Selasa, 21 April 2015

Sisi lain: Dualisme Jilid II di Depan Mata, dari Wapres hingga KONI Sarankan Mediasi

foto: bola.kompas.com
foto: bola.kompas.com
Kabar terbaru datang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga pasca pembekuan yang dilakukan oleh pihaknya kepada organisasi tertinggi sepak bola Indonesia yaitu PSSI, Sabtu (18/4), Kemenpora berencana membentuk tim Transisi yang nantinya akan diproyeksikan memimpin organisasi PSSI yang baru.
Apa yang akan dilakukan oleh kemenpora ini sepertinya tidak akan berjalan dengan mudah, pasalnya PSSI yang saat ini diketuai oleh La Nyalla Mahmud Mataliti berencana akan mensomasi Kemenpora akibat keputusan Kemenpora yang membekukan kepengurusan PSSI di bawah pimpinannya tersebut. Pihaknya siap membawa permasalahan ini ke jalur hukum melalui Pengadilan Tata Usaha Negara, jika hingga batas waktu yang mereka tentukan Kemenpora tidak segera mencabut surat pembekuan kepengurusan PSSI tersebut. (selengkapnya baca disini)
Di sisi lain Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang diberikan mandat oleh Kemenpora untuk menjadi penyelenggara sementara kompetisi Liga indonesia akibat adanya pembekuan kepengurusan PSSI ini, justru memberikan sinyal menolak mandat yang diberikan oleh Kemenpora tersebut. Mereka beralasan, bahwa penyelenggaraan Liga atau Kompetisi bukanlah kewenangan mereka.
Ketua umum KONI, Tono Suratman menyatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya memiliki kewenangan yang terbatas, dan menjalankan kompetisi yang bersifat teknis bukanlah kewenangan mereka. Tugas utama KONI adalah mengoordinasikan seluruh induk olahraga Indonesia untuk menjalankan program sesuai dengan visi-misinya, selain itu mereka juga berkewajiban untuk menyiapkan semua atlet dalam suatu ajang atau kejuaraan seperti Sea Games atau Asian Games.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum KOI, Rita Subowo. Beliau mengatakan bahwa pihaknya menghormati dan mendukung kebijakan Pemerintah (Kemenpora), namun Rita menambahkan bahwa Kemenpora juga seharusnya mengerti bahwa PSSI selain harus tunduk pada pemerintah dan undang-undang, mereka pun memiliki International Federation sendiri (FIFA) di mana mereka juga memiliki regulasi yang juga harus ditaati. Bukan berarti harus takut pada FIFA, namun baik Pemerintah maupun PSSI hatus mematuhi aturannya jika tetap ingin menjadi anggotanya.
Ketua KONI dan KOI ini justru menyarankan agar kedua belah pihak melakukan mediasi, dialog serta pendekatan agar konflik yang melibatkan dua kubu tersebut segera berakhir. Ketua Umum KONI dan KOI juga siap untuk memediasi kedua belah pihak yang berseteru tersebut untuk segera menemukan jalan keluar terbaik untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia.
Setali tiga uang, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga yang diwawancarai oleh sejumlah media pun meminta agar kedua pihak menyelesaikan permasalahan tersebut secara baik-baik. JK yang dikabarkan batal hadir di KLB Sabtu kemarin pun membantah jika alasan ketidakhadirannya adalah karena terkait putusan pembekuan organisasi tersebut oleh Kemenpora.
Menarik untuk disimak kelanjutan perseteruan dua kubu yang sama-sama mengklaim berhak atas kepengurusan organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia ini, khususnya terkait sikap FIFA atas kisruh yang kembali terjadi di sepak bola Indonesia ini. Dualisme kepengurusan PSSI seperti apa yang terjadi beberapa tahun silam nampaknya akan kembali terjadi, jika melihat perangai dua belah pihak yang sulit untuk diajak duduk bersama ini.
Jika memang benar nantinya akan terjadi lagi dualisme kepengurusan akibat perseteruan ini, menarik disimak apa reaksi FIFA terhadap permasalahan ini, atau justru FIFA lebih memilih untuk langsung memberikan sanksi kepada Indonesia karena kisruh kepengurusan organisasi PSSI yang tak kunjung usai ini.
Yang pasti banyak dampak besar yang akan timbul jika Indonesia terkena sanksi FIFA, kita tidak bisa berandai andai atau dengan mudahnya mengatakan bahwa tidak terlalu bermasalah jika nantinya Indonesia terkena sanksi oleh FIFA, selain terancam tidak dapat mengikuti seluruh turnamen atau kejuaraan Internasional resmi di bawah naungannya baik untuk klub maupun Tim Nasional, banyak pihak atau pelaku sepak bola Indonesia yang hidupnya tergantung dari sepak bola pun akan terkena imbas dari sanksi FIFA tersebut.
Itulah kenapa sangat penting bahkan sangat wajib bagi pemerintah (dalam hal ini Kemenpora) untuk bisa melakukan koordinasi baik kepada PSSI maupun kepada FIFA jika tujuan utamanya adalah untuk kemajuan sepak bola nasional. Terlebih lagi kepada FIFA, di mana belum ada upaya signifikan dari pihak Kemenpora untuk berusaha memberikan penjelasan atau setidaknya mengomunikasikan secara langsung perihal keputusannya yang membekukan kepengurusan PSSI, serta langkahnya yang akan melakukan proses transisi terhadap kepengurusan PSSI.
Karena akan sia-sia belaka jika nantinya kepengurusan baru yang mereka bentuk ternyata tidak mendapatkan pengakuan oleh FIFA. Dan akan berpotensi menjadi polemik berkepanjangan nantinya jika ternyata FIFA lebih mengakui kepengurusan PSSI di bawah komando La Nyalla Mataliti. Dan jika sudah begini, harapan untuk memajukan sepak bola Indonesia hanya akan menjadi angan belaka, karena sepak bola Indonesia hanya akan berkutat pada pusaran konflik dan masalah.
Oleh karena itu jika proses transisi ini benar-benar akan dilakukan oleh Kemenpora, maka yang harus dilakukan oleh Kemenpora selain membentuk tim transisi kepengurusan PSSI baru, mereka juga harus membentuk tim yang tugasnya adalah berkomunikasi serta berkoordinasi langsung dengan FIFA agar langkah yang mereka lakukan saat ini bisa mendapatkan restu bahkan jika memungkinkan dapat diakomodir oleh FIFA sendiri selaku induk sepak bola tertinggi di dunia.
Apa pun itu alangkah elegan dan bijaknya jika kedua pihak baik Kemenpora dan PSSI mau dan bisa duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin ini, seperti apa yang dikatakan Ketua Umum KOI, Rita Subowo, bahwa sepak bola Indonesia harus segera diselamatkan, tidak boleh ada perpecahan lagi karena semua bisa melihat, menyelesaikan konflik dualisme PSSI di masa lalu prosesnya sangat-sangat sulit, jadi jangan sampai terulang lagi.
Salam,,,
Rujukan
Bekukan PSSI, Menpora segera surati FIFA

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2015/04/21/dualisme-jilid-ii-didepan-mata-dari-wapres-hingga-koni-sarankan-mediasi-dua-kubu-739623.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com