Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...
Jangan
terlalu percaya memberikan nomor2 id pribadi anda kepada orang yang
baru dikenal agar tidak ada sheila-sheila lain yang mengalami hal di
bawah ini……
Sheila sedang asyik bercengkerama dengan
rekan-rekannya di salah satu chat room Yahoo Messenger ketika salah
seorang chatter bertanya dimana lokasi tempat dia chat. Dengan
santainya dia menjawab bahwa ia berada di sebuah internet caf? di satu
daerah di Jakarta.
Tiba-tiba satu window private message
menyapanya dan menebak dengan tepat lokasi tempatnya online. Sheila
tidak mengindahkan dan dia tetap asyik melanjutkan gurauannya dengan
rekan-rekannya yang lain di chatroom.
“BUZZ” !! Suara itu
mengagetkannya dan memancing perhatiannya untuk beralih lagi ke
window private message tadi. Orang di seberang sana mengatakan akan
segera meluncur ke tempatnya, tapi “ahh…buat apa? Gue lagi nggak
pengen ketemu siapa-siapa!” jawab Sheila cepat. Sheila tidak sadar
bahwa dengan jawabannya itu dia sudah dengan secara tidak langsung
membenarkan perkiraan lokasi tempatnya biasa bermain internet. And
then, “pokoknya tunggu yah, gue sebentar lagi sampai di sana!” kata si
pengirim message dan ketika Sheila mengetikkan jawaban “Nggak ah!” si
pengirim pesan sudah offline.
About a half an hour,
someone came to her and “Sheila?” katanya. “Yes? Siapa ya?” jawab
Sheila dengan lugu. “Gue yang tadi message loe. Nick gue surya” Dan
Sheila hanya bisa terbengong sambil tertawa karena secepat itu orang
yang baru saja bicara dengannya di online chat sudah berdiri di
hadapannya.
Sheila memang orang yang cepat beradaptasi
dan mudah bergaul. Dia disukai banyak teman-temannya karena sifatnya
yang suka menolong dan murah hati. Dia juga selalu menjadi penyegar
suasana ketika berkumpul dengan teman-temannya. Sangatlah mudah bagi
Sheila untuk masuk ke dalam suatu percakapan akrab dengan orang yang
baru saja dikenalnya. Sheila menganggap bahwa teman bisa didapatkan
dimana saja, virtual maupun dalam kehidupan di sekitarnya. Dan dengan
teman barunya inipun Sheila cepat menjadi akrab hanya dalam hitungan
menit.
“Ayo deh kita jalan, temenin gue makan” ajak Surya.
“Ah, gue dah makan, lagian kita mau jalan kemana sih?” Sheila menolak denganhalus.
“Yah, kemana aja, yang penting gue mau makan dan gue pengen ada temen buat cerita” kata Surya lagi.
Setelah
berpikir beberapa saat, akhirnya Sheila setuju. Sheila bahkan sempat
mengajak Surya untuk mengintip web camnya dan menunjukkan kepada salah
seorang sahabatnya dengan siapa dia akan pergi.
Di
perjalanan, melalui beberapa percakapan, Sheila mengetahui kalau Surya
ternyata sudah menikah dan ia sedang bermasalah dengan istrinya.
Sheila dengan manis mendengarkan keluh kesah Surya dan sesekali
memberikan komentar atas ceritanya. Sheila berusaha menahan
perasaannya walaupun dalam hatinya dia menyesal telah menyetujui pergi
dengan seorang “suami” yang sedang bermasalah dengan istrinya. Sheila
menjadi pendengar yang baik dan memberikan sedikit masukan kepada
Surya agar lebih bersabar menghadapi istrinya.
“Terus, kenapa thingy loe lagi berantem sama istri loe malah jalan sama gue?” Tanya Sheila.
“Gue
lagi perlu temen buat cerita, gue tertekan setiap kali istri gue
bicara kasar sama gue, dan memperlakukan gue tidak sebagai suaminya”
kata Surya sedih.
