Kisah ini diangkat benar-benar dari Kisah Nyata Saudara Ibuku,
Monggo Disimak,,,
INTER MEZO
Saya slalu senang mendengarkan ketika orang tua sanak saudara
berkumpul, saling tegur sapa dan saling bercerita mengenai pengalaman
diwaktu muda, ada hal yang menarik pada waktu itu, dimana sepupu dari
ibuku Sebut saja Aminah Namanya..bercerita mengenai pengalamannya ketika
itu, boleh dikatakan ini merupakan pengalaman pribadi beliau, penuh
dengan misteri, penderitaan dan hampir saja membuatnya gila...
Ini merupakan kisah nyata yang saya degar dari nara sumber sendiri
dan kejadian ini dibenarkan pula oleh tetangga terdekat, saudara dekat
beliau dan orang tua dari narasumber sendiri bahkan ibuku juga
membenarkannya, mereka yang terlibat langsung dalam proses Pencarian 4 hari hilangnya Aminah dibawa Kakek Misterius.
Cerita ini dumulai kurang lebih 34 tahun yang lalu, ya 34 tahun yang
lalu karena kejadiannya bersamaan dengan lahirnya anak kedua dari aminah
sebut aja Cucu namanya dia perempuan, saat ini ia berusia kurang lebih
sekitar 34 tahun, sebenarnya dia merupakan saudara sepupuku sendiri,
karena ibuku dan ibunya Cucu yaitu Aminah adalah saudara sepupu, jadi
kalo ditelusuri cucu adalah saudara sepupu jauh saya satu uyut.
AWAL CERITA
Waktu itu Aminah kebetulan tinggal disebuah desa, secara geografis
desa itu terletak di sebelah utara kabupaten Garut dan termasuk
kecamatan tarogong kidul pada saat ini, Cibunar nama desanya, kebanyakan orang Garut pasti tau letak desa itu, boleh dikatakan Desa Cibunar
pada waktu itu masih merupakan sebuah Kampung kecil yang terletak
disudut kota Garut, sebelah timur membentang aliran sungai cimanuk ,
dari dalam desa terkesan desa itu di kelilingi oleh pesawahan dan hutan
belantara yang cukup lebat, sebuah desa terpencil yang jauh dari
keramaian dan terkesan angker, maklum pada waktu itu sekitar tahun tujuh
puluhan.
Aku masih ingat ketika usiaku menginjak 7 tahun, melihat desa yang
masih asri dengan alamnya,rumah rumah berdindingkan bilik kayu, tempat
duduk (GOLODOG) di setiap teras rumah yang beralaskan batu kali
sebesar kepalan tangan yang disusun terhampar di depan halaman rumah,
khas rumah kampung masa lalu, rimbun dengan banyak pepohonan, kebun
bambu tumbuh disana sini, hamper setiap 20 meter persegi disetiap sudut
rumah terdapat kebun bamboo dan hanya ada jalan setapak selebar 1,5
meter, jalan itulah yang menghubungkan desa cibunar dengan desa-desa
disekitarnya, jalannyapun masih tanah berlumpur, tidak seperti saat ini ,
belum ada penerangan pada waktu itu, penerangan hanya dengan
memanfaatkan Oncor (ruas bambu kering yang diisi minyak dan disumbat
dengan segumpal kain, untuk sumber nyala apinya), Oncor inilah yang
digunakan sebagi satu-satunya alat penerangan dan hampir disetiap rumah
menggunakan alat penerangan ini, oncor dipakai karena pada waktu itu
Aliran listrik belum ada.
Di desa itulah kisah Misteri hilangnya Aminah dimulai, Aminah
menikahi seorang pemuda berperawakan tegap, dan berwajah ganteng pada
masanya, nama pemuda itu Mukmin, dari pernikahannya ini mereka
dikaruniai seorang anak laki-laki sebut saja Somad namanya, usia
pernikahannya pada waktu itu sekitar 3 tahun dan anak pertamnaya berusia
kurang lebih 2 tahun, Rumah tangganyapun terkesan baik-baik saja,
Mukmin bekerja di salah satu pabrik dodol di kota Garut, hampir satu
minggu sekali Dia pulang kerumah, maklum jarak Pabrik ke desa cibunar
dimana mereka tinggal cukup jauh, kurang lebih 8 kilo meter, cukup jauh
dengan berjalan kaki pada waktu itu.
