah. Merasa diri ini tidak berharga aja dulu itu kalo ada target yang kuning.
Tapi yaaaa…
Kalo inget jus sayur seger (toge, kangkung, sawi, kacang panjang ditambah apel sebagai pemanis) yang tiap hari gw dapet dari salah satu nasabah pemilik dana terbesar di cabang, mijitin kaki Ibu yang usianya hampir sama kayak Mbah, digodain Mbas-Mbas bernama Rossa/Salim dan Mirna/Amir, dikejar ama Bu Susi sampe dicariin di bawah kolong meja, digotong rame-rame ama temen cabang pas gw ambruk, dapet diskonan makan sayur asem ayam goreng dan belanja di toko Uni Uda nasabah dan keluarga baru yang gw dapet, target rasanya gak berarti.
Working Hours
Nggak sih, gw belom pernah ngerasain kerja two or three days straight. I go home everyday. Ketemu sama kamar dan kasur kok tiap hari. Bisa nonton TV dan DVD. Tapi ya kayak kerjaan lain sih, pasti ada saatnya lembur.
Setiap hari pulang dari kantor jam 8 malem (paling cepet) dan rata-rata jam 11 malem dengan tiga ato empat kali sebulan pulang di atas jam 1 malem? been there done that.
Masuk sabtu minggu? Pernah banget lah. Tapi itu semua tergantung lu sendiri sih. Mau atau gak melakukan itu.. Hihihi. Kalo gak mau ya cari cara untuk bilang gak mau.
Skin Deep Appearance?
Oiyes, satu lagi, meskipun kalo dilihat kehidupan orang yang kerja di bank keliatan wah-wah gimana gitu karena emang orang yang kita lihat di bank itu sengaja ditampilin buat dilihat ya (ngerti maksud gw gak sih?), belom tentu kok gajinya segede orang-orang di industri lain *mendengar dengungan nada setuju*.
Apalagi kalo level lu masih di level cungpret macem gw. Bhahahaha.
Kalo pengalaman gw sih ya *entah karena gwnya yang gak pinter ngatur duit ya *kan waktu itu belom ikutan FinPlan *dan beneran udah diirit* gaji gw waktu masih single masih gak cukup kalo dipake nongkrong di SBucks dan ngupi cantik tiap weekend dilanjut nonton film terbaru dengan baju trendi keluaran clothing luar negeri apalagi dipake buat jalan-jalan ke luar negeri. Kalo gaji sekarang? *kasih senyum kuda*
Kalo mau gaji gede, mending coba minyak, tambang, IT ato apalagi sih ya? Coba cek di Salary Guidenya KellyServices.
All in all, apakah gw menyesal masuk ke banking industry? Cenchunya tidak.
Apakah gw akan melirik industri lain? Kalo ada kesempatan kenapa enggak?
Apakah menyarankan untuk masuk ke banking? Terserah sih. Hahahaha.
PS:
– CungPret stands for kaCung kamPret
– Semua cerita di sini inih cerita banking industry di Indonesia loh ya. Setahu gw doang. Kalo ada yang tahu lebih banyak please do let me know.
http://danirachmat.com/2013/12/18/kerja-di-bank/
Inilah Suka Duka Frontliner Bank
Setelah 2 tahun, saya berkecimpung di dunia frontlineran, baik customer
service maupun teller sudah banyak mendapatkan pengalaman seru. Kenapa
seru? karena setiap hari kita berhadapan dengan karakter orang yang
berbeda-beda, rasanya kayak nano-nano, komplit. Ada yang manis, asem,
sepet, pait pait. Hari kerja pertama saya dilepas sebagai customer
service, saya kena semprot nasabah karena tabungan rencananya tidak
terdebet setelah dia LUPA menabung dan maunya langsung terdebet otomatis
setelah dia setor walaupun telat, dongkol banget rasanya siapa yang
salah siapa yang marah.. hadeuhhh. Lagi kesel, lagi bt, lagi marah
pokoknya di depan nasabah harus keep smile :) :) :)
Dari pengalaman duka saya yang terakhir, saya jadi mendapatan pelajaran penting tentang dunia kerja bahwa tidak cukup rajin masuk, tidak cukup datang selalu tepat waktu, tidak cukup selalu patuh, dan tidak cukup jadi karyawan yang baik kalau fisikmu tidak wah. Bagi saya dengan wajah yang biasa harus punya prestasi yang luar biasa untuk bisa dilirik di dunia kerja *aseeek
Balik lagi ke frontlineran, jangan pernah kecil hati rendah diri sebagai
frontliner karena peran kita teramat penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Coba bayangan kalau sehari saja para frontliner tidak masuk,
pasti kantor kelabakan cari penggantinya. Ya kan..ya kan? *cari
pendukung
http://www.dwiaryanti.com/2014/02/suka-duka-frontliner-bank.html
Walaupun sama-sama frontliner, teller dan customer service agak berbeda
dalam jobdescnya. Kalau di teller pekerjaan lebih monoton karena
transaksi umumnya rutin, walau ada transaksi-transaksi yang mnjelimet.
