Sabtu, 16 Mei 2015

ISLAM YANG ALAKADARNYA (Drs. St. Mukhlis Denros)

Kalaulah seorang muslim itu melakukan hal-hal yang wajib ditambah
dengan yang sunnah-sunnah, dia tinggalkan segala yang dilarang Allah, menjauhi syirik dan meninggalkan maksiat maka hal itu sudah dapat
dipastikan dia adalah muslim yang baik.

Beruntunglah kita yang beragama islam sejak lahir karena orangtua kita muslim sehingga kitapun otomatis muslim yang dididik sejak di rumah tangga dan sekolah dengan didikan islam, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam meneybutkan “setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah atau suci, maka orangtuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Majusi atau Nasrani”.  Artinya walaupun kita lahir dalam keadaan muslim, tapi peluang untuk kafir besar sekali, yang dilakukan oleh orangtua kita, apakah orangtua di rumah tangga yaitu ayah dan ibu, orangtua di sekolah yaitu bapak dan ibu guru atau orangtua di masyarakat sekitar.

Seorang muslim yang baik, pasti menginginkan agar anaknya beragama islam dalam rangka untuk menjaga keturunan, yaitu keturunan Islam, tapi bagi mereka yang menikah  dengan lain agama, akan terjadi dualisme pendidikan di rumah tangga, sehingga ada anak yang muslim dan lainnya kafir. Sungguh keberuntungan diberikan Allah kepada seseorang lahir dalam kalangan muslim sehingga dia jadi seorang yang beragama islam, juga keberuntungan bila seseorang bershahadat menyatakan diri masuk Islam setelah bergelut dengan keyakinannya,  sebagai muslim  adalah nikmat yang tidak terkirakan dari Allah.

Banyak nikmat Allah sudah direguk manusia, baik nikmat lahir maupun bathin, sejak dari bangun tidur hingga tidur lagi, sehingga sulit kita untuk mengkalkulasikannya, nikmat itu diantaranya digambarkan Allah dalam firman-Nya; ”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).  [Ibrahim 14;32-34].

Dari sekian nikmat Allah itu maka islam adalah nikmat yang besar yang patut disyukuri karena tidak semua orang menerima dan mendapat hidayah islam ini. Nikmat islam dan iman hanya diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya dan ini merupakan hak preogratif Allah tanpa bisa dicampuri oleh siapapun. Walaupun demikian islam tersebut akan diberikan memang kepada orang-orang yang mencarinya atau orang-or"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya" [Ali Imran 3;19]

Berarti semua bentuk isme dan dien lain selain islam adalah bathil dan sia-sia, alangkah meruginya manusia bila salah memilih agama apa yang layak untuk dijadikan sebagai pegangan hidup, tapi tidak sedikit pula manusia yang mengetahui kebenaran islam namun enggan untuk mengakui kebenarannya karena beberapa faktor.
Allah memberikan ultimatum secara terbuka di dunia ini kepada manusia yang tidak mengakui dan meyakini islam sebagai agama yang layak diikuti, bagi mereka yang menganut ajaran apa  saja walaupun nampaknya indah, ilmiah, sesuai dengan zaman dan selera manusia tapi tidak agama wahyu yang kita sebut dengan islam, maka semua penyembahan mereka, pengabdian mereka terhadap agama itu sia-sia dan bahkan mendapat kerugian yang sebesar-besarnya, Allah menjelaskan dalam firman-Nya; “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”[Ali Imran 3;85]
Itulah keyakinan azasi seorang muslim terhadap islam sebagai agama baginya walaupun banyak asfek islam yang belum mampu dia laksanakan, tapi tentang keyakinan ini  tidak dapat diragukan lagi, seawam-awamnya mereka terhadap islam tidak mungkin mengingkari asfek ini. Mengingkari salah satu dari lima hal tersebut apalagi semuanya jelas telah keluar dari iman tauhid yang diajarkan oleh nenek moyang dan orangtua kita.
Dapat kita saksikan, betapa banyaknya ummat manusia yang tidak terlahir dari kalangan keluarga muslim sehingga sulit sekali dari mereka untuk mendapat hidayah Islam kecuali  orang-orang yang dikehendaki Allah, dengan mempelajari islam akhirnya memutuskan diri sebagai mualaf, bergabung dalam barisan muslim dengan segala konsekwensinya.

Rukun Islam menyebutkan beberapa konsekwensi seorang muslim diantaranya shalat, zakat, puasa dan haji setelah mendalami kalimat shahadat. Shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan oleh seorang muslim dan tidak bisa dianggap enteng perintah ini. Abdullah ibnu Mas'ud Ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling afdol?" Beliau menjawab, "Shalat tepat pada waktunya." Aku bertanya lagi, "Lalu apa lagi?" Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah." (HR. Bukhari)

Dari Abu Qatadah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku menfardhukan atas umatmu shalat lima (waktu). Dan Aku janjikan janji bahwasanya barangsiapa yang menjaga shalat itu pada waktunya, maka Aku masukkan ke sorga. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka tidak ada janjiKu padanya".

Karena pengetahuan agama yang tidak cukup, iman yang dangkal dan ibadah yang sekedarnya, banyak  sekali ummat islam yang tidak shalat, padahal pada satu sisi orangnya baik, pekerja keras untuk mencari nafkah bagi kepentingan keluarganya, tapi sayang sekali dia tidak melakukan shalat, ketika ketika banyak mengunjungi warga yang sedang sakit, sebelum sakit mereka adalah warga yang rajin shalat, tapi ketika  jatuh sakit saat itu dia tinggalkan shalat, alangkah ironinya, seharusnya saat sakit itulah saat-saat semakin dekat kepada Allah, siapa tahu ajal semakin dekat, tapi tidak shalat apalah jadinya, apalagi sakit yang diderita sekian hari, sekian bulan, maka otomatis shalat tidak dikerjakan dengan alasan tidak mampu berbuat apa-apa karena terserang penyakit.