PENANTIAN
Di tahun kelima pernikahannya aminah mulai menampakan tanda-tanda
mengandung anak ke 2, dari sinilah Segala bentuk permasalahan mulai
merong-rongi aminah. tidak seperti biasanya suaminya Mukmin kini jarang
pulang, padahal Aminah sudah tidak sabar ingin menceritakan kabar
gembera kepada suaminya mengenai kehamilan keduanya, tapi suaminya belum
juga menampakan batang hidungnya, suaminya sudah dua minggu belum
pulang, “Barangkali Dia sibuk bisik aminah didalam hatinya”, kecurigaan
aminah mulai Nampak ketika suaminya pulang, raut mukanya kelihatan
ketus, raut muka yang tidak seperti biasanya, tidak ada senyum
sedikitpun di raut mukanya, “Ah barangkali ini hanya prasangkaku saja”
ucap aminah dalam hatinya, melihat raut muka suaminya Aminah belum
berani mengatakan bahwa dirinya sedang hamil, baru pada keesokan harinya
dimana suaminya mau berangkat lagi, aminah mulai memberanikan diri
bercerita kepada suaminya bahwa dirinya sedang hamil, suaminya Cuma
berkata “Berapa bulan?”, lantas aminah berkata bahwa dirinya kini
mengandung 4 bulan, dengan nada ketus suaminya berkata “ya sudah jaga
baik-baik aku mau kerja”, seperti ditampar belalai gajah, eh maaf maksud
Ane seperti menelan pil pahit, mendengar kata-kata suaminya pada waktu
itu, padahal ia berharap mendapat kecupan dan pelukan dari suaminya.
Tidak terasa kini kandungan aminah menginjak bulan ke 6, aminah
mulai diliputi perasaan tidak karuan, tidak seperti biasanya suaminya
belum pulang-pulang juga, padahal sudah 2 bulan semenjak kepergiannya,
penantian yang cukup panjang untuk seorang ibu hamil yang haus akan
belaian suaminya. diliputi oleh kebimbangan yang sangat, banyak
ketakutan yang menghantui perasaan aminah tentang suaminya, “Dimana
suamiku, mudah-mudahan dia selemat dan dalam keadaan sehat” doa aminah
didalam hati, ia selalu mendoakan yang terbaik untuk suaminya. menit
brganti jam,jam berganti hari, hari berganti bulan, sama sekali tidak
ada kabar sedikitpun mengenai suaminya, akhirnya di ujung penantian yang
cukup panjang, Aminah mengutus Kakak sepupunya Rodayat, untuk
mengunjungi suaminya dan membawanya pulang, kebetulan kakak sepupunya
tau dimana suami aminah biasa menginap.
KABAR YANG MENYAYAT HATI
Di masa penantiannya dengan penuh kecemasan akan suaminya, Aminah
mondar mandir keluar masuk rumah dengan harapan Rodayat yang diutusnya
pulang membawa suaminya, pucuk dicinta ulampun tiba akhirnya Rodayat
sepupu yang diutusnya terlihat dari kejauhan menuju arahnya, Rodayat
lantas menghampirinya, sebelum rodayar bercerita ia menasehati Aminah
agar tabah dan sabar atas kabar yang akan disampaikannya, Aminah mulai
dag-dig-dug tidak karuan, “Ada apa gerangan ucapnya” sambil mengusap air
mata yang menetes di kedua matanya, akhirnya aminah harus nerima kabar
yang sangat menyayat hati, bahwa suaminya Berencana Mau kimpoi lagi
dengan Wanita idaman barunya, Seperti disambar petir, Aminah tersungkur
tak sadarkan diri dalam pangkuan sepupunya, Sungguh Naas nasib Aminah,
wanita dalam keadaan hamil 7 bulan yang seharusnya mendapat belaian
kasih sayang dari dan dimanja suaminya, ternyata disakiti tanpa perasaan
dasar Suami tak bertanggung jawab, “Bentaku dalam hati ketika mendengar
cerita ini”.
