Selasa, 21 Januari 2014
Astaga! Siswi SMP Diperkosa di Kebun Jati Saat Istirahat Sekolah
SRIPOKU.COM, JEMBER - Seorang siswa kelas IX sekolah menengah pertama (SMP) berinisial M di Kecamatan Sumberjambe, Jember, Jawa Timur, menjadi korban perkosaan. Pelaku perkosaan adalah FR, asal Desa Rowoasri, Kecamatan Sumberjambe, Jember.
Peristiwa itu bermula saat korban yang masih berada di sekolah janjian untuk bertemu dengan pelaku melalui pesan pendek (SMS).
"Jadi, saat jam istirahat, pelaku menjemput korban di sekolahnya, kemudian dibawa ke sebuah kebun pohon jati di daerah Sumberjambe," terang KBO Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Jember, Inspektur Satu Suhartanto, Selasa (21/1/2014).
Tiba di kebun tersebut, pelaku dan korban menggelar pesta minuman keras (miras) oplosan hingga korban mabuk berat.
"Miras tersebut sudah disiapkan pelaku sebelumnya. Jadi, saat mabuk itulah korban disetubuhi oleh pelaku," jelas Suhartanto.
Peristiwa itu terungkap saat korban mengadu kepada orangtuanya dan mereka langsung melapor ke Polres Jember. "Untuk pelaku sudah kami tangkap dan kini sudah ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," pungkas dia.
Tips Merawat Tabung Gas: Agar Aman, Rawat Tabung Gas Anda
Semenjak Pemerintah menetapkan kebijakan penggantian kompor
minyak dengan gas, sebagian bangsa ini merasa khawatir yang tinggi akan
ledakan tabung gas yak kerap terjadi akibat kebocoran tabung.
Sebetulnya
jika kita rutin dan mengikuti penyuluhan yang diberikan, mengenai cara
memasang, memeriksa dan merawat tabung gas dengan benar, maka terjadinya
ledakan pada gas bisa kita hindari. Berikut cara merawat tabung gas
dengan benar.
1. Periksa kelengkapan dan
bagian-bagian kompor gas yang sudah terpasang pada saat awal pemasangan.
Seperti selang, regulator apakah sudah terpasang sempurna. Perhatikan
juga kondisinya apakah masih layak pakai atau memang sudah harus
diganti.
2. Sebelum menyalakan kompor untuk mendeteksi bila terdapat kebocoran.
3.
Gunakan regulator otomatis yang aman dan berlisensi yang berfungsi
mengatur secara otomatis bila pemantik pada kompor dihidupkan. Jika ada
suara mendesis itu tandanya regulator dalam keadaan tidak baik, dan
sewaktu memperbaiki kompor harus dalam keadaan mati.
4.
Rutin membersihkan bagian-bagian penting pada kompor seperti tempat
keluarnya api, bersihkan juga bagian badan kompor lainnya untuk
menghindari terjadinya kerak dan bau.
Gunkan
kain basah dan sabun lalu keringkan, pada kompor yang memiliki
panggangan.Rendam besi kompor dalam air panas yang telah dicampur sabun
cuci cair atau karbol, gunakan sikat plastik untuk bagian yang
bergerigi.
5. Pilihlah tabung gas yang masih
dalam keadaan baik, tabung yang bagian bawahnya berkarat sebaiknya
dihindari karena lebih kritis terhadap bahaya kebocoran. (perempuan.com)
Tips dan Cara Memilih Tabung Elpiji 3 KG yang Aman
Beberapa hari terakhir kita sering
mendengar dan melihat berita di media tentang ledakan tabung elpiji. Tak
kurang dari 5 kali berita yang saya dengar tentang ledakan elpiji
selama seminggu terakhir. Kebanyakan yang meledak adalah tabung yang
berisi 3 kg dan 12 kg. Muncul dugaan bahwa tabung elpiji 3 kg tidak
memnuhi standar keamanan yang berlaku. Namun Pertamina memastikan bahwa
tabung elpiji 3 kilogram yang dipakai untuk subsidi konversi bahan
bakar minyak ke gas telah memenuhi syarat mutu.
- Lingkaran merah di sekitar neck ring dengan lebar pengecetan 20 + 1mm
- Emboss logo Pertamina
- Lambang LPG Pertamina
- Sablon pada sisi hand guard
- Sablon bulan dan tahun uji selanjutnya
6. Lakukan pemeriksaan tabung elpiji 3 kg sebelum digunakan:
a. Pastikan segel/security seal cap dalam keadaan baik.
b. Pastikan tersedia inner seal pada valve
c. Pastikan tidak ada kebocoran pada body tabung (contoh: pada bagian las)
d. Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan tabung dan valve.
e. Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan tabung dan regulator.
f. Pastikan bahwa rubber seal dalam keadaan baik.
http://www.rickyeka.com/tips-memilih-tabung-elpiji-3-kg-yang-aman.html
Memang tidak semua tabung elpiji lolos
dari pengawasan pertamina, sehingga ada beberapa tabung yang memang
tidak layak untuk dipakai. Disini saya akan memberikan tips tentang
ciri-ciri tabung elpiji 3 kg yang aman. Berikut detailnya :
1. Penampilan visual secara umum (harus tampak mulus dan tidak mengalami kerusakan/penyok)
2. Pemasangan valve, sisa ulir valve yang tampak adalah 3-5 ulir.
3. Rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (harus halus dan mulus).
4. Mutu pengelasan baik (tidak terdapat cacat: undercut, pin hole atau retak)
2. Pemasangan valve, sisa ulir valve yang tampak adalah 3-5 ulir.
3. Rigi-rigi (bentuk permukaan) hasil las baik (harus halus dan mulus).
4. Mutu pengelasan baik (tidak terdapat cacat: undercut, pin hole atau retak)
5. Mutu petandaan/penandaan tabung baik:
a. Penandaan pada sisi hand guard dengan stamping
- diproduksi untuk Pertamina
- kode produksi pabrikan dan nomor seri
- water capacity
- tara weight
- test pressure
- bulan dan tahun pembuatan
- penandaan SNI pada produk (stamping)
b. Sablon dan emboss pada badan tabunga. Penandaan pada sisi hand guard dengan stamping
- diproduksi untuk Pertamina
- kode produksi pabrikan dan nomor seri
- water capacity
- tara weight
- test pressure
- bulan dan tahun pembuatan
- penandaan SNI pada produk (stamping)
- Lingkaran merah di sekitar neck ring dengan lebar pengecetan 20 + 1mm
- Emboss logo Pertamina
- Lambang LPG Pertamina
- Sablon pada sisi hand guard
- Sablon bulan dan tahun uji selanjutnya
6. Lakukan pemeriksaan tabung elpiji 3 kg sebelum digunakan:
a. Pastikan segel/security seal cap dalam keadaan baik.
b. Pastikan tersedia inner seal pada valve
c. Pastikan tidak ada kebocoran pada body tabung (contoh: pada bagian las)
d. Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan tabung dan valve.
e. Pastikan tidak ada kebocoran pada sambungan tabung dan regulator.
f. Pastikan bahwa rubber seal dalam keadaan baik.
http://www.rickyeka.com/tips-memilih-tabung-elpiji-3-kg-yang-aman.html
Tips dan Cara Mencegah Agar Tabung Elpiji (LPG) Pertamina Tidak Meledak
Banyak orang takut untuk menggunakan tabung Elpiji (LPG) dari pertamina, khususnya tabung yang berukuran 3kg. Hal ini bukan tanpa alasan, beberapa waktu yang lalu seringkali diberitakan bahwa tabung ukuran tersebut sering meledak.
Sebenarnya, apapun jenis atau ukuran tabung gas yang digunakan bila tidak dilakukan dengan hati-hati dan benar saat pemasangan maka bisa jadi menyebabkan tabung gas meledak.
Jika anda adalah salah satu pengguna kompor gas namun takut menggunakan tabung gas ukuran 3 kg karena khawatir akan meledak. Berikut ini tips cara aman agar tabung tidak meledak saat anda gunakan.
Bagian Tabung
Pastikan tabung terlihat mulus dan kondisi baik, tidak peyok, keropos, berkarat >60 % bagian tabung.
Periksa bagian sambungan rigi-rigi las apakah kondisinya baik atau tidak.
Mutu pengelasan baik.
Pastikan penandaan pada fisik tabung gas diantaranya : diproduksi oleh pertamina, kode produksi, nomor seri jelas, bulan dan
tahun pembuatan tabung, penandaan SNI pada tabung, logo pertamina
Pastikan kondisi segel dalam kondisi sangat baik
Pastikan tersedia inner seal pada valve
Pastikan rubber seal dalam kondisi baik. (tidak keras, rata, tidak pecah)
Pastikan tidak ada kebocoran pada fisik tabung, sambungan tabung dengan valve, sambungan tabung dan regulator.
Pastikan membeli tabung gas di Agen resmi Pertamina yang sudah bersertifikasi.
Bagian Kompor Gas, Selang dan Regulator
Gunakan Kompor Gas yang berkualitas sangat baik
Gunakan Selang yang berkualitas karet baik.
Gunakan Regulator yang berkualitas sangat baik, sekarang sudah ada regulator yang mempunyai kunci pengaman otomatis akan menutup jika terjadi kebocoran.
Pastikan sambungan selang dengan kompor gas dan regulator terpasang rapat dan kuat.
Ganti secara berkala selang dan regulator (6 bulan – 1 tahun)
Bersihkan secara berkala kompor Gas
Demi Keamanan tidak ada ruginya merogoh kantong untuk membeli kompor gas,selang dan regulator yang berkualitaas baik.
Bagian Peletakan Tabung Gas Elpiji
Pastikan dapur / ruangan dimana anda meletakkan tabung gas memiliki sirkulasi / ventilasi udara yang sangat baik, sehingga jika terjadi kebocoran tanpa sepengetahuan kita gas dapat segera keluar.
Jika perlu pasang ventilator pada dapur atau ruang dimana sirkulasi udara sangat dibutuhkan. Hal ini untuk mempercepat keluarnya gas jika terjadi kebocoran.
Ketika anda datang dari bepergian, jangan menyalakan lampu, atau alat listrik terlebih dahulu. Dahulukan untuk membuka pintu dan jendela dan tunggu beberapa menit. Agar udara didalam ruangan dapat mengalir keluar. Banyak kasus meledaknya tabung gas elpiji dikarenakan terjadi kebocoran dalam waktu lama dan gas tidak dapat keluar, ketika kita menyalakan lampu atau alat listrik lainnya percikan arus listrik akan sangat mudah menyulut ledakan.
http://www.inicaraku.com/tips-cara-mencegah-agar-tabung-elpiji-lpg-pertamina-tidak-meledak.html
Sebenarnya, apapun jenis atau ukuran tabung gas yang digunakan bila tidak dilakukan dengan hati-hati dan benar saat pemasangan maka bisa jadi menyebabkan tabung gas meledak.
Jika anda adalah salah satu pengguna kompor gas namun takut menggunakan tabung gas ukuran 3 kg karena khawatir akan meledak. Berikut ini tips cara aman agar tabung tidak meledak saat anda gunakan.
Bagian Tabung
Pastikan tabung terlihat mulus dan kondisi baik, tidak peyok, keropos, berkarat >60 % bagian tabung.
Periksa bagian sambungan rigi-rigi las apakah kondisinya baik atau tidak.
Mutu pengelasan baik.
Pastikan penandaan pada fisik tabung gas diantaranya : diproduksi oleh pertamina, kode produksi, nomor seri jelas, bulan dan
tahun pembuatan tabung, penandaan SNI pada tabung, logo pertamina
Pastikan kondisi segel dalam kondisi sangat baik
Pastikan tersedia inner seal pada valve
Pastikan rubber seal dalam kondisi baik. (tidak keras, rata, tidak pecah)
Pastikan tidak ada kebocoran pada fisik tabung, sambungan tabung dengan valve, sambungan tabung dan regulator.