“Yah, gue turut prihatin, tapi sebaiknya loe pulang dan berbaikan lagi karena mungkin dia hanya sedang emosi aja” bujuk Sheila.
Surya
kelihatannya baik, kata Sheila dalam hati. Sheila benar-benar bisa
melihat kegalauan perasaan Surya ketika bicara dengannya. Surya adalah
laki-laki yang lembut di mata Sheila ketika itu. Dan ketika Surya
mengeluarkan kartu namanya, secara spontan Sheila pun mengeluarkan kartu
namanya tanpa prasangka buruk apapun. Baginya, teman adalah teman,
dan teman harus saling menolong di saat yang paling sulit sekalipun.
Ah Sheila….betapa polosnya kamu.
Surya mengantar Sheila
sampai di depan tempat kosnya. Sebuah pertemuan yang manis dan tidak
ada suatu kejadian pun yang membuat Sheila berfikir buruk akan sesuatu
yang akan terjadi di kemudian hari.
Keesokan harinya,
seperti biasa Sheila sibuk dengan aktifitas kerjanya di kantor.
Tiba-tiba handphone nya berdering dan dilihatnya nomor telephone Surya
di layar handphonenya.
“Hallo…….” sapanya dengan manis.
Tapi sebuah jawaban yang sama sekali tidak diduganya seketika itu juga membuat Sheila kaget setengah mati.
“Siapa loe??? Kenapa nomor telephone loe ada di handphone suami gue??” bentak seorang wanita di seberang sana.
Sheila
shock! Tapi dia dengan cepat bisa mengatasi suasana hatinya dan
menjawab dengan santai “Lho, kenapa anda tidak bertanya pada suami anda?
Dan kenapa tiba-tiba telep hone saya dengan marah-marah?”.
Wanita itu menjawab, “Ahh…loe pasti janjian sama suami gue ya??? Ngapain loe sama suami gue??” bentak wanita itu lagi.
Masih
dengan perasaan kaget Sheila menjawab, “Sebaiknya anda tanyakan
kepada suami anda kenapa nomor telephone saya bisa ada di situ, dan
maaf saya sedang bekerja, telinga saya sakit mendengar anda
teriak-teriak di telephone, maaf sekali lagi, saya matikan ya?”
Dan
klik, Sheila memutuskan pembicaraan telephone tadi masih dengan
terheran-heran. What the the devils playground is going on?, katanya
dalam hati.
Handphonenya berdering lagi. Nomor telephone
Surya kembali muncul di layar handphone nya. Sheila memasukkan
handphonenya ke laci meja kerjanya. Tapi handphone nya tidak berhenti
berdering. Akhirnya dengan perasaan berat dia menjawab telephone itu.
Dan caci maki kembali terdengar di seberang sana. Sheila mematikan
handphonenya dan mendiamkannya selama beberapa menit. Dihelanya nafas
panjang. “Salah makan apa ya orang itu sampai begitu?”
pikirnya dengan santai.
Setelah
setengah jam, dinyalakannya kembali handphone nya. Dan kembali
handphonenya berdering. Nomor telephone Surya kembali muncul. Tapi kali
ini Sheila tidak sabar lagi. Dia tidak mau orang memaki-maki dia
tanpa kesalahan yang dia buat. Sheila bersiap-siap membalas apabila
yang didengarnya hanya caci maki lagi. But then yang didengarnya…
“Sheila,
maaf ya tadi kalau istri gue bicara kasar sama loe, gue jadi nggak
enak, tolong dimaafin ya” suara Surya terdengar lemah di seberang sana.
Sheila yang sudah bersiap-siap marah menjadi iba. Dan dijawabnya
dengan lembut
“It’s ok Sur, mungkin dia mood nya sedang jelek sekali, ya udah nggak apa-apa”
“Thanks ya Sheil, sekali lagi maaf” kata Surya makin lemah.