Padahal dalam islam sudah dituntunkan bahwa ummat ini banyak mendapatkan dispensasi dalam ibadah apalagi dalam keadaan sakit, kalau tidak mampu berdiri maka lakukanlah shalat dengan duduk, tidak sanggup duduk maka berbaringlah, dalam keadaan sakit yang parah, dengan gerakanpun tidak sanggup maka lakukan dengan isarat atau kedikan mata saja, sehingga tidak ada alasan untuk tidak shalat, berhalangan menggunakan air maka dapat dilakukan dengan bertayamum.

Di kampung-kampung kita menemukan masyarakat yang tidak shalat karena mereka beranggapan shalat cukup dengan mengingat Allah saja, bahkan ada aliran sesat yang mengajak masyarakat untuk mendalami suatu ilmu, semakin bagus ilmunya semakin meninggalkan shalat, mereka mengutamakan hakekat saja dan meninggalkan syariat. Ada pula yang  menyatakan yang penting hati bersih, karena shalatkan untuk membersihkan hati, padahal siapa yang lebih bersih hatinya di dunia ini selain Rasulullah tapi beliau luar biasa ibadah shalat dilakukannya.

Kita juga bisa melihat ada masyarakat yang menghabiskan waktunya dari siang sampai siang lagi hingga malam sampai malam lagi untuk mencari rezeki dengan berbagai profesi, hal itu dia peroleh dengan keberhasilan yang luar biasa, rezekinya bagus, usahanya maju, anak-anaknyapun banyak yang pandai mencari uang dengan berbagai pekerjaan tapi keluarga itu walaupun muslim tapi tidak satupun yang shalat.

Itu baru masalah shalat, banyak dari kaum muslim yang tidak melakukannya bahkan ilmu tentang shalatpun hanya sekedarnya, padahal diantara kita banyak yang sudah sarjana pada satu bidang tapi untuk mempelajari islam sangat enggan sekali, sehingga keislamannya hanya alakadarnya, ironinya mereka yang terpelajar tadi banyak yang terlibat praktek syirik, kurafat, tahayul dan bid’ah. Padahal ayat pertama kali turun adalah perintah untuk membaca, menelaah dan mengkaji tentang kebenaran penciptaan manusia oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala;  "bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” [Al Alaq 96;1-5].

Perintah membaca ditujukan kepada ummat Islam agar jadi orang yang punya ilmu pengetahuan, dengan membaca pula Allah mengokohkan ilmu pada dada manusia, lebih jauh dari itu posisi seorang  muslim yang berilmu dilebihkan beberapa derajat dari mereka yang tidak berilmu. Memang tidak mungkin masing-masing kita mengetahui tentang semua seluk beluk islam, tapi paling tidak hal-hal yang pokok dan   merupakan kewajiban harian kita mengetahuinya.

Masalah bersuci dan urusan shalat selayaknya kita mengetahuinya melalui membaca atau belajar dengan seorang ustadz secara talaqi sehingga jangan sampai seorang muslim tidak bisa membedakan shalat jamak dan qashar, atau tidak bisa membedakan antara adat dan ibadat, bahkan ada yang tidak tahu antara  syirik dan tauhid.

Betapa malangnya kita, yang diberikan Allah posisi mulia sebagai muslim tapi tidak bisa menempatkan posisi itu dengan baik, keislaman kita hanya sekedarnya saja, dianggap dengan mengucapkan dua kalimat shahadat selesai semua perkara tanpa melakukan praktek ibadah dan pengabdian yang sempurna kepada Allah.  Satu ketika datang seseorang kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam menyatakan dirinya sebagai Mukmin, artinya orang yang telah beriman, maka Rasulullah menyatakan bahwa orang itu sebagai Muslim, karena iman belum menghunjam ke hatinya, Hal itupun diungkapkan Allah dalam firman-Nya  “orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar." [Al Hujurat 49;14-16].

Agar kita tidak sekedar muslim atau muslim alakadarnya maka gunakanlah waktu untuk menimba ilmu agama melalui kajian, membaca dan  diskusi untuk menambah wawasan keislaman, karena menuntut ilmu agama merupakan kewajiban semua muslim, apakah laki-laki ataupun perempuan. Dengan menuntut ilmu agama maka dapat dipastikan seorang muslim mengetahui tentang seluk beluk agamanya, minimal hal-hal yang prinsip. Kalaulah seorang muslim itu melakukan hal-hal yang wajib ditambah dengan yang sunnah-sunnah, dia tinggalkan segala yang dilarang Allah, menjauhi syirik dan meninggalkan maksiat maka hal itu sudah dapat dipastikan dia adalah muslim yang baik.

Mumpung Allah masih memberikan waktu kepada kita dalam detik, menit, jam, hari, minggu, hingga bulan dan tahun bahkan beberapa  tahun lagi berarti Allah masih sayang kepada kita, agar kita gunakan kesempatan itu untuk membenahi diri kita sebelum ajal, memohon ampun atas segala dosa dan menuntut ilmu agama secara intensif guna mencapai derajat muslim kenuju mukmin, meraih tingkat mukmin menuju taqwa, sehingga ketika ajal datang kita sudah ada modal untuk menghadapi kehidupan yang baru yaitu alam barzakh dan akherat,  Wallah A’lam [Cubadak Solok, Jum’at  19  Rabiul Awal 1436.H/ 10 Januari 2015.M].

Artikel diatas dikirim oleh: mukhlisdenros@gmail.com 
Dipublish oleh: bagindaery.blogspot.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com