Pastikan membeli tabung gas di Agen resmi Pertamina yang sudah bersertifikasi.
Bagian Kompor Gas, Selang dan Regulator
Gunakan Kompor Gas yang berkualitas sangat baik
Gunakan Selang yang berkualitas karet baik.
Gunakan Regulator yang berkualitas sangat baik, sekarang sudah ada regulator yang mempunyai kunci pengaman otomatis akan menutup jika terjadi kebocoran.
Pastikan sambungan selang dengan kompor gas dan regulator terpasang rapat dan kuat.
Ganti secara berkala selang dan regulator (6 bulan – 1 tahun)
Bersihkan secara berkala kompor Gas
Demi Keamanan tidak ada ruginya merogoh kantong untuk membeli kompor gas,selang dan regulator yang berkualitaas baik.
Bagian Peletakan Tabung Gas Elpiji
Pastikan dapur / ruangan dimana anda meletakkan tabung gas memiliki sirkulasi / ventilasi udara yang sangat baik, sehingga jika terjadi kebocoran tanpa sepengetahuan kita gas dapat segera keluar.
Jika perlu pasang ventilator pada dapur atau ruang dimana sirkulasi udara sangat dibutuhkan. Hal ini untuk mempercepat keluarnya gas jika terjadi kebocoran.
Ketika anda datang dari bepergian, jangan menyalakan lampu, atau alat listrik terlebih dahulu. Dahulukan untuk membuka pintu dan jendela dan tunggu beberapa menit. Agar udara didalam ruangan dapat mengalir keluar. Banyak kasus meledaknya tabung gas elpiji dikarenakan terjadi kebocoran dalam waktu lama dan gas tidak dapat keluar, ketika kita menyalakan lampu atau alat listrik lainnya percikan arus listrik akan sangat mudah menyulut ledakan.
http://www.inicaraku.com/tips-cara-mencegah-agar-tabung-elpiji-lpg-pertamina-tidak-meledak.html
Makna Di Balik Kisah: Belajar ikhlas dari tukang parkir
Apakah kamu mengira bahwa bekerja
menjadi tukang parkir merupakan sebuah pekerjaan rendahan yang tidak
menghasilkan apa-apa melainkan hanya recehan uang yang tidak bernilai? Apakah kamu
juga menganggap bahwa tukang parkir itu hanya untuk kalangan ekonomi bawah yang
tidak berpendidikan?
Jika anggapan dan fikiranmu masih seperti itu, maka sebelum membaca kelanjutan tulisan solusi islam ini, segera rubah dan buang jauh-jauh anggapan itu dari dalam isi kepala antum semua, karena itu semua adalah kesalahan yang sangat fatal, anggapan yang sangat salah baik ditinjau dari berbagai sudut manapun kamu melihatnya.
Pertama, Allah SWT telah menerangkan
bahwa “Orang yang paling mulia disisi
Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian”. Jadi jika
kamu orang yang kaya harta, lalu mempunyai jabatan tinggi, namun tidak ada ketaqwaan
dalam dirimu, maka sesungguhnya kamu itu lebih rendah dibanding tukang parkir
yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Kedua, bahwa “Allah SWT tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga
kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR.
Muslim 2564/33). Jadi setampan dan secantik apapun dirinya, namun hatinya tidak
sebagus wajahnya, itu juga tidak akan dilihat oleh Allah SWT.
Lalu apa yang kita ambil dari sebuah “keikhlasan” si tukang parkir?
Allah SWT memerintahkan kepada
seluruh hambaNYA untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian maupun musibah. Sebab
yang demikian itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Begitu juga kita
diharuskan bersyukur disaat kita senang dan bahagia, karena itu juga kan
mendatangkan kebagikan bagi kita. Baca artikel
sebelumnya: Unik dan ajaibnya seorang mukmin
Allah adalah pemilik alam semesta
beserta isinya, termasuk apa yang kita miliki saat ini adalah milik Allah SWT,
harta benda kita, keluarga kita baik anak atau pun istri/suami kita, itu tak
lain adalah milik Allah yang telah dititipkan kepada kita. Dan tentunya jika
kiranya Allah SWT mengambil kembali apa yang telah Dia miliki, apakah kita
pantas untuk menolaknya?
Namun kenyataannya, ketika kita
kehilangan salah satu dari keluarga kita ataupun kita kehilangan harta benda
yang selama ini kita cari dengan susah payah, banyak sekali dari kita yang
tidak sabar atau menyadari bahwa semua itu adalah titipan, sekali lagi itu
adalah titipan. Bisa jadi harta yang kita miliki itu terdapat keharaman dalam
mencarinya, begitu juga dengan keluarga yang lebih dulu meninggalkan kita, itu
tak lain karena Allah telah berkehendak.
Ingat, ketika kita dilahirkan
kedunia, kita hidup tanpa membawa apa-apa, lalu kemudian Allah SWT memberi
(menitipkan) kepada kita berupa harta, tahta dan keluarga, maka seharusnya bagi
orang yang berakal itu merelakan jika suatu ketika Sang Pemilik segalanya
mengambilnya dari kita.
Cobalah sekarang kamu tengok
kepada “Tukang Parkir” yang mungkin
sekarang sedang memarkir atau menjaga mobil/motor mewahmu. Dan cobalah
teliti lebih dalam dan seksama lagi. Ketika si tukang parkir tersebut kamu
minta untuk menjaga atau memarkirkan kendaraanmu yang super mewah, tentunya dia dengan senang
hati akan melaksanakannya. Karena itu sudah menjadi tugas dia sebagai tukang parkir.
Lalu pada akhirnya kamu meminta (mengambil) kembali kendaraan
mewah yang kamu miliki tersebut, pertanyaannya:
“Apakah tukang parkir tersebut marah dan tidak mau memberikan
kendaraan tersebut kepadamu?”
“Apakah tukang parkir tersebut mengumpat dengan perkataan yang
kotor saat kamu keluar dari area parkir dan meninggalkan apa yang telah engkau
titipkan padanya?”
Tukang parkir
tersebut tentu tidak akan marah saat kamu mengambil kembali kendaraan yang
kamu titipkan tersebut, malahan si tukang parkir dengan senang hatinya akan
memberi jalan yang luas dan menjaga agar kamu bisa keluar dari area parkir dengan
selamat.
Tukang parkir juga tidak akan
memaki, mengumpat, menangis, mengucapkan kata kotor atau lainnya saat dia
melihat bahwa barang (kendaraan) yang dititipkan kepadanya itu diambil oleh
pemiliknya. Baik itu yang mewah mahal harganya ataupun yang tidak berharga sama
sekali. Bahkan dia akan sangat ikhlas dan ridho sekali meskipun barang atau
kendaraan tersebut ludes habis tak berbekas diambil semua oleh sangpemiliknya.
Begitulah kehidupan ini, kita selayaknya
belajar ikhlas dari tukang parkir tersebut, yang dititipi dengan berbagai macam
kemewahan, tapi ia selalu sadar bahwa semuanya itu bukan hak dan miliknya, itu
semua hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan diambil oleh pemiliknya. Dan
semua yang kita miliki ini tak lain adalah Milik Allah SWT, Pemilik alam
semesta beserta isinya.
Jika ini bermanfaat,maka silahkan sebar artikel ini
untuk sahabat antum semua. Berbagi dan berperan dalam kesabaran dan kebaikan
itu adalah kebaikan. Syukron jazilan.
http://www.solusiislam.com/2013/02/belajar-ikhlas-dari-tukang-parkir.html
http://www.solusiislam.com/2013/02/belajar-ikhlas-dari-tukang-parkir.html
Makna Di Balik Sabar dan Ikhlas: belajar sabar dan ikhlas menurut islam
Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah
dengan hal yang menyenagkan, tapi saat kita di uji Allah dengan ujian
yang tidak menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan
atau musibah maka kebanyakan dari kita, akan merasa begitu sulit
menerimanya dan sulit untuk bisa sabar.
Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)
Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?
Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.
Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.
Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)
Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :
http://alfada-network.blogspot.com/2013/03/belajar-sabar-dan-ikhlas-menurut-islam.html
Ujian kesulitan, ujian kehilangan, kekurangan musibah, penyakit, kemiskinan, adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini “ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] : 155-157).
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 2)
Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, pada hakikatnya hanyalah ujian. Harta yang kita miliki, karir yang bagus, rumah dan mobil mewah yang kita miliki, anak dan keluarga, itu semua adalah ujian dari Allah dan titipan Allah. Apakah kita bersyukur atau menjadi kufur?
Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah lah pemilik yang sebenar-benarnya atas segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitu Allah mengambilnya dari kita, insya Allah kita akan lebih mudah merelakannya. Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipan, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan rela memberikannya.
Jadi, jangan menjadi stres, terpukul dan merasa kehilangan yang sangat berat, apabila kemarin kita masih punya mobil, sekarang sudah tidak lagi, jangan stres dan bersedih hati apalagi sampai meratapi nasib, apabila bulan kemarin usaha kita masih sukses, sedangkan sekarang kita mengalami kegalalan yang besar.
Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya. Seperti sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [146]).
Rasulullah SAW bersabda : “Tiada henti-hentinya cobaan akan menimpa orang mukmin dan mukminat, baik mengenai dirinya, anaknya, atau hartanya sehingga ia kelak menghadap Allah SWT dalam keadan telah bersih dari dosa (HR. Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi, sudah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan. Allah SWT berfirman : “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57] : 22)
Apabila kita ditimpa musibah baik besar maupun kecil, sebaiknya kita mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembal). ini dinamakan dengan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT). Kalimat istirja’ akan lebih sempurna lagi jika ditambah, setelahnya dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :“Ya Allah, berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan gantilah musibah itu yang lebih baik bagiku.” Barangsiapa yang membaca kalimat istirja’ dan berdo’a dengan doa di atas niscaya Allah SWTakan menggantikan musibah yang menimpanya dengan sesuatu yang lebih baik. (Hadits riwayat Al Imam Muslim 3/918 dari shahabiyah Ummu Salamah.)
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada anak salah seorang hamba itu meninggal maka Allah bertanya kepada malaikat-Nya, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab, ‘Ya.’ ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa buah hati hamba-Ku?’. Maka mereka menjawab ‘Ya.’ Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan beristirja’ -membaca innaa lillaahi dst-..’ Maka Allah berfirman, ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku itu sebuah rumah di surga, dan beri nama rumah itu dengan Bait al-Hamd.’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah [1408]).
Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Dan hal itu tidak akan diperoleh kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, maka dia bersyukur. Maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu juga merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah SWT “Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan ganjaran/pahala mereka tanpa batas.” (Az Zumar: 10)
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang bila kita renungkan dan pahami dengan sebaik-baiknya, insya Allah bisa membuat kita semua bisa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian-Nya yang paling berat sekalipun :
- Kita harus percaya pada jaminan Allah bahwa : ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al Baqarah [2] : 286). Allah SWT yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
- Sebenarnya, kita semua pasti mampu untuk bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.