“OK
Sur, no problem. But are you ok?” Sheila hanya memastikan sesuatu
tidak terjadi di sana. And the word “are you ok” did not mean anything
but her concern as a friend.
Tapi tiba-tiba di seberang
sana seseorang kembali berteriak. “Mau ngapain loe nanya-nanya suami
gue OK apa nggak hah?? Dasar gatel loe!!”
Sheila kembali
kaget. poopie! It was a conference call! darn! What the the devils
playground is going on with these people? Pikirnya dalam hati. Tapi
yang keluar dari mulutnya saat itu adalah, “Oh maaf saya tidak ada
maksud apa-apa, saya tutup ya telephone nya? Saya harus kerja lagi.
Bye..”
Kali ini Sheila benar-benar tidak habis pikir.
Disenderkannya punggungnya ke kursi kerjanya dan Sheila terdiam
beberapa saat. Sheila hanya bisa tersenyum kecut mendapatkan sumpah
serapah yang baru saja didengarnya. Tapi Sheila tetap bersikap tenang
karena dia tidak merasa melakukan kesalahan apapun. I didn’t do
anything wrong! Katanya berkali-kali dalam hati.
Sejak
itu, masa-masa tenangnya terganggu. Seringkali di saat weekend time
yang dilaluinya bersama keluarga, dia mendapatkan sms-sms kasar yang
isinya mencaci maki dan mengancamnya. Padahal dia sudah sangat ingin
melupakan bahwa dia pernah berkenalan dengan seorang bernama Surya. Dia
tidak pernah menanggapi ataupun membalas sms-sms tersebut. Sampai
suatu ketika datang sms yang benar-benar memancing emosinya.
“Awas
ya kalo loe masih ganggu suami gue, gue siram muka loe pake air
keras! Gue udah tau loe kerja dimana dan gue akan bikin heboh di kantor
loe karena loe gangguin suami orang! Dasar perek!”
Dan
Sheila akhirnya membalas sms tersebut. Pertahanannya untuk tidak
menanggapi sms-sms kasar apapun yang didapatnya akhirnya runtuh.
“Saya
tidak pernah mengganggu suami anda. Sebaiknya anda selesaikan masalah
anda berdua tidak melibatkan saya. Dan kalau sampai terjadi sesuatu
dengan saya, sms anda ini akan saya jadikan bukti bahwa anda pernah
mengancam saya.” Klik! Sending….
Dan balasannya? “Ahhh
dasar perempuan murahan! Cari duit yang halal thingy! Jangan morotin
suami orang ! Gue gak takut! Gue udah pernah dipenjara 3 kali dengan
kasus terhormat!”
Hm….kasus terhormat? Dan Sheila membalas
lagi, “Yah…mungkin ini nanti akan menjadi kasus pertama anda masuk
penjara dengan tidak terhormat”
Dan di seberang sana
semakin panas mendapat jawaban Sheila. Makin banyak kata-kata kasar dan
sumpah serapah yang “melibatkan” anggota tubuh paling vital dari
seorang wanita ataupun pria. Sheila menahan emosinya sambil
berkaca-kaca. I didn’t do anything! Why is this woman keep abusing me
with these? desahnya dalam hati.
Ketika Sheila tak dapat
menahan emosinya, dikirimnya sms “Kita selesaikan masalah ini, saya
capek ngetik sms, silakan angkat telephone saya, dan kita bicara”
Sheila
menghubungi nomor handphone Surya. Ringing. No answer. It was
connected but no one answered the phone. She tried again. Still no
answer. Sheila berfikir mungkin orang ini sedang tidak ada di dekat
handphonenya. Tetapi beberapa detik kemudian, masuk lagi sms yang isinya
sama kasarnya dengan sebelumnya. Dicobanya lagi menghubungi nomor
tersebut. Still no answer. Beberapa saat kemudian masuk lagi sms. Dia
coba telephone lagi. Tetap tidak dijawab! darn! What does she want?