Jangan salah pikir kalau teller itu pekerjaan yang nggak perlu mikir.
Kalau ada transaksi nasabah, pasti otak kita langsung coba membayangkan
mau kita masukkan ke sistem yang manakah transaksi itu. Karena teller
memang membutuhkan kecepatan dan ketelitian. "Mba, saya mau cairkan cek
setelah itu SWIFT ke bank lain ya, sama saya mau sekalian tuker dollar
eh sama sekalian tuker uang receh ya buat anak saya", para teller pasti
langsung coba connect mau kemana tuh perginya transaksi, apa dulu yang
harus dijalanin transaksinya. Tambah repot kalau tellernya cuma satu,
transaksi 1 nasabah saja prosesnya panjang, dibelakang sudah banyak
nasabah yang antre yang protes, biasanya (baca: hampir pasti) nganggap
si teller lelet padahal bukan semuanya salah bunda mengandung hehe.
Sedihnya lagi kalau selisih atau khilaf terima uang palsu. Pernah teman
saya (atau saya ya :p) terima uang 100 lembar 100 ribuan, karena kurang
teliti pas dicek sorenya ternyata di tengah-tengah ada uang 10 ribu.
Hiks
Berbeda dengan pekerjaan teller yang sehari langsung selesai *walau
sampe puyeng cari tuh selisih nyangsang dimana. Kalau jadi customer
service pasti ada aja pendingan, misalnya ada yang mau buka standing
order (pemindahan dana ke rekening lain secara otomatis setiap bulan),
transaksi tidak selesai sampai disitu kita juga harus ngecek apakah
transaksi nasabah berhasil; ada keluhan nasabah kita harus monitor terus
sudah sampai dimanakah progresnya. Hidup tuh rasanya berwarna-warni
deh. Setiap hari tidak bisa prediksi
akan ketemu nasabah seperti apa nanti, kasusnya nanti seperti apa. Bukan
hanya teller saja yang bisa ganti rugi kalau salah, CS juga bisa lho
*rugi kok bangga. CS sebagai gerbang awal transaksi nasabah mewajibkan
CS harus teliti dalam pendokumentasian, identifikasi resiko dan proses
Know Your Customer. Bisa gawat kan kalau kita menyerahkan PIN dan User
ID net banking ke orang yang ternyata berniat menipu.