- Coba kita tanyakan pada diri kita, saat kita ditimpa suatu ujian kesulitan, kesedihan dan atau kehilangan, apa manfaat yang bisa kita ambil kalau kita tidak sabar dan tidak mengikhlaskannya? Apakah dengan ”tidak sabar” dan ”tidak ikhlas” nya kita, maka bisa menghadirkan kenyamanan untuk kita? Atau bisa membuat ujian tersebut tidak jadi datang atau tidak jadi menimpa kita? Sekarang mari kita pikirkan kembali, kita sabar atau tidak sabar, ikhlas atau tidak ikhlas, ujian kesulitan / kesedihan atau musibah tetap terjadi dan menimpa kita kan? Jadi lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita bisa sabar dan ikhlas menerimanya, maka insya Allah, tidak akan terasa berat lagi ujian tersebut, percayalah. Dan ingat, dalam sabar, terkandung ridha Allah SWT. Dan ridha Allah SWT terhadap kita, adalah segalanya.
- Kita harus selalu baik sangka kepada Allah SWT dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan dan pengaturan-Nya. Kalau kita masih merasa tidak puas dengan semua keputusan, ketetapan, pengaturan dan ketentuan Allah itu, maka cari saja Tuhan selain Allah. Perhatikan firman-Nya dalam hadits Qudsi : ”Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka bertuhanlah kepada Tuhan selain Aku.” (hadist ini diriwatkan oleh al-Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)
http://alfada-network.blogspot.com/2013/03/belajar-sabar-dan-ikhlas-menurut-islam.html
Sebuah Rahasia Bermakna: Seandaikan Lelaki Tahu
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ...
Andai lelaki tahu..Apabila seorang perempuan jatuh cinta,lelaki itu tidak semestinya punya segalanya tetapi lelaki itu adalah segalanya di hatinya.
Andai lelaki tahu..Apabila seorang perempuan itu mengalirkan air mata, itu bukan bermakna dia lemah, tetapi dia sedang mencari kekuatan untuk terus tabah mencintai lelaki itu.
Andai lelaki tahu..Apabila seorang perempuan marah, memang dia tidak mampu mengawal perasaannya tapi percayalah, itu maknanya dia sangat mengambil berat dan menyayangi lelaki itu. Lihat saja pasangan yang baru bercinta, mereka jarang berantem. Tetapi percayalah semakin bertambah sayang mereka pada seseorang, semakin pula banyak sesuatu yang terjadi.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan cerewet, dia tidak pernah bermaksud untuk membuat anda risih, tapi dia mahu lelaki mengenalinya dengan lebih dekat.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan berkata dia mau kamu berubah, itu bukan bermakna dia tidak mahu menerima kamu seadanya, tetapi dia mahu menjadikan anda lebih baik, bukan untuk dirinya, tetapi untuk masa depan anda.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan cemburu dan tidak percayakan kamu, bukan bermakna dia tidak sayang..tetapi dia terlalu sayangkan kamu dan masih mengangap kamu anak kecil yang masih memerlukan sepenuh perhatian. terkadang dia terlalu risau sekiranya terlalu percaya, kamu akan mengkhianati kepercayaan yang diberi. Naluri keibuannya sangat kuat. Dia hanya mahukan yang terbaik untuk kamu .
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan merajuk, jangan kata dia melebay-lebay. Dia bukannya mahu dipujuk dengan uang atau hadiah, tetapi cukup dengan perhatian yang boleh buat perempuan rasa dihargai.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan jarang mengatakan ‘i love u’, itu tidak bermaksud dia tidak mencintai kamu tetapi dia mahu lelaki itu merasai sendiri cintanya, bukan hanya hadir dari kata-kata tetapi juga melalui bahasa tubuhnya.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan kata dia rindu sama kamu, dia benar-benar maksudkannya.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan bilang lelaki lain itu lebih baik dari kamu, jangan percaya kata-katanya kerana dia hanya mau menguji kamu. Dia mahu melihat sejauh mana kamu sanggup menjadi yang terbaik di matanya. Walaupun sebenarnya memang kamulah yang terbaik di hatinya. Selagi dia denganmu, percayalah, walaupun perempuan menganggap masih ramai lagi yang lebih baik di matanya tetapi di hatinya, kamu tetap yang terbaik.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan menjadi tengking, dia bukan bermaksud untuk menjadi tengking, tapi dia mahu melihat sejauh mana lelaki itu mampu bersabar dengan sikanya. Percayalah, hati perempuan itu sangat lembut.
Andai lelaki tahu..Apabila perempuan berkata, “tolong tinggalkan saya!”, dia tidak bermaksud menyuruh anda pergi selamanya. Dia hanya mahu menenangkan fikirannya sebentar saja. Apabila dia kembali tenang, percayalah dia akan mencari anda semula. Itu tandanya dia benar-benar mencintai anda. Perempuan sulit untuk mengawal perasaan. Dia terlalu emosional. Tapi dialah yang paling menyayangi anda dan sangat sensitif dengan perubahan pada diri anda.
Andai lelaki tahu..Sememangn ya Allah menciptakan lelaki dan perempuan itu dengan perbedaan yang tersendiri. Tetapi sekiranya mereka saling memahami, mereka akan saling melengkapi dan menyempurnakan . Perempuan itu diciptakan oleh Allah indah sekali. Di sebalik air matanya, tersimpan seribu satu kekuatan yang bakal menjadikan seorang lelaki itu merasa selamat bersamanya. Biarpun sebenarnya perempuan itu tampak lemah tapi dia punya kekuatan tersendiri yang bisa menggoncang dunia dan mungkin bisa pula membuat lelaki menjadi lemah kerananya. Jadi hargailah kehadiran seorang perempuan dalam hidup anda kerana dia didatangkan bukan dengan kelemahan sahaja tetapi dia juga ada kekuatan untuk menyongkong anda dan membuatkan hidup anda lebih sempurna. Dialah yang bakal menjadi perempuan bekerjaya, isteri juga ibu yang terbaik untuk anak2 anda.
http://terima-kasihya-allah.blogspot.com/2013/01/seandaikan-lelaki-tahu.html
PUTRI KECILKU BERLARI MENJEMPUT MAU ( Sebuah Kisah Nyata yang Mengiris Hati Kita )
Kisah Nyata : ... PUTRI KECILKU BERLARI MENJEMPUT MAUT ...
Buat sobat yang sedang online, baik pria maupun Wanita. Mari coba kita baca, renungkan dan resapi tulisan di bawah ini.
Semua yang diberikan Tuhan akan kembali kepada-NYA. Jika sudah ditakdirkan, buah hati, anugrah terbesar yang dititipkan Nya untuk dirawat dan dibesarkan, pun bisa terenggut dari tangan orang tuanya.
Seperti yang dialami pasangan M. Denny Abe (32) dan Henna Hennyastuty (30), yang harus ikhlas melepas kepergian putri pertama mereka, Norifumi Sophie Rachmania (2 tahun 8 bulan), akibat ditabrak mobil. Berikut ini penuturan Henna, ibunda Sophie, mengenang masa-masa indah bersama sang buah hati.
TANGAN MUNGIL ITU TAK SEMPAT KURAIH ....
Saat mendapat berita gembira ttg kehamilan pertamaku, aku bersama suami langsung sujud syukur. Pada 12 Desember 2000, putriku lahir. Rasanya aku mengalami kebahagiaan yg tiada tara. Ia adalah sosok mngil pemberi semangat, sekaligus penghibur dalam kehidupan kami yg pas-pasan kala itu. Demi dialah kami bertahan menjalani hari demi hari.
Hidup kami rasanya makin lengkap dengan keberadaannya. APalagi, ditambah kehadiran anak kami yg kedua, M. Noriyuki Fachrurazi atau Yuki (1,6). Kehidupan keluarga kami terasa kian harmonis. Setiap akhir pekan, kami sekeluarga selalu pergi berjalan-jalan. Entah itu ke arena permainan anak-anak, ke mal, atau hanya makan bersama di restoran siap saji.
Sampai pada suatu akhir pekan kelabu itu, yang membuat acara akhir pekan kami tak bisa lagi sama. Hidup kami rasanya langsung jungkir balik…. Sabtu sore (30/08) itu, kami tidak langsung pergi jalan-jalan. Berhubung minggu depannya ada saudara yang akan menikah, aku mengajak singgah ke tempat penjahit langganan terlebih dahulu yang terletak di Jalan Sawo Kecik, Bukit Duri, Jakarta.
Sebetulnya yg turun di situ cukup aku saja. Tapi, Sophie bersama tantenya (adikku) ikut turun. Yuki tinggal di mobil bersama suamiku. Jalanan disekitar tempat itu memang tidak terlalu lebar, hanya tiga meter.
Lokasinya, sih, lebih mirip gang, tapi mobil bisa lewat dari dua arah, meskipun mepet. Jalan itu, kecil tanpa trotoar, tapi suasananya ‘hidup’. Kendaraan umum seperti mikrolet banyak yang melewati jalan itu.
Ketika aku sedang asyik menerangkan design baju yg kuinginkan pada penjahit, adikku berkata, “Teh, aku ambil Yuki dulu, ya,” ucapnya. Aku mengiyakan saja. Sayangnya, aku tidak menyangka Sophie mengikuti tantenya. Sekilas aku masih melihat Sophie menyusul langkah adikku.
Ternyata, setelah aku lihat lebih jelas, adikku sudah berada di seberang jalan, sedangkan Sophie baru saja hendak menuju ke jalan. Secepatnya, aku mencoba menyusul dan berusaha meraih tanggannya. Belum sempat kuraih, dia terus berjalan. Dalam hati, aku berdoa, semoga tidak ada mobil yang lewat. Perasaanku pun deg-degan.
Tiba-tiba, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi datang. Buum! Tubuh Sophie dihantamnya, tepat di depan mataku. Ya Tuhan….! Hanya selang beberapa detik, aku melihat tubuh Sophie terpental sekitar 50 meter di depan mobil tadi. Belum sempat aku berbuat apa-apa, mobil yang melaju itu – sepertinya pengemudinya tidak bisa mengerem – kembali menerjang tubuh anakku yang terbaring di jalan. Melihat kejadian itu, tak kuasa aku untuk berteriak, walaupun hatiku menjerit kencang. Aku seperti dipaku ditempat. Shock!
Peristiwa itu terjadi di depan mata kami semua: aku, suami, anakku, dan adikku. Kami lantas berlarian kearahnya. pedih sekali rasanya melihat bidadari kecilku berlumuran darah, merintih kesakitan sambil mengucap dengang lirih,”Ayah…Ayah…Ayah…”
Kami berebut masuk ke mobil, melarikannya secepat mungkin ke Rumah Sakit Mitra Internasional di Kampung Melayu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kejadian. Sepintas, aku masih melihat mobil yang menabraknya tidak bergerak. Pengendaranya, seorang wanita berusia kurang dari 40 tahun, terlihat masih Shock. Suamiku mengklakson mobilnya berulang-ulang agar menepi, memberi jalan buat kendaraan kami.
Akhirnya dengan bantuan orang-orang disekitar lokasi itu, mobil wanita tersebut bisa dipinggirkan. Di mobil, Sophie masih dalam keadaan sadar. Dia terus merintih. Wajahnya kebam-lebam. Aku tahu, betapa sakitnya dia. Melihat itu, rasanya aku ingin mati saja. Aku cuma bisa bilang, “Kakak tahan, ya,” untuk menenangkannya.
MIMPI BURUK DUA MALAM BERTURUT-TURUT ...
Sampai di rumah sakit, Sophie langsung masuk ke ruang UGD dan mendapat perawatan intensif. Kami bersyukur Sophie dapat ditangani dengan cepat, tanpa harus melewati prosedur segala macam. Aku terus menagis sambil menunggu kepastian dari dokter. Perasaanku galau.
Beberapa jam kemudian dokter yang menanganinya keluar dari ruang operasi. “Kondisi anak ibu sangat kritis. Paru-paru kananya pecah, kedua tulang bahunya rontok, tulang rusuk retak, dan di tengkorak pangkal otaknya juga retak. Kami belum bisa berharap banyak,” ujar dr. Antonius, spesialis anak. Setelah mendengar penjelasan itu, pandanganku langsung buram, lututku lemas, dan hati ini rasanya seperti ditusuk-tusuk.