PROSES KELAHIRAN ANAK KE 2 AMINAH
Sehari setelah mendengar kabar tak sedap mengenai suaminya, aminah
banyak menyendiri melamun, sambil mengusap air mata yang menetes di
pipinya, kadang keluar rumah dengan tatapan yang kosong, disapapun
kadang dijawabnya kadang tidak, orang tuanyapun ikut prihatin dan
menagisi nasib anaknya aminah, orangtuanya Cuma bisa mendoakan yang
terbaik dan kadang berucap sambil meneteskan air mata(Cing sabar Minah
(sapaan buat aminah), cing loba ngadoa, mudah-mudahan salaki maneh teh
dibaliken hatena ku Allah artinya : yang sabar minah banyak berdoa
mudah-mudahan suami kamu dibalikan hatinya oleh Allah), sambil ngusap
kepala aminah, sungguh hari-hari yang menyakitkan bagi aminah, karena
sampai saat itu suaminya belum juga datang untuk menjenguknya, Aminah
hanya bisa melamun dan melamun saja.
Hari berganti minggu-minggu berganti bulan, Menjelang Magrib
kira-kira pukul 6.30 sore, akhirnya Tanda-tanda kelahiran anak keduanya
mulai terasa, Orang tuanya sadar bahwa anaknya akan melahirkan, dengan
sigap orangtunya memanggil Paraji (Dukun Beranak) ma Odah namanya, yang
sudah siap sedia menunggu, Aminah yang saat itu berada dalam lamunan,
hati yang tersayat karena suaminya akhirnya melahirkan seorang anak
perempuan, yang saat ini bayi itu adalah CUCU usianya kurang lebih 34
tahun saat ini.
SIAPA KAKEK YANG MENGGENDONG AMINAH ?
Disinilah perjalanan misterius aminah dimulai!
Proses
Kelahiran yang cukup melelahkan, darah segar yang menempel pada sinjang
(rok kebaya) yang masih dipakainya terlihat kental mongering memudarkan
warna asli kebaya yang berwarna kuning kecoklatan, Tidak ada raut muka
bahagia di wajah aminah saat bayinya lahir, dia masih tetap melamun,
sepertinya lamunannya masih tetap pada suaminya, padahal proses
kelahirannya tidak didampingi oleh suaminya, suaminya sepertinya lepas
tanggung jawab atas aminah dan anak yang dilahirkannya.
Sementara
orang tua dan orang-orang disekitarnya sibuk mengurusi bayinya, aminah
pelan-pelan bangkit, dan turun dari ranjang persalinan, darah segar
masih keluar dari rahimnya, tanpa sepengetahuan orang-orang
disekitarnya, aminah dalam keadaan setengah sadar, dengan tatapan kosong
keluar meninggalkan rumah, padahal Hari sudah mulai berganti gelap ,
dekat ke waktu magrib pada waktu itu , hanya satu tujuan Aminah, ia
berniat untuk mengunjungi suaminya, Ntah apa yang merasuki Aminah, baru
selesai melahirkan, fikiran tidak karuan, hanya ada satu di hatinya, dia
hanya ingin Suaminya.