Ini nih pengalaman suka saya jadi frontliner perbankan:
- Pengalaman ketemu dengan berbagai macam karakteristik orang, jadi kita bisa belajar kalau menghadapi orang seperti ini harus bagaimana menghadapinya
- Keterampilan public speaking lebih terasah
- Kenal banyak orang, ada nasabah yang jadi teman
- Lebih tambah sabar dan sabar
- Kalau kita mau banyak belajar dapat mengerti operasional bank secara mendalam, bagaimana proses perbankan berjalan mulai dari produk, marketing, pembiayaan
- Mengerti tentang karakteristik produk-produk perbankan misalnya tabungan rencana, deposito, sukuk dll
- Suka diomelin nasabah walaupun itu bukan kesalahan kita. Biasanya kalau saya curhat ke atasan, dijawab sekenanya tuh 'salah sendiri ngapain jadi CS >.<'
- Dempul terus. Saya yang sebenarnya tidak suka dandan dituntut tampil segar ketika melayani nasabah. Untungnya karena saya di bank syariah, jadi penilaian makeup yang wajib itu hanya bedak dan lipstik saja
- Sedikit istirahat, karena kita harus stand by terus jadi setiap makan siang kita selalu makan di kantor, nitip pesan makanan di OB (Kalau Jumat, baru ada sedikit waktu untuk makan di luar). Kadang baru makan sesuap "Wiiii ada nasabah", turun dari pantry lantai 3 ke lantai 1 untuk melayani dulu, naik lagi baru sesuap lagi "Wiiii ada nasabah", turun lagi naik lagi. "Wii ada nasabah" pura-pura pingsan dulu ah #menggelepar di pojokan. Kalau cabangnya besar, mungin ada beberapa yang jaga tapi kalau cabang kecil yang hanya 1 ya jadi begitu nasibnya (ga ada yang mau menduduki kursi panas CS) >.<
- MRI..MRI. Hayo yang di dunia frontliner pasti kenal sama yang ini. Market Research Indonesia yakni mistery shooper yang akan jalan-jalan secara random ke cabang-cabang menilai tentang service, tidak hanya teller dan customer service tapi juga security dan tangible. Karena hasilnya disiarkan ke publik, makanya manajemen sangat concern yang mengakibatkan banyaknya roleplay tiap pagi, forum tiap minggu, klinik pelayanan segala. Dan dari pusat, akan jadi mystery shopper ke cabang dan KCP tiap bulannya, kalau hasilnya jelek, siap2 dikeramasin euy...
- Kalau nilai MRI lagi jelek, semua rasanya jelek di mata atasan. Padahal kan belum tentu pekerjaan kita jelek bisa jadi kita lagi sakit jadi nggak concern atau malah bukan kita yang lagi bertugas saat itu karena nama petugas tidak dipublikasikan. Atau kalau kita tau itu MRI (dari gerak-geriknya) biasanya kita malah gelagapan dan ngeblank
- Kalau yang ini masalah pribadi saya yang masih sakiiitt (*segitunya) rasanya kalau diingat. Wajah saya dianggap tidak menjual oleh kepala cabang, jadi saya dipindahtugaskan ke teller. "Sehari kamu cuma buka 1, 2 tabungan mending kamu diri aja sekalian di PGC (Pusat Grosir Cililitan), nggak usah buka cabang", "kamu tahu nggak satu nasabah harganya itu 5 ribu kalau kamu cuma nyalanin 2 nasabah harusnya dapat gaji berapa?" Omel bos saya. Yeee...itu kan bukan sepenuhnya salah saya, namanya juga jaga warung bukan full marketing. Kalau setiap ada yang cair deposito, saya yang selalu disalahin karena tidak bisa meretensinya, saya mah pikirnya kalau nasabah sudah repot-repot pergi ke bank, mau dirayu apa juga bakal tetap cair.
Dari pengalaman duka saya yang terakhir, saya jadi mendapatan pelajaran penting tentang dunia kerja bahwa tidak cukup rajin masuk, tidak cukup datang selalu tepat waktu, tidak cukup selalu patuh, dan tidak cukup jadi karyawan yang baik kalau fisikmu tidak wah. Bagi saya dengan wajah yang biasa harus punya prestasi yang luar biasa untuk bisa dilirik di dunia kerja *aseeek
http://www.dwiaryanti.com/2014/02/suka-duka-frontliner-bank.html
Inspirasi Menarik: Inilah 8 hal yang membuat kita “TERPAKSA” menulis
Berikut tips cantik dari saya untuk saya agar bisa konsisten dalam menulis ^___^
1. DO IT NOW. SOMETIMES “LATER” BECOMES “NEVER”. Ayo nulis detik ini juga :o Tapi kenapa sih maksa banget harus menulis sekarang? yuuk, pembaca yang baik ayo baca lagi tips yang berikutnya —>
2. Ketahuilah bahwa kita harus mengeluarkan zakat dari harta yang kita miliki.
Zakat adalah memberikan hak orang lain dari harta yang sudah diberikan
oleh Allah. Nah! Pengalaman dan ilmu merupakan harta juga toh~, jadi
menulis cerita kita termasuk kegiatan yang WAJIB dibagi kepada orang
lain. Kenapa harus melalui tulisan?? Seperti yang sudah saya
presentasikan sebelumnya di “if you can talk, you can write” bahwa tulisan itu….. ah pokonya klik aja link-nya :P
3. Buatlah target menulis dan deklarasikan. Buat rencana, rencana, rencana. Target juga merupakan bentuk dari rencana. Contohnya saya dengan sok taunya berani memasang target meluncurkan dua puluh tulisan di blog pada bulan ini,
terus di posting pula targetnya! Aaaa~~ Walaupun ga ada hakimnya tetep
aja berasa bebannya lebih banyak. Berasa di film shutter, ada beban di
punggung karena ada yang ngedudukin, kira-kira kalo digambarkan kayak di
–> gambar ini <– monggo di klik kalau lagi bete atau malah pengen bete. Penjelasan mengenai target itu tepat seperti tulisan di bawah ini, “A goal without a plan is just a wish,”. Nusuk!