Keluargaku sepertinya sudah pasrah mendengar vonis dokter. Tapi, aku belum menyerah. Aku terus berharap, malaikat mungilku bisa kembali ke pelukanku. Aku terus berdoa agar beberapa opersai yang dijalaninya hari itu mebawa mukjzat. Lewat jendela kamar, kupandangi sosok mungil itu. Sedih sekali melihat tubuhnya harus ‘dilubangi’ untuk mendapat bantuan perawatan dari mesin. Kenapa bukan aku saja yang menggantikannya? kurasakan, air hangat mengalir dari kelopak mataku.
Sambil memandanginya, aku teringat peristiwa Sabtu pagi itu. Ayahnya bercerita tentang mimpi yang dialaminya dua malam berturut-turut. Mungkin itu firasat ayahnya. Mimpi pertama, ayahnya memimpikan Sophie meninggal dunia. Dia melambaikan tangannya sambil tersenyum.
Padahal, menurut mitos, mimpi itu artinya orang yang dimimpikan malah panjang umur. Malam kedua, dia melihat air bah yang bening, sekitar 50 meter. Dia menyelamtkanku dan sikecil, Yuki. Tapi, Sophie tidak ada. Saat suamiku menceritakan kepadaku, aku hanya tertawa saja, dan mengatakan bahwa itu hanya bunga tidur, tidak berarti apa-apa. Siapa sangka kami akan mengalami hal ini?
Hari Minggu-nya, ternyata masa kritis Sophie bisa dilewati, meskipun 90% fungsi tubuhnya masih dijalankan oleh mesin. Kondisinya belum membaik, tapi harapanku muncul kembali.
Keesokan harinya, fungsi tubuhnya sudah mulai membaik. Paginya, dia hanya mendapat bantuan mesin 40% saja. Siangnya malah lebih baik lagi, hanya 10%. Secara umum, kondisi tubuhnya mulai membaik, jantungnya bekerja sendiri, paru-parunya sudah berfungsi kembali. Rasanya bahagia sekali, sepertinya doa-doaku terjawab.
Sambil menunggui di samping tempat tidurnya, aku sring menyanyikan lagu anak-anak kesayangannya. Sophie memang suka sekali menyanyi. Sepertinya aku juga mendengar suaranya mengikuti irama lagu yang kunyanyikan.
Tapi, kebahagiaan tersebut tidak bertahan lama. Ada satu bagian luka yang tidak terlihat oleh dokter. Di bagian otaknya terdapat rembesan darah yang tidak terdeteksi. Hal ini menyebabkan dia kejang dan kondisinya kembali memburuk. hatiku cemas sekali. Aku terus berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesempatan kedua untuk merawatnya lagi. Aku masih yakin, Sophie akan kembali sehat, apalagi aku melihat usaha keras dr. Antonius. Jantungnya masih terus dipompa.
Namun, takdir berkata lain. Saat melihat dia mengembuskan napas terakhir, aku masih belum percaya dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Aku terus berteriak, “Kakak pulang, ya. Kakak cepat pulang lagi, ya,” jeritku tidak rela melepasnya. Bude-ku yang sudah lama berada di sampingku berkata sambil menepuk pundakku, “Likat, Sophie tersenyum.” Aku melihatnya. Ternyata benar, dia tersenyum manis. Melihat itu, rasanya aku ingin mendekati untuk memeluknya dan tak akan kulepaskan lagi. Tapi, aku hanya bisa memandanginya dari balik jendela ruang ICU. Akhirnya, tepat pukul 16.40, Sophie dinyatakan telah tiada.
PEMBAWA BERKAH KELUARGA ...
Kini, yang bisa kulakukan hanyalah mengenangnya. Aku masih ingat kala pertama kali menggendongnya di pelukanku. Rasanya bahagia sekali, sekaligus lega, sebab proses kelahirannya tidak semudah yang kubayangkan. Setiap kontraksi, aku hampir pingsan, karena tidak kuat menahan sakit. Tapi, dokter yang membantu persalinanku sangat sabar. Keputusan untuk dioperasi caesar pun sudah di depan mata. Tetapi, tak berapa lama, dengan cara divakum bayi perempuan mungil itu akhirnya keluar juga.
Kami memberinya nama Sophie, sesuai dengan nama dokter yang menolong persalinanku. Norifumi juga nama yang sangat unik, artinya malaikat. Dia memang malaikat kecil kami.
Semua orang dalam keluargaku menyayangi Sophie. Perilakunya yang riang dan lincah selalu membuat hati setiap orang yang melihatnya ikut gembira. Aku sangat bersyukur akan kehadirannya dalam kehidupan kami.
Dia anak yang sangat mengerti orang tua. Tidak banyak permintaan dan selalu menurut kepada orang tuanya.
Sejak bayipun Sophie tergolong anak yang kuat. Tidak gampang jatuh sakit. Saat ayahnya masih bergabung dengan kelompok lawak Padhyangan 6, Sophie selalu menyertai ayahnya manggung. Bahkan, tidak jarang juga dia dibawa keluar kota. Untungnya dia anteng dan tidak rewel. Jadi, semua crew yang ada juga ikut menjagainya. Bisa dibilang, Sophie adalah anak asuhan Padhyangan.
Setelah usianya beranjak 9 bulan, ayahnya mengundurkan diri dari kelompok itu dan hijrah dari Bandung ke Jakarta untuk bekerja di salah satu provider telepon selular. Di Jakarta kehidupan kami makin membaik. kami membangun keluarga ini mulai dari nol.
Tapi, sepertinya, setelah kelahiran Sophie, rezeki selalu saja datang. Makanya, kami sering bilang Sophie itu pembawa berkah dalam keluarga kami. Kadang-kadang, kami menyebutnya secara guyon sebagai ‘anak preman’, karena dia cepat beradaptasi di segala situasi dan kondisi. Diajak naik becak, angkot, motor, hingga sekarang naik mobil pun dia oke-oke saja.
Istimewanya, dia cepat menghafal sesuatu. Walau usianya baru dua tahun lebih, dia sudah hafal banyak lagu. Lagu-lagu dalam satu VCD anak-anak bisa dinyanyikannya semua. Kesukaannya menyanyi ini tidak hanya dilakukan di rumah. Di acara anak-anak, dimana pun, kalau disodori mikrofon, dia langsung tarik suara, tanpa malu.
Sophie sangat dekat dengan ayahnya. Aku tahu, ayahnyalah yang paling merasa kehilangan. Sophielah yang selalu membangunkan ayahnya setiap pagi, lalu membawakan koran dans ecangkir teh. Meskipun sering tumpah di tempat tidur, aku tidak sanggup melarangnya melakukan kebiasaan itu.
Kini, tidak ada lagi suara yang berkata, “Ayah, hati-hati, ya,” sambil melambaikan tangannya dan mengantarkan ayahnya berangkat kerja. Tak ada lagi sapaannya untuk ayahnya via telepon setiap siang. “Ayah cepat pulang, ya,” celotehnya manja.
Beberapa minggu setelah dia pergi, rasa sakit terus menderaku. Apalagi mulai muncul kerinduanku untuk memeluk dan menciumnya. Rindu mendengar celotehannya, rindu menlihat gerak-geriknya, rindu sapaannya. Saking rindunya, aku sering menangis sejadi-jadinya. Akhirnya, aku shalat untuk menenangkan hati.
Banyak orang bilang, anak adalah titipan Tuhan. Tapi, kadangkala aku masih terus bertanya-tanya, mengapa Tuhan mengambilnya terlalu cepat, padahal kami menerima dengan sepenuh hati titipanNya tersebut? Apa dosa kami? Apa kesalahan kami? Tapi, mungkin ini adalah rencana Yang Mahakuasa, karena di sisiNya Sophie pasti lebih bahagia.
Aku mencoba bersikap tegar, walau setiap sudut rumahku selalu mengembalikan kenangan tentang Sophie. Tidak hanya itu. Saat berbelanja, membayar listrik atau telepon, ke bank, atau hanya jalan-jalan di depan rumah, selalu terasa ada dia di sampingku. Karena, ke mana pun aku pergi selama ini, Sophie selalu kuajak. Lucunya, bila diajak ke mal, bukannya dia yang lelah, malah dia yang sering bertanya padaku, “Mama capek?”
Sophie sudah pergi, dan tak ada cara untuk mengembalikannya padaku. Betapapun sakitnya, kami tidak dendam dengan wanita yang menabraknya.
Kami malah menganggapnya saudara. Dia benar-benar bertanggung jawab atas perbuatannya. Selama Sophie dirawat, dia terus berada di rumah sakit, termasuk saat pemakaman. Kami tahu, dia pasti tidak sengaja. Sebab, seperti kami, dia juga shock dan stres.
Kenangan indah bersama Sophie, mulai dari kelahiran hingga akhir hisupnya, menjadi memori yang tak akan kami lupakan. Selamat jalan malaikat kecilku! (FATIMAH NURHAYANI)
http://terima-kasihya-allah.blogspot.com/2013/01/kisah-nyata-putri-kecilku-berlari.html
Tentang Ikhlas: Belajar Ikhlas untuk Membuat Hidup Lebih Bahagia
Salah satu ilmu yang paling sulit dikuasai manusia di muka bumi ini adalah ilmu ikhlas. Ilmu ini banyak diserukan oleh orang, namun tidak semua mampu menguasai secara penuh. Karena tidak nampak, ilmu ikhlas tidak ada hitungannya secara pasti. Yang bisa mengukur ilmu ini adalah hati masing-masing individu yang memiliki dan menggunakan ilmu ini, itupun belum tentu 100% pas. Hanya Tuhan yang paling benar mengukur keikhlasan seseorang.
Senyum Ikhlas Ada perbedaan mendasar antara ikhlas dan pasrah. Ikhlas adalah menyerah setelah berusaha, sedang pasrah adalah menyerah sebelum berusaha. Kata pak Ustadz, Ikhlas itu gandengannya Sabar dan Tawakkal, sedangkan Pasrah sama Ngalah. laughing (versi orang jawa: pasrah ngalah). Keikhlasan memang perlu dikembangkan dewasa ini. Tau nggak, gara-gara nggak ikhlas, Iblis melakukan dosa pertama di alam semesta. Dia kan nggak ikhlas memiliki “saingan” bernama Adam dari tanah yang notabene menurut dia lebih tidak berharga tapi harus dihormati. Maka tampaklah sifat sombongnya dikarenakan Iblis nggak ikhlas. Nah, keadaan ini hampir sama di masyarakat kita. Kalah dalam pemilihan RT, nggak ikhlas lantas mengerahkan masa buat demo. Tetangga lebih mampu, nggak ikhlas lalu dengki. Dan masih banyak hal lainnya.
Menurut aku, ikhlas bisa dicapai dengan cara berikut ini:
Bersyukur.
- Banyak-banyaklah bersyukur, jangan berputus asa atas nikmatNya. Ingatlah bahwa nikmat yang diberikan pada kita lebih banyak daripada derita (kalo boleh dibilang begitu) yang diberikan kepada kita. Syukuri apa yang masih ada pada diri kita seperti kesehatan, teman, keluarga dan harta (meskipun sedikiut/kurang) karena masih ada yang lebih kurang dari kita. So, be gratefull!
Merubah pola pikir.
- Berpikirlah bahwa hidup kita ini hanya sementara dan harus dijalani dengan penuh arti. Nggak peduli berapa umur yang kita punyai, yang pasti kita harus menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar kita. Asal orang lain senang, kita juga senang. Tapi bukan berarti berkorban buta lho.