Darah berbau Amis sisa persalinan sepertinya masih menetes dari
rahimnya, aminah berjalan terhunyung-hunyung menyusuri jalan setapak
berlumpur yang menghubungkan desa cibunar dengan desa yang lainnya,
dipersimpangan jalan dengan kebun bamboo yang jarang dilewati orang
(saya dapat informasi dari Aminah sendiri), dalam keadaan setengah
sadar, dah fikiran yang kosong aminah berpapasan dengan seorang
Kakek-kakek, kemudian kakek itu menyapanya (Aduh deu-deuh teuing incu
Aki yap Kadieu ku aki di akod) artinya (“Duh Kasihan cucu kakek, sini
Cu, sambil memberikan punggungnya untuk dinaiki), Aminah lantas menuruti
dengan menaiki punggung si kakek untuk di gendong
http://www.kaskus.co.id/thread/5281118ef7ca178b56000007/kisah-nyata-misteri-4-hari-hilangnya-aminah-dibawa-kakek-misterius/1
KEADAAN BAYI AMINAH DAN KELUARGANYA
Tepat Dihari dimana Aminah menghilang, orang tua dan saudara-saudara
aminah kalang kabut dengan dihinggapi perasaan GALAU yang sungguh
EXTRIM, mereka tidak tinggal diam terus berusaha untuk mencari aminah,
dicarinya aminah kesana-kemari tetapi sialnya pencarian mereka pada sore
itu tidak membuahkan apa-apa. orang tuanya sangat khawatir terhadap
keadaan aminah, apalagi pada waktu itu santer dengan mitos penduduk
setempat, bahwa sangat dilarang orang yang baru melahirkan keluar rumah
pada waktu menjelang Magrib, mengingat darah persalinan yang masih
menetes, masih tercium bau Amis, konon katanya bisa mengundang Mahluk
GHAIB sebangsa JIN untuk mengganggunya.
Gelap gulita mulai menyelimuti kampong kecil itu, Keluarga aminah pada
waktu itu dibantu dengan tetangga terdekat, Pak Osin sebagai Kepala team
pencarian pada waktu itu, terus berupaya mencari aminah, dengan bantuan
penerangan Oncor seadanya mereka berupaya terus melakukan pencarian,
pencarian pun dilanjut untuk menelusuri desa cibunar, sudut demi sudut
di telusuri kebun-kebun bambu di masuki sambil berteriak “Aminah- Aminah
dimana….” kata-kata itulah yang terdengar saling bersahutan diantara
mereka, mereka hanya berharap bisa menemukan aminah dimanapun ia berada.
Sementara tetangga dan keluarga aminah sedang melakukan pencarian, Di
rumah, bayi Aminah yang berada dalam gendongan neneknya terus merengek
menangis dan terus menangis, mengisi keheningan malam yang mulai gelap
gulita, kasihan bayi itu, bayi mungil yang seharusnya mendapatkan air
susu dan kehangatan belaian ibunya di hari pertama dia ada didunia,
hanya bisa pasrah dengan takdirnya, setiap kali bayi itu menangis,
keluarga Aminah hanya bisa memberinya tetesan air teh manis, maklum pada
waktu itu susu DANCOW sulit diwilayah dimana aminah tinggal apalagi GSM
kagak ada brow pada waktu itu.
Hari Pertama
Pertemuan aminah dengan si kakek membawanya ke sebuah perjalanan yang
sulit dimengerti oleh nalar manusia pada umumnya, dihari dimana aminah
bertemu si kakek untuk hari pertama, ia dibawa kesebuah sumber mata air,
Mata air Cibungur namanya, begitu orang sekitar menyebutnya, ntah apa
yang ada dibalik nama tempat itu Bungur artinya Violet, Ci artinya air ,
air tersebut ada di daerah ujung Selatan desa Cibunar, agak sedikit
seperti lembah tetapi tidak terlalu dalam, terletak di dalam hutan yang
rimbun dengan pohon bamboo yang menjuntai, tempat itu tidak terlalu jauh
kurang lebih 50 meter dari pemukiman sekitar, Cuma jalan setapak agak
menurun untuk menuju tempat tersebut, sumber mata air itu dimanfaatkan
oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi cuci kakus di siang hari,
sebenarnya keluar air tersbut karena ada pohon KIARA (gak tau bahasa
indonesianya pohon apa ya pokoknya masyarakat menyebutnya Pohon KIARA) ,
sangat besar, kurang lebih ukurannya sebesar 3 ekor kerbau, pohon itu
kelihatan angker dengan sebagian akar-akarnya seukuran betis orang
dewasa terlihat menembus tanah, dari bawah pohon itu keluar mata air
sebesar ibu jari kaki, masyarakat menampung air tersebut dengan membuat
bendungan seluas 4x 3 meter tepat dibawah pohon besar itu, Menurut
penduduk setempat air tersebut keluar karena ada pohon besar itu, jika
pohon itu ditebang, maka airpun akan mongering katanya. tepat di bawah
phon besar itulah aminah tinggal di hari pertama aminah di bawa oleh si
kakek.