Tidak mau bicara di telephone? Kalau memang penasaran dengan saya
kenapa telephone saya tidak dijawab? It’s weird! Aneh! pikir Sheila.
And
a thought across her mind. Jangan-jangan…hm… apakah ini permainan
Surya sendiri? Seorang wanita yang bisa menghubungi dia hanya untuk
memaki-maki, tidak mau menjawab telephone? Impossible! Then maybe it’s
Surya himself who sent me those sms? Ahh… Sheila jadi pusing.
Dimatikannya handphonenya dan kembali berkonsentrasi kepada
pekerjaannya.
Dan semuanya tidak berhenti sampai di situ.
Sheila mendapat terror telephone dari nomor Surya yang ketika
diangkatnya selalu mati. Dan ketika diangkat Surya selalu mengulang
bicara kalimat yang sama “Sheila, jangan pernah telephone-telephone saya
lagi ya, saya nggak bisa berhubungan dengan kamu lagi” What the… ???
Emosi Sheila tak terbendung lagi. Siapa juga yang selalu menghubungi.
Sheila never called Surya! Surya was the one who tried to call her so
many times! Sheila tak mau peduli lagi. Sheila tak pernah mau menjawab
telephone Surya.
Sampai suatu ketika, telephone di
ruang kerjanya berdering dan seperti biasa Sheila menjawab semua
telephone dengan ramah. Surya ternyata si penelepon itu. Dan katanya
“Sheila, gue cuma mau menegaskan bahwa sebelumnya kita tidak pernah
saling mengenal, dan sekarang anggap saja kita tidak saling kenal satu
sama lain. Loe nggak perlu ganti nomor handphone dan menghindari
telephone gue. Cuma kalau nanti terjadi sesuatu di belakang hari, gak
ada hubungannya dengan gue ya!”
Arghhh….Sheila sudah
lelah dengan semua itu. Dia malas bicara dengan orang gila ini. Sheila
tidak pernah menelephone Surya dan setiap kali, Surya entah apa yang
ada di seki tarnya, selalu memutarbalikkan seolah-olah Sheila adalah
wanita yang selalu mengejar-ngejar Surya. Come on Surya, get real man!
You’re not even my type! ejek Sheila dalam hati.
1
minggu berlalu. Keadaan tenang tanpa sms caci maki ataupun
telephone-telephone dari nomor yang sengaja di “hidden”. Sampai suatu
pagi, Sheila kaget melihat begitu banyak sms di inbox nya. Full!
Ketika dibuka, Sheila got no idea what the people said in their sms.
Mostly mereka bertanya dengan sopan. Ada juga yang secara vulgar
menanyakan bagaimana bisa memuaskan nafsu Sheila. Sheila
terbengong-bengong membaca sms-sms yang masuk. Dan ketika ada sms yang
kelihatannya ramah, dia membalas bahwa dia tidak mengerti apa yang
dimaksud oleh orang-orang yang mengirim sms kepadanya. Telephone masuk
dari nomor-nomor yang tidak dikenalnya juga membuat handphonenya
tidak berhenti berdering. Dan ternyata….
Dari salah
seorang penelepon yang ramah dan sopan, Sheila mengetahui bahwa
identitas nya telah dimasukkan oleh seseorang yang tidak dikenal ke
dalam mailing list esek-esek. Lengkap dengan cerita palsu tentang
petualangan seks dan nomor telephone Sheila. Parahnya lagi, orang ini
memasukkan nomor telephone kantor Sheila! Sheila hanya bisa menghela
nafas. Sama sekali tidak pernah terfikir olehnya bahwa kejadiannya akan
demikian complicated. Hanya satu yang ada di fikirannya, “kenapa
orang ini begitu niat menghancurkan saya?” pikirnya sedih.
Sejak
itu, Sheila tidak pernah lagi menjawab telephone-telephone dari nomor
yang tidak dikenalnya. Juga tidak membalas sms-sms yang masuk.
