Selasa, 21 Januari 2014

Makna Di Balik Kisah: Belajar ikhlas dari tukang parkir

 
Apakah kamu mengira bahwa bekerja menjadi tukang parkir merupakan sebuah pekerjaan rendahan yang tidak menghasilkan apa-apa melainkan hanya recehan uang yang tidak bernilai? Apakah kamu juga menganggap bahwa tukang parkir itu hanya untuk kalangan ekonomi bawah yang tidak berpendidikan?

Jika anggapan dan fikiranmu masih seperti itu, maka sebelum membaca kelanjutan tulisan solusi islam ini, segera rubah dan buang jauh-jauh anggapan itu dari dalam isi kepala antum semua, karena itu semua adalah kesalahan yang sangat fatal, anggapan yang sangat salah baik ditinjau dari berbagai sudut manapun kamu melihatnya.

Pertama, Allah SWT telah menerangkan bahwa “Orang yang paling mulia disisi Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian”. Jadi jika kamu orang yang kaya harta, lalu mempunyai jabatan tinggi, namun tidak ada ketaqwaan dalam dirimu, maka sesungguhnya kamu itu lebih rendah dibanding tukang parkir yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Kedua, bahwa “Allah SWT tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian "(HR. Muslim 2564/33). Jadi setampan dan secantik apapun dirinya, namun hatinya tidak sebagus wajahnya, itu juga tidak akan dilihat oleh Allah SWT.

Lalu apa yang kita ambil dari sebuah “keikhlasan” si tukang parkir?

Allah SWT memerintahkan kepada seluruh hambaNYA untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian maupun musibah. Sebab yang demikian itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Begitu juga kita diharuskan bersyukur disaat kita senang dan bahagia, karena itu juga kan mendatangkan kebagikan bagi kita. Baca artikel sebelumnya: Unik dan ajaibnya seorang mukmin

Allah adalah pemilik alam semesta beserta isinya, termasuk apa yang kita miliki saat ini adalah milik Allah SWT, harta benda kita, keluarga kita baik anak atau pun istri/suami kita, itu tak lain adalah milik Allah yang telah dititipkan kepada kita. Dan tentunya jika kiranya Allah SWT mengambil kembali apa yang telah Dia miliki, apakah kita pantas untuk menolaknya?

Namun kenyataannya, ketika kita kehilangan salah satu dari keluarga kita ataupun kita kehilangan harta benda yang selama ini kita cari dengan susah payah, banyak sekali dari kita yang tidak sabar atau menyadari bahwa semua itu adalah titipan, sekali lagi itu adalah titipan. Bisa jadi harta yang kita miliki itu terdapat keharaman dalam mencarinya, begitu juga dengan keluarga yang lebih dulu meninggalkan kita, itu tak lain karena Allah telah berkehendak.

Ingat, ketika kita dilahirkan kedunia, kita hidup tanpa membawa apa-apa, lalu kemudian Allah SWT memberi (menitipkan) kepada kita berupa harta, tahta dan keluarga, maka seharusnya bagi orang yang berakal itu merelakan jika suatu ketika Sang Pemilik segalanya mengambilnya dari kita.

Cobalah sekarang kamu tengok kepada “Tukang Parkir” yang mungkin sekarang sedang memarkir atau menjaga mobil/motor mewahmu. Dan cobalah teliti lebih dalam dan seksama lagi. Ketika si tukang parkir tersebut kamu minta untuk menjaga atau memarkirkan kendaraanmu yang super mewah, tentunya dia dengan senang hati akan melaksanakannya. Karena itu sudah menjadi tugas dia sebagai tukang parkir.

Lalu pada akhirnya kamu meminta (mengambil) kembali kendaraan mewah yang kamu miliki tersebut, pertanyaannya:

“Apakah tukang parkir tersebut marah dan tidak mau memberikan kendaraan tersebut kepadamu?”

“Apakah tukang parkir tersebut mengumpat dengan perkataan yang kotor saat kamu keluar dari area parkir dan meninggalkan apa yang telah engkau titipkan padanya?”

Tukang parkir tersebut tentu tidak akan marah saat kamu mengambil kembali kendaraan yang kamu titipkan tersebut, malahan si tukang parkir dengan senang hatinya akan memberi jalan yang luas dan menjaga agar kamu bisa keluar dari area parkir dengan selamat.

Tukang parkir juga tidak akan memaki, mengumpat, menangis, mengucapkan kata kotor atau lainnya saat dia melihat bahwa barang (kendaraan) yang dititipkan kepadanya itu diambil oleh pemiliknya. Baik itu yang mewah mahal harganya ataupun yang tidak berharga sama sekali. Bahkan dia akan sangat ikhlas dan ridho sekali meskipun barang atau kendaraan tersebut ludes habis tak berbekas diambil semua oleh sangpemiliknya.

Begitulah kehidupan ini, kita selayaknya belajar ikhlas dari tukang parkir tersebut, yang dititipi dengan berbagai macam kemewahan, tapi ia selalu sadar bahwa semuanya itu bukan hak dan miliknya, itu semua hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan diambil oleh pemiliknya. Dan semua yang kita miliki ini tak lain adalah Milik Allah SWT, Pemilik alam semesta beserta isinya.

Jika ini bermanfaat,maka silahkan sebar artikel ini untuk sahabat antum semua. Berbagi dan berperan dalam kesabaran dan kebaikan itu adalah kebaikan. Syukron jazilan.

http://www.solusiislam.com/2013/02/belajar-ikhlas-dari-tukang-parkir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com