Perasaan aminah pada waktu itu tidak bisa dejelaskan, dia Cuma sadar itu
adalah malam hari, dan dia sadar dia ada didalam hutan, tidak ada
penerangan, tetapi tidak ada perasaan takut sama sekali, Kedua
Payudaranya mulai membengkak dan terasa berat ingin sekali ia menyusui
anaknya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya terpaku, seperti berada
dalam pengaruh hipnotis, dan hanya si Kakek yang ada disampingnya.
dalam keadaan aminah terpaku diam tidak bisa bertindak apa-apa, aminah
sadar pada waktu itu ia mendengar sayup-sayup dari kejauhan
teriakan-teriakan orang-orang yang memanggil namanya,
Minah-Minah…Minah-Minah…, suara tersbut perlahan tapi pasti mendekati
aminah, Minah…Minah…suara tersebut kedengaran dengan jelas oleh Aminah,
tepat didepan aminah kurang lebih berjarak 4 meter di kegelapan malam
aminah melihat percikan cahaya-cahaya Oncor melintasi jalan setapak yang
ada didepannya, Aminah dengan jelas melihat Pak Osin dan beberapa orang
lainnya yang pada saat itu melakukan pencarian, lewat tepat
dihadapannya, meskipun begitu mereka sepertinya tidak bisa melihatnya,
Aminah pada waktu itu bermaksud ingin menanyakan kabar Bayinya pada
mereka, mulutnya terasa terkunci, tidak bisa berteriak, tidak bisa
beranjak, padahal ingin sekali hatinya menanyakan kabar bayi yang
dilahirkannya, ia tidak bisa berbuat apa-apa, pelan-pelan tapi pasti
akhirnya team pencarian mulai menjauhi lokasi dimana aminah berada,
Hanya Aminah dan si kakeklah yang tidak bernjak dari tempat itu, si
kakek kemudian berucap (“UCu Isukmah Urang pindah tidieu, Isukmah Urang
Ka Cilamping jeung aki” Artinya : Cucuku besok kita akan menuju
cilamping.) Cilamping adalah nama tempat sumber mata air berikutnya yang
akan dikunjungi aminah dengan si kakek, Aminah hanya bisa Mengangguk.
http://www.kaskus.co.id/post/528341d2feca172c22000008#post528341d2feca172c22000008
Hari Kedua
Tidak terasa Malampun berganti Siang, Aminah belum
Kunjung ditemukan, ini adalah hari kedua dimana ia menghilang, Di
rumah, bayi aminah terus merengek, hanya tangisan dan tangisan yang
mengisi kesunyian ruangan rumahnya, dihari tersebut bayi itu akhirnya
mendapatkan tetesan susu, susu itu kebetulan dari saudara aminah yang
terpaksa membelinya ke daerah kota, karena merasa kasihan dan khawatir
atas kondisi bayinya, akhirnya bayi itu mendapatkan tetesan susu untuk
pertama kalinya.
Dihari kedua ini, di siang hari dilokasi dimana Aminah berada, Ia hanya
bisa tidur dan tidur, kadang dia terbangun, Sepertinya kakek yang
menemaninya tadi malam tidak lagi terlihat disampingnya, Ntah kemana,
Tapi Aminah tetap masih dalam kondisinya, masih seperti ada dalam
pengaruh hipnotis, ia tidak bisa beranjak dan tidak bisa berbuat
apa-apa, Siangpun Mulai Berganti malam, si kakek yang tidak tampak
akhirnya muncul lagi disampingnya, ntah dariman datangnya, si Kakek pada
waktu itu berniat ingin melanjutkan perjalanannya, menuju tempat ke dua
Cilamping namanya, dengan digendong sama si Kakek dalam keadaan Aminah
ingat tidak ingat akhirnya mereka Beranjak dari lokasi itu menuju
CIlamping, sampailah mereka ditempat tujuan.