Inboxnya full dengan pesan-pesan dari orang-orang yang ingin
mengajaknya kencan. Tetapi banyak juga yang baik dan sopan menanyakan
kebenaran dari semua itu. Tapi Sheila tak ada keinginan untuk membalas
pesan mereka. Sampai Sheila akhirnya memutuskan untuk bergabung
dengan mailing list tersebut dan mengklarifikasi semuanya.
Sheila
menulis dengan rendah hati dan tidak emosi dan meminta maaf kepada
para pengirim sms ataupun penelephone karena dia tidak akan menjawab
satupun sms atau telephone dari mereka. Sejak itu, ajakan-ajakan
ataupun sms agak berkurang. Sampai suatu saat telephone di kantornya
berdering. Seseorang me-reconfirm appointmentnya dengan Sheila di
kantornya. Sheila kaget. Menurut orang ini, Sheila dan dia bicara agak
lama di telephone dan mereka janjian untuk kencan. darn!!!
Sheila
hanya menjelaskan kepada orang ini bahwa seseorang telah berpura-pura
menjadi dirinya dan berniat merusak nama baiknya. Si penelepon
mengerti dan meminta maaf. Dia bahkan ikut prihatin dengan kejadian
yang dialami Sheila.
Jam dua, sesaat setelah makan siang,
2 orang tamu mencari Sheila di kantor. Kedua orang ini juga katanya
ada janji dengan Sheila. Astagfirullah…. Niat banget sih nih orang
ngerjain sampai kaya gini? Teriak Sheila dalam hati. Sheila tidak
menemui mereka karena Sheila merasa tidak punya janji dengan mereka.
Seorang tamunya memaksa bicara dengan Sheila di telephone yang ada di
meja satpam dan yakin bahwa dia ada janji dengan Sheila. Tapi Sheila
menolak. Sheila tidak pernah membuat janji dengan siapapun pada jam
kerja untuk urusan diluar urusan pekerjaan! Dan malamnya, orang inipun
memaki-maki Sheila di sms dengan tuduhan bahwa Sheila telah
mengingkari janji. Sheila tidak membalas. Semua sms seperti itu
langsung dihapusnya.
Minggu berikutnya, pagi ini Sheila
merasa badannya tidak fit. Temperaturnya tinggi sekali. Dia memutuskan
untuk tidak masuk kerja. Sheila juga stress dengan
telephone-telephone dari pria-pria iseng dari mailing list itu yang
merasa tidak berhasil menghubungi lewat handphone dan mencoba
menghubunginya di kantor.
Sheila jatuh sakit. Sahabatnya
yang dokter segera datang menengoknya dan memeriksa. Aning teman yang
baik. Dia selalu ada kapanpun Sheila membutuhkannya. Aning i s always
reliable. Hanya kepada Aning Sheila bisa menceritakan semua kejadian
awal dari terror-teror yang diterimanya selama ini.
Ketika
keesokan harinya Sheila merasa agak baikan, dia memutuskan untuk
masuk kerja. Dilangkahkannya kakinya ke kantor tanpa firasat buruk
apapun. Disapanya teman-teman sekantor dengan senyum manisnya. Sheila
disenangi teman-temannya dan dia sangat menyukai lingkungan kerjanya
yang sekarang. Tiba-tiba, “Sheila, can we talk?” bossnya memanggil.
Wajah bossnya terlihat tidak menyenangkan pagi ini. Sheila berfikir
mungkin karena dia tidak masuk kemarin dan banyak pekerjaan yang
terpending.
But then…
“Sheila, I want you to read
this fax. I didn’t understand what’s in there because it’s in
Indonesian, then I asked Pak Bimo to translate it for me. And I got
surprised about it. I don’t think it’s appropriate for this company.
You are one of the important member of the team in our big projects.
And your name is always attached to mine. This kind of stuff can
destroy company image and myself. And that person has used company’s
property to send you a fax like that. I don’t think you can work in
this office anymore. So what do you say if you resign and we will give
you couple months of severance payment?”