Menyadari titipan.
- Berhubungan dengan yang kedua. Jika kita sadar bahwa semua itu sementara, kita juga akan menyadari bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipan. Harta, keluarga dan jabatan hanyalah amanah dari Tuhan. Jadi mesti kita jaga amanah itu dengan sebaik-baiknya. Tuhan menyukai mereka-mereka yang mencintai amanahnya, bukan harta atau jabatannya.
Membesarkan hati.
-Hibur diri kita sendiri dengan sesuatu yang baik. Katakan pada diri kita sendiri, sesuatu yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi diri. Misalnya, “Ah, pasti ada yang lebih besar menanti di depan sana,” dan lain-lain. Setidaknya, bisa memberikan semangat untuk menjalani hidup selanjutnya.
Sebenarnya masih banyak hal yang bisa membuat kita lebih ikhlas. Yang pasti, keikhlasan dimulai dari hati. Hati yang ikhlas akan membuat hidup lebih tenang dan bahagia. Mengeluh hanya akan menambah derita, tidak akan mengurangi penderitaan. Ga percaya? Coba aja sendiri.
http://terima-kasihya-allah.blogspot.com/2013/01/belajar-ikhlas-untuk-membuat-hidup.html
Senin, 20 Januari 2014
Artikel Menarik Islami: Tanda-Tanda Ikhlas
BUKTI-BUKTI IKHLAS
Fit-Thariq Ilallah: An-Niyyah wal-Ikhlas, Dari. Yusuf al-Qaradhawi
Ikhlas
itu mempunyai bukti penguat dan tanda-tanda yang banyak sekali,
contohnya dalam kehidupan orang yang mukhlis; dalam tindak-tanduknya,
dalam pandangan terhadap dirinya dan juga orang lain. Di antaranya
adalah:
Pertama: Takut Kemasyhuran
Takut
kemasyhuran dan menyebarnya kemasyhuran ke atas dirinya, lebih-lebih
lagi jika dia termasuk orang yang mempunyai pangkat tertentu. Dia perlu
yakin bahawa penerimaan amal di sisi Allah hanya dgn cara
sembunyi-sembunyi, tidak secara terang-terangan dan didedahkan. Sebab
andaikata kemasyhuran seseorang memenuhi seluruh angkasa, lalu ada niat
tidak baik yang masuk ke dalam dirinya, maka sedikit pun manusia tidak
memerlukan kemasyhuran itu di sisi Allah.
Maka dari itu zuhud dalam masalah kedudukan, ke
masyhuran,
penampilan dan hal-hal yang serba gemerlap lebih besar darip zuhud
dalam masalah harta, syahwat perut dan kemaluan. Al-Imam Ibn Syihab
az-Zuhri berkata: “Kami tidak melihat zuhud dalam hal tertentu yang
lebih sedikit darip zuhud dalam kedudukan. Engkau melihat seseorang
berzuhud dalam masalah makanan, minuman dan harta. Namun jika kami
membahagi-bahagikan kedudukan, tentu mereka akan berebut dan meminta
lebih banyak lagi.”
Inilah
yang membuat para ulama salaf dan orang-orang shaleh antara mereka
mengkhuatirkan dan menyangsikan hatinya dari ujian kemasyhuran, penipuan
dan kedudukan. Oleh kerana itu mereka memperingatkan hal ini kepada
murid-muridnya. Para pengarang buku telah meriwayatkan dalam pelbagai
gambaran tentang tingkah laku ini, seperti Abu Qasim a-Qusyairi dalam
ar-Risalah, Abu Thalib al-Makky dalam Qutul-Qulub, dan al-Ghazali di
dalam al-Ihya’.
Begitu
pula yang dikatakan seorang zuhud yang terkenal, Ibrahim bin Adham,
“Allah tidak membenarkan orang yang suka kemasyhuran.”
Beliau
juga berkata, “Tidak sehari pun aku berasa gembira di dunia kecuali
hanya sekali. Pada suatu mlm aku berada di dalam masjid salah satu desa
di Syam, dan ketika itu aku sdg sakit perut. Lalu muazzin dtg dan
menyeret kakiku hingga keluar dari masjid.”
Beliau
berasa senang kerana muazzin tersebut tidak mengenalinya. Maka dari itu
beliau diperlakukan secara kasar, kakinya diseret seperti seorang
pesakit. Beliau meninggalkan kedudukan dan kekayaannya kerana Allah.
Sebenarnya ketika itu beliau tidak ingin keluar jika tidak sakit.
Seorang
zuhud yang terkenal, Bisyr al-Hafy berkata, “Saya tidak mengenal orang
yang suka kemasyhuran melainkan agama menjadi sirna dan dia menjadi
hina.”
Beliau juga berkata, “Tidak akan merasakan manisnya kehidupan akhirat orang yang suka terkenal di tengah manusia.”
Seseorang pernah menyertai perjalanan Ibn Muhairiz. Ketika hendak berpisah, orang itu berkata, “Berilah aku nasihat.”
Ibn
Muhairiz berkata, “Jika boleh hendaklah engkau mengenal tetapi tidak
dikenal, berjalanlah sendiri dan jangan mahu diikuti, bertanyalah dan
jangan ditanya. Lakukanlah hal ini.”
Ayyub
as-Sakhtiyani berkata, “Seseorang tidak berniat secara benar kerana
Allah kecuali jika dia suka tidak merasakan kedudukannya.”
Khalid
bin Mi’dan adalah seorang ahli ibadah yang dipercayai. Jika semakin
ramai orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya, maka beliau pun
beranjak pergi krg takut dirinya menjadi terkenal.
Salim
bin Handzalah menceritakan, “Ketika kami berjalan secara beramai-ramai
di blkg Ubay bin Ka’ab, tiba-tiba Umar melihatnya lalu melemparkan susu
ke arahnya.”
Ubay bin Ka’ab lalu bertanya, “Wahai Amirul Mu’minin, apakah yang telah engkau lakukan?”
Jawab Umar, “Sesungguhnya kejadian ini merupakan kehinaan bagi yang mengikuti dan ujian bagi yang diikuti.”
Ini
merupakan perhatian Umar bin al-Khattab secara psikologi terhadap
fenomena yang pada permulaannya boleh menimbulkan kesan dan pengaruh
yang jauh terhadap kejiwaan orang-orang yang mengikuti dan sekaligus
orang yang diikuti.
Diriwayatkan
dari al-Hasan, beliau berkata, “Pada suatu hari Ibn Mas’ud keluar dari
rumahnya, lalu diikuti beberapa orang. Maka beliau berpaling ke arah
mereka dan berkata: “Ada apa kamu mengikutiku? Demi Allah, andaikata
kamu tahu alasanku menutup pintu rumahku, dua orang antara kamu pun
tidak akan dpt mengikutiku.”
Pada
suatu hari al-Hasan keluar rumah lalu diikuti beberapa orang. Beliau
bertanya, “Apakah kamu ada keperluan kepadaku? Jika tidak, mengapa
kejadian seperti ini masih tersemat dalam hati orang Mu’min?”
Ayyub
as-Sakhtiyani melakukan suatu perjalanan, lalu ada beberapa orang yang
mengalu-alukan kedatangannya. Beliau berkata, “Andaikata tidak kerana
aku tahu bahawa Allah mengetahi isi hatiku tentang ketidaksukaan aku
terhadap hal ini, tentu aku takut kebencian dari Allah.”
Ibn
Mas’ud berkata, “Jadilah kamu sbagi sumber ilmu, pelita petunjuk,
penerang rumah, obor pada waktu mlm dan pembaharu hati yang diketahui
penduduk langit, namun tidak dikenal penduduk bumi.”
Al-Fudhayl
ibn Iyadh berkata, “Jika engkau sanggup untuk tidak dikenal, maka
lakukanlah. Apa sukarnya engkau tidak dikenal? Apa sukarnya engkau tidak
disanjung-sanjung? Tidak mengapalah engkau tercela di hadapan manusia
selagi engkau terpuji di sisi Allah.
Athar-athar
ini tidak mengajak kepada pengasingan atau uzlah. Orang-orang yang
menjadi sumber riwayat ini adalah para imam dan da’ie. Mereka memiliki
pengaruh yang amat baik dalam menyeru masyarakat, mengarahkan dan
memperbaiki keadaan manusia. Tetapi yang dpt difahami dari sejumlah
penyataan mereka adalah kebangkitan dari naluri jiwa yang tersembunyi,
kewaspadaan terhadap tipudaya yang disusupkan syaitan ke dalam hati
manusia, jika hati mereka dicampuri hal-hal yang serba gemerlap dan
dikelilingi orang-orang yang mengikutinya.
Kemasyhuran
itu sendiri bukanlah suatu yang tercela. Tiada yang lebih masyhur darip
para Anbia’, al-Khulafa’ ar-Rasyidin, dan imam-imam mujtahidin. Tetapi
yang tercela adalah mencari kemasyhuran, takhta dan kedudukan, serta sgt
bercita-cita mendapatkannya. Kemasyhuran tanpa cita-cita ini tidaklah
menjadi masalah, sekali pun ia ttp menjadi ujian bagi orang-orang yang
lemah, seperti yang dikatakan oleh Imam al-Ghazali.
Sejajar
dgn pengertian ini yang telah disebuntukan dalam hadith Abu Dzar darip
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahawa Baginda pernah ditanya
tentang seorang lelaki yang melakukan suatu amal kebajikan kerana Allah,
lalu orang ramai menyanjungnya.
Maka Baginda menjawab, “Itu kurnia yang didahulukan, sekaligus khabar gembira bagi orang Mu’min.” (HR Imam Muslim, Ibn Majah dan Ahmad)
Ada pula lafaz lain, “Seseorang melakukan amal kerana Allah lalu orang-orang pun menyukainya..”
Pengertian seperti inilah yang ditafsirkan oleh al-Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Ibn Jarir at-Thabary dan alin-lainnya.
Begitu
pula hadith yang ditakhrij Imam at-Tirmidzi dan Ibn Majah, dari hadith
Abu Hurairah, bahawa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, ada
seorang melakukan suatu amal dan dia pun senang melakukannya. Setiap
kali dia melakukannya kembali, maka dia pun berasa takjub kepadanya.”
Baginda bersabda, “Dia mempunyai dua pahala, pahala kerana merahsiakan dan pahala memperlihatkan.”
Kedua: Menuduh Diri Sendiri
Orang
yang mukhlis sentiasa menuduh diri sendiri sbagi orang yang
berlebih-lebihan di sisi Allah dan krg dalam melaksanakan pelbagai
kewajipan, tidak mampu menguasai hatinya kerana terpedaya oleh suatu
amal dan takjub pada dirinya sendiri. Malahan dia sentiasa takut
andaikata keburukan-keburukannya tidak diampunkan dan takut
kebaikan-kebaikannya tidak diterima.
Kerana
sikap seperti ini, ada sebahagian di antara para salaf yang menangis
tersedu-sedu ketika jatuh sakit. Beberapa orang yang menziarahinya
bertanya, “Mengapa engkau masih menangis, padahal engkau suka berpuasa,
mendirikan solat malam, berjihad, mengeluarkan sedekah, haji umrah,
mengajarkan ilmu dan banyak berzikir?”