Sudah 2 hari ia menghilang, tanpa ia sendiri mengerti, malam kedua ini
Ia berada di Cilamping, tempat lokasi mata air berada, mata air tersebut
menetes diantara bebatuan cadas yang membentuk dinding curam
disekitarnya, memang Lokasi ini cukup jau dari pemukiman, dan berada
disebuah lembah cukup dalam dari permukaan desa cibunar, pada siang hari
hanya ada beberapa orang saja yang beraktifitas mandi cuci kakus
ditempat ini, malam hari tidak pernah ada orang yang berani yang lewat
pada tempat ini, karena mungkin harus melalui jalan setapak lewat kebun
bamboo yang cukup rindang, ditambah dengan turunan yang cukup curam
untuk melaluinya dan persis disampingnya adalah jurang yang cukup dalam
dan rimbun dengan pepohonan, jurang tersebut mengarah kepada aliran
Cimanuk yang membentang dari arah utara ke selatan.
Ditempat sekarang aminah berada aminah seperti biasa hanya bisa berdiam
terpaku bersama sang kakek di sampingnya, Ia pada malam itu merasa lapar
yang sangat, karena hampir satu hari penuh ia tidak makan, Saking tidak
kuatnya menahan lapar akhirnya aminah meminta Makan sama Si Kakek,
“Aduh Kek Lapar!” ucapnya, si kakek kemudian menawarkan potongan makanan
kepadanya, Makanan yang dikasih si kakek tidak seperti makanan pada
Umumnya, Katanya makanan itu berwarna hitam kemerahan sama seperti
Potongan Genteng yang sudah Kusam kurang lebih berukuran sebesar 3 jari
orang dewasa, Seperti itulah makanan yang dikasih sikakek, Karena lapar
tanpa berfikir panjang akhirnya makanan tersebut sampai kemulutnya,
Tidak berasa apa-apa ketika menyantap makanan itu rasanya tawar, Anehnya
setelah Habis melahap makanan tersebut Aminah merasa Cukup Kenyang dan
tidak merasa haus. malam mulai berganti siang, diamatinya sikakek tidak
lagi ada disampingnya, sepertinya dia menghilang atau pergi untuk
sementara, tapi keadaan aminah pada waktu itu masih tetap seperti
hari-hari sebelumnya, tidak bisa berbuat apa-apa dan yang bisa ia
kerjakan hanyalah diam terpaku dan tidur.
Hari ketiga
Tidak terasa sudah hari ketiga Aminah belum juga ditemukan, keluarga
aminah masih terus diliputi oleh keadaan panic tidak karuan, memikirkan
kondisi anaknya yang belum diketahui rimbanya. Akhirnya atas inisiatif
tetangga-tetangga terdekat, keluarga Aminah diminta untuk mencari Orang
pintar, mereka berpendapat barangkali hilangnya aminah karena ada campur
tangan mahluk Ghaib sebangsa JIN yang menculiknya.
Keluarga Aminah pada waktu itu langsung merespon inisiatif salah seorang
tetangganya, ia mencari orang pintar untuk membantunya, Dari orang
keorang dia tanyakan mengenai orang yang kira-kira mampu untuk
menolongnya, sampai pada akhirnya Dia ditunjukan kesebuah rumah, tidak
terlalu bagus, rumah panggung yang sedehana, dengan bilik kayu yang
digunakan sebagai dinding rumahnya, rumah tersebut masih berada di
wilayah Cibunar. Mang Upis nama pemilik rumah itu sosoknya tidak terlalu
tinggi juga tidak terlalu gemuk dan gemar memakai peci, sebagian
rambutnya sudah ditumbuhi uban, hitam kulitnya, maklum mang upis hanya
seorang buruh tani dan seorang peternak Domba, Mang upis sebenarnya
bukan Orang pintar tapi Dia adalah orang yang tau persis siapa yang bisa
menolong keluarga Aminah dari musibah yang sedang dihapinya, mang upis
hanyalah perantara yang nanti akan menghubungkan keluarga aminah dengan
orang pintar yang dimaksud.