4. Tentukan beberapa judul tulisan untuk satu bulan ke depan.
Karena…. yang bikin mandek nulis itu disebabkan kita bingung mau nulis
apa. Nah! Dengan dibuatnya “daftar isi” terlebih dahulu di awal, kita
cukup pusing satu kali saja yaitu pada saat hari pembuatan judul-judul
tulisan. Proses yang satu ini cukup membuat sakit kepala, menentukan
satu judul saja bisa memakan waktu satu jam tersendiri, apalagi beberapa
sekaligus x)) Tapi enak loh, hari-hari selanjutnya kita hanya perlu
menjalani “perintah” yang sudah kita buat sendiri di awal. Ndak perlu
pusing lagih! :D
5. Ngerasa sibuk? Sibuk juga tetep nulis! Pasti
tau lah Gita Gutawa sibuknya seperti apa, tapi beliau tetap menulis
juga di blognya. Hmmmm.. terlalu banyak contoh blogger lain yang
aktivitasnya bejibun tapi tetap konsisten menulis. Makanya gausah sok
sibuk deh, Winda… Lagian menulis itu ga perlu lama-lama kalau memang
kita ga bisa lama :)
6. Lakukan cara unik dalam menulis.
Selama masa hiatus ngeblog saya tetap merasa harus menulis setiap hari,
jadi saya pasang timer selama 10 menit, lalu mengetik apa aja
sebanyak-banyaknya, secepat-cepatnya, seaneh-anehnya,
segajelas-gajelasnya. Pokonya nuliss, karena kadang kita tidak tau apa
yang terjadi di otak sampai kita bisa baca sendiri isinya dengan
menggunaka kedua mata. Si proyek tulisan 10 menit ini ga pernah saya
pajang di blog karena bersifat terlalu praybeday (baca : pribadi) :P,
tapi kadang gara-gara proyek ini saya jadi ingat hal apa saja yang lupa
saya kerjakan atau tiba-tiba muncul ide baru dari si otak yang bisa
bikin kita kaget dan kesenengan sendiri.
7. Percaya diri. Harus punya keberanian dalam menulis, dan tidak perlu merasa harus menjadi expert
dalam bidang yang ingin kita bagi sebelum kita menuliskannya. Saya baru
mencoba soundcloud 3 kali tapi sudah menuliskannya di blog :p. Kali ini
membuat tips menulis padahal saya bukan penulis buku, bahkan saya baru
menjalani masa hiatus ngeblog, hahahaaa. Saya pernah membaca artikel
tentang public speaking, bahwa si pendengar bisa jadi adalah orang yang
punya keahlian lebih banyak daripada si pembicara di depan. Bedanya
adalah si pembicara yang tidak lebih ahli dari si pendengar itu punya
keinginan lebih untuk berbagi :P.
Laluu yang terakhir adalah…….
8. Buatlah komitmen dengan diri sendiri.
Sebenernya gimanaa gitu nulis komitmen x)). Tapi memang benar lebih
gampang mengatur orang lain daripada mengatur diri kita sendiri, iya
toh? :P
Yaa.. Untuk hal yang terakhir ini saya doakan orang-orang yang mau
konsisten menulis semoga benar-benar bisa terwujud, begitu juga dengan
saya, semoga bisa, aaakkk! * tetiba frustasi*
cukup sekian dulu delapan tips dari winda untuk windamaki mengenai pemaksaan dalam menulis.