What a horrible
morning!!! Sheila kaget setengah mati. Tangannya gemetar memegang fax
yang isinya sangat tidak pantas dibaca oleh siapapun di perusahaan
tempatnya bekerja. Sheila berusaha menjelaskan bahwa semua itu tidak
benar dan ada seseorang yang berusaha menghancurkan nama baiknya.
Orang gila ini telah benar-benar menghancurkan karir dan nama baiknya
di kantor!!! Tega sekali!!!
But then again…
“I
don’t wanna know your personal problem, but this isn’t acceptable in
this company. So what do you say? You can take my offer?” bossnya
menjawab.
Well, Sheila bukan seseorang yang senang mengemis. Dengan tegar dijawabnya,
‘Well, if that what I have to take, I’ll resign. I’m sorry for the trouble. When do you want me to leave?” tanyanya lagi.
And her boss said, “Now, today”
Gosh!
Sheila hanya bisa tersenyum sedih. Dan dia menjawab “OK, I’ll get my
things and leave this company as soon as possible this morning. Thanks
for the opportunity working with you.”
Dan dia pun
menyalami bossnya. Sedih. Sakit. Tapi Sheila tak mampu menangis di
hadapan orang yang tidak dekat dengannya. Sheila berusaha tersenyum.
Dia
masuk ke ruang kerjanya dan segera membereskan barang-barangnya.
Didatanginya bagian personalia dan ditulisnya surat pengunduran
dirinya. Diserahkannya kembali ID Card dan segala property milik
perusahaan yang ada padanya. Sheila berusaha tersenyum ketika
rekan-rekan kerjanya menyapa dirinya seperti biasa walaupun hatinya
sangat hancur. Sheila tak sempat berpamitan dengan rekan-rekan yang
dicintainya di perusahaan tempatnya bekerja.
Pagi itu juga
Sheila bukan lagi karyawan di perusahaan itu. Dia harus melupakan
impiannya untuk meraih karir di situ. Tak ada lagi yang harus
dipertahankan di situ. Dia sangat mengerti bahwa posisinya adalah
posisi kritikal yang sangat menentukan image seorang Pimpinan
Perusahaan.
Dilangkahkannya kaki meninggalkan tempat yang
selama 9 bulan ini menjadi tempat kerja barunya. Sheila hanya bisa
menangis dalam hati. Tanpa pernah bisa berbuat sesuatu untuk membalas
apapun. Sheila tidak menyangka bahwa chat bisa begitu berbahaya bagi
karir dan hidupnya ketika dia bertemu dengan seorang psikopat. Dan
Sheila tidak ingin membalas dendam. Masih banyak yang harus dibenahi di
depan sana. Sheila tetap yakin bahwa dunia tidak akan runtuh baginya
hanya dengan kejadian seperti ini. Sheila tetap yakin bahwa dia akan
bisa meraih masa depan yang lebih baik di depan sana. Seperti Aning
bilang, “Berlian walaupun jatuh ke dalam lumpur dia akan tetap menjadi
Berlian” dan Sheila selalu tersenyum tiap kali mengingat kalimat itu.
Sebuah
pelajaran yang sangat berharga bagi Sheila untuk lebih berhati-hati
menjalani kehidupannya. Kejadian pahit selalu membuat seseorang lebih
dewasa, dan Sheila yakin itu. Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada
orang yang dianggap tidak kuat. Mungkin Sheila masih akan dicoba lagi
sampai suatu saat dia sudah tidak kuat lagi. Dan Sheila yakin, hanya
dengan ijinNya semua bisa terjadi. Mungkin ini adalah jalan terbaik
dariNya bagi Sheila untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Amien….
==== Sumber : http://kelasajaib.multiply.com/journal/item/109?&item_id=109&view%3Areplies=rever
wassalam
smoga bermanfaat
** SC **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com