Tibalah Kluarga aminah ke rumah mang Upis, kebetulan pada hari itu Mang
upis sedang ada dirumah, detuminya mang Upis, keluarga aminah
menceritakan dan hendak bermaksud mencari orang yang mampu mengatasi
masalahnya, sepertinya tidak perlu panjang lebar, Mang Upis sudah
mengerti mengenai maksud kedatangan keluarga Aminah, Mang upis dengan
rendah hati akan membantu untuk menemui orang yang bisa menolong
memcahkan masalah yang sedang dihadapi keluarga Aminah, tidak menunggu
lama setelah kepergian tamunya mang Upis langsung beranjak dari tempat
duduknya untuk menemui Orang pintar yang dimaksud, tidak lupa dengan
pecinya mangupis berjalan menusuri jalan setapak menuju desa tetangga
yang berjarak 4 kilo meter dari rumahnya, mang upis sepertinya sudah tau
persis Rumah tempat orang pintar tersebut berada, Yak arena memang
orang pintar tersebut adalah masih saudara dekatnya, Mbah Ukon nama
orang pintar itu, pria usia 70 tahun yang berperawakan tinggi dan kurus,
dengan tatapan mata yang sayu, rambutnya sudah kelihatan putih tetapi
posturnya masih kelihatan segar walaupun usianya sudah tidak muda lagi.
Setibanya mang upis dirumah Mbah Ukon, mang upis kemudian menceritakan
detail kejadiannya dari awal sampai aminah hilang dan masih belum
ditemukan sampai saat ini, Mbah ukun mengangguk tandanya mengerti, Mbah
ukon terdiam sejenak memejamkan mata dan mulai berfikir, ntah apa yang
sedang dilakukannya, sampai pada akhirnya Mbah ukon berpesan melalui
Mang Upis agar keluarganya menyediakan Kemenyan Madat, kemenyan yang
warnanya Hitam,dan baunya khas seperti kemenyan pada umumnya, katanya
hanya dengan kemenyan inilah Aminah bisa ditemukan itu juga kalau tidak
terlambat gumamnya, beliau juga berpesan akan segera menemui keluarga
Aminah untuk mulai mencarinya.
Sementara keluarga Aminah sibuk dengan urusannya, Aminah masih berada di
lokasi yang tidak bisa ditemukan, siangpun tidak terasa mulai berganti
malam, si kakek yang tadinya tidak kelihatan batang hidungnya sudah
berada disampingnya, di malam ini Sikakek berencana membawanya ke sumber
mata air berikutnya, mata air itu terletak dilembah yang cukup dalam,
orang sekitar menyebutnya Cinyusu, masyarakat sekitar kadang menggunakan
sumber air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari Aminah kemudian dibawa
oleh si kakek ke sumber air tersebut, seperti biasa tidak ada yang bisa
dilakukan Aminah dia hanya bisa menuruti apa yang diperintah sikakek,
dan setiap kali ia lapar, ia akan dikasih sepotong makanan sama seperti
hari-hari berikutnya, dengan memakan makanan itu ia akan merasa kenyang
dan tidak merasa haus lagi.
Hari Keempat
Keluarga aminah sudah dapat kabar dari mang upis untuk menyediakan
syarat-syarat yang harus dipenuhi, syarat-syaratnya pun sepertinya sudah
disediakan, segenggam menyan madat warna hitam lengkap dengan tempat
pembakarannya, tidak ditunggu lama, pada hari keempat ini tepatnya di
siang hari, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, dia adalah Mbah
Ukon dengan pakaian hitam dan memakai peci hitam, datang dengan mang
Upis untuk menemui keluarga Aminah, setelah merka berkumpul, mbah ukon
kemudian meminta syarat yang dimaksud, kemenyanpun mulai dibakarnya,
mbah ukon kemudian memejamkan mata, komat-kamit melapalkan kata-kata
yang sulit dimengerti karena memang suaranya tidak terlalu keras.