Selamat malam, windamaki. oyasumi x)
https://windamaki.wordpress.com/2014/08/07/8-hal-yang-membuat-kita-terpaksa-menulis/
Pengalaman kerja menjadi teller dan customer service ( Part 2 )
selamat pagi!!! (^___^)9
semoga postingan kali ini pembacanya akan mendapatkan sedikit gambaran mengenai kehidupan teller dan customer service di bank.
yap, karena saya -si windamaki- ga pernah
ngeblog lagi tapi rajin banget ngeklik “my stats”, saya jadi tau bahwa
kebanyakan calon-calon banker itu pengen tau kehidupan apa yang dialami
oleh teller dan cs x)).
NAH! berhubung saya udah ga kerja di bank
tapi sekarang kerjaannya datengin bank-bank mulu (sebagai nasabah super
aktif) saya jadi bisa melihat keanehan-keanehan yang terjadi di bank
dengan kacamata seorang mantan banker, alias mata-mata B). Sebenarnya
bukan maksud nyari kesalahan sih xD. Hal-hal yang saya jabarkan nanti
pun sejujurnya sering saya lakukan ketika saya menjadi teller dan cs
dulu, tapi berhubung sekarang jabatannya menjadi nasabah yang sering
mengunjungi bank, berikut beberapa yang perlu si calon banker ingat dan
ketahui apa yang ada di dalam hati nasabah mantan pegawai bank seperti
saya sekarang :p….
1. Perhatikan waktu antrian dan waktu transaksi. Ini
gawat banget, nasabah lain mungkin ketika menunggu antrian/transaksi
cuma bisa ngedumel, “lama amat sih!” (sebenernya gawat juga sih kalau
mereka nulisnya di social media, apalagi nulis nama teller atau nama
csnya karena nama cs teller bisa terlihat di name desk xD). NAH! kalau
kita lagi ga hoki, bisa jadi nasabah kita adalah seorang banker atau mistery shopper,
mereka tau persis berapa menit seharusnya mereka menunggu dalam
kategori wajar sampai kategori keterlaluan xD. Jadi sering-seringlah
latihan meghitung gepokan uang 100 lembar menggunakan 2,3, atau 4 jari
di rumah :p, sering-sering juga role play / simulasi / bermain peran
dengan teman sendiri, berpura-pura jadi nasabah dan hitung berapa waktu
pelayanan yang diperlukan untuk setiap transaksi.
