Puisi yang Merasuk Jiwa: Sajak-sajak Patah Hati

rindu terbuang
buanglah rindumu yang kau bawa dari seberang lautan
sebab, tak pernah kusuka ketika akhirnya kau perhadapkan diriku
pada sebuah tempayan yang kau tuangkan air tuba
berita cermin retak
tak akan sekali pun kupasang cermin retak itu pada dinding-dinding peraduan kita; sebab, yang paling kutahu tentangmu bahwa rekaman pengkhianatanmu masih tergambar jelas di sana
petaka
maaf, kisahmu telah berakhir di perputaran roda yang sengaja kau gilaskan pada takdirmu
tentang kau
sebagaimana yang pernah kuceritakan di bibir pantai itu tempo hari
bahwa sesungguhnya kisah ini cuma sekadar singgah saja di hati kita
kakuku
diamku
bisuku
bekuku
hatiku
lukaku
seumpama ayat-ayat hidupku bisa mengobati luka perih ini
sungguh akan kulupakan irisan sembilu yang mengikat erat-erat dihatiku
satu malam saja, cukup!
biarkan kutelanjang pada malam yang diam ini
agar kusemakin paham bahwa kehilangan ketenangan pada satu jiwa adalah keperihan beribu-ribu jiwa yang sakit
pada ranting basah, rapuh
bayang-bayang bulan tinggal separuh mengitari sebuah kehidupan yang entah berawal mula di mana
mestikah kukenang kisah yang sesungguhnya tak pernah ada?
duhai malam,
serasa ingin kugulung waktu yang menjajahi jiwa yang kering ini dalam satu desahan nafasku
serambi sentul, 10/02/2014
©2014-arrie boediman la ede
—————————————