Mbah ukon akhirnya membuka matanya, dengan suara yang sedikit parau mbah
ukon berkata, alhamdulilah belum terlambat, nanti sore antar saya
keperbatasan desa cibunar dengan desa sekitarnya, waktu yang ditunggupun
akhirnya tiba, Mbah ukon ditemani sama Mang upis dan keluarga Aminah
akhirnya menuju lokasi yang dimaksud, Ciraja nama lokasinya, lokasi
tersebut terletak bertepatan dengan jalan setapak yang sering di lalui
orang untuk keluar dari desa cibunar, ketika masyarakat cibunar menuju
kota garut jalan inilah yang dijadikan alternative untuk menuju Garut
kota. jalannya sedikit menurun, pohon bamboo dan kayu yang ada di
samping kiri dan kanannya, jalannya cukup terjal dan berlumpur dikala
musim hujan. Sampailah mereka dilokasi yang dimaksud, Mbah ukun akhirnya
duduk bersila dan mulai menyalakan kemenyan untuk kedua kalinya, sambil
komat-kamit selang beberapa saat, akhirnya Aminah yang dicari
Menampakan diri kurang lebih 10 meter berada didepannya, pakainnya kucel
dan posisinya sedang tersungkur di atas rerumputan kering dibawah pohon
bambu, ia dalam keadaan pingsan. Mbah ukon berkata tadi ada sosok
kakek-kakek sedang menemani Aminah tepat berada disampingnya, Katanya
kakek-kakek yang menemani aminah lari terbirit-birit kabur karena
ketakutan.
Lantas sebenarnya Siapa kakek-kakek itu?, Mbah ukon menjelaskan bahwa
kakek-kakek itu adalah jelmaan sebangsa Jin, Dia merasa kasihan kepada
Aminah dan bermaksud akan menikahinya. seandainya pada waktu itu
terlambat, Aminah tidak akan bisa lagi ditemukan. Mengutif dari
informasi aminah setelah ditemukannya, bahwa ia pada hari keempat itu ,
akan dibawa oleh si kakek menuju daerah Laut kidul wilayah Pameungpeuk
Kabupaten Garut.
Mbah ukon Cuma berpesan jangan Keluar diwaktu Menjelang Magrib untuk
Ibu-ibu yang baru saja melahirkan,karena masih bau amis darah yang akan
memancing mahluk halus untuk mendekatinya, juga jangan banyak lamunan.
mungkin pada waktu itu Kampung dimana Aminah tinggal masih GEUEUMAN
(angker maksudnya), tapi sekarang sudah ramai.
Alhamdulilah Aminah Akhirnya ditemukan, lantas bagaimana dengan
suaminya, Suaminya tidak jadi menikah, karena ketika itu ada salah satu
saudara aminah yang bekerja di departemen agama, mengabari KUA untuk
tidak menikahkan pria yang bernama MUKMIN karena dia sudah beristri,
Sampai sekarang aminah hidup senang bersama keluarganya, dengan kisah yang tidak mungkin bisa ia lupakan.
TERIMA KASIH AGAN & AGANWATI SUDAH MEMBACA
Cerita ini adalah kisah nyata dengan tidak mengurangi alur cerita yang
sebernarnya, hanya sedikit dimodifikasi dalam cara penyampaiannya.
sebenarnya masih banyak cerita yang serupa dengan kasus yang berbeda,
bahkan ada anak kecil usia 10 tahun sampai sekarang sudah 3 tahun belum
ditemukan,
kemudian kakak kelas saya sendiri dulu waktu saya kelas 5SD ada yang
mengajak diwaktu Subuh, karena berencana ada acara masak-masak bareng
itu sudah direncanakan, ternyata yang mengajak bukan temannya melainkan
mahluk gaib yang menyerupai temannya, Sempat Hilang Akhirnya ditemukan
Barangkali Agan aganwati disini ada kisah serupa silahkan share.....
http://www.kaskus.co.id/post/52833f04f7ca17ed20000009/1#post52833f04f7ca17ed20000009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com