Beliau
menjawab, “Apa yang membuatkanku tahu bahawa hanya sedikit dari
amal-amalku yang masuk dalam timbanganku dan juga diterima di sisi
Rabb-ku? Sementara Allah telah berfirman, Allah hanya menerima (amal)
dari orang-orang yang bertaqwa,”
Satu-satunya
sumber taqwa adalah hati. Maka dari itu al-Quran menambahinya dgn
firman Allah yang bermaksud: “Maka sesungguhnya itu timbul dari
ketaqwaan hati..” (al-Hajj: 32)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Taqwa itu ada di sini,” Baginda mengulanginya tiga kali dan menunjuk ke arah dadanya. (HR Imam Muslim)
Sayyidah
Aishah pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tentang orang-orang yang dinyatakan dalam firman Allah bermaksud: “Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dgn hati yang
takut, (kerana mereka tahu bahawa) sesungguhnya mereka akan kembali
kepada Rabb mereka.” (al-Mu’minun: 60)
“Apakah mereka orang-orang yang mencuri, berzina, meminum khamar dan mereka takut kepada Allah?”
Baginda
menjawab, “Bukan wahai puteri as-Shiddiq. Tetapi mereka adalah
orang-orang yang mendirikan solat, berpuasa, mengeluarkan sedekah, dan
mereka takut amalnya tidak diterima. Mereka itu bersegera untuk
mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera
memperolehinya.” (HR Imam Ahmad dan lain-lainnya)
Orang
yang mukhlis sentiasa takut terhadap riya’ yang menyusup ke dalam
dirinya, sdg dia tidak menyedarinya. Inilah yang disebut syahwah
khafiyyah yang menyusup ke dalam diri orang yang meniti jalan kepada
Allah tanpa disedarinya.
Dalam
hal ini Ibn ‘Atha’illah memperingatkan, “Kepentingan peribadi dalam
kederhakaan amat jelas dan terang. Sdgkan kepentingan peribadi di dalam
ketaatan tersamar dan tersembunyi. Padahal menyembuhkan apa yang tidak
nampak itu amat sukar. Boleh jadi ada riya’ yang masuk ke dalam dirimu
dan orang lain juga tidak melihatnya. Tetapi kebanggaanmu bila orang
lain melihat kelebihanmu merupakan budi ketidakjujuranmu dalam
beribadah. Maka kosongkanlah pandangan orang lain terhadap dirimu. Cukup
bagimu pandangan Allah terhadap dirimu. Tidak perlu bagimu tampil di
hadapan mereka agar engkau terlihat di mata mereka.”
Ketiga: Beramal Secara Diam-Diam, Jauh Dari Liputan
Amal
yang dilakukan secara diam-diam harus lebih disukai darip amal yang
disertai liputan dan didedahkan. Dia lebih suka memilih menjadi
perajurit bayangan yang rela berkorban, namun tidak diketahui dan tidak
dikenali. Dia lebih suka memilih menjadi bahagian dari suatu jamaah,
ibarat akar pohon yang menjadi penyokong dan saluran kehidupannya,
tetapi tidak terlihat oleh mata, tersembunyi di dalam tanah; atau
seperti asas bangunan. Tanpa asas, dinding tidak akan berdiri, atap
tidak akan dpt dijadikan berteduh dan bangunan tidak dpt ditegakkan.
Tetapi ia tidak terlihat, seperti dinding yang terlihat jelas. Syauqy
berkata di dalam syairnya:
Landasan yang tersembunyi
Tidak terlihat mata kerana merendah
Bangunan yang menjulang tinggi
Di atasnya dibangun megah
Di
bahagian sebelum ini telah dikemukakan hadith Mu’adz, “Sesungguhnya
Allah menyintai orang-orang yang berbuat kebaikan, bertaqwa dan
menyembunyikan amalnya, iaitu jika tidak hadir mereka tidak diketahui.
Hati mereka adalah pelita-pelita petunjuk. Mereka keluar dari setiap
tempat yang gelap.”
Keempat: Tidak Memerlukan Pujian Dan Tidak Tenggelam Oleh Pujian
Tidak
meminta pujian orang-orang yang suka memuji dan tidak bercita-cita
mendapatkannya. Jika ada seseorang memujinya, maka dia tidak terkecoh
tentang hakikat dirinya di hdpn orang yang memujinya, kerana mmg dia
lebih mengetahui tentang rahsia hati dan dirinya darip orang lain yang
boleh tertipu penampilan dan tidak mengetahui batinnya.
Ibn
‘Atha’illah berkata, “Orang-orang memujimu dari persangkaan mereka
tentang dirimu. Maka adalah engkau orang yang mencela dirimu sendiri
kerana apa yang engkau ketahui pada dirimu. Orang yang paling bodoh
adalah yang meninggalkan keyakinannya tentang dirinya kerana ada
persangkaan orang-orang tentang dirinya.”
Diriwayatkan
dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anh, bahawa jika dipuji orang lain
maka beliau berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku kerana apa
yang mereka katakan. Berikanlah kebaikan kepadaku dari apa yang tidak
mereka ketahui.”
Ibn
Mas’ud radhiallahu ‘anh berkata kepada orang-orang yang mengekori dan
mengerumuninya, “Andaikata kamu tahu alasanku menutup pintu rumahku, dua
orang antara kamu pun tidak akan dpt mengikutiku.” Padahal beliau
adalah sahabat yang menonjol, pemuka petunjuk dan pelita Islam.
Sekumpulan
orang memuji seorang Rabbani. Lalu dia mengadu kepada Allah sambil
berkata, “Ya Allah, mereka tidak mengenalku dan hanya Engkaulah yang
mengetahui siapa diriku.”
Salah
seorang yang shaleh bermunajat kepada Allah, kerana sebahagian orang
ada yang memujinya dan menyebut-nyebut kebaikan dan kemuliaan akhlaknya:
Mereka berbaik sangka kepadaku
Padahal hakikatnya tidaklah begitu
Tetapi aku adalah orang yang zalim
Sbagimana yang Engkau sedia maklum
Kau sembunyikan semua aib yang ada
Dari pandangan mata mereka
Kau kenakan pakaian menawan
Sbagi tabir tutupan
Jadilah mereka meyintai
Padahal aku tidak layak dicintai
Tapi hanyalah diserupai
Janganlah Engkau hinakan aku
Pada Hari Qiamat di tengah mereka
Jadikanlah aku yang mulia
Termasuk yang hina dina
Penyair
yang shaleh ini mengisyaratkan makna yang lembut dan sgt penting, iaitu
keindahan tabir yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya. Brp banyak
cela yang tersembunyi, dan Allah menutupinya dari pandangan orang ramai.
Andaikata Allah membuka tabir itu dari pandangan mereka, tentu
kelemahannya akan terserlah dan kedudukannya akan jatuh. Tetapi kurnia
Allah enggan untuk menyingkap tabir kelemahan hamba-hambaNya, sbagi
kurnia dan kemuliaan baginya.
Seerti
dgn ini telah dikatakan oleh Ibn ‘Atha’illah, “Sesiapa yang
memuliakanmu, sbnrnya dia telah memuliakan keindahan tabir pada dirimu.
Keutamaan ada pada diri orang yang memuliakanmu dan menutupi aibmu,
bukan pada diri orang yang menyanjungmu dan berterima kasih kepadamu.”
Abu al-Atahiyah berkata dalam syairnya:
Allah telah berbuat baik kepada kita
Kerana kesalahan tidak menyebar ke mana-mana
Apa yang tersembunyi pada diri kita
Tentu tersingkap di sisiNya
Kelima: Tidak Kedekut Pujian Terhadap Orang Yang Mmg Layak Dipuji
Tidak
kedekut memberikan pujian kepada orang lain yang mmg layak dipuji dan
menyanjung orang yang mmg layak disanjung. Di sana ada dua bencana yang
bakal muncul: Pertama, memberikan pujian dan sanjungan kepada orang yang
tidak berhak. Kedua, kedekut memberikan pujian kepada orang yang layak.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memuji sekumpulan para sahabatnya,
menyebut-nyebut keutamaan dan kelebihan mereka, seperti sabda Baginda
tentang Abu Bakar yang bermaksud: “Andaikata aku boleh mengambil seorang
kekasih selain Rabb-ku, nescaya aku mengambil Abu Bakar sbagi
kekasihku. Tetapi dia adalah saudara dan sahabatku.”
Sabda Baginda kepada Umar: “Andaikata engkau melalui suatu jalan, tentu syaitan akan melalui jalan yang lain.”
Sabda Baginda kepada Uthman: “Sesungguhnya beliau adalah orang yang para malaikat pun berasa malu terhadap dirinya.”
Sabda Rasulullah terhadap Ali: “Di mataku engkau seperti kedudukan Harun di mata Musa.”
Sabda Rasulullah terhadap Khalid bin al-Walid: “Beliau adalah salah satu darip pedang-pedang Allah.”
Sabda Rasulullah terhadap Abu Ubaidah: “Beliau adalah kepercayaan umat ini.”
Masih
ramai sahabat yang dipuji Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, kerana
kelebihan dan keistimewaan mereka. Di antara mereka ada dari kalangan
pemuda, seperti Usamah bin Zaid yang diangkat menjadi komandan pasukan
perang, padahal dalam pasukan tersebut terdapat para pemuka sahabat.
Baginda mengangkat Itab bin Usaid sbagi pegawai di Makkah, padahal
umurnya masih dua puluh thn. Mu’adz bin Jabal dikirim ke Yaman, padahal
beliau masih muda. Sebahagian di antara mereka lebih diutamakan darip
orang-orang yang lebih terdahulu memeluk Islam, kerana kelebihan
dirinya, seperti Khalid bin al-Walid dan Amr bin al-Ash.
Boleh
jadi seseorang tidak mahu memberikan pujian kepada orang yang layak
dipuji, kerana ada maksud tertentu dalam dirinya, atau kerana rasa iri
hati yang disembunyikan, seperti takut campurtangan di pejabatnya, atau
menyaingi kedudukannya. Kerana dia juga tidak mampu untuk melemparkan
celaan, maka setidak-tidaknya dia hanya berdiam diri dan tidak perlu
menyanjungnya.
Kita
melihat bagaimana Umar bin al-Khattab yang meminta pendapat Ibn Abbas
dalam pelbagai urusan, padahal Ibn Abbas masih sgt muda. Maka para
pemuka sahabat berkata kepadanya, “Bicaralah wahai Ibn Abbas. Kerana
usia yang muda tidak menghalangimu untuk berbicara.”
Keenam: Berbuat Selayaknya Dalam Memimpin
Orang
yang mukhlis kerana Allah akan berbuat selayaknya ketika menjadi
pemimpin di barisan terhadapan dan ttp patriotik ketika berada paling
blkg, selagi dalam dua keadaan ini dia mencari keredhaan Allah. Hatinya
tidak dikuasai kesenangan untuk tampil, menguasai barisan dan menduduki
jabatan strategi dalam kepimpinan. Tetapi dia lebih mementingkan
kemashlahatan bersama kerana takut ada kewajipan dan tuntutan kepimpinan
yang dia lewatkan.
Apa
pun keadaannya dia tidak bercita-cita dan tidak menuntut kedudukan
untuk kepentingan dirinya sendiri. Tetapi jika dia dibebankan tugas
sbagi pemimpin, maka dia melaksanakannya dan memohon pertolongan kepada
Allah agar dia mampu melaksanakannya dgn baik. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam telah mensifatkan kelompok orang seperti ini dalam
sabda Baginda yang bermaksud:
“Keuntungan
bagi hamba yang mengambil tali kendali kudanya fi sabilillah, yang
kusut kepalanya dan yang kotor kedua telapak kakinya. Jika kuda itu
berada di barisan blkg, maka dia pun berada di kedudukan penjagaan.” (HR Imam Bukhari)
Allah
meredhai Khalid bin al-Walid yang diberhentikan sbagi komandan pasukan,
sekali pun beliau seorang komandan yang sentiasa mendapat kemenangan.