2. Tanya dan sebutkan nama nasabah. Bukan
berarti saya kepengen banget ditanya namanya yah xD, walaupun SOP tiap
bank pasti berbeda, menanyakan dan menyebutkan nama nasabah pasti
menjadi salah satu syarat untuk memenuhi SOP. Setelah berpuluh-puluh
kali melakukan transaksi di bank sebagai nasabah, saya tau banget nama
saya jarang ditanya dan jarang disebutkan ulang… di situ kadang saya
merasa sedih ( ._____.).. Di bank tersayang tempat saya bekerja dulu,
kami diharuskan menanyakan nama nasabah dan kemudian menyebutkannya
kembali 3 kali secara berkala, pada saat awal, ketika transaksi, dan
selesai transaksi. Biar nasabahnya ngerasa anget aja gitu dipanggil
namanya (anget??). Kadang ketika transaksi saya dipanggil mbak atau
ADEK… HAAHHH.. ADEEKKKK?? usia saya sudah 25 dan sudah menikah masih
juga dipanggil adek, aakkkk!! Di tempat lama pun saya hanya boleh
memanggil nasabah dengan sebutan IBU / BAPAK (toh nasabah pasti sudah
memiliki ktp kan), dilarang memanggil mbak, mas, tante, apalagi adek
-___-
3. Tata krama bahasa tubuh.
Sekali lagi, peraturan di setiap bank berbeda-beda, ada yang menunjuk
formulir harus mengunakan pulpen, ada juga yang pake jempol, yang pasti
sih turutin aja aturannya x)). Hal yang terpenting adalaahhh,,, kalau
kita memberikan apapun ke nasabah, bisa itu buku tabungan, slip,
souvenir, atau apapun, kita harus selalu gunakan dua tangan, jangan cuma
satuuu… Posisinya kaya yang ngasih tahta aja gitu, muka pun menghadap
nasabah. Saya suatu kali pernah ngeprint buku tabungan, bankernya
mengembalikan buku dengan satu tangan, sambil duduk, muka ngeliat layar,
dan ga bilang apa-apa. Ya gapapa sih kalau saya memang gatau aturan
bank, tapi masalahnya kan saya tauuu (gimana dongg) jadi ketauan deh
sebenernya ga boleh kaya gitu x))). Namanya juga bank yah, walaupun
emang nasabahnya yang ngerepotin kita, kita harus tetep wajib kudu
bilang terima kasih kepada nasabah jika telah selesai melakukan
transaksi, jangan lupa ya! :D
4. Bantu nasabah. Sederhana
banget, tapi memang ini tugas seorang frontliner ^__^. Dalem hati kita
beneran harus tertanam bahwa si nasabah memang memerlukan bantuan kita,
jangan cuma mikirin pengen transaksi cepet selesai (padahal saya dulu
kerjaannya pengen buru-buru beres dan paling seneng kalau ga ada nasabah
:p jangan ditiru!). Pernah saya mengalami dua kali kasus dioper-oper
sama banker. Ngantri beberapa jam di cs, pas udah dipanggil katanya kita
disuruh nelpon call centernya aja karena di cs ga bisa dan transaksi
pun langsung diakhiri, tapi pas nelpon call center, katanya transaksi
tersebut hanya bisa dilakukan langsung di bank dengan cs x))). Saya
pernah loh dulu goper juga ke call center, tapi baru sekarang ngalamin
rasanya ga enak dioper-oper, hahhhahhaaaaaa… Pokonya selagi kita menjadi
front liner, jangan buru-buru bilang ga bisa ini, ga bisa itu, bantu
dulu semaksimal yang kita bisa. Caranya? Pelajarin deh semua produk dan
sistem di bank kita, dan kitalah yang membantu menghubungi call center,
bukannya nasabahnya yang diusir dan suruh nelp sendiri x)). Posisikan
diri kita sebagai nasabah yang pengennya tau beres ajah :p. Jangan
sampai ketauan nasabah bahwa ada hal yang kita ga tau, harus pinter
akting! Beberapa waktu yang lalu saya menanyakan cara transaksi BPJS ke
cs yang memang di bank itu melayani pembayaran BPJS, lalu csnya bilang
tidak tahu karena belum pernah. waduh! x)))) masa perlu saya yang
caritau di google dan ngasihtau caranya ke cs itu x)))
5. Berbuat Baik. Daripada
kebanyakan nyerocos dan kebanyakan mencurahkan perasaan sebagai nasabah
mata-mata, lebih baik saya ngasitau poin terpenting yang paling
pamungkas yang perlu kita ketahui buat kita-kita si frontliner, yaituuu…
berbuat baik!! Pengalaman saya dulu, front liner itu pasti tiap hari
berkolaborasi erat dengan sekuriti, office boy, dan nasabah.
NAAAHHHHHHH… jaga banget hubungan kita dengan mereka semua, misalnya
dengan bapak sekuriti yang berbaik hati bukain kita pintu ketika kita
masuk atau keluar bank, penting banget buat kita untuk bilang makasih,
nyebut nama, ngobrol, beliin makanan sesekali (tau kan jam kerja mereka
panjaaaang banget dan mereka ga boleh duduk!). Kita juga sering banget
ngerepotin temen kita yang jabatannya office boy, bisa itu minta tolong
fotocopy ini itu, minta beliin makanan (karena kita yang frontliner ini
sebenernya ga boleh keluar bank selama jam operasi masih berlangsung,
jadi mau gamau nitip OB kalau lagi ga bawa bekel), atau minta tolong
apapun. pokonya kita harus tau diri, ramah-ramah-ramah, bener-bener
berterima kasih, de el el deh. jangan semena-mena ih! x)). Pada dasarnya
emang harus baik sama semua orang sih, tapi kadang kita suka lupa sama
orang-orang terdekat yang bantu kita, sopannya sama nasabah aja, tapi
sama sekeliling sendiri suka jahat. Jangan gitu ah! x))
Audzubillahiminasyaitonirojim. Bismillahirohmanirohim. Surat Yusuf ayat 22.
“Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami
berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Nyari tau tentang pengalaman jadi teller
dan csberarti memang niat pengen tau ilmu dan pengen belajar mengenai
dunia mereka toh? :D Berbuat baik dulu kata Allah jugaa, setelah itu kita akan mendapatkan hikmah dan ilmu ^____^.
Semangaaat :D
https://windamaki.wordpress.com/2015/02/26/pengalaman-kerja-menjadi-teller-dan-customer-service-lagi/