Stelah itu beliau pun menjadi orang bawahan Abu Ubaidah tanpa rasa
rendah diri. Dalam kedudukan seperti itu pun beliau ttp ikhlas
memberikan pertolongan.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan seandainya ada seseorang
yang meminta jawatan dan sengaja untuk mendapatkannya. Telah
disebuntukan di dalam as-Shahih, bahawa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah:
“Janganlah
engkau memimta jawatan pemimpin. Kerana jika engkau memperoleh jawatan
itu tanpa meminta maka engkau akan mendapat sokongan, dan jika engkau
memintanya, maka semua tanggungjawab akan dibebankan kepadamu.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Ketujuh: Mencari Keredhaan Allah, Bukan Keredhaan Manusia
Tidak
memperdulikan keredhaan manusia jika di sebalik itu ada kemurkaan Allah
‘Azza wa Jalla. Sebab setiap orang di antara satu sama lain saling
berbeza dalam sikap, rasa, pemikiran, kecenderungan, tujuan dan jalan
yang ditempuh. Berusaha membuat mereka redha adalah suatu yang tidak
bertepi, tujuan yang sulit diketahui dan tuntutan yang tidak terkabul.
Dalam hal ini seorang penyair berkata:
Adakalanya seseorang
Membuat redha sekian ramai orang
Kini betapa jauh jarak yang membentang
Di tengah tuntutan-tuntutan hawa nafsu
Penyair lain berkata:
Jika aku meredhai orang-orang yang mulia
Tentunya aku memurkai orang-orang yang hina
Orang yang mukhlis tidak terlalu peduli dgn semua ini, kerana syiarnya hanya bersama Allah. Dikatakan dalam satu syair:
Boleh jadi engkau mengasingkan diri
Tetapi hidup ttp terasa pahit di hati
Boleh jadi engkau redha
Padahal orang lain murka
Engkau membangun dan orang lain merobohkan
Antara diriku dan alam ada kerosakan
Jika di hatimu ada cinta semua itu tiada daya
Apa yang ada di atas tanah
Ttp menjadi tanah
Kelapan: Menjadikan Keredhaan Dan Kemarahan Kerana Allah, Bukan Kerana Kepentingan Peribadi
Kecintaan
dan kemarahan, pemberian dan penahanan, keredhaan dan kemurkaan harus
dilakukan kerana Allah dan agamaNya, bukan kerana pertimbangan peribadi
dan kepentingannya, tidak seperti orang-orang munafik opportunis yang
dicela Allah dalam KitabNya:
“Dan
di antara mereka ada yang mencela mu tentang (pembahagian) zakat. Jika
mereka diberi sebahagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika
mereka tidak diberi sebahagian daripadanya, dgn serta merta mereka
menjadi marah.” (at-Taubah: 58)
Boleh
jadi engkau pernah melihat orang-orang yang aktif dalam lapangan
dakwah, apabila ada salah seorang rakannya melontarkan perkataan yang
mengganggu atau melukai perasaannnya, atau ada tindakan yang menyakiti
dirinya, maka secepat itu pula dia marah dan meradang, lalu meninggalkan
harakah dan aktivitinya, meninggalkan medan jihad dan dakwah.
Ikhlas
untuk mencapai tujuan menuntutnya untuk cekal dalam berdakwah dan gerak
langkahnya, sekali pun orang lain menyalahkan, meremehkan dan bertindak
melampaui batas terhadap dirinya. Sebab dia berbuat kerana Allah, bukan
kerana kepentingan peribadi atau atas nama keluarga, serta bukan kerana
kepentingan orang tertentu.
Dakwah
kepada Allah bukan seperti harta yang ditimbun atau harta milik
seseorang. Tetapi dakwah merupakan milik semua orang. Siapa pun orang
Mu’min tidak boleh menarik diri dari medan dakwah ini hanya kerana sikap
atau tindakan tertentu yang mempengaruhi dirinya.
Kesembilan: Sabar Sepanjang Jalan
Perjalanan
yang panjang, lambatnya hasil yang diperoleh, kejayaan yang tertunda,
kesulitan dalam bergaul dgn pelbagai lapisan manusia dgn perbezaan
perasaan dan kecenderungan mereka, tidak boleh membuatnya menjadi malas,
bersikap leka, mengundurkan diri, atau berhenti di tengah jalan. Sebab
dia berbuat bukan sekadar untuk sebuah kejayaan atau pun kemenangan,
tetapi yang plagi pokok tujuannya adalah untuk keredhaan Allah dan
menuruti perintahNya.
Nabi
Nuh ‘alaihissalam, pemuka para anbia’, hidup di tengah kaumnya selama
950 thn. Beliau berdakwah dan bertabligh, namun hanya sedikit sekali
yang mahu beriman kepada beliau. Padahal pelbagai cara dakwah sudah
ditempuh, waktu dan bentuk dakwahnya juga pelbagai cara, sebagaimana
yang difirmankan oleh Allah melalui perkataan beliau:
“Wahai
Rabb-ku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka
seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam
telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap
(mengingkari) dan terlalu menyombongkan diri.” (Nuh: 5-7)
Sekali
pun harus menghabiskan masa selama 950 thn, beliau ttp menyeru kaumnya
dan akhirnya ada 40 orang yang berhimpun bersama beliau. Sedangkan
kaumnya yang lain berpaling dari beliau, sekali pun beliau sgt berharap
mereka mahu beriman.
Al-Quran
telah mengisahkan kepada kita individu-individu Mu’min di dalam surah
al-Buruj. Mereka rela mengorbankan nyawa fi sabilillah dan mereka tidak
mengatakan, “Kematian ini dpt memberi apa-apa manfaat terhadap dakwah
kita?”
Mereka
tidak berkata seperti itu, kerana mereka mempunyai keteguhan hati dan
pengorbanan. Kejayaan dakwah ada di tgn Allah. Siapa yang tahu kalau pun
darah mereka itu merupakan santapan lazat bagi pohon iman generasi
berikutnya?
Perkara
yang prinsip, alam orang yang mukhlis hanya bagi Allah semata. Dia
cekal dalam hal ini dan terus seperti itu. Hasil dan buah di dunia
diserahkan kepada Allah, kerana Allah-lah yang menyediakan penyebabnya
dan membatasi waktunya. Dia hanya sekadar berusaha. Jika berjaya, maka
segala puji hanya bagi Allah, dan jika gagal, maka segala daya kekuatan
itu hanya milik Allah.
Sesungguhnya
di akhirat Allah tidak akan bertanya kepada manusia, “Mengapa engkau
tidak memperoleh kemenangan?” Tetapi Dia akan bertanya, “Mengapa engkau
tidak berusaha?”
Allah tidak bertanya, “Mengapa engkau tidak berjaya?” Tetapi Dia bertanya, “Mengapa engkau tidak melakukannya?”
Kesepuluh: Berasa Senang Jika Ada Yang Bergabung
Berasa
senang jika ada seseorang yang mempunyai kemampuan, bergabung dalam
barisan mereka yang mahu beramal, untuk menegakkan bendera atau ikut
taat dalam amal. Hal ini harus disertai dgn usaha memberikan kesempatan
kepadanya, sehingga dia dpt mengambil tempat yang sesuai dgn
kedudukannya. Dia tidak harus rasa terganggu, terganjal, dengki atau pun
gelisah kerana kehadirannya. Malahan jika orang yang mukhlis melihat
ada orang lain yang lebih baik darip dirinya yang mahu memikul
tanggungjawabnya, maka dgn senang hati dia akn mundur, memberikan
tanggungjawabnya kepada orang itu dan dia berasa senang menyerahkan
jawatan kepadanya.
Sebahagian
orang yang memegang jawatan, lebih-lebih lagi jika berada di barisan
hadapan, tidak mahu menyerah dalam mempertahankan kedudukannya, tidak
mahu berundur walau bagaimanapun keadaannya dan suka menekan orang lain.
Dia berkata, “Ini merupakan kedudukan yang telah diberikan Allah
kepadaku, maka aku tidak mahu melepaskannya. Ini adalah pakaian yang
telah dikenakan kepadaku, maka aku tidak mahu membukanya. Kedudukan ini
dtg dari langit.”
Padahal
waktu terus berlalu, keadaan berubah dan kekuatan menjadi lemah. Setiap
masa diperuntukkan bagi mereka yang sesuai dgnnya, sebagaimana setiap
tempat diperuntukkan bagi orang yang mmg sesuai dgn tenoat itu. Banyak
cemuhan ditujukan kepada penguasa yang bermati-matian mempertahankan
kerusi dan kedudukannya, dgn anggapan bahawa merekalah yang paling mampu
mengendalikan perahu dan menjaganya dari terpaan angin taufan.
Ketika
mendapat kritik dari orang lain, para da’ie Muslim tidak boleh menutup
mata atau menutup telinga. Mereka juga tidak boleh lpada tgn demi
kemaslahatan dakwah sebagaimana orang lain yang tidak boleh lps tgn demi
kemaslahatan negara dan ummah. Kerana andai lpada tgn, boleh jadi itu
merupakan belenggu syaitan dan godaan yang dibisikkan ke dalam hati para
aktivitis Islam. Sehingga jika yang lebih banyak berbicara adalah
kepentingan diri sendiri, kecintaan kepada kedudukan dan dunia, maka itu
dianggap pengabdian terhadap agama.
Brp
ramai jemaah atau harakah yang disusupi kezaliman dari luar, pengaruh
dari dalam atau kepincangan dalam berfikir dan beramal, tiada inovasi
dan tajdid, sbagi akibat dari kerakusan satu atau dua orang yang
terlibat di dalamnya. Dia tidak mahu melepaskan kedudukannya kepada
orang lain. Dia lupa bahawa bumi ini terus berputar, planet-planet terus
berlalu, dunia terus berubah. Tetapi ternyata mereka tidak mahu
berputar seiring dgn putaran bumi, tidak berubah seiring dgn perubahan
waktu dan tempat serta keadaan manusia.
Malahan
di antara mereka ada yang memikul beban dan tanggungjawab melebihi
kemampuan bahunya. Padahal maksudnya ialah untuk menghalang jalan bagi
orang lain yang lebih mampu dan lebih bertenaga, bukan sahaja orang lain
itu dpt dikerahkan untuk mengurangkan beban amanat yang dipikulnya
malah sekaligus sbagi melatih diri untuk memikul tanggungjawab.
Kesebelas: Rakus Terhadap Amal Yang Bermanfaat
Di
antara bukti ikhlas adalah rakus terhadap amal yang paling diredhai
Allah, dan bukan yang paling diredhai oleh dirinya sendiri. Sehingga
orang yang mukhlis lebih mementingkan amal yang lebih banyak manfaatnya
dan lebih mendalam pengaruhnya, tanpa disusupi hawa nafsu dan kesenangan
diri sendiri.
Dia
senang melakukan puasa nafilah dan solat dhuha. Namun sekali pun
waktunya dihabiskan untuk mendamaikan mereka yang sdg bertikai, justeru
itulah yang lebih dipentingkannya. Dalam sebuah hadith disebuntukan:
“Ketahuilah,
akan ku khabarkan kepadamu tentang sesuatu yang lebih utama darip
darjat puasa, solat dan sedekah. Iaitu mendamaikan di antara sesama
manusia. Sebab kerosakan di antara sesama amnusia adalah pemotong.” (HR Imam Abu Daud dan at-Tirmidzi, hadith shahih)
Dia
mendapatkan kesenangan di hati dan kegembiraan di dalam jiwa jika boleh
melaksanakan umrah pada setiap bulan Ramadhan dan haji pada musimnya.
Tetapi dikatakan kepadanya, “Sumbangkan saja wang itu untuk ikhwan kita
di Palestin atau Bosnia atau Kashmir yang sdg mengalami kehancuran.”
Jika hatinya tidak lapang dan menolak, maka dia seperti apa yang
dikatakan al-Ghazali sbagi orang yang tertipu.
Ada
seorang penderma dari salah satu negara kaya yang berkunjung ke Afrika
untuk membangun sebuah masjid. Di sana dia ditemui oleh para wakil
masyarakat, yang mengusulkan akar dia membaiki bbrp masjid lama yang
hampir roboh. Sementara masjid-masjid itu berada di tempat strategik di
tengah permukiman penduduk dan kewujudannya sgt diperlukan. Tabung yang
mestinya untuk membangun satu masjid yang direncanakan, cukup untuk
membaiki sepuluh masjid lama yang sudah ada dan hampir roboh itu. Tetapi
ternyata dia menolak, kecuali jika namanya digunakan untuk nama-nama
masjid tersebut.
Kedua Belas: Menghindari Ujub
Di
antara tanda kesempurnaan ikhlas ialah tidak merosak amal dgn ujub,
berasa senang dan puas terhadap amal yang telah dilakukannya. Sikap
seperti ini dpt membutakan matanya untuk melihat celah-celah yang
sewaktu-waktu muncul. Seharusnya apa yang perlu dilakukan oleh orang
Mu’min stelah melaksanakan suatu amal ialah takut jikalau dia telah
melakukan kelalaian, disedari mahupun tidak disedari. Maka dari itu dia
takut jikalau amalnya tidak diterima. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari mereka yang bertaqwa.” (al-Maidah: 27)
Di
antara ungkapan yang sgt berkesan dalam masalah ini, yang dinisbatkan
kepada Ali bin Abi Thalib adalah, “Suatu keburukan yang menyesakkanmu
lebih baik di sisi Allah darip kebaikan yang membuatmu ujub.”
Pengertian
seperti ini juga ditetapkan Ibn ‘Atha’illah di dalam Al-Hikam, beliau
berkata, “Boleh jadi Allah membuka pintu ketaatan bagimu, tetapi tidak
membuka pintu penerimaan amal bagimu. Boleh jadi Allah mentaqdirkan
kederhakaan ke atas dirimu, lalu kederhakaan itu menjadi sebab yang
menghantarkan ke tujuan. Kederhakaan yang membuahkan ketundukan dan
kepasrahan lebih baik darip ketaatan yang membuahkan ujub dan
kesombongan.”
Dari
sini al-Quran memperingatkan agar tidak menyertai sedekah dgn
menyebut-nyebut sedekah itu dan ucapan yang menyakitkan, kerana
dikhuatirkan justeru menggugurkan pahala yang dihilangkan pengaruhnya.
Allah berfirman yang bermaksud:
“Perkataan
yang baik dan pemberian maaf lebih baik darip sedekah yang diiringi
dgnsuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekah kamu dgn menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya kerana
riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan bagi orang itu adalah seperti batu licin yang
di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
jadilah ia bersih (tidak bertanah).” (al-Baqarah: 263-264)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan ujub dan menjadikannya
termasuk hal-hal yang merosak. Ibn Umar meriwayatkan dari Baginda yang
bermaksud:
“Tiga
perkara yang merosak dan tiga perkara yang menyelamatkan. Sedangkan
perkara-perkara yang merosak adalah kedekut yang ditaati, hawa nafsu
yang diikuti dan ujub seseorang terhadap dirinya.” (HR Imam at-Thabrani, hadith hasan dalam Shahih al-Jami’ as-Shaghir, no. 3045)
Al-Quran
telah mengisahkan kepada kita kejadian yang dialami kaum Muslimin pada
waktu Perang Hunain. Allah telah memberikan kemenangan kepada mereka
sewaktu Perang Badar, padahal mereka sama sekali tidak diunggulkan
menang. Allah juga memberikan kemenangan kepada mereka pada Perang
Khandaq, yang sebelum itu pandangan mereka meredup, hati mereka naik ke
atas hingga sampai ke tenggorokan, mereka menduga yang bukan-bukan
terhadap Allah dan mereka tergoncang dgn hebat. Allah juga memberikan
kemenanagn kepada mereka pada waktu Perang Khaibar dan Fathu Makkah.
Tetapi pada waktu Perang Hunain mereka menjadi ujub kerana jumlah mereka
yang banyak. Ternyata jumlah yang banyak ini tidak memberi manfaat
apa-apa, hingga mereka pasrah kepada Allah. Mereka pun menyedari bahawa
kemenangan datang hanya dari sisi Allah. Dia berfirman yang bermaksud:
“Sesungguhnya
Allah telah menolong kamu (hai kaum Mu’min) di medan peperangan yang
banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, iaitu pada waktu kamu menjadi
sombong kerana banyaknya jumlah kamu, maka jumlah yang banyak itu tidak
memberi manfaat kepada kamu sedikit pun, dan bumi yang luas itu telah
terasa sempit oleh kamu, kemudian kamu lari ke blkg dgn bercerai-berai.
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada mereka
yang beriman.” (at-Taubah: 25-26)
Orang
Mu’min yang sedar adalah mereka yang menyerahkan segala urusannya hanya
kepada Allah, lalu percaya bahawa kemenangan hanya dtg dari sisiNya.
Firman Allah:
“Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Aali Imran: 126)
Kemuliaan juga datang hanya dari sisiNya:
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu.” (Fathir: 10)
Taufiq kepada hal-hal yang baik juga berasal dari pertolongan Allah. FirmanNya:
“Dan tidak ada taufiq bagiku melainkan dgn (pertolongan) Allah.” (Hud: 88)
Hidayah hanya dtg dari sisiNya:
“Barangsiapa
yang disesatkanNya, maka kamu tidak boleh mendapatkan seorang pemimpin
pun yang dtg yang mampu memberikan petunjuk kepadanya.” (al-Kahfi: 17)
Dikatakan dalam sebuah syair:
Andaikan Allah tiada mempedulikan kehendakmu
Nescaya tidak akan ada pilihan bagi semua manusia
Andaikan Dia tidak memberi petunjuk jalanmu
Nescaya kau akan tersesat sekali pun langit ada di sana
Ketiga Belas: Peringatan Agar Membersihkan Diri
Al-Quran telah memperingatkan untuk membersihkan diri dari pujian dan sanjungan ke atas dirinya, sebagaimana firmanNya:
“Dia
lebih mengetahui tentang (keadaan) kamu, ketika Dia menjadikan kamu
dari tanah dan ketika kamu masih dalam janin perut ibumu. Maka janganlah
kamu mengatakan diri kamu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang
orang yang bertaqwa.” (an-Najm: 32)
Allah mencela orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap dirinya suci. Firman-Nya yang bermaksud:
“Apakah
kamu tidak memerhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?
Sebenarnya Allah membersihkan sesiapa yang dikehendaki-Nya dan mereka
tidak dianiaya sedikit pun.” (an-Nisa: 49)
Hal ini terjadi kerana mereka berkata, seperti yang dijelaskan Allah yang bermaksud:
“Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” (al-Maidah: 18)
Perkataan mereka ini disanggah dengan firman-Nya yang bermaksud:
“Tetapi
kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya.
Dia mengampuni sesiapa yang dikehendaki-Nya dan menyeksa siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan, kepunyaan Allah-lah kerajaan di antara keduanya,
dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).” (al-Maidah: 18)
Orang
yang telah melakukan sesuatu amal shaleh, tidak boleh mempamerkan
amalnya itu, kecuali jika untuk menyampaikan nikmat Rabb-Nya:
“Dan terhadap nikmat Rabb-mu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dgn bersyukur).” (ad-Dhuha: 11)
Selain itu ia bertujuan untuk memancing orang lain agar mengikutinya. Sabda Baginda yang bermaksud:
“Barangsiapa membuat sunnah yang baik, maka dia mendapat pahala sunnah itu dan pahala orang yang mengerjakannya.” (HR Imam Muslim)
Dibolehkan
juga jika bertujuan untuk membela diri kerana ada tuduhan yang
dilemparkan kepadanya, padahal dia tidak bersangkut-paut dgn tuduhan
tersebut, atau mungkin ada sebab-sebab lain. Semua itu diperbolehkan
bagi orang yang batinnya sudah kuat kerana Allah semata dan bukan kerana
tujuan yang bukan-bukan serta tidak tergolong pada ujub, tidak
bertujuan mencari sanjungan dari orang lain dan mendapatkan kedudukan di
kalangan masyarakat. Namun memang jrg orang yang bebas dari tujuan ini.
Orang
Islam harus waspada, jangan sampai ujub terhadap diri sendiri, kerana
kebaikan dan keshalihan yang dilakukannya, atau keyakinan bahawa hanya
dialah yang beruntung sdg yang lain merugi, atau dia dan jamaahnyalah
yang layak disebut al-firqah an-najiyyah (golongan yang selamat) sdgkan
semua kaum Muslimin rosak, atau hanya merekalah yang layak disebut
thaifah manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan) sdgkan yang lain
dibiarkan.
Pandangan
terhadap diri sendiri seperti ini adalah ujub yang merosak, dan
pandangan terhadap orang-orang Islam seperti itu adalah pelecehan yang
menghinakan.
Dalam
sebuah hadith shahih disebuntukan: “Jika seseorang berkata ‘Manusia
telah rosak’, maka dialah yang lebih rosak darip mereka.” (HR Imam Muslim)
Hadith
ini diriwayatkan dgn bacaan ‘ahlakuhum’, dgn pengertian bahawa justeru
dialah yang lebih banyak dan lebih cepat menimbulkan kerosakan, kerana
dia terpedaya oleh diri sendiri, congkak terhadap amalannya dan
melecehkan orh lain. Dgn bacaan dan makna seperti ini, bererti dialah
yang menyebabkan kerosakan mereka, kerana dia berasa lebih unggul dari
mereka dan juga membuatkan mereka berputus asa terhadap rahmat Allah.
Al-Imam
an-Nawawi rahimahullah berkata, “Larangan ini ditujukan kepada
orang-orang yang berkata seperti itu, kerana ujub terhadap diri sendiri,
mengecilkan orang lain dan berasa dirinya lebih unggul dari
mereka. Ini adalah perbuatan yang diharamkan. Tetapi jika perkataan
seperti itu disampaikan kerana memang ada kekurangan dalam pengamalan
agama mereka atau kerana rasa prihatin terhadap situasi mereka dan juga
situasi agama mereka, maka hal itu tidak apa-apa. Inilah yang ditafsir
dan dihuraikan oleh para ulama, seperti yang dikatakan olek Malik bin
Anas, al-Khattabi, al-Humaidi dan lain-lainnya.
Dalam hadith lain disebutkan, yang bermaksud:
“Cukuplah seseorang disebut buruk jika dia mencela saudara Muslimnya.” (HR Imam Muslim)
Sebab
di antara orang Islam atas orang Islam lainnya adalah dilarang
menzalimi, menghinakan dan melecehkannya. Tidak mungkin seseorang
mencela saudaranya sendiri, sdgkan mereka ibarat dua cabang yang melekat
di satu pohon yang sama.
Lihat
apa yang dihuraikan oleh al-Ghazali di dlm Dzammusy-Syuhrah wa
Intisyarushshit, dan Bayanu Fadhilatil-Khumul, dari kitab Dzamjul-Jah
war-Riya’, dari kitab al-Ihya’, yang disyarahkan al-Allamah Murtadha
az-Zubaidi, 8/232-238
http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=210:tanda-tanda-ikhlas&catid=18:petikan-dari-kitab&